Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Petualangan Aji 2, Part12

by Rangga


Akhirnya aku baru tiba di kampus pukul 9 malam. Segera aku menemui teman-temanku di salah satu ruangan kampus, base camp kelompok kami. Aku hanya nyengir ketika teman-teman nasionalisku “marah-marah” padaku. Terutama si Yuda sang ketua. Katanya aku tidak tepat janji. Brifing untuk persiapan aksi besok sudah usai sejak satu jam yang lalu. Mau apalagi, kudengarkan saja “kemarahan” mereka, memang aku yang salah. Janji pulang sebentar apa daya baru bisa kembali malam hari. Dino sih, masak aku dirangsangnya tadi. Bram yang juga ada disitu hanya senyum-senyum melihatkau “dimarahi”.

Setelah acara “marah-marah” padaku usai, aku mengajak Bram menyingkir dari teman-teman. Kami mencari tempat untuk duduk didepan ruangan base camp. Aku tanyakan padanya apa hasil brifing tadi. Sambil merokok Bram menerangkan rencana aksi besok. Katanya besok tanggal 18 Mei 1998, rombongan mahasiswa akan mendesak pimpinan DPR/MPR menyerukan agar Suharto mengembalikan mandat yang diberikan MPR padanya.

“Kemana aja kamu sih kamu tadi Ji?” tanya Bram setelah ia menuntaskan keterangannya tentang rencana aksi besok hari padaku.

“Di rumah saja Bram. Tadi Bapak menyuruhku untuk makan malam di rumah, aku gak enak menolaknya,” alasanku. Bibirku menghembuskan asap rokok ke udara. Bram mengangguk-angguk maklum. Dia sudah mengetahui siapa diriku. Sebenarnya teman-temanku yang lain juga maklum tentang diriku, tapi ya tetap saja aku kena marah juga karena ingkar janji. Tak apalah. Lagipula mereka marahnya juga gak serius-serius banget kok.

Banyak juga mahasiswa yang menginap di kampus. Mereka datang dari berbagai kelompok aksi yang berbeda. Selama unjuk rasa, kampusku berubah menjadi rumah bagi mahasiswa. Banyak yang tidur disini. Tidak hanya cowok, cewek juga banyak. Malah kalau malam banyak yang tidur berpasang-pasangan. Jangan kaget kalau di tengah malam menemukan pasangan cowok dan cewek berpelukan sambil berciuman penuh nafsu di sudut-sudut gelap kampus.

Tingkat kecuekan sangat tinggi disini. Tak usah heran pula bila tengah malam terdengar suara rintihan. Itu bukan suara hantu penunggu kamar mandi, tapi suara dua insan sedang mengarungi bahtera nafsu. Maklum sajalah seusia kami ini kan tingkat birahinya sedang berada pada puncaknya. Tempat-tempat gelap dan tersembunyi cukup banyak sehingga membuka peluang untuk itu.

Tidak hanya persetubuhan insan lain jenis terjadi. Permainan cinta dua insan sejenis pun berlangsung. Meskipun tempat melakukannya memang sangat tersembunyi. Malam kedua menginap, aku dan Bram memergoki Andreas dan Bimo make love di rimbunan semak-semak belakang gedung yang sangat gelap. Sangat jarang ada yang datang kesana di siang hari sekalipun, apalagi malam hari.

Niatnya malam itu kami berdua memang pengen ngesex. Horny banget cing. Sejak aksi unjuk rasa makin marak, aku gak pernah ngentot lagi dengan cowok. Kesibukan unjuk rasa menyebabkanku terlupa melakukan aktivitas itu. Hari kedua kegiatan tidak terlalu banyak. Karena itu wajar saja kalau nafsuku bangkit. Apalagi sorenya aku sempat mandi bareng dengan Bram di kamar mandi. Karena yang mandi banyak, sementara ruangan kamar mandi terbatas akhirnya banyak yang mandi bareng dalam satu ruang kamar mandi. Tak ada yang curiga. Tapi karena diruangan sebelah juga ada yang mandi kami tak bisa menuntaskan hasrat jadinya. Kalo terdengar kan bahaya. Sambil mandi aku dan Bram hanya saling meremas kontol saja.

Pukul 1 pagi, ketika suasana sudah sangat sepi kami segera menuju belakang gedung. Rimbunan semak di belakang gedung merupakan tempat yang sangat tepat untuk itu. Saat kami tiba disana terdengarlah suara erangan. Erangannya pelan sekali. Kami keduluan rupanya. Kami segera mencari sumber suara itu. Pengen tau siapa yang sedang ngentot. Betapa terkejutnya kami, terutama Bram, saat menemukan bahwa erangan itu berasal dari Andreas dan Bimo yang sedang in action penuh nafsu. Beralaskan koran, Andreas mengentoti Bimo yang nungging mengangkang. Gila banget si Andreas ini, banci kayak gitu juga diembatnya. Birahi Bram hilang seketika menyaksikan peristiwa itu. Ditariknya tanganku, mengajakku segera meninggalkan tempat itu. Bram bersungut-sungut, kesal pada Andreas. “Sampai mati gua gak mau ngentot lagi dengannya!” kata Bram. Aku hanya tertawa geli melihat tingkahnya.

