Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Petualangan Aji 2, Part 1

by Rangga


1 Akhir April 1998. Suntuk! Semua tugas kuliahku yang sebarek-abrek belum satupun kukerjakan. Aku betul-betul disibukkan dengan segala macam aksi demonstrasi seiring dengan situasi politik yang semakin memanas sejak krisis moneter melanda Indonesia Juli 1997 lalu. Sebagai aktivis mahasiswa tentu saja tak pernah kulewatkan berbagai aksi turun ke jalan yang kami lakukan. Aksi-aksi ini telah membuatku terlupa dengan kegiatan perkuliahan. Barusan aku ketemu Rini di depan sekretariat fakultas, selesai acara audiensiku dan kawan-kawan dengan Dekan sehubungan dengan rencana menggelar orasi politik di kampus. Si kutu buku teman seangkatanku itu, mengingatkan kalau dua hari lagi tugas-tugas kuliah sudah harus dikumpulkan. Ah, Rini, Rini situasi lagi rame begini dia masih sempat aja dia untuk ngerjain tugas. Sedangkan aku tak pernah punya kesempatan untuk itu. Hampir setiap hari aku baru tiba di rumah tak kurang dari pukul 10 malam. Capek. Selesai mandi dan makan aku langsung terlelap, tak sempat untuk menyentuh apalagi membaca segala macam diktat dan text book. Untung Bapak dan Ibu ngerti banget dengan aktivitasku. Aku berjalan ke kantin di belakang kampus. Laper. Perutku udah keroncongan sejak di ruangan dekan tadi. Di rumah aku tak sempat sarapan, karena harus buru-buru ke kampus supaya gak telat menghadiri audiensi tadi. Kulirik jam tanganku, sudah hampir pukul 11 siang. Pantes perutku sudah berteriak-teriak sejak tadi. Kupercepat langkahku menuju kantin. Aku harus segera mengganjal perut nih.

"Mbok Nah, nasi goreng satu. Telornya di dadar ya," kataku. Nasi goreng Mbok Nah paling nikmat sekampusku. "Minumnya apa Mas Aji?" tanya Nuning, pegawai Mbok Nah, dengan gaya centilnya seperti biasa. "Jus jeruk," jawabku tanpa menolehnya. Kalo dia manis seperti Mbak Ayu sih gak papa, pasti bakalan kukerjai dia. Ini tampangnya pas-pasan gitu mana bisa aku selera dengannya. Nuning berjalan meninggalkanku. Dasar genit, ngapain juga tuh pantat digeol-geolkan kayak gitu. Kunyalakan rokok mildku. Daripada bengong nunggu nasi goreng buatan Mbok Nah selesai mendingan ngisep rokok. Mataku mengitari ruangan kantin yang penuh dengan mahasiswa-mahasiswi Fakultas Kedokteran. Ada yang datang memang untuk tujuan makan, tapi banyak juga yang sekadar ngobrol doang sambil minum. Contohnya Bimo dan genk borjunya yang ngumpul di pojok kantin. Ada 7 orang personil genk nya. Empat cewek dan tiga cewek jadi-jadian, hehehe. Alias banci (ups sorry). Si Bimo itu termasuk tiga yang terakhir plus Gita dan Setyo. Tiga cowok itu lebih mirip cewek daripada cowok. Centil, gak berhenti ngerumpi dan suka godain cowok cakep seperti aku (bukannya ge er lho, tapi fakta). Pojok kantin rame dengan suara tawa mereka yang cekikikan kayak Mak Lampir.

Bimo itu sebenarnya ganteng lo. Tubuhnya tinggi ramping. Lumayan terbentuklah bodynya. Kayaknya dia rajin fitness juga. Rambutnya sengaja digondrongkan. Kegondrongannya itu tidak malah menjadikannya macho tapi membuatnya semakin manis kayak cewek. Gitu juga dengan Bimo dan Setyo. Empat cewek yang selalu menyertai mereka adalah Fiona, Uci, Reny, dan Rosa. Keempatnya manis-manis. Dulu di awal perkuliahan aku pernah naksir sama si Rosa. Anaknya mungil. Tapi karena ternyata kuketahui dia doyan ngerumpi, seleraku hilang padanya. Ditambah lagi dia begaul dengan tiga cewek jadi-jadian itu, membuatku semakin jengah melihatnya. O ya aku lupa ngenalin diriku nih. Aku Aji, Sangaji Dewantara. Masih ingat kan? Kini aku sudah kuliah lho. Semester VI Fakultas Kedokteran. Dino sekarang kuliah di Australia bersama-sama dengan Grace, dan pasti Kevin, adik kandung Grace, yang sekaligus selingkuhannya si Dino. Mereka bertiga tinggal satu apartemen dengan Mas Doni, kakak kandung si Dino satu-satunya. Mas Doni itu sebenarnya sudah menyelesaikan kuliahnya tahun lalu. Tapi rupanya dia betah tinggal di Australia, buktinya dia lebih memilih untuk mencari pekerjaan disana dan tidak mau pulang ke Jakarta. Sejak keberangkatan Dino menyusul Mas Doni ke Australia, aku jadi semakin disayang oleh Ibu dan Bapak Arifin Wijaya. Apalagi setelah aku lulus UMPTN di Fakultas Kedokteran. Eksistensiku sebagai anggota keluarga Arifin Wijaya semakin kuat. Segala kebutuhanku semuanya dipenuhi, mengendarai mobil kemanapun pergi kini sudah merupakan bagian dari keseharianku. Aku tidak ingin mengkhianati kepercayaan mereka kepadaku. Karenanya aku berusaha untuk kuliah dengan baik sehingga dapat lulus dan menjadi kebanggaan mereka. Siapa lagi yang dapat mengecap kebanggaan dari apa yang aku peroleh jika bukan mereka. Kedua orang tuaku sudah tidak ada lagi. Kakak laki-laki dan adik perempuanku juga entah sudah berada dimana sekarang.

