Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Petualangan Aji 2, Part 3

by Rangga


6 Pukul satu siang aku kembali ngumpul dengan teman-temanku sesama aktivis mahasiswa yang disebut Zaki kelompok nasionalis itu. Kami berkumpul di salah satu ruangan kampus. Kami akan mematangkan rencana acara orasi politik yang telah kami audiensikan dengan Dekan tadi pagi. Ketika aku datang seluruh anggota tim sukses acara telah hadir dan sedang serius membicarakan sesuatu. Aku segera duduk di sebelah Bram, aktivis mahasiswa katolik. “Dari mana Ji? Kok telat?” sambil tersenyum manis Bram berbisik menegurku. Aku memang telat hampir setengah jam. Sehabis makan tadi aku tak sanggup menolak ajakan Zaki untuk sholat dzuhur dulu di masjid fakultas. “Sorry Bram, gua tadi ketemu teman lama. Jadinya keasikan ngobrol,” jawabku juga dengan berbisik dan membalas senyumannya. Selanjutnya aku sudah larut dengan pembahasan rencana acara kami. 7 Pembahasan selesai pukul 8 malam. Banyak sekali yang kami bicarakan tadi. Aku bersiap-siap untuk pulang. Syukurlah hari ini pembahasan tidak terlalu lama seperti biasanya sehingga aku punya kesempatan untuk beristirahat lebih banyak. Aku segera beranjak meninggalkan ruangan, tiba-tiba ada yang mencekal lenganku dari belakang. Kutolehkan kepalaku, Bram rupanya. “Mau langsung pulang?” tanyanya. “Iya, kenapa?” tanyaku. “Entar aja deh, temani gua ngetik dulu,” katanya sambil mengedipkan sebelah matanya padaku. “Iya Ji, lo temani Bram ngetik dulu deh, entar kan dia bisa numpang pulang dengan elo,” kata Yuda sang koordinator. Bram adalah sekretaris kegiatan orasi politik yang kami adakan, karena itu setiap habis rapat dia wajib mengetik notulen rapat. “Oke deh,” jawabku. Bram segera mengetik di depan komputer, aku duduk disebelahnya sambil menghisap rokok mildku, sementara anak-anak yang lain satu persatu pamit kepada kami untuk pulang. Tak sampai sepuluh menit kemudian tinggallah kami berdua di ruangan itu. Bram serius mengetik, aku diam memperhatikan layar monitor komputer. Ruangan sepi. Tiba-tiba tanpa permisi lebih dulu Bram melumat bibirku dengan penuh nafsu. Aku segera membalasnya dengan penuh nafsu juga. Gak usah kaget. Kami udah biasa kok begini. Kedipan matanya tadi adalah sandi ajakan Bram untuk berhubungan sex denganku. Kalau udah begini terpaksa rokokku kumatikan dulu deh. Bram ini orang Semarang. Nama lahirnya sih sebenarnya Suryanto. Tapi kemudian ia mendapatkan nama baptis Abraham dari gereja. Maka jadilah namanya kemudian menjadi Abraham Suryanto. Sehari-harinya ia dipanggil Bram, singkatan dari Abraham. Penampilan cowok satu ini benar-benar macho. Rambutnya ikal gondrong sebahu. Rahangnya kukuh dan selalu tercukur rapi. Hidungnya mancung tegas. Tubuhnya ketat berotot. Kulit sawo matang dan boros dengan bulu-bulu, di dada, ketiak, perut, dan tentu saja di pangkal kontolnya yang tidak disunat itu. Pada mulanya aku tidak pernah membayangkan kalau Bram ini juga doyan ngesex dengan cowok. Aku sudah mengenalnya sejak semester pertama di kampus. Kami sama-sama ikut kegiatan karate. Sejak pertama mengenalnya, yang aku tahu Bram sudah memiliki cewek yang cantik. Namanya Margaretha, mereka sudah pacaran sejak SMU di Semarang. Margaretha juga kuliah di Fakultas Kedokteran. Dalam keseharian di kampus, mereka berdua selalu kelihatan mesra. Aku baru mengetahui rahasia Bram pada awal semester tiga. Ketika itu pukul 10 malam. Latihan karate sudah selesai setengah jam lalu. Kampus sudah sangat sepi. Selesai latihan aku tidak langsung pulang tapi singgah sebentar ke ruangan Senat Mahasiswa. Sebagai anak baru di kepengurusan waktu itu aku begitu bersemangat, sehingga diperintahkan untuk mengerjakan apa saja aku mau padahal badanku lumayan letih selesai latihan karate tadi. Sorenya aku dimintai tolong oleh Sekretaris untuk mengetikkan job deskripsi para pengurus. Selesai mengetik saat akan pulang aku ke kamar mandi dulu untuk pipis. Saat itulah aku mendengar suara-suara lenguhan dari satu ruangan kamar mandi yang pintunya tertutup rapat. Aku segera menuju kamar mandi di sebelahnya. Dengan memanjat di water closet duduk, aku bisa mengintip ke kamar mandi sebelah. Betapa kagetnya aku ketika melihat di kamar mandi sebelah dua orang cowok telanjang bulat sedang bergumul sambil berdiri. Yang satu gondrong sedangkan yang satu lagi cepak. Itu adalah Bram dan Andreas. Dua temanku satu latihan karate dan keduanya aktivis mahasiswa katolik. Bram sedang menggenjot pantatnya dengan sangat cepat mengeluar masukkan kontolnya ke lobang pantat Andreas sambil tangannya memeluk erat pinggang Andreas. Andreas sendiri berdiri merapat ke dinding dengan paha merenggang dan pantat agak menungging sedikit ke belakang. Sambil menggenjot, Bram menyusup-nyusupkan wajahnya ke leher dan punggung Andreas yang lebar dan berotot itu. Pasti dia sedang menciumi atau melumat-lumat leher dan punggung Andreas. Tubuh keduanya basah kuyup oleh keringat. Andreas mengerang-erang sambil memejamkan matanya. Sedangkan Bram melenguh-lenguh. Cukup lama juga Bram menggumuli Andreas hingga akhirnya Bram ngomong, “Ndrehh...mo di tumpahin dimanah nih mani gua?! Ahh..ah...ah....,” “Di pantathh ajah...erghhhhhh,” jawab Andreas. “Gak mauhh...ditelenhh mulut lohhh...ajahhhh....hoh..hoh..hoh..,” “Ya di telen jugahhherghhhh kan..di telenhhhh pantat guahhh,” 8 Begitulah. Malam itu kubiarkan keduanya menuntaskan