Bram tidak bisa tidur malam itu. Aku menemaninya sambil terkantuk-kantuk. Sudah berbatang-batang rokok dihisapnya. Menjelang pukul 3 dinihari Andreas dan Bimo muncul berdua. Selama unjuk rasa Bimo dan genknya memamng ikut menginap di kampus. Menemani Fiona kata Andreas. Soalnya Fiona juga ikut menginap disini. Bimo segera masuk ke ruangan. Sepertinya dia pengen langsung tidur. Kulihat dia sangat kelelahan memang. Andreas yang melihat kami berdua duduk sambil merokok mendatangi kami. Tanpa merasa bersalah dia langsung duduk disebelah Bram. Rambutnya basah. Pasti karena keringat yang keluar saat ia ngentot dengan Bimo tadi.

Saat ia mengambil bungkus rokok, tiba-tiba Bram menarik kerah baju Andreas membuat cowok ganteng itu terdongak. Kelelahan setelah memacu birahi tadi membuat Andreas hanya bisa terbengong ketika Bram menonjok mukanya. Tak ada perlawanan. Kuatir situasi memanas dan bisa membuat mahasiswa yang lain heboh, kutarik mereka menjauh dari situ. Kutarik mereka ke depan kamar mandi.

“Ada apa Bram?” tanya Andreas bingung.

“Dasar gak tau malu, si Bimo yang banci itu kok bisa-bisanya lo embat juga,” bentak Bram. Andreas segera memahami situasi. Tertunduk malu dia hanya diam, dihempaskannya tubuhnya ke lantai. Duduk sambil meremas rambut kepalanya sendiri.

“Sorry Bram...” katanya lirih.

“Kamu bilang muak dengannya. Munafik!” Bram benar-benar marah. Aku hanya diam memandangi mereka berdua bergantian.

Tetap menunduk, Andreas bercerita kenapa dia melakukannya dengan Bimo. Malam itu dia sangat horny. Sedangkan Fiona yang juga menginap, tak bersedia melayaninya. Ngantuk, kata Fiona. Meskipun Andreas sudah mencoba merayu, tetap saja Fiona tak hendak. Karena horny banget, setelah Fiona tertidur, Andreas mendatangi Bimo yang sudah tidur dengan genk bancinya. Sebelumnya Andreas sudah pernah sering melakukannya dengan Bimo juga rupanya.

“Berarti lobang pantat elo sudah sering di jilatin si banci itu?! Mau muntah rasanya membayangkan kontol gua masuk ke lobang pantat elo!” bentak Bram mendengar Andreas sudah pernah melakukannya dengan Bimo jauh-jauh hari.

“Kok bisa sih Ndre?” tanyaku duduk disebelahnya. Andreas bercerita, sejak berpacaran dengan Fiona, dia memang sering jalan-jalan bareng dengan Fiona dan teman-temannya satu genk yang centil-centil itu. Meskipun Andreas secara sah adalah pacar Fiona, namun teman-temannya itu tetap saja suka menggoda Andreas di belakang Fiona. Godaan mereka gak ada aturan, sering nyerempet-nyerempet pada hal-hal yang membangkitkan birahi. Misalnya saat mereka berenang bareng-bareng di rumah Uci. Tanpa sepengetahuan Fiona, teman-temannya yang kalau berenang pasti menggenakan bikini yang minim banget, suka mencoel batang kontol Andreas dibalik celana renangnya yang kecil. Termasuk juga si Bimo, Gita, dan Setyo yang gak tau diri itu. Tapi selama itu Andreas selalu menahan diri. Hingga akhirnya satu kali mereka rame-rame piknik ke Puncak. Siang hari ketika tidur-tidur ayam di sofa ruang tamu villa milik Bimo tiba-tiba Reny mendatangi Andreas. Tanpa permisi cewek cantik dan sexy itu sudah duduk di tepi sofa asik mengulum batang kontol Andreas.

“Ren, gila kamu,” kata Andreas terbangun dari tidurnya, kaget.

“Alah, nikmatin aja Ndre. Mumpung Fiona lagi pergi,” kata Reny cuek. “Gua gak akan minta elo jadi suami gua deh,” katanya. Rupanya Fiona, Rosa, Uci, Gita, dan Setyo sedang jalan-jalan dengan mobil Bimo mencari makanan buat ngemil nanti malam. Yang tinggal di villa cuma Reny dan Bimo. Karena memang maniak sex akhirnya Andreas membiarkan Reny melakukan kehendaknya. Sekejap saja mereka sudah ngentot tanpa peduli melakukannya dimana.