Sejak orang tuaku meninggal akibat tanah longsor di kampungku 5 tahun lalu, kami bertiga bersaudara sudah tercerai berai. Kemiskinan yang menjerat kerabat kami di kampung menyebabkan kami tiga bersaudara harus bersedia dibawa ke kota oleh agen pencari pembantu untuk menyambung hidup. Aku merasa beruntung tinggal di keluarga Arifin Wijaya ini. Kadang aku suka berfikir bagaimana ya nasib dua saudaraku itu. Apakah mereka juga seberuntung diriku? Aku selalu berharap suatu saat aku dapat bertemu dengan mereka kembali. 2 "Ji," seseorang menepuk bahuku. Kutolehkan kepalaku kebelakang, "Eh, elo Rick," Ricky rupanya. Cowok ganteng itu memamerkan senyuman manisnya padaku. Dia bersama Andrea, ceweknya. Andrea juga tersenyum padaku. "Sendiri Ji?" tanyanya. "Yoi, laper gua. Belum makan sejak pagi," sahutku.

"Lo sibuk banget sekarang Ji, sampe gak ada waktu lagi buat kongkow-kongkow dengan kita," kata Ricky.

"Iya Rick, sorry. Kapan-kapan deh gua ngumpul lagi. Poskonya masih tetap kan?" tanyaku.

"Pastilah, sekarang kita suka hiking juga Ji. Lo ikutan lagi deh. Gak bakalan nyesel pasti,"

"Iyalah,”

"Oke Ji, gua makan dulu,"

"Oke,"

Ricky dan Andrea meninggalkanku mencari meja mereka sendiri. Kupandangi mereka dari belakang. Sebenarnya pandanganku lebih terkonsentrasi pada si Ricky itu, hehehe. Mataku tak lepas menatap pantatnya yang bagus terbungkus jeans biru ketat. Mmmmm, sudah lama juga tak menerobos lobang sempit milik Ricky. Kontolku terasa bangun dari tidurnya, membayangkan apa yang sering aku lakukan dengannya di semester satu dan dua dulu.

Ricky adalah seniorku di kampus. Wajah oke, tubuh tinggi atletis, anak orang kaya lagi. Ricky itu idola banyak cewek di kampus. Sampai hari ini, kalau aku tak salah hitung, sudah lebih sepuluh cewek yang pernah dipacarinya di kampus. Andrea tadi yang terbaru. Dan dari ceritanya, semua cewek itu pasti sudah menyerahkan tubuhnya ke Ricky. Bener-bener playboy maniak si Ricky itu.

Satupun dari semua cewek itu tak pernah tahu kalau Ricky ini juga doyan banget namanya ngentot dengan sesama jenis. Ricky adalah pimpinan dari sebuah genk mesum di kampusku. Anggotanya adalah cowok-cowok ganteng yang doyan memek cewek sekaligus maniak silit cowok. Setiap tahun anggotanya bertambah terus karena mereka secara kontinyu merekrut anggota baru. Aku jadi ingat saat Ricky merekrutku dengan dalih bergabung dalam kelompok belajarnya. Waktu itu aku baru seminggu ngampus, tiba-tiba ada seorang cowok ganteng mengaku senior mendekatiku ketika sedang mencatat jadual perkuliahan yang ditempel di papan pengumuman depan sekretariat fakultas. Dia memperkenalkan namanya kepadaku, Ricky Antonius Lee. Katanya dia turunan Cina dan Manado. Pantes matanya sedikit sipit gitu, kulitnya putih dan wajahnya keren abis. Dia bercerita banyak hal tentang dunia perkuliahan. Katanya belajar di kampus akan lebih efektif bila dilakukan secara bersama-sama dalam sebuah kelompok belajar. Jadi kalo seorang mahasiswa baru menemukan masalah dalam pelajarannya maka ia bisa berdiskusi dengan seniornya sehingga dapat ditemukan pemecahan masalah tersebut. Selain itu juga perlu untuk membangun jaringan antara senior dan junior. Kemudian dia menanyakan apakah aku sudah bergabung dengan sebuah kelompok belajar. Ketika kujawab belum, dia menawarkan agar aku bergabung saja dengan kelompok belajarnya. Aku tak menolak ajakannya. Dia memberikan jadual acara kegiatan kelompok belajar itu padaku.