hasrat cabul mereka. Aku tak mau mengganggu atau ikut bergabung dengan mereka. Besoknya saat ketemu Bram setelah kegiatan perkuliahan selesai, kubisikkan padanya apa yang kusaksikan semalam. Bram sangat terkejut. Ekspresinya sangat ketakutan. “Ji, plis jaga rahasia gua ya,” katanya bermohon. “Mmm..., ada dua syarat yang lo harus penuhi baru gua bersedia nyimpan rahasia elo,” jawabku tegas. “Oke gua akan penuhi apapun syaratnya,” suara Bram terdengar sangat lirih, pasrah. Baru kali itu aku melihat seorang Bram yang jantan, begitu pasrah dihadapan orang lain. Aku tersenyum dalam hati melihatnya. “Syarat pertama lo harus ceritakan ke gua kenapa lo bisa begitu?” “Trus syarat kedua?” “Entar setelah syarat pertama lo penuhi baru gua bilangin syarat keduanya,” “Oke deh, tapi kita ceritanya jangan disini deh,” “Trus dimana?” “Di kos gua aja. Lebih private,” “Oke deh,” Hari itu Bram tidak mengantarkan Margaretha pulang ke kos seperti biasanya, ia beralasan pada ceweknya itu kalau ada urusan penting denganku. Selanjutnya dengan mobilku kami segera menuju kos Bram. Suasana kos Bram sepi, hari masih siang mungkin teman kosnya masih pada kuliah atau ada urusan lain. Biasanya mahasiswa memang baru balik ke kos kalau sudah sore atau malam. Kami segera menuju kamar kos Bram yang terletak di pojok. Kamarnya cukup berantakan juga, khas kamar laki-laki. Bram kemudian mulai bercerita padaku. Bram mengenal Andreas di organisasi mahasiswa katolik. Andreas berasal dari Manado. Karena merasa memiliki banyak kesamaan dalam prinsip dan hobi, mereka jadi akrab satu sama lain. Mereka sering bersama-sama, karena dua-duanya sudah punya gandengan maka tak jarang juga mereka melakukan kencan ganda. Margaretha dan Fiona, cewek Andreas yang anggota genknya Bimo, juga akrab. Kalau tidak ada urusan dengan cewek masing-masing keduanya suka melakukan aktivitas laki-laki bersama-sama, travelling, naik gunung, dan juga latihan karate. Tiga bulan persahabatan mereka Bram tidak menemukan hal yang aneh dengan diri Andreas. Hingga pada suatu malam. Sepulang dari latihan karate keduanya seperti biasa tidak langsung pulang seperti anggota klub karate yang lain. Mereka berdua beristirahat sambil ngobrol. Setelah keringat di tubuh terasa hilang, keduanya menuju kamar mandi kampus untuk bertukar pakaian. Kampus sudah sangat sepi. Keduanya segera menanggalkan pakaian karate mereka hingga tinggal celana dalam saja. Tidak seperti biasanya Andreas memperhatikan dengan sangat serius tubuh Bram yang telanjang. Bram merasa jengah dengan pandangan Andreas itu. “Kenapa Ndre, ada yang salah dengan badan gua?” tanya Bram. “Enggak, tubuh lo sexy banget Bram,” kata Andreas pelan. “Maksud lo?” Bram semakin bingung. “Gua suka liat tubuh lo ini,” jawab Andreas sambil meraba dada Bram. Bram kaget, segera ditepisnya tangan Andreas. “Lo homo ya?” tanya Bram, segera ia memasang kaosnya. “Enggak Bram, gua gak homo. Cuman gak tau sejak pertama kali kita tukar pakaian berdua gua terangsang lihat body elo,” jawabnya lirih. “Gila itu homo namanya,” “Gak Bram, gua rasa gua biseks. Buktinya gua juga doyan ngentotin Viona,” jawabnya. “Mo homo kek, mo biseks kek, pokoknya lo jangan ganggu gua Ndre,” Bram kemudian mencoba memasang celana jeansnya dengan terburu-buru. Dia pengen segera kabur dari hadapan Andreas. Namun dia agak kerepotan memasang jeansnya yang ketat itu. Tiba-tiba saja Andreas sudah mendorong tubuhnya ke arah wastafel. Tubuhnya kemudian ditindihnya oleh tubuh Andreas yang gak kalah atletisnya dengan tubuh Bram, tangan Andreas mencekal kedua tangan Bram kuat-kuat sambil bibirnya segera melumat dada bidang Bram yang ditumbuhi bulu-bulu halus. “Gila lo Ndre,” Bram berusaha menghindari Andreas. Namun ia cukup kerepotan juga. Bibir Andreas terus menari-nari di puting dada Bram. Bram merasakan sebuah perasaan aneh pada dirinya. Dadanya berdesir dan bulu kuduknya merinding. Usahanya melepaskan diri dari Andreas mulai melemah. Jilatan lidah Andreas membuatnya terangsang. Tanpa disadarinya kontolnya mulai bangkit dan mulutnya mengerang-erang pelan. Namun tiba-tiba Bram tersadar. Kembali ia mencoba melepaskan dirinya dari himpitan tubuh Andreas. Namun Andreas semakin meningkatkan kualitas permainan bibirnya. Puting Bram dikulumnya kuat. Kontol Bram yang tersimpan dalam celana dalam terus bergerak semakin besar. Ia semakin menikmati permainan Andreas. Andreas sendiri semakin bernafsu mengerjai puting Bram karena merasa mendapatkan angin. Perutnya mulai bergerak-gerak pelan menggesek-gesek kontol Bram yang terasa semakin membesar dan mengganjal di perutnya. Bram semakin terangsang. Tanpa disadarinya pantatnya mulai bergoyang pelan ikut menggesek-gesekkan kontolnya di perut Andreas yang berotot. Menyadari perkambangan pada diri Bram, Andreas mulai melepaskan cekalan tangannya di tangan Bram. “Ji, gak tau bagaimana tiba-tiba celana dalamku sudah lepas dari selangkanganku, kontolku yang tegak mengacung sudah terbenam dalam mulut Andreas yang hangat,” kata Bram. Lidah Andreas menjilat-jilat batang kontol Bram yang bersarang nyaman dalam mulutnya. Kedua tangan Bram tanpa disadarinya meremas-remas rambut Andreas. Bram sangat menikmati oral yang dilakukan Andreas pada kontolnya itu. Erangannya semakin keras. “Begitulah Ji, malam itu aku menumpahkan spermaku dalam mulut Andreas. Gila Ji, dia menelan semua spermaku dengan nikmatnya. Aku gak tau