“Elohh benerhh-benerhh perkasahhh Ndrehhh,” kata Reny dalam erangannya. Berbarin telentang di sofa memeknya dihajar kontol Andreas dengan buas. Sedang asik-asiknya ngentot, tiba-tiba Andreas dikagetkan oleh sebuah kilatan cahaya lampu. Segera dilepaskannya tubuh Reny. Dihadapan mereka berdiri Bimo berkacak pinggang.

“Ckkk...ckkk... hebat deh. Pacar sedang pergi eh..malah ngentot dengan temen pacar,” kata Bimo dengan kenesnya. Ditangan kirinya menggantung kamera saku. Andreas benar-benar mati kutu. Bimo telah mengabadikan persenggamaannya dengan Reny tadi. Reny hanya tertawa-tawa nakal sambil merapikan rambutnya yang acak-acakan.

Akhirnya dengan terpaksa Andreas harus mengentoti keduanya bergantian. Sebab Bimo mengancam akan menyerahkan foto itu pada Fiona bila Andreas tidak mau ngesex dengannya. Reny dan Bimo bener-bener gila sex. Tiga kali Andreas dipaksa orgasme melayani mereka. Besoknya gantian Andreas harus mengerjai Uci, Rosa, Gita, dan Setyo sementara Fiona dibawa pergi oleh Bimo dan Reny. Rupanya keenam sahabat Fiona ini sudah merencanakan untuk bisa mengentot dengan Andreas.

Sepulang dari piknik Andreas akhirnya menjadi budak nafsu keenam sahabat Fiona bergantian. Bila Andreas tak bersedia, maka mereka mengancam akan menunjukkan foto bejat itu ke Fiona. Karena memang doyan ngesex, Andreas bersedia saja melayani keinginan mereka meskipun sebenarnya dia hatinya kurang suka karena sebenarnya dia tidak mau berselingkuh.

“Kugampar banci-banci itu,” kata Bram berang.

“Jangan Bram. Gua gak mau putus sama Fiona. Sementara ini gua masih sayang sama dia,” kata Andreas menghiba. Mendengar cerita Andreas aku bersyukur atas keputusanku untuk tidak mendekati Rosa. Ternyata dibalik wajahnya yang lugu, Rosa bejat juga. Meskipun aku gila sex, tapi aku tidak suka berbuat kejam seperti mereka.

Meskipun sejak kejadian itu Bram dan Andreas tetap bersahabat, namun Bram bertekad tidak mau lagi melakukan hubungan badan dengan Andreas. Dan sejak malam itu ia selalu mengintiliku. Karena selalu bersamanya, akhirnya aku kurang komunikasi dengan Zaki dan Ferdinand. Sebab mereka bertiga ini kurang cocok satu sama lain. Lagipula bila bersama Zaki dan Ferdinand percuma saja, aku tidak bisa memuaskan nafsu. Sejak persenggamaan kami yang pertama di rumahnya kemaren dulu, Ferdinand selalu menghindar bila kupancing ke arah sex. Sepertinya dia berusaha untuk melupakan itu semua.

“Gimana Mas Polisi yang kamu bilang cakep itu Ji? Udah ada perkembangan?” tanya Bram membuyarkan lamunanku tentang Andreas.

“Polisi yang mana Bram?” tanyaku.

“Gimana sih? Kamu kan yang bilang ada Polisi cakep yang bikin kamu nafsu. Katanya mau ngasih tunjuk aku orangnya yang mana. Kok sampe sekarang belom ditunjukin juga?” tanya Bram. Tangannya mencuri-cuei kesempatan mencolek selangkanganku.

“Gila kamu Bram. Rame gini,” aku segera menepis tangannya.

“Hehehe,” Bram nyengir. “Gimana dong Polisinya?”

“Masih belum ada perkembangan Bram. Sampe sekarang kami masih sering bersitegang aja kalo ketemu,” kataku.

“Yang mana sih orangnya?” tanya Bram penasaran. Kemudian kami asik membahas cowok itu, tentu saja sambil berbisik-bisik, takut ketahuan mahasiswa lain. Kalo ketauan kan bisa berabe, hehehe. Panjang juga pembahasan kami mengenai polisi itu. Lengkap, terutama di sekitar fisiknya. Setelah lelah ngobrol sambil merokok, akhirnya aku dan Bram masuk kedalam base camp tidur diantara teman-teman lainnya.

Bersambung............