Dua kali seminggu kami ngumpul di salah satu ruang kelas di kampus untuk mendiskusikan berbagai masalah. Ketika pertama kali mengikuti acara itu, aku agak bingung juga, kok anggotanya cowok semua. Aku yang memang dasarnya juga udah doyan cowok tentu saja senang dengan kelompok belajar ini apalagi anggota ganteng-ganteng. Bersamaku ketika itu juga ada 4 orang mahasiswa baru. Aku merasakan belajar berkelompok seperti ini memang banyak manfaatnya. Seniorku yang jumlahnya ada 7 orang itu sangat banyak membantu dalam memecahkan permasalahan kami. Selain ganteng-ganteng, seniorku itu otaknya ternyata emang encer-encer juga. Sebulan kemudian Ricky mengumumkan acara penyambutan resmi untuk kami berlima sebagai anggota baru kelompok belajar itu. Katanya ini adalah tradisi yang dilakukan secara turun temurun di kelompok tersebut. Dalam acara itu kami juga akan dikenalkan dengan senior yang sudah lulus sarjana kedokteran dan juga dokter penuh. Acaranya diselenggarakan di sebuah villa milik keluarga Ricky di kawasan Puncak, Bogor. Hari Sabtu pagi kami berangkat dengan mengendarai beberapa mobil, salah satunya mobilku. Rencananya acara tersebut berlangsung hingga minggu sore. Dari Jakarta kami dipandu oleh dua orang senior. Sedangkan senior yang lainnya sudah berangkat duluan ke Bogor untuk mempersiapkan segala sesuatunya disana. Villa itu terletak di lokasi yang cukup jauh dengan villa-villa lainnya. Sepi. Aku tak melihat ada pesuruh di villa ini. Biasanya yang namanya villa kan selalu ada orang suruhan pemilik villa yang ditugaskan untuk menjaga dan merawat villa. Tapi di villa ini tidak ada. Yang kelihatan hanyalah seniorku semua.

Saat makan siang kami diperkenalkan dengan tujuh orang senior yang belum pernah kami lihat di kampus. Tiga berpredikat Sarjana Kedokteran dan yang empat orang lagi sudah berpredikat dokter penuh.

Ricky mengatakan bahwa mereka adalah mantan anggota kelompok belajar kami. Semuanya masih muda-muda dan ganteng-ganteng, tidak ada yang kelebihan lemak. Tubuh mereka bagus-bagus semua. Yang tertua dokter Angga namanya, berusia 26 tahun. Keempat dokter itu mengaku sudah menikah, bahkan dokter Angga yang paling senior mengatakan telah memiliki seorang putra berusia satu tahun. Dokter muda sekaligus bapak muda nih. Sedangkan senior yang masih sarjana kedokteran semuanya belum menikah.

Sehabis makan siang kami berkumpul di ruang tamu villa itu. Acaranya adalah mendengarkan pengalaman para seniorku ketika masih kuliah. Selain itu mereka juga memberikan motivasi kepada kami. Acara yang bagus, banyak hal yang bisa kuperoleh dari mereka. Sorenya kami diajak untuk melakukan kegiatan olah raga. Pertandingan basket. Kata para senior menjadi dokter tidak identik dengan menjadi kutu buku. Berolah raga tetap diperlukan agar tubuh segar dan kondisi selalu fit. Cukup seru juga pertandingannya karena kelihatannya semuanya mahir bermain basket, termasuk dokter-dokter yang sudah menikah itu. Tubuhku rasanya benar-benar segar setelah selesai bermain basket.

Malamnya, selesai makan kami kembali berkumpul di ruang tamu. Setelah semuanya berkumpul, Ricky berkata, "Seperti yang biasa kita lakukan dalam tradisi penyambutan anggota baru, maka malam ini kita juga menghadirkan acara hiburan. Tentu saja karena kita cowok semua disini acara hiburannya yang sesuai dengan selera kita para cowok," Ricky terdiam sejenak sambil tersenyum. Apa maksud kata-kata terakhirnya tuh. Aku jadi mulai curiga. "Oke, tanpa perlu berpanjang kata lagi, silakan menikmati deh." Ricky kemudian kembali duduk di kursinya. Lampu neon yang menerangi ruang tamu dimatikan. Yang tetap menyala hanya lampu kristal yang tergantung ditengah-tengah ruang tamu. Suasana menjadi remang-remang. Kecurigaanku semakin bertambah. Kulirik Dito, mahasiswa baru yang duduk disebelahku, dia juga melirikku dengan kebingungan.

Musik instrumental lembut terdengar. Tak lama nongol dua cewek abg berpakaian SMU lengkap termasuk tas dan sepatu sekolah. Keduanya benar-benar masih muda dan cantik! Aku yakin mereka masih duduk di bangku SMU dan tidak berpura-pura. Selanjutnya mereka mulai menari dalam gerakan yang erotis di tengah-tengah kami. Gila, hiburan begini rupanya. Kuperhatikan sekeliling, semua mata mahasiswa baru melotot menyaksikan kedua cewek itu. Sedangkan yang senior hanya senyum-senyum saja melihat kami. Ketika mataku sampai di dokter Angga, kulihat dia tersenyum sambil memandangku lekat. Aku segera membuang pandanganku kembali menyaksikan hiburan di depanku. Tarian kedua penari itu semakin hot, pelan-pelan mereka berdua mulai melepaskan pakaiannya satu persatu.

Tanpa malu-malu mereka mempertontonkan tubuh mereka yang putih mulus itu didepan kami. Langsing, dada berisi, pinggul berlekuk. Ahhhh…, gila aku ngaceng nih liat mereka. Selanjutnya mereka berlesbian ria. Saling mencium, dan menjilat-jilat tubuh temannya diiringi musik instrumental yang memenuhi ruangan. Sedang asik menonton pertunjukan lesbianisme itu, dua remaja cowok, juga berseragam SMU memasuki ruangan. Berpakaian lengkap, termasuk dasi dan topi. Keduanya masih muda, ganteng, dan tinggi. Mau apa nih?