kenapa, malam itu aku sangat menikmati perbuatan mengoral kontolku. Tapi setelah peristiwa itu tiga hari aku berusaha menghindar darinya,” “O ya,” “Iya. Aku benar-benar syok, tapi dia selalu berusaha mendekatiku. Dia meminta maaf atas kekurangajarannya padaku,” “Trus, kenapa lo bisa kembali berhubungan sex dengannya?” “Mmmm. Aku gak tau Ji, mungkin nafsu sexku memang gede. Setelah tiga hari berselang tiba-tiba aku kepengen lagi mengulangi kejadian malam itu,” Bram nyengir padaku. “Dasar lo. Terus gimana lagi?” “Maka aku telepon dia menyuruhnya datang ke kosku. Aku katakan aku sudah memaafkan dia,” Setibanya di kos Bram meminta Andreas untuk mengulangi perbuatannya. Tentu saja Andreas dengan sangat gembira melakukannya untuk Bram. Setelah malam itu kemudian keduanya semakin sering melakukan acara oral kontol itu. Malah kemudian hubungan sex mereka semakin berkembang, Bram mulai bersedia untuk gantian mengoral kontol Andreas yang juga tak kalah gede dan panjangnya dari milik Bram itu. Keduanya pun semakin jauh dalam hubungan sex sesama jenis. Mereka mulai mencari-cari vcd bokep gay dan menontonnya bersama-sama. Akibat terpengaruh tontonan yang membangkitkan birahi itu, keduanya mulai ingin untuk mencoba melakukan hubungan sex anal. Andreas kemudian mengikhlaskan lobang pantatnya untuk diperjakai pertama kali oleh Bram. Ranjang di kamar kos Andreas adalah saksi bisu keuletan Bram menjebol lobang pantat Andreas untuk pertama kalinya. Diatas tempat tidur itu, pada suatu malam, Andreas tidur tengkurap sedikit merenggangkan paha, sebuah bantal mengganjal perutnya sehingga pantatnya sedikit menungging ke atas, sementara diatas pahanya Bram duduk mengangkang menggenggam batang kontolnya yang sudah dilumuri oleh baby oil mencoba membenamkannya di lobang pantat Andreas yang sempit. Setelah beberapa kali gagal akhirnya kontol Bram tertelan dalam lobang pantat Andreas yang mencengkeram dengan sangat kuat. Kemudian tanpa ampun kontol Bram menyodok-nyodok lobang pantat Andreas. Jeritan kesakitan dari mulut Andreas tak dihiraukan oleh Bram. Andreas sendiri yang sangat kesakitan ketika itu juga tidak berupaya untuk menghentikan kegarangan kontol Bram merenggut keperjakaannya. Keduanya mungkin sangat memahami makna dari pribahasa berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Kali pertama itu keduanya melakukan perbuatan itu berulang-ulang hingga akhirnya Andreas tidak lagi merasakan sakit di lobang pantatnya. “Begitulah Ji, sejak saat itu kami semakin sering melakukannya. Tak peduli dimana saja dan kapan saja. Meskipun tanpa ada kesepakatan terlebih dahulu baik secara lisan apalagi tulisan dalam setiap hubungan sex anal kami, maka yang berperan sebagai penganal adalah gua sedangkan yang dianal adalah Andreas. Andreas tidak pernah berusaha untuk meminta ku bersedia dianal olehnya demikian juga aku tidak pernah mengarahkan Andreas untuk melakukan anal terhadapku,” “Mmmm, gitu ya,” aku berkomentar singkat. Aku yakin saat itu suaraku sangat bindeng saking hornynya mendengar cerita Bram. “Aku udah ceritakan semuanya ke elo, berarti syarat yang pertama sudah terpenuhi kan? Sekarang syarat yang satunya lagi apa Ji?” tanya Bram. “Syarat yang kedua, lo harus mau gua anal,” jawabku tegas. Bram terlongo mendengar jawabanku. “Maksud lo?” “Ayo siap-siap,” tak menghiraukan kebingungan Bram, aku berdiri sambil menanggalkan seluruh pakaianku. Bram semakin terlongo memandangi tubuh kekarku dan kontolku yang mengacung tegak tanpa malu-malu. “Kok masih bengong gitu, nunggu apa lagi? Buka baju deh, terus nungging disitu,” kataku padanya. “Lo homo juga Ji?” tanyanya. “Gak usah banyak tanya, ayo cepetan horny nih gua,” kataku lagi. Bram segera melepaskan pakaiannya. Benar-benar nafsuin deh bodynya si Bram ini. Kulit sawo matang bersih, rambut gondrong ikal, kekar, liat. Bulu-bulu halus lebat tumbuh dibeberapa daerah tertentu seperti di ketiaknya dan dadanya yang bidang. Bulu-bulu didadanya itu membentuk alur ke perutnya yang kotak-kotak terus ke bawah perut didaerah pangkal kontolnya yang masih tidur begitu aja udah segede pisang kepok terjuntai melewati dua buah pelirnya yang hitam berkerut-kerut. Bram tidak disunat, kulit kulup menutupi kepala kontolnya. Kedua pahanya yang kokoh tak berlemak juga ditumbuhi bulu-bulu halus hingga betisnya. “Tunggu apalagi sih? Nungging dong,” suaraku bergetar menahan nafsu. “Ji, aku belum pernah digituin,” kata Bram. “Makanya sekarang elo musti cobain, enak kok. Buktinya aja Andreas ketagihan lo anal kan,” “Mmmmm, oke deh, tapi pelan-pelan ya,” “Iya,” Bram mulai mengambil posisi nungging di atas ranjang. Lobang pantatnya dihadapkannya kepadaku. Benar-benar indah pantat Bram. Lobangnya sangat sempit berwarna kemerahan keriput dihiasi dengan bulu-bulu halus. Kudekatkan mukaku ke lobangnya itu. Tanganku meremas belahan pantatnya yang empuk. Lidahku kuleletkan menyentuh lobang pelepasannya, mmmm, slurup. Saat jilatan pertamaku mengenai lobangnya Bram menggelinjang. Pasti gelinjang itu disebabkan rasa geli yang dirasakannya disekitar lobang pelepasannya. Jilatan keduaku datang dilanjutkan dengan jilatan ketiga, keempat, kelima dan seterusnya. Bram menggelinjang-gelinjang keenakan. Bersambung........... Break bentar yah, istirahat dulu lah. Kesian tuh mata udah nanar, kayak orang mabok. Hehehehe. Kalo dah gak sabar juga, baca aja lanjutannya deh, daripada entar emosi.