###

47 Gay Erotic Stories from Rangga

Ada Yang Baru

Banyak yang mengirimkan imel ke gua. Selain ngajak berkenalan banyak yang menanyakan kenapa gua gak menulis lagi di MOTN. Menjawab pertanyaan itu dalam kesempatan ini gua mau sampaikan bahwa gua sedang merampungkan sekuel Petualangan Aji. Butuh waktu yang lumayan lama juga buat gua untuk merampungkan tulisan itu. Kenapa lama? Karena gua pengen sekuel ini berbeda dari kisah pertamanya

Aladin (01)

Zaman dahulu kala di Negeri Cina tinggallah seorang pemuda miskin Aladin namanya. Kemiskinannya membuat Aladin melakukan segala hal untuk menghidupi dirinya bersama dengan ibunya yang sudah tua renta. Kadangkala Aladin mengemis di pasar, menjadi kuli membantu para pedagang mengangkat barang dagangan mereka, dan juga mencuri. Sesungguhnya Aladin adalah pemuda yang baik. Kalau sangat tidak

Aladin (02)

“Pamanku benar-benar jahat,” batin Aladin. Ia terduduk sendiri merenungi nasibnya. Kini ia terkurung di dalam tanah bersama harta karun yang melimpah. Sementara sang paman meninggalkannya. Aladin memandangi harta karun di dalam kantong. Sebuah lampu yang terbuat dari emas tertangkap pandangannya. Aladin segera mengambil lampu itu. Ia berniat memindahkan api dari obornya ke sumbu lampu itu.

Aladin (03)

“Benar juga katamu itu Jafar. Wahai pemuda apakah tempat tinggalmu semegah istanaku ini?” tanya raja. “Tuanku, jika hamba memiliki tempat tinggal semegah tuanku, itu artinya hamba tidak menghormati tuanku raja. Namun demikian tempat tinggal hamba cukup megah tuanku. Tuanku raja dan Putri Jasmin hamba undang untuk melihat tempat tinggal hamba besok,” sahut Aladin mantap. Ibu Aladin dan Ali

Antara Mas Donny dan Justin

Cerita ini sangat berbeda dari cerita yang biasanya gue bikin. Bisa dibilang nyeleneh. Gak tau apa yang suka baca cerita di situs ini suka. Mas Donny ada-ada aja deh. Masak dia memintaku ngentot dengan si Justin, mahasiswa yang kos di rumah kami? Ngawur kan. Tapi aku juga ngawur. Kenapa? Karena aku mau aja melaksanakan apa yang disuruhnya itu. Gimana aku mau nolak? Habisnya ngentot itu enak

BBS Eksekutif Muda

“Beeeppppppp…………..,” “Beeeppppppp…………..,” “Beeeppppppp…………..,” Suara ponsel yang diset getar berulang-ulang berbunyi diatas meja. Tak ada yang menjawab. Suara erangan memenuhi ruangan kamar hotel yang tidak terlalu luas itu. Dua pria muda sedang sibuk memacu birahi diatas ranjang empuk yang berderak-deraj. “Oh… oh.. oh.. oh.. oh.. yeshh.. yesshh… oh… oh..,” “Hoh..hoshh..hohh..

Behind The Scenes

Prolog Ini cerita tentang Ananditya Tama. Lebih sering dipanggil Aditya. Umur 22 tahun, lulusan D3 Perhotelan dari sebuah Akademi Pariwisata di Jakarta. Anak kedua dari tiga orang bersaudara yang semuanya cowok. Ayah turunan Pakistan dan ibu Sunda asli. Ganteng sudah pasti. Kulit putih bersih, dengan postur tubuh proporsional. Ramping namun atletis. Tinggi 179 cm dan berat 65 kilogram. Sempat

Behind The Scenes, Part 2

Pengantar. Ternyata MOTN tidak memuat seluruh cerita yang saya submitted kemaren. Untuk membuat anda-anda tidak penasaran, ini kelanjutannya. “Mengapa tadi teman-teman gue bisa enjoy melakukannya ya?” tanya Aditya. “Mungkin mereka benar-benar bisa rileks. Sementara kamu tidak,” kata Martin. “Apa memang begitu Rhin?” tanya Aditya pada Rhino yang sedang berdiri menontonnya dari jarak yang

Cerita Remaja (3)

BAB II NAKALNYA MAMA ANDRE Minggu pagi yang cerah. Andre sarapan berdua saja dengan mamanya di rumah. Biasanya acara sarapan hari minggu mereka lakukan bertiga bersama dengan papanya. Soalnya di hari-hari lain, tidak ada kesempatan untuk mereka dapat sarapan bersama, apalagi makan siang bahkan makan malam. Kesibukan kedua orang tuanya, menyebabkan mereka hanya dapat berkumpul bersama di

Cerita Remaja (4)

Andre semakin mendekat ke pintu kamar yang terkuak itu. Ia longokkan kepalanya sedikit ke celah pintu yang terbuka itu. Serta merta mata Andre melotot melihat pemandangan di ruang kerja papanya itu. Diatas meja kerja papanya, dua manusia lain jenis dalam keadaan bugil sedang asik memacu birahi dengan penuh nafsu. Kedua manusia itu tiada lain tiada bukan adalah mamanya dan Mas Dharma sang