Keduanya mendekati cewek-cewek itu. Tangan mereka bergerak-gerak meraba tubuh kedua cewek itu. Mulut mereka mencium-cium dan menjilat-jilat. Benar-benar pertunjukan yang hebat. Baru sekali ini aku melihat sex live show seperti ini dan gilanya dilakukan oleh anak-anak SMU.

Kedua cewek itu berdiri, masing-masing menghadap ke tubuh satu cowok yang masih berseragam lengkap itu. Berdiri rapat. Kedua cewek itu kemudian melumat bibir cowok dengan penuh nafsu. Tangan mereka meraba-raba dengan kasar di punggung, dada, perut dan selangkangan cowok-cowok yang masih terbalut seragam itu. Para cowok berdiri tegak membiarkan cewek-cewek melakukan aksinya. Kemudian sang cewek membuka kemeja sang cowok. Mmmm kedua cowok SMU itu memiliki tubuh yang lumayan bagus juga untuk remaja umur belasan tahun, dada bidang dan perut rata. Kemudian dilanjutkan dengan membuka celana panjang serta celana dalam.

Setelah kedua cowok itu telanjang bulat mereka berdiri tegak menghadap semua penonton dengan tangan berkacak pinggang dan paha membuka sedikit. Mereka mempertontonkan keindahan tubuhnya kepada kami. Sungguh sebuah pemandangan yang indah. Kontol keduanya masih tertidur menjuntai diantara bulu jembut lebat yang tumbuh subur di pangkal batang kontol itu. Kedua cewek itu kemudian berdiri di belakang masing-masing cowok. Dari celah paha sang cowok, tangan sang cewek menggenggam batang kontol itu untuk kemudian menggoyang dan mengocoknya. Kulihat semua mata melotot tak berkedip menyaksikan suguhan mesum itu. Bersambung...

Terima kasih, buat teman-teman yang sudah mengirimkan imel ke gua.

###

47 Gay Erotic Stories from Rangga

Ada Yang Baru

Banyak yang mengirimkan imel ke gua. Selain ngajak berkenalan banyak yang menanyakan kenapa gua gak menulis lagi di MOTN. Menjawab pertanyaan itu dalam kesempatan ini gua mau sampaikan bahwa gua sedang merampungkan sekuel Petualangan Aji. Butuh waktu yang lumayan lama juga buat gua untuk merampungkan tulisan itu. Kenapa lama? Karena gua pengen sekuel ini berbeda dari kisah pertamanya

Aladin (01)

Zaman dahulu kala di Negeri Cina tinggallah seorang pemuda miskin Aladin namanya. Kemiskinannya membuat Aladin melakukan segala hal untuk menghidupi dirinya bersama dengan ibunya yang sudah tua renta. Kadangkala Aladin mengemis di pasar, menjadi kuli membantu para pedagang mengangkat barang dagangan mereka, dan juga mencuri. Sesungguhnya Aladin adalah pemuda yang baik. Kalau sangat tidak

Aladin (02)

“Pamanku benar-benar jahat,” batin Aladin. Ia terduduk sendiri merenungi nasibnya. Kini ia terkurung di dalam tanah bersama harta karun yang melimpah. Sementara sang paman meninggalkannya. Aladin memandangi harta karun di dalam kantong. Sebuah lampu yang terbuat dari emas tertangkap pandangannya. Aladin segera mengambil lampu itu. Ia berniat memindahkan api dari obornya ke sumbu lampu itu.

Aladin (03)

“Benar juga katamu itu Jafar. Wahai pemuda apakah tempat tinggalmu semegah istanaku ini?” tanya raja. “Tuanku, jika hamba memiliki tempat tinggal semegah tuanku, itu artinya hamba tidak menghormati tuanku raja. Namun demikian tempat tinggal hamba cukup megah tuanku. Tuanku raja dan Putri Jasmin hamba undang untuk melihat tempat tinggal hamba besok,” sahut Aladin mantap. Ibu Aladin dan Ali

Antara Mas Donny dan Justin

Cerita ini sangat berbeda dari cerita yang biasanya gue bikin. Bisa dibilang nyeleneh. Gak tau apa yang suka baca cerita di situs ini suka. Mas Donny ada-ada aja deh. Masak dia memintaku ngentot dengan si Justin, mahasiswa yang kos di rumah kami? Ngawur kan. Tapi aku juga ngawur. Kenapa? Karena aku mau aja melaksanakan apa yang disuruhnya itu. Gimana aku mau nolak? Habisnya ngentot itu enak

BBS Eksekutif Muda

“Beeeppppppp…………..,” “Beeeppppppp…………..,” “Beeeppppppp…………..,” Suara ponsel yang diset getar berulang-ulang berbunyi diatas meja. Tak ada yang menjawab. Suara erangan memenuhi ruangan kamar hotel yang tidak terlalu luas itu. Dua pria muda sedang sibuk memacu birahi diatas ranjang empuk yang berderak-deraj. “Oh… oh.. oh.. oh.. oh.. yeshh.. yesshh… oh… oh..,” “Hoh..hoshh..hohh..