###

Popular Blogs From MenOnTheNet.com

Please support our sponsors to keep MenOnTheNet.com free.

47 Gay Erotic Stories from Rangga

Ada Yang Baru

Banyak yang mengirimkan imel ke gua. Selain ngajak berkenalan banyak yang menanyakan kenapa gua gak menulis lagi di MOTN. Menjawab pertanyaan itu dalam kesempatan ini gua mau sampaikan bahwa gua sedang merampungkan sekuel Petualangan Aji. Butuh waktu yang lumayan lama juga buat gua untuk merampungkan tulisan itu. Kenapa lama? Karena gua pengen sekuel ini berbeda dari kisah pertamanya

Aladin (01)

Zaman dahulu kala di Negeri Cina tinggallah seorang pemuda miskin Aladin namanya. Kemiskinannya membuat Aladin melakukan segala hal untuk menghidupi dirinya bersama dengan ibunya yang sudah tua renta. Kadangkala Aladin mengemis di pasar, menjadi kuli membantu para pedagang mengangkat barang dagangan mereka, dan juga mencuri. Sesungguhnya Aladin adalah pemuda yang baik. Kalau sangat tidak

Aladin (02)

“Pamanku benar-benar jahat,” batin Aladin. Ia terduduk sendiri merenungi nasibnya. Kini ia terkurung di dalam tanah bersama harta karun yang melimpah. Sementara sang paman meninggalkannya. Aladin memandangi harta karun di dalam kantong. Sebuah lampu yang terbuat dari emas tertangkap pandangannya. Aladin segera mengambil lampu itu. Ia berniat memindahkan api dari obornya ke sumbu lampu itu.

Aladin (03)

“Benar juga katamu itu Jafar. Wahai pemuda apakah tempat tinggalmu semegah istanaku ini?” tanya raja. “Tuanku, jika hamba memiliki tempat tinggal semegah tuanku, itu artinya hamba tidak menghormati tuanku raja. Namun demikian tempat tinggal hamba cukup megah tuanku. Tuanku raja dan Putri Jasmin hamba undang untuk melihat tempat tinggal hamba besok,” sahut Aladin mantap. Ibu Aladin dan Ali

Antara Mas Donny dan Justin

Cerita ini sangat berbeda dari cerita yang biasanya gue bikin. Bisa dibilang nyeleneh. Gak tau apa yang suka baca cerita di situs ini suka. Mas Donny ada-ada aja deh. Masak dia memintaku ngentot dengan si Justin, mahasiswa yang kos di rumah kami? Ngawur kan. Tapi aku juga ngawur. Kenapa? Karena aku mau aja melaksanakan apa yang disuruhnya itu. Gimana aku mau nolak? Habisnya ngentot itu enak

BBS Eksekutif Muda

“Beeeppppppp…………..,” “Beeeppppppp…………..,” “Beeeppppppp…………..,” Suara ponsel yang diset getar berulang-ulang berbunyi diatas meja. Tak ada yang menjawab. Suara erangan memenuhi ruangan kamar hotel yang tidak terlalu luas itu. Dua pria muda sedang sibuk memacu birahi diatas ranjang empuk yang berderak-deraj. “Oh… oh.. oh.. oh.. oh.. yeshh.. yesshh… oh… oh..,” “Hoh..hoshh..hohh..