Cerita Remaja (5)

BAB III ANAK-ANAK BASKET Meskipun bukan anggota basket, tapi Calvin kini tak asing lagi dengan komunitas itu. Pergaulan anak-anak basket yang terkenal sangat eksklusif di SMU Dwi Warna dapat dimasuki olehnya. Ini semua berawal dari ajakan Andre untuk menyaksikan latihan basket di sekolah. Setelah mendengar cerita Andre tentang kedoyanan anak-anak basket pada memek cewek dan silit cowok

Dibooking Andre

Beginilah nasibku. Aku jelas-jelas bukan homo. Apalagi banci. Butuh uang untuk hidup membuatku terjebak dalam dunia pelacur waria kayak gini. Setiap hari pakai baju perempuan, nongkrong di pinggir jalan menanti laki-laki yang memiliki orientasi seksual menyimpang atau sekadar pengen coba-coba, membookingku. Si Misye, alias Misno, teman sekamar sekaligus seprofesiku jelas waria asli. Bencong

Enak Dibaca dan Nafsuin!

Ingat slogan majalah Tempo? Mudah-mudahan masih ada yang inget. Buat yang gak inget atau malah gak pernah denger sama sekali, nih gue kasih tau, slogannya adalah, “Enak dibaca dan perlu”. Nah, judul tulisan diatas adalah plesetan dari slogan ini. Gue bikin judul seperti itu karena tulisan berikut ini isinya mengulas judul tersebut. Kali ini gue gak menulis cerita seperti biasanya. Tulisan gue

Harry Fucker dan Ruang Ganti Rahasia (1)

Kereta api sihir yang berangkat dari peron 9 ½ di London akhirnya tiba di Hogwart. Suaranya desis kereta yang keras dan nyaring tak mampu mengalahkan nyaringnya celotehan para murid di tingkat kedua sekolah sihir itu. Bertemu kembali dengan teman sekamar di asrama rupanya membuat mereka tak sabar untuk saling bercerita tentang pengalaman liburan masing-masing. Harry tersenyum-senyum melihat

Kok Bisa Gitu Sih?

Namaku Dika. Aku mau cerita tentang kejadian yang pernah ku alami waktu aku duduk di kelas tiga SD dulu. Umurku belum sampai sepuluh tahun waktu itu. Jangan salah sangka dulu lho. Ini kejadian bukan tentang diriku. Tapi tentang orang yang sangat kuhormati. Aku adalah anak pertama dari papa dan mamaku yang asli turunan Sunda. Papaku, Dadang Sukmana, adalah seorang karyawan swasta di sebuah

Menjelang Pernikahan Mas Randy

"Ndre, abis sekolahan langsung balik ya, jangan kemana-mana lagi" pesan Nyonya Vera pada anaknya, Andre, yang masih duduk di kelas 3 SLTP melalui hand phone. "Kenapa emangnya Ma?" tanya Andre. "Thomas gak ada temennya tuh di rumah. Mama dan dan Tante Serly mau belanja untuk kebutuhan pesta Mas Randy nih," "Lho, kan ada Papa dan Om Darwin di rumah," sambung Andre lagi. "Papa dan Om

Menjelang Pernikahan Mas Randy (2)

Acara pemberkatan pernikahan Mas Randy akan dilangsungkan di gereja pukul sepuluh pagi ini. Andre melirik jam tangan yang melingkar di lengan kirinya, masih pukul delapan, tapi mamanya sudah sibuk menyuruhnya dan Thomas untuk bersiap-siap sejak pukul tujuh tadi. “Ayo jas hitamnya dipakai sekarang. Kalian kan pengiring pengantin prianya. Kalo gak siap-siap dari sekarang entar repot deh. Ayo dong,

Pandu dan Ricky dan Aku

“Bang, tolong jemput mereka sore ini ke bandara ya, soalnya mereka gak ngerti Jakarta tuh,” kata Dina, adik perempuanku semata wayang melalui telepon tadi pagi. Yang dimaksudnya dengan mereka itu adalah Pandu dan Ricky dua temannya waktu di SMU kemaren. kalo yang namanya Pandu bukan hanya sekadar teman buat Dina, adikku itu. denger-denger sih mereka pacaran sampai sekarang. Makanya Dina jadi

Pangeran Tidur

Pada zaman dahulu kala tersebutlah sebuah negeri bernama Antah Berada Dimana. Negeri yang makmur dan damai, diperintah oleh seorang raja muda gagah perkasa didampingi oleh permaisurinya yang cantik jelita. Sang raja memerintah dengan penuh keadilan dan bijaksana. Sedemikian makmur dan damainya negeri itu, hingga batangan emas yang tergeletak di tepi jalan pun tak ada yang mengambilnya.