Behind The Scenes

Prolog Ini cerita tentang Ananditya Tama. Lebih sering dipanggil Aditya. Umur 22 tahun, lulusan D3 Perhotelan dari sebuah Akademi Pariwisata di Jakarta. Anak kedua dari tiga orang bersaudara yang semuanya cowok. Ayah turunan Pakistan dan ibu Sunda asli. Ganteng sudah pasti. Kulit putih bersih, dengan postur tubuh proporsional. Ramping namun atletis. Tinggi 179 cm dan berat 65 kilogram. Sempat

Behind The Scenes, Part 2

Pengantar. Ternyata MOTN tidak memuat seluruh cerita yang saya submitted kemaren. Untuk membuat anda-anda tidak penasaran, ini kelanjutannya. “Mengapa tadi teman-teman gue bisa enjoy melakukannya ya?” tanya Aditya. “Mungkin mereka benar-benar bisa rileks. Sementara kamu tidak,” kata Martin. “Apa memang begitu Rhin?” tanya Aditya pada Rhino yang sedang berdiri menontonnya dari jarak yang

Cerita Remaja (3)

BAB II NAKALNYA MAMA ANDRE Minggu pagi yang cerah. Andre sarapan berdua saja dengan mamanya di rumah. Biasanya acara sarapan hari minggu mereka lakukan bertiga bersama dengan papanya. Soalnya di hari-hari lain, tidak ada kesempatan untuk mereka dapat sarapan bersama, apalagi makan siang bahkan makan malam. Kesibukan kedua orang tuanya, menyebabkan mereka hanya dapat berkumpul bersama di

Cerita Remaja (4)

Andre semakin mendekat ke pintu kamar yang terkuak itu. Ia longokkan kepalanya sedikit ke celah pintu yang terbuka itu. Serta merta mata Andre melotot melihat pemandangan di ruang kerja papanya itu. Diatas meja kerja papanya, dua manusia lain jenis dalam keadaan bugil sedang asik memacu birahi dengan penuh nafsu. Kedua manusia itu tiada lain tiada bukan adalah mamanya dan Mas Dharma sang

Cerita Remaja (5)

BAB III ANAK-ANAK BASKET Meskipun bukan anggota basket, tapi Calvin kini tak asing lagi dengan komunitas itu. Pergaulan anak-anak basket yang terkenal sangat eksklusif di SMU Dwi Warna dapat dimasuki olehnya. Ini semua berawal dari ajakan Andre untuk menyaksikan latihan basket di sekolah. Setelah mendengar cerita Andre tentang kedoyanan anak-anak basket pada memek cewek dan silit cowok

Dibooking Andre

Beginilah nasibku. Aku jelas-jelas bukan homo. Apalagi banci. Butuh uang untuk hidup membuatku terjebak dalam dunia pelacur waria kayak gini. Setiap hari pakai baju perempuan, nongkrong di pinggir jalan menanti laki-laki yang memiliki orientasi seksual menyimpang atau sekadar pengen coba-coba, membookingku. Si Misye, alias Misno, teman sekamar sekaligus seprofesiku jelas waria asli. Bencong

Enak Dibaca dan Nafsuin!

Ingat slogan majalah Tempo? Mudah-mudahan masih ada yang inget. Buat yang gak inget atau malah gak pernah denger sama sekali, nih gue kasih tau, slogannya adalah, “Enak dibaca dan perlu”. Nah, judul tulisan diatas adalah plesetan dari slogan ini. Gue bikin judul seperti itu karena tulisan berikut ini isinya mengulas judul tersebut. Kali ini gue gak menulis cerita seperti biasanya. Tulisan gue

Harry Fucker dan Ruang Ganti Rahasia (1)

Kereta api sihir yang berangkat dari peron 9 ½ di London akhirnya tiba di Hogwart. Suaranya desis kereta yang keras dan nyaring tak mampu mengalahkan nyaringnya celotehan para murid di tingkat kedua sekolah sihir itu. Bertemu kembali dengan teman sekamar di asrama rupanya membuat mereka tak sabar untuk saling bercerita tentang pengalaman liburan masing-masing. Harry tersenyum-senyum melihat

Kok Bisa Gitu Sih?

Namaku Dika. Aku mau cerita tentang kejadian yang pernah ku alami waktu aku duduk di kelas tiga SD dulu. Umurku belum sampai sepuluh tahun waktu itu. Jangan salah sangka dulu lho. Ini kejadian bukan tentang diriku. Tapi tentang orang yang sangat kuhormati. Aku adalah anak pertama dari papa dan mamaku yang asli turunan Sunda. Papaku, Dadang Sukmana, adalah seorang karyawan swasta di sebuah

Menjelang Pernikahan Mas Randy

"Ndre, abis sekolahan langsung balik ya, jangan kemana-mana lagi" pesan Nyonya Vera pada anaknya, Andre, yang masih duduk di kelas 3 SLTP melalui hand phone. "Kenapa emangnya Ma?" tanya Andre. "Thomas gak ada temennya tuh di rumah. Mama dan dan Tante Serly mau belanja untuk kebutuhan pesta Mas Randy nih," "Lho, kan ada Papa dan Om Darwin di rumah," sambung Andre lagi. "Papa dan Om

Menjelang Pernikahan Mas Randy (2)