Behind The Scenes

Prolog Ini cerita tentang Ananditya Tama. Lebih sering dipanggil Aditya. Umur 22 tahun, lulusan D3 Perhotelan dari sebuah Akademi Pariwisata di Jakarta. Anak kedua dari tiga orang bersaudara yang semuanya cowok. Ayah turunan Pakistan dan ibu Sunda asli. Ganteng sudah pasti. Kulit putih bersih, dengan postur tubuh proporsional. Ramping namun atletis. Tinggi 179 cm dan berat 65 kilogram. Sempat

Behind The Scenes, Part 2

Pengantar. Ternyata MOTN tidak memuat seluruh cerita yang saya submitted kemaren. Untuk membuat anda-anda tidak penasaran, ini kelanjutannya. “Mengapa tadi teman-teman gue bisa enjoy melakukannya ya?” tanya Aditya. “Mungkin mereka benar-benar bisa rileks. Sementara kamu tidak,” kata Martin. “Apa memang begitu Rhin?” tanya Aditya pada Rhino yang sedang berdiri menontonnya dari jarak yang

Cerita Remaja (3)

BAB II NAKALNYA MAMA ANDRE Minggu pagi yang cerah. Andre sarapan berdua saja dengan mamanya di rumah. Biasanya acara sarapan hari minggu mereka lakukan bertiga bersama dengan papanya. Soalnya di hari-hari lain, tidak ada kesempatan untuk mereka dapat sarapan bersama, apalagi makan siang bahkan makan malam. Kesibukan kedua orang tuanya, menyebabkan mereka hanya dapat berkumpul bersama di

Cerita Remaja (4)

Andre semakin mendekat ke pintu kamar yang terkuak itu. Ia longokkan kepalanya sedikit ke celah pintu yang terbuka itu. Serta merta mata Andre melotot melihat pemandangan di ruang kerja papanya itu. Diatas meja kerja papanya, dua manusia lain jenis dalam keadaan bugil sedang asik memacu birahi dengan penuh nafsu. Kedua manusia itu tiada lain tiada bukan adalah mamanya dan Mas Dharma sang

Cerita Remaja (5)

BAB III ANAK-ANAK BASKET Meskipun bukan anggota basket, tapi Calvin kini tak asing lagi dengan komunitas itu. Pergaulan anak-anak basket yang terkenal sangat eksklusif di SMU Dwi Warna dapat dimasuki olehnya. Ini semua berawal dari ajakan Andre untuk menyaksikan latihan basket di sekolah. Setelah mendengar cerita Andre tentang kedoyanan anak-anak basket pada memek cewek dan silit cowok

Dibooking Andre

Beginilah nasibku. Aku jelas-jelas bukan homo. Apalagi banci. Butuh uang untuk hidup membuatku terjebak dalam dunia pelacur waria kayak gini. Setiap hari pakai baju perempuan, nongkrong di pinggir jalan menanti laki-laki yang memiliki orientasi seksual menyimpang atau sekadar pengen coba-coba, membookingku. Si Misye, alias Misno, teman sekamar sekaligus seprofesiku jelas waria asli. Bencong

Enak Dibaca dan Nafsuin!

Ingat slogan majalah Tempo? Mudah-mudahan masih ada yang inget. Buat yang gak inget atau malah gak pernah denger sama sekali, nih gue kasih tau, slogannya adalah, “Enak dibaca dan perlu”. Nah, judul tulisan diatas adalah plesetan dari slogan ini. Gue bikin judul seperti itu karena tulisan berikut ini isinya mengulas judul tersebut. Kali ini gue gak menulis cerita seperti biasanya. Tulisan gue

Harry Fucker dan Ruang Ganti Rahasia (1)

Kereta api sihir yang berangkat dari peron 9 ½ di London akhirnya tiba di Hogwart. Suaranya desis kereta yang keras dan nyaring tak mampu mengalahkan nyaringnya celotehan para murid di tingkat kedua sekolah sihir itu. Bertemu kembali dengan teman sekamar di asrama rupanya membuat mereka tak sabar untuk saling bercerita tentang pengalaman liburan masing-masing. Harry tersenyum-senyum melihat

Kok Bisa Gitu Sih?