Pangeran Tidur, Part 2

Pengantar. MOTN lagi ngadat ya, gak bisa memuat seluruh cerita saya. Ini lanjutannya supaya elo gak penasaran. “Siapa engkau?!” tanya Pangeran William. Ia sangat terkejut melihat perubahan gadis cantik yang tadi ditolongnya menjadi seorang laki-laki tampan bertubuh kekar dengan busana transparan yang memamerkan keperkasaan tubuhnya. “Aku adalah seorang peri. Aku tadi sengaja untuk

Pesta Bujangan Untuk Randy

Cerita ini adalah Prequel dari cerita Menjelang Pernikahan Mas Randy. Sepulang dari kantornya di bilangan Sudirman, Randy menyempatkan menjemput Tania, calon istrinya, yang bekerja di kawasan Kuningan. Mereka memang janjian untuk ke club kebugaran sepulang kerja. Melatih otot-otot tubuh sambil menantikan kemacetan di jalanan Jakarta usai. Keduanya memang rajin ke club kebugaran. Karenanya

Petualangan Aji 2, Part 1

1 Akhir April 1998. Suntuk! Semua tugas kuliahku yang sebarek-abrek belum satupun kukerjakan. Aku betul-betul disibukkan dengan segala macam aksi demonstrasi seiring dengan situasi politik yang semakin memanas sejak krisis moneter melanda Indonesia Juli 1997 lalu. Sebagai aktivis mahasiswa tentu saja tak pernah kulewatkan berbagai aksi turun ke jalan yang kami lakukan. Aksi-aksi ini telah

Petualangan Aji 2, Part 15

25 “Kami akan melaporkan perbuatan kalian ini!” kata Romi tegas. Suaranya tetap pelan. Matanya tak lepas menatap batang kami bergantian, pun anggota regunya itu. “Jangan Mas,” kataku memohon. Bram dan Irfan ketakutan. “Kami bersedia memberikan apa saja yang Mas minta asal jangan melaporkan hal ini,” aku segera berjalan menuju celana panjangku. Mencari dompetku. Setelah ketemu segera

Petualangan Aji 2, Part 16

26 “Ndri, giliran kamu,” kata Romi, tangaannya menarik resleting celananya ke atas. Romi kini sudah berpakaian rapi kembali. Sementara Andri kulihat segera melepaskan seluruh pakaian yang dikenakannya belum lagi kata-kata Romi usai seluruhnya. Dia benar-benar sudah tidak sabar menunggu giliran rupanya. Kami bertiga berdiri telanjang bulat memandangi Andri yang kini sudah bugil total di hadapan

Petualangan Aji 2, Part 17

27 Hampir pukul 3 dini hari ketika kami menyelesaikan persenggamaan itu. Setelah menggenakan pakaian, kami berlima kembali ke tempat masing-masing. Romi dan Andri kembali ke pos jaganya. Sedangkan aku, Bram dan Irfan kembali ke lobby. “Kapan-kapan kita ulangi lagi ya,” kata Romi saat kami berpisah. “Boleh Mas,” jawab kami bertiga serempak. Cengiran mesum terbentuk di bibir kami. Andri juga

Petualangan Aji 2, Part 18

29 Kedua tanganku mencengkeram bongkahan pantat Zaki dengan erat. Kepalaku bergerak-gerak, kadang maju mundur kadang berputar-putar tepat di depan selangkangan Zaki. Batang kontol besar dan panjang milik Zaki, keluar masuk mulutku. Pipiku mengempot menyedot-nyedot batang itu. Batangnya tidak bisa kumasukkan kedalam mulutku seluruhnya. Meski sudah kupaksakan, hanya sekitar ¾ nya saja yang bisa

Petualangan Aji 2, Part 19

31 “Capek Zak?” bisikku lembut di telinga Zaki. Ia masih menelungkup diatasku. “Iyah,” jawabnya pelan. “Puas?” tanyaku lagi. “Iya Ji, gak nyangka kalo ngentot dengan kamu enak banget,” “O ya?” “Iyah, tau enaknya kayak gini, sejak kemaren-kemaren aku udah ngajak ngentot dengan kamu,” katanya. Bibirku diciumnya. Kubalas ciumannya. Kami berciuman dengan buas. Saling melumat. Sambil

Petualangan Aji 2, Part 2

3 Didepan kami kini terpampang adegan oral sex yang dilakukan oleh sang cewek kepada sang cowok. Mulut kedua cewek itu begitu lihai menyelomoti kontol sang cowok. Kudengar sang cowok mulai mengerang-erang keenakan. Selanjutnya dengan posisi doggy style menghadap ke penonton sang cowok mengentot sang cewek. Rintihan, erangan, desah nafas mereka memenuhi ruangan. Sambil mengentot begitu sang