Acara pemberkatan pernikahan Mas Randy akan dilangsungkan di gereja pukul sepuluh pagi ini. Andre melirik jam tangan yang melingkar di lengan kirinya, masih pukul delapan, tapi mamanya sudah sibuk menyuruhnya dan Thomas untuk bersiap-siap sejak pukul tujuh tadi. “Ayo jas hitamnya dipakai sekarang. Kalian kan pengiring pengantin prianya. Kalo gak siap-siap dari sekarang entar repot deh. Ayo dong,

Pandu dan Ricky dan Aku

“Bang, tolong jemput mereka sore ini ke bandara ya, soalnya mereka gak ngerti Jakarta tuh,” kata Dina, adik perempuanku semata wayang melalui telepon tadi pagi. Yang dimaksudnya dengan mereka itu adalah Pandu dan Ricky dua temannya waktu di SMU kemaren. kalo yang namanya Pandu bukan hanya sekadar teman buat Dina, adikku itu. denger-denger sih mereka pacaran sampai sekarang. Makanya Dina jadi

Pangeran Tidur

Pada zaman dahulu kala tersebutlah sebuah negeri bernama Antah Berada Dimana. Negeri yang makmur dan damai, diperintah oleh seorang raja muda gagah perkasa didampingi oleh permaisurinya yang cantik jelita. Sang raja memerintah dengan penuh keadilan dan bijaksana. Sedemikian makmur dan damainya negeri itu, hingga batangan emas yang tergeletak di tepi jalan pun tak ada yang mengambilnya.

Pangeran Tidur, Part 2

Pengantar. MOTN lagi ngadat ya, gak bisa memuat seluruh cerita saya. Ini lanjutannya supaya elo gak penasaran. “Siapa engkau?!” tanya Pangeran William. Ia sangat terkejut melihat perubahan gadis cantik yang tadi ditolongnya menjadi seorang laki-laki tampan bertubuh kekar dengan busana transparan yang memamerkan keperkasaan tubuhnya. “Aku adalah seorang peri. Aku tadi sengaja untuk

Pesta Bujangan Untuk Randy

Cerita ini adalah Prequel dari cerita Menjelang Pernikahan Mas Randy. Sepulang dari kantornya di bilangan Sudirman, Randy menyempatkan menjemput Tania, calon istrinya, yang bekerja di kawasan Kuningan. Mereka memang janjian untuk ke club kebugaran sepulang kerja. Melatih otot-otot tubuh sambil menantikan kemacetan di jalanan Jakarta usai. Keduanya memang rajin ke club kebugaran. Karenanya

Petualangan Aji 2, Part 1

1 Akhir April 1998. Suntuk! Semua tugas kuliahku yang sebarek-abrek belum satupun kukerjakan. Aku betul-betul disibukkan dengan segala macam aksi demonstrasi seiring dengan situasi politik yang semakin memanas sejak krisis moneter melanda Indonesia Juli 1997 lalu. Sebagai aktivis mahasiswa tentu saja tak pernah kulewatkan berbagai aksi turun ke jalan yang kami lakukan. Aksi-aksi ini telah

Petualangan Aji 2, Part 15

25 “Kami akan melaporkan perbuatan kalian ini!” kata Romi tegas. Suaranya tetap pelan. Matanya tak lepas menatap batang kami bergantian, pun anggota regunya itu. “Jangan Mas,” kataku memohon. Bram dan Irfan ketakutan. “Kami bersedia memberikan apa saja yang Mas minta asal jangan melaporkan hal ini,” aku segera berjalan menuju celana panjangku. Mencari dompetku. Setelah ketemu segera

Petualangan Aji 2, Part 16

26 “Ndri, giliran kamu,” kata Romi, tangaannya menarik resleting celananya ke atas. Romi kini sudah berpakaian rapi kembali. Sementara Andri kulihat segera melepaskan seluruh pakaian yang dikenakannya belum lagi kata-kata Romi usai seluruhnya. Dia benar-benar sudah tidak sabar menunggu giliran rupanya. Kami bertiga berdiri telanjang bulat memandangi Andri yang kini sudah bugil total di hadapan

Petualangan Aji 2, Part 17

27 Hampir pukul 3 dini hari ketika kami menyelesaikan persenggamaan itu. Setelah menggenakan pakaian, kami berlima kembali ke tempat masing-masing. Romi dan Andri kembali ke pos jaganya. Sedangkan aku, Bram dan Irfan kembali ke lobby. “Kapan-kapan kita ulangi lagi ya,” kata Romi saat kami berpisah. “Boleh Mas,” jawab kami bertiga serempak. Cengiran mesum terbentuk di bibir kami. Andri juga

Petualangan Aji 2, Part 18

29 Kedua tanganku mencengkeram bongkahan pantat Zaki dengan erat. Kepalaku bergerak-gerak, kadang maju mundur kadang berputar-putar tepat di depan selangkangan Zaki. Batang kontol besar dan panjang milik Zaki, keluar masuk mulutku. Pipiku mengempot menyedot-nyedot batang itu. Batangnya tidak bisa kumasukkan kedalam mulutku seluruhnya. Meski sudah kupaksakan, hanya sekitar ¾ nya saja yang bisa

Petualangan Aji 2, Part 19

31 “Capek Zak?” bisikku lembut di telinga Zaki. Ia masih menelungkup diatasku. “Iyah,” jawabnya pelan. “Puas?” tanyaku lagi. “Iya Ji, gak nyangka kalo ngentot dengan kamu enak banget,” “O ya?” “Iyah, tau enaknya kayak gini, sejak kemaren-kemaren aku udah ngajak ngentot dengan kamu,” katanya. Bibirku diciumnya. Kubalas ciumannya. Kami berciuman dengan buas. Saling melumat. Sambil