Namaku Dika. Aku mau cerita tentang kejadian yang pernah ku alami waktu aku duduk di kelas tiga SD dulu. Umurku belum sampai sepuluh tahun waktu itu. Jangan salah sangka dulu lho. Ini kejadian bukan tentang diriku. Tapi tentang orang yang sangat kuhormati. Aku adalah anak pertama dari papa dan mamaku yang asli turunan Sunda. Papaku, Dadang Sukmana, adalah seorang karyawan swasta di sebuah

Menjelang Pernikahan Mas Randy

"Ndre, abis sekolahan langsung balik ya, jangan kemana-mana lagi" pesan Nyonya Vera pada anaknya, Andre, yang masih duduk di kelas 3 SLTP melalui hand phone. "Kenapa emangnya Ma?" tanya Andre. "Thomas gak ada temennya tuh di rumah. Mama dan dan Tante Serly mau belanja untuk kebutuhan pesta Mas Randy nih," "Lho, kan ada Papa dan Om Darwin di rumah," sambung Andre lagi. "Papa dan Om

Menjelang Pernikahan Mas Randy (2)

Acara pemberkatan pernikahan Mas Randy akan dilangsungkan di gereja pukul sepuluh pagi ini. Andre melirik jam tangan yang melingkar di lengan kirinya, masih pukul delapan, tapi mamanya sudah sibuk menyuruhnya dan Thomas untuk bersiap-siap sejak pukul tujuh tadi. “Ayo jas hitamnya dipakai sekarang. Kalian kan pengiring pengantin prianya. Kalo gak siap-siap dari sekarang entar repot deh. Ayo dong,

Pandu dan Ricky dan Aku

“Bang, tolong jemput mereka sore ini ke bandara ya, soalnya mereka gak ngerti Jakarta tuh,” kata Dina, adik perempuanku semata wayang melalui telepon tadi pagi. Yang dimaksudnya dengan mereka itu adalah Pandu dan Ricky dua temannya waktu di SMU kemaren. kalo yang namanya Pandu bukan hanya sekadar teman buat Dina, adikku itu. denger-denger sih mereka pacaran sampai sekarang. Makanya Dina jadi

Pangeran Tidur

Pada zaman dahulu kala tersebutlah sebuah negeri bernama Antah Berada Dimana. Negeri yang makmur dan damai, diperintah oleh seorang raja muda gagah perkasa didampingi oleh permaisurinya yang cantik jelita. Sang raja memerintah dengan penuh keadilan dan bijaksana. Sedemikian makmur dan damainya negeri itu, hingga batangan emas yang tergeletak di tepi jalan pun tak ada yang mengambilnya.

Pangeran Tidur, Part 2

Pengantar. MOTN lagi ngadat ya, gak bisa memuat seluruh cerita saya. Ini lanjutannya supaya elo gak penasaran. “Siapa engkau?!” tanya Pangeran William. Ia sangat terkejut melihat perubahan gadis cantik yang tadi ditolongnya menjadi seorang laki-laki tampan bertubuh kekar dengan busana transparan yang memamerkan keperkasaan tubuhnya. “Aku adalah seorang peri. Aku tadi sengaja untuk

Pesta Bujangan Untuk Randy

Cerita ini adalah Prequel dari cerita Menjelang Pernikahan Mas Randy. Sepulang dari kantornya di bilangan Sudirman, Randy menyempatkan menjemput Tania, calon istrinya, yang bekerja di kawasan Kuningan. Mereka memang janjian untuk ke club kebugaran sepulang kerja. Melatih otot-otot tubuh sambil menantikan kemacetan di jalanan Jakarta usai. Keduanya memang rajin ke club kebugaran. Karenanya

Petualangan Aji 2, Part 1

1 Akhir April 1998. Suntuk! Semua tugas kuliahku yang sebarek-abrek belum satupun kukerjakan. Aku betul-betul disibukkan dengan segala macam aksi demonstrasi seiring dengan situasi politik yang semakin memanas sejak krisis moneter melanda Indonesia Juli 1997 lalu. Sebagai aktivis mahasiswa tentu saja tak pernah kulewatkan berbagai aksi turun ke jalan yang kami lakukan. Aksi-aksi ini telah

Petualangan Aji 2, Part 15

25 “Kami akan melaporkan perbuatan kalian ini!” kata Romi tegas. Suaranya tetap pelan. Matanya tak lepas menatap batang kami bergantian, pun anggota regunya itu. “Jangan Mas,” kataku memohon. Bram dan Irfan ketakutan. “Kami bersedia memberikan apa saja yang Mas minta asal jangan melaporkan hal ini,” aku segera berjalan menuju celana panjangku. Mencari dompetku. Setelah ketemu segera

Petualangan Aji 2, Part 16

26 “Ndri, giliran kamu,” kata Romi, tangaannya menarik resleting celananya ke atas. Romi kini sudah berpakaian rapi kembali. Sementara Andri kulihat segera melepaskan seluruh pakaian yang dikenakannya belum lagi kata-kata Romi usai seluruhnya. Dia benar-benar sudah tidak sabar menunggu giliran rupanya. Kami bertiga berdiri telanjang bulat memandangi Andri yang kini sudah bugil total di hadapan

Petualangan Aji 2, Part 17

27 Hampir pukul 3 dini hari ketika kami menyelesaikan persenggamaan itu. Setelah menggenakan pakaian, kami berlima kembali ke tempat masing-masing. Romi dan Andri kembali ke pos jaganya. Sedangkan aku, Bram dan Irfan kembali ke lobby. “Kapan-kapan kita ulangi lagi ya,” kata Romi saat kami berpisah. “Boleh Mas,” jawab kami bertiga serempak. Cengiran mesum terbentuk di bibir kami. Andri juga

Petualangan Aji 2, Part 18

29 Kedua tanganku mencengkeram bongkahan pantat Zaki dengan erat. Kepalaku bergerak-gerak, kadang maju mundur kadang berputar-putar tepat di depan selangkangan Zaki. Batang kontol besar dan panjang milik Zaki, keluar masuk mulutku. Pipiku mengempot menyedot-nyedot batang itu. Batangnya tidak bisa kumasukkan kedalam mulutku seluruhnya. Meski sudah kupaksakan, hanya sekitar ¾ nya saja yang bisa