Petualangan Aji 2, Part 20

33 Epilog Pagi Hari di awal bulan Januari 2003. Aku sedang asik menonton berita di Liputan 6 Pagi, sambil minum kopi dan makan roti berselai coklat. Hampir lima tahun sejak jatuhnya Suharto, 21 Mei 1998 lalu, kembali mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa besar. Meskipun belum sebesar Tahun 1998 itu. Unjuk rasa yang kini dilakukan oleh junior-juniorku ini, mengingatkanku akan masa-masa indah

Petualangan Aji 2, Part 3

6 Pukul satu siang aku kembali ngumpul dengan teman-temanku sesama aktivis mahasiswa yang disebut Zaki kelompok nasionalis itu. Kami berkumpul di salah satu ruangan kampus. Kami akan mematangkan rencana acara orasi politik yang telah kami audiensikan dengan Dekan tadi pagi. Ketika aku datang seluruh anggota tim sukses acara telah hadir dan sedang serius membicarakan sesuatu. Aku segera duduk di

Petualangan Aji 2, Part 4

9 Hampir setengah jam aku bermain-main di lobang kenikmatan Bram. Berbagai jurus sudah kukeluarkan. Menjilat, menghisap, menyedot, menyelip-nyelipkan lidahku ke lobangnya yang sempit bahkan menyodok-nyodokkan jariku disana. Bram benar-benar keenakan dengan aksiku. Pantatnya bergoyang-goyang dan sekali-kali menekan mukaku. Kontolnya sudah tegak penuh dalam genggaman tanganku yang tak pernah

Petualangan Aji 2, Part 5

11 Pukul 7 pagi. Bunyi nyaring jam beker membangunkanku. Ahhhhh......aku menggeliat dengan tubuh telanjang bulat di tempat tidur. Aku memang suka tidur tanpa menggenakan busana selembar pun. Rasanya bebas. Ahhhh........kembali aku menggeliat, badanku terasa segar pagi ini. Tidur nyenyak mengembalikan staminaku yang semalam terkuras akibat “perang tanding” dengan Bram. Hehe. Dengan kontol

Petualangan Aji 2, Part 6

13 Tengah hari. “Kenapa sih kamu itu kalo kencing gak mau jongkok Ji?” sebuah suara yang sangat kukenal menegurku dari belakang. Suara Zaki. Aku menoleh padanya. Saat itu aku sedang kencing berdiri di kamar mandi. Tanganku menggenggam batang kontolku yang sedang mengeluarkan air kencing di water closet. “Eh, kamu Zak,” aku hanya nyengir mendengar komentarnya. Dia memang tak pernah bosan

Petualangan Aji 2, Part 7

15 “Ärghhhhhhhhh........” aku melenguh keras diatas tubuh telanjang Mas Doni yang berbaring telentang dibawahku. Kedua pahanya terkuak lebar mengangkang. Baru saja kusemburkan spermaku ke dalam lobang pantatnya yang empuk dan penuh dengan bulu-bulu halus. Setelah pembicaraan yang cukup mengagetkan tentang kakak beradik ini, kusenggamai Mas Doni dengan berbagai gaya. Mulai dari gaya duduk,

Petualangan Aji 2, Part 8

16 “Mashhh, Mashh......aku pengen keluarhhhhh,” desah Jono. Tubuhnya mulai menggeletar. Dibawah sana Mas Doni sedang asik bersilat lidah dengan batang kontolnya. Berbagai jurus oral yang diketahui Mas Doni sudah dipraktekkannya menyerang titik-titik kelemahan batang Jono. Sementara dari atas aku terus menggempur dada dan puting susunya. Rupanya Jono sudah tak mampu bertahan lagi akibat serangan

Petualangan Aji 2, Part 9

18 Pekan-pekan pertama di bulan Mei 1998. Tit, tit. Suara klakson mobilku mengagetkan Sony yang sedang duduk serius menonton televisi di ruang satpam. Saking seriusnya menonton dia tidak menyadari kalau aku sudah mengamatinya hampir dua menit dari jendela mobilku. Satpam satu ini gak kalah menarik dibanding si Jono. Kapan ya kurealisasikan rencanaku ngerjain dia seperti si Jono. Hehe. “Eh,

Petualangan Aji 2, Part10

19 Dengan perlahan kulepaskan kancing baju koko Ferdinand satu persatu. Dipejamkannya matanya, tak berani memandangku. Berdua kami berdiri berhadapan. Tubuhku sudah telanjang bulat sejak tadi dengan kontol mengacung tegak. Kami berada dalam kamarnya yang tidak terlalu luas dibandingkan dengan kamarku. Setelah mendengar pengakuannya yang diringi sedu sedan, kupacu mobilku menuju rumahnya. Dalam

Petualangan Aji 2, Part11

21 Pertengahan bulan Mei 1998. Jakarta rusuh. Pemicunya adalah kematian empat mahasiswa Trisakti saat unjuk rasa. Sayang sekali, keempatnya masih muda. Masyarakat marah. Masyarakat muak. Penjarahan dimana-mana. Kebencian pada etnis Cina menjalar. Toko-toko milik si mata sipit diserbu masyarakat. Barang-barang diambili. Beberapa gedung dibakar oleh massa yang marah. Papan bertuliskan “Milik

Petualangan Aji 2, Part12

Akhirnya aku baru tiba di kampus pukul 9 malam. Segera aku menemui teman-temanku di salah satu ruangan kampus, base camp kelompok kami. Aku hanya nyengir ketika teman-teman nasionalisku “marah-marah” padaku. Terutama si Yuda sang ketua. Katanya aku tidak tepat janji. Brifing untuk persiapan aksi besok sudah usai sejak satu jam yang lalu. Mau apalagi, kudengarkan saja “kemarahan” mereka, memang

Petualangan Aji 2, Part13

22 19 Mei 1998. Aksi kemaren sore benar-benar seru. Setelah didatangi dan didesak terus menerus oleh mahasiswa, akhirnya, pimpinan DPR dikomandani Harmoko mengeluarkan pernyataan yang mengagetkan. Mereka menyerukan kepada Suharto agar secara legowo mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden. Meskipun pernyataan itu terasa menggelikan, karena sebelumnya Harmokolah orang yang paling

Petualangan Aji 2, Part14

24 Subuh, 20 Mei 1998. Seharusnya hari ini ada acara di Monas. Peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang digagas oleh Amien Rais. Puluhan ribu mahasiswa dan masyarakat sudah siap untuk menghadiri acara itu. Perkembangan politik yang semakin memanas, memaksa Amien Rais untuk membatalkan acara. Desas-desus yang terdengar di kalangan mahasiswa adalah, bila acara tersebut tetap dilaksanakan,

Pondok Jejaka

Satu Usaha keras Yuda selama ini akhirnya membuahkan hasil juga. Dengan wajah sumringah ia menunjukkan namanya yang mejeng diantara nama-nama lain yang dinyatakan lulus SPMB pada kedua orang tuanya. Di Fakultas Teknik Elektro salah satu universitas negeri favorit di Depok. “Yuda lulus ma, pa,” katanya pada kedua orang tuanya. “Anak mama memang pinter deh,” sahut sang mama sambil

Seleksi Tim Volly

Daripada setiap hari sabtu dan minggu molor di kos-kosan karena gak ada kegiatan perkuliahan, Indra akhirnya mutusin ikut dalam club volly yang ada dikampusnya. Kebetulan semester ini ada rekrutmen anggota baru. Semester lalu Indra memang mutusin untuk full kegiatan akademik karena masa itu awal ia kuliah setelah lulus SMU. Saat itu ia tak ingin diganggu dengan segala tetek bengek selain kegiatan

Sepenggal Kisah Dari Gomorah, 2

Menjelang tengah hari, kami tiba di Kota Gomorah. Dari celah sedekup aku mengintip ke luar. Seperti yang pernah di ceritakan oleh Noakh padaku, Gomorah memang sangat ramai. Kata Noakh, sama ramainya dengan Kota Sodom. Sejak kecil, aku memang belum pernah keluar dari desaku. Mendengar cerita Noakh tentang dua kota itu, membuatku punya keinginan untuk mengunjunginya. Namun bukan kunjungan seperti

Sepenggal Kisah Dari Gomorah, Part 3

Tiga batang kontol yang semuanya berukuran besar, milik Habel, Moab, dan Kenan mengacung tegak di depan mukaku. Setelah berhasil membuatku orgasme tadi, kini mereka menyuruhku untuk menghisap batang kontol milik mereka bergantian. “Aku tak pernah melakukannya. Aku tak bisa, aku tak mau” tolakku. Tiba-tiba aku teringat pada kekasihku. “Mulai sekarang, kau harus membiasakan diri melakukan hal

Sepenggal Kisah Dari Gomorah, Part 4

Enokh tidak jadi memperjakaiku malam itu. Ia hanya memintaku untuk mengoral kontolnya hingga orgasme. Aku sangat bersyukur, malam itu keperjakaanku tak perlu terenggut. Sambil melepas lelah seusai orgasmenya tuntas, dia bercerita tentang ketujuh putranya yang diperolehnya dari tiga orang istrinya padaku. Aku mendengarkan saja. Dia mengatakan padaku, bahwa keperjakaanku akan diserahkannya pada

Simpanan Mama

Mamaku itu emang hebat. Diusianya yang sudah kepala lima dia masih tetap cantik dan sexy. Di pekerjaanpun ia tetap paten. Karirnya melesat terus. Jabatannya kini sudah wakil direktur di perusahaan tempatnya bekerja. Karena hidup dengan mama sejahtera, maka aku memilih untuk tinggal bersamanya sejak ia bercerai dengan papaku setahun yang lalu. Papaku yang cuma bekerja