Petualangan Aji 2, Part 2

3 Didepan kami kini terpampang adegan oral sex yang dilakukan oleh sang cewek kepada sang cowok. Mulut kedua cewek itu begitu lihai menyelomoti kontol sang cowok. Kudengar sang cowok mulai mengerang-erang keenakan. Selanjutnya dengan posisi doggy style menghadap ke penonton sang cowok mengentot sang cewek. Rintihan, erangan, desah nafas mereka memenuhi ruangan. Sambil mengentot begitu sang

Petualangan Aji 2, Part 20

33 Epilog Pagi Hari di awal bulan Januari 2003. Aku sedang asik menonton berita di Liputan 6 Pagi, sambil minum kopi dan makan roti berselai coklat. Hampir lima tahun sejak jatuhnya Suharto, 21 Mei 1998 lalu, kembali mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa besar. Meskipun belum sebesar Tahun 1998 itu. Unjuk rasa yang kini dilakukan oleh junior-juniorku ini, mengingatkanku akan masa-masa indah

Petualangan Aji 2, Part 3

6 Pukul satu siang aku kembali ngumpul dengan teman-temanku sesama aktivis mahasiswa yang disebut Zaki kelompok nasionalis itu. Kami berkumpul di salah satu ruangan kampus. Kami akan mematangkan rencana acara orasi politik yang telah kami audiensikan dengan Dekan tadi pagi. Ketika aku datang seluruh anggota tim sukses acara telah hadir dan sedang serius membicarakan sesuatu. Aku segera duduk di

Petualangan Aji 2, Part 4

9 Hampir setengah jam aku bermain-main di lobang kenikmatan Bram. Berbagai jurus sudah kukeluarkan. Menjilat, menghisap, menyedot, menyelip-nyelipkan lidahku ke lobangnya yang sempit bahkan menyodok-nyodokkan jariku disana. Bram benar-benar keenakan dengan aksiku. Pantatnya bergoyang-goyang dan sekali-kali menekan mukaku. Kontolnya sudah tegak penuh dalam genggaman tanganku yang tak pernah

Petualangan Aji 2, Part 5

11 Pukul 7 pagi. Bunyi nyaring jam beker membangunkanku. Ahhhhh......aku menggeliat dengan tubuh telanjang bulat di tempat tidur. Aku memang suka tidur tanpa menggenakan busana selembar pun. Rasanya bebas. Ahhhh........kembali aku menggeliat, badanku terasa segar pagi ini. Tidur nyenyak mengembalikan staminaku yang semalam terkuras akibat “perang tanding” dengan Bram. Hehe. Dengan kontol

Petualangan Aji 2, Part 6

13 Tengah hari. “Kenapa sih kamu itu kalo kencing gak mau jongkok Ji?” sebuah suara yang sangat kukenal menegurku dari belakang. Suara Zaki. Aku menoleh padanya. Saat itu aku sedang kencing berdiri di kamar mandi. Tanganku menggenggam batang kontolku yang sedang mengeluarkan air kencing di water closet. “Eh, kamu Zak,” aku hanya nyengir mendengar komentarnya. Dia memang tak pernah bosan

Petualangan Aji 2, Part 7

15 “Ärghhhhhhhhh........” aku melenguh keras diatas tubuh telanjang Mas Doni yang berbaring telentang dibawahku. Kedua pahanya terkuak lebar mengangkang. Baru saja kusemburkan spermaku ke dalam lobang pantatnya yang empuk dan penuh dengan bulu-bulu halus. Setelah pembicaraan yang cukup mengagetkan tentang kakak beradik ini, kusenggamai Mas Doni dengan berbagai gaya. Mulai dari gaya duduk,

Petualangan Aji 2, Part 8

16 “Mashhh, Mashh......aku pengen keluarhhhhh,” desah Jono. Tubuhnya mulai menggeletar. Dibawah sana Mas Doni sedang asik bersilat lidah dengan batang kontolnya. Berbagai jurus oral yang diketahui Mas Doni sudah dipraktekkannya menyerang titik-titik kelemahan batang Jono. Sementara dari atas aku terus menggempur dada dan puting susunya. Rupanya Jono sudah tak mampu bertahan lagi akibat serangan

Petualangan Aji 2, Part 9

18 Pekan-pekan pertama di bulan Mei 1998. Tit, tit. Suara klakson mobilku mengagetkan Sony yang sedang duduk serius menonton televisi di ruang satpam. Saking seriusnya menonton dia tidak menyadari kalau aku sudah mengamatinya hampir dua menit dari jendela mobilku. Satpam satu ini gak kalah menarik dibanding si Jono. Kapan ya kurealisasikan rencanaku ngerjain dia seperti si Jono. Hehe. “Eh,

Petualangan Aji 2, Part10

19 Dengan perlahan kulepaskan kancing baju koko Ferdinand satu persatu. Dipejamkannya matanya, tak berani memandangku. Berdua kami berdiri berhadapan. Tubuhku sudah telanjang bulat sejak tadi dengan kontol mengacung tegak. Kami berada dalam kamarnya yang tidak terlalu luas dibandingkan dengan kamarku. Setelah mendengar pengakuannya yang diringi sedu sedan, kupacu mobilku menuju rumahnya. Dalam

Petualangan Aji 2, Part11

21 Pertengahan bulan Mei 1998. Jakarta rusuh. Pemicunya adalah kematian empat mahasiswa Trisakti saat unjuk rasa. Sayang sekali, keempatnya masih muda. Masyarakat marah. Masyarakat muak. Penjarahan dimana-mana. Kebencian pada etnis Cina menjalar. Toko-toko milik si mata sipit diserbu masyarakat. Barang-barang diambili. Beberapa gedung dibakar oleh massa yang marah. Papan bertuliskan “Milik

Petualangan Aji 2, Part12

Akhirnya aku baru tiba di kampus pukul 9 malam. Segera aku menemui teman-temanku di salah satu ruangan kampus, base camp kelompok kami. Aku hanya nyengir ketika teman-teman nasionalisku “marah-marah” padaku. Terutama si Yuda sang ketua. Katanya aku tidak tepat janji. Brifing untuk persiapan aksi besok sudah usai sejak satu jam yang lalu. Mau apalagi, kudengarkan saja “kemarahan” mereka, memang

Petualangan Aji 2, Part13

22 19 Mei 1998. Aksi kemaren sore benar-benar seru. Setelah didatangi dan didesak terus menerus oleh mahasiswa, akhirnya, pimpinan DPR dikomandani Harmoko mengeluarkan pernyataan yang mengagetkan. Mereka menyerukan kepada Suharto agar secara legowo mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden. Meskipun pernyataan itu terasa menggelikan, karena sebelumnya Harmokolah orang yang paling

Petualangan Aji 2, Part14

24 Subuh, 20 Mei 1998. Seharusnya hari ini ada acara di Monas. Peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang digagas oleh Amien Rais. Puluhan ribu mahasiswa dan masyarakat sudah siap untuk menghadiri acara itu. Perkembangan politik yang semakin memanas, memaksa Amien Rais untuk membatalkan acara. Desas-desus yang terdengar di kalangan mahasiswa adalah, bila acara tersebut tetap dilaksanakan,

Pondok Jejaka

Satu Usaha keras Yuda selama ini akhirnya membuahkan hasil juga. Dengan wajah sumringah ia menunjukkan namanya yang mejeng diantara nama-nama lain yang dinyatakan lulus SPMB pada kedua orang tuanya. Di Fakultas Teknik Elektro salah satu universitas negeri favorit di Depok. “Yuda lulus ma, pa,” katanya pada kedua orang tuanya. “Anak mama memang pinter deh,” sahut sang mama sambil

Seleksi Tim Volly

Daripada setiap hari sabtu dan minggu molor di kos-kosan karena gak ada kegiatan perkuliahan, Indra akhirnya mutusin ikut dalam club volly yang ada dikampusnya. Kebetulan semester ini ada rekrutmen anggota baru. Semester lalu Indra memang mutusin untuk full kegiatan akademik karena masa itu awal ia kuliah setelah lulus SMU. Saat itu ia tak ingin diganggu dengan segala tetek bengek selain kegiatan

Sepenggal Kisah Dari Gomorah, 2

Menjelang tengah hari, kami tiba di Kota Gomorah. Dari celah sedekup aku mengintip ke luar. Seperti yang pernah di ceritakan oleh Noakh padaku, Gomorah memang sangat ramai. Kata Noakh, sama ramainya dengan Kota Sodom. Sejak kecil, aku memang belum pernah keluar dari desaku. Mendengar cerita Noakh tentang dua kota itu, membuatku punya keinginan untuk mengunjunginya. Namun bukan kunjungan seperti

Sepenggal Kisah Dari Gomorah, Part 3

Tiga batang kontol yang semuanya berukuran besar, milik Habel, Moab, dan Kenan mengacung tegak di depan mukaku. Setelah berhasil membuatku orgasme tadi, kini mereka menyuruhku untuk menghisap batang kontol milik mereka bergantian. “Aku tak pernah melakukannya. Aku tak bisa, aku tak mau” tolakku. Tiba-tiba aku teringat pada kekasihku. “Mulai sekarang, kau harus membiasakan diri melakukan hal

Sepenggal Kisah Dari Gomorah, Part 4

Enokh tidak jadi memperjakaiku malam itu. Ia hanya memintaku untuk mengoral kontolnya hingga orgasme. Aku sangat bersyukur, malam itu keperjakaanku tak perlu terenggut. Sambil melepas lelah seusai orgasmenya tuntas, dia bercerita tentang ketujuh putranya yang diperolehnya dari tiga orang istrinya padaku. Aku mendengarkan saja. Dia mengatakan padaku, bahwa keperjakaanku akan diserahkannya pada

Simpanan Mama

Mamaku itu emang hebat. Diusianya yang sudah kepala lima dia masih tetap cantik dan sexy. Di pekerjaanpun ia tetap paten. Karirnya melesat terus. Jabatannya kini sudah wakil direktur di perusahaan tempatnya bekerja. Karena hidup dengan mama sejahtera, maka aku memilih untuk tinggal bersamanya sejak ia bercerai dengan papaku setahun yang lalu. Papaku yang cuma bekerja sebagai pegawai rendahan,

###
Popular Blogs From MenOnTheNet.com

Please support our sponsors to keep MenOnTheNet.com free.

Web-01: vampire_2.0.3.07
_stories_story