Petualangan Aji 2, Part 19

31 “Capek Zak?” bisikku lembut di telinga Zaki. Ia masih menelungkup diatasku. “Iyah,” jawabnya pelan. “Puas?” tanyaku lagi. “Iya Ji, gak nyangka kalo ngentot dengan kamu enak banget,” “O ya?” “Iyah, tau enaknya kayak gini, sejak kemaren-kemaren aku udah ngajak ngentot dengan kamu,” katanya. Bibirku diciumnya. Kubalas ciumannya. Kami berciuman dengan buas. Saling melumat. Sambil

Petualangan Aji 2, Part 2

3 Didepan kami kini terpampang adegan oral sex yang dilakukan oleh sang cewek kepada sang cowok. Mulut kedua cewek itu begitu lihai menyelomoti kontol sang cowok. Kudengar sang cowok mulai mengerang-erang keenakan. Selanjutnya dengan posisi doggy style menghadap ke penonton sang cowok mengentot sang cewek. Rintihan, erangan, desah nafas mereka memenuhi ruangan. Sambil mengentot begitu sang

Petualangan Aji 2, Part 20

33 Epilog Pagi Hari di awal bulan Januari 2003. Aku sedang asik menonton berita di Liputan 6 Pagi, sambil minum kopi dan makan roti berselai coklat. Hampir lima tahun sejak jatuhnya Suharto, 21 Mei 1998 lalu, kembali mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa besar. Meskipun belum sebesar Tahun 1998 itu. Unjuk rasa yang kini dilakukan oleh junior-juniorku ini, mengingatkanku akan masa-masa indah

Petualangan Aji 2, Part 3

6 Pukul satu siang aku kembali ngumpul dengan teman-temanku sesama aktivis mahasiswa yang disebut Zaki kelompok nasionalis itu. Kami berkumpul di salah satu ruangan kampus. Kami akan mematangkan rencana acara orasi politik yang telah kami audiensikan dengan Dekan tadi pagi. Ketika aku datang seluruh anggota tim sukses acara telah hadir dan sedang serius membicarakan sesuatu. Aku segera duduk di

Petualangan Aji 2, Part 4

9 Hampir setengah jam aku bermain-main di lobang kenikmatan Bram. Berbagai jurus sudah kukeluarkan. Menjilat, menghisap, menyedot, menyelip-nyelipkan lidahku ke lobangnya yang sempit bahkan menyodok-nyodokkan jariku disana. Bram benar-benar keenakan dengan aksiku. Pantatnya bergoyang-goyang dan sekali-kali menekan mukaku. Kontolnya sudah tegak penuh dalam genggaman tanganku yang tak pernah

Petualangan Aji 2, Part 5

11 Pukul 7 pagi. Bunyi nyaring jam beker membangunkanku. Ahhhhh......aku menggeliat dengan tubuh telanjang bulat di tempat tidur. Aku memang suka tidur tanpa menggenakan busana selembar pun. Rasanya bebas. Ahhhh........kembali aku menggeliat, badanku terasa segar pagi ini. Tidur nyenyak mengembalikan staminaku yang semalam terkuras akibat “perang tanding” dengan Bram. Hehe. Dengan kontol

Petualangan Aji 2, Part 6

13 Tengah hari. “Kenapa sih kamu itu kalo kencing gak mau jongkok Ji?” sebuah suara yang sangat kukenal menegurku dari belakang. Suara Zaki. Aku menoleh padanya. Saat itu aku sedang kencing berdiri di kamar mandi. Tanganku menggenggam batang kontolku yang sedang mengeluarkan air kencing di water closet. “Eh, kamu Zak,” aku hanya nyengir mendengar komentarnya. Dia memang tak pernah bosan

Petualangan Aji 2, Part 7

15 “Ärghhhhhhhhh........” aku melenguh keras diatas tubuh telanjang Mas Doni yang berbaring telentang dibawahku. Kedua pahanya terkuak lebar mengangkang. Baru saja kusemburkan spermaku ke dalam lobang pantatnya yang empuk dan penuh dengan bulu-bulu halus. Setelah pembicaraan yang cukup mengagetkan tentang kakak beradik ini, kusenggamai Mas Doni dengan berbagai gaya. Mulai dari gaya duduk,

Petualangan Aji 2, Part 8

16 “Mashhh, Mashh......aku pengen keluarhhhhh,” desah Jono. Tubuhnya mulai menggeletar. Dibawah sana Mas Doni sedang asik bersilat lidah dengan batang kontolnya. Berbagai jurus oral yang diketahui Mas Doni sudah dipraktekkannya menyerang titik-titik kelemahan batang Jono. Sementara dari atas aku terus menggempur dada dan puting susunya. Rupanya Jono sudah tak mampu bertahan lagi akibat serangan

Petualangan Aji 2, Part 9

18 Pekan-pekan pertama di bulan Mei 1998. Tit, tit. Suara klakson mobilku mengagetkan Sony yang sedang duduk serius menonton televisi di ruang satpam. Saking seriusnya menonton dia tidak menyadari kalau aku sudah mengamatinya hampir dua menit dari jendela mobilku. Satpam satu ini gak kalah menarik dibanding si Jono. Kapan ya kurealisasikan rencanaku ngerjain dia seperti si Jono. Hehe. “Eh,

Petualangan Aji 2, Part10

19 Dengan perlahan kulepaskan kancing baju koko Ferdinand satu persatu. Dipejamkannya matanya, tak berani memandangku. Berdua kami berdiri berhadapan. Tubuhku sudah telanjang bulat sejak tadi dengan kontol mengacung tegak. Kami berada dalam kamarnya yang tidak terlalu luas dibandingkan dengan kamarku. Setelah mendengar pengakuannya yang diringi sedu sedan, kupacu mobilku menuju rumahnya. Dalam

Petualangan Aji 2, Part11

21 Pertengahan bulan Mei 1998. Jakarta rusuh. Pemicunya adalah kematian empat mahasiswa Trisakti saat unjuk rasa. Sayang sekali, keempatnya masih muda. Masyarakat marah. Masyarakat muak. Penjarahan dimana-mana. Kebencian pada etnis Cina menjalar. Toko-toko milik si mata sipit diserbu masyarakat. Barang-barang diambili. Beberapa gedung dibakar oleh massa yang marah. Papan bertuliskan “Milik

Petualangan Aji 2, Part12

Akhirnya aku baru tiba di kampus pukul 9 malam. Segera aku menemui teman-temanku di salah satu ruangan kampus, base camp kelompok kami. Aku hanya nyengir ketika teman-teman nasionalisku “marah-marah” padaku. Terutama si Yuda sang ketua. Katanya aku tidak tepat janji. Brifing untuk persiapan aksi besok sudah usai sejak satu jam yang lalu. Mau apalagi, kudengarkan saja “kemarahan” mereka, memang

Petualangan Aji 2, Part13

22 19 Mei 1998. Aksi kemaren sore benar-benar seru. Setelah didatangi dan didesak terus menerus oleh mahasiswa, akhirnya, pimpinan DPR dikomandani Harmoko mengeluarkan pernyataan yang mengagetkan. Mereka menyerukan kepada Suharto agar secara legowo mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden. Meskipun pernyataan itu terasa menggelikan, karena sebelumnya Harmokolah orang yang paling

Petualangan Aji 2, Part14

24 Subuh, 20 Mei 1998. Seharusnya hari ini ada acara di Monas. Peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang digagas oleh Amien Rais. Puluhan ribu mahasiswa dan masyarakat sudah siap untuk menghadiri acara itu. Perkembangan politik yang semakin memanas, memaksa Amien Rais untuk membatalkan acara. Desas-desus yang terdengar di kalangan mahasiswa adalah, bila acara tersebut tetap dilaksanakan,

Pondok Jejaka

Satu Usaha keras Yuda selama ini akhirnya membuahkan hasil juga. Dengan wajah sumringah ia menunjukkan namanya yang mejeng diantara nama-nama lain yang dinyatakan lulus SPMB pada kedua orang tuanya. Di Fakultas Teknik Elektro salah satu universitas negeri favorit di Depok. “Yuda lulus ma, pa,” katanya pada kedua orang tuanya. “Anak mama memang pinter deh,” sahut sang mama sambil

Seleksi Tim Volly

Daripada setiap hari sabtu dan minggu molor di kos-kosan karena gak ada kegiatan perkuliahan, Indra akhirnya mutusin ikut dalam club volly yang ada dikampusnya. Kebetulan semester ini ada rekrutmen anggota baru. Semester lalu Indra memang mutusin untuk full kegiatan akademik karena masa itu awal ia kuliah setelah lulus SMU. Saat itu ia tak ingin diganggu dengan segala tetek bengek selain kegiatan

Sepenggal Kisah Dari Gomorah, 2

Menjelang tengah hari, kami tiba di Kota Gomorah. Dari celah sedekup aku mengintip ke luar. Seperti yang pernah di ceritakan oleh Noakh padaku, Gomorah memang sangat ramai. Kata Noakh, sama ramainya dengan Kota Sodom. Sejak kecil, aku memang belum pernah keluar dari desaku. Mendengar cerita Noakh tentang dua kota itu, membuatku punya keinginan untuk mengunjunginya. Namun bukan kunjungan seperti

Sepenggal Kisah Dari Gomorah, Part 3

Tiga batang kontol yang semuanya berukuran besar, milik Habel, Moab, dan Kenan mengacung tegak di depan mukaku. Setelah berhasil membuatku orgasme tadi, kini mereka menyuruhku untuk menghisap batang kontol milik mereka bergantian. “Aku tak pernah melakukannya. Aku tak bisa, aku tak mau” tolakku. Tiba-tiba aku teringat pada kekasihku. “Mulai sekarang, kau harus membiasakan diri melakukan hal

Sepenggal Kisah Dari Gomorah, Part 4

Enokh tidak jadi memperjakaiku malam itu. Ia hanya memintaku untuk mengoral kontolnya hingga orgasme. Aku sangat bersyukur, malam itu keperjakaanku tak perlu terenggut. Sambil melepas lelah seusai orgasmenya tuntas, dia bercerita tentang ketujuh putranya yang diperolehnya dari tiga orang istrinya padaku. Aku mendengarkan saja. Dia mengatakan padaku, bahwa keperjakaanku akan diserahkannya pada

Simpanan Mama

Mamaku itu emang hebat. Diusianya yang sudah kepala lima dia masih tetap cantik dan sexy. Di pekerjaanpun ia tetap paten. Karirnya melesat terus. Jabatannya kini sudah wakil direktur di perusahaan tempatnya bekerja. Karena hidup dengan mama sejahtera, maka aku memilih untuk tinggal bersamanya sejak ia bercerai dengan papaku setahun yang lalu. Papaku yang cuma bekerja sebagai pegawai rendahan,

###

Web-01: vampire_2.0.3.07
_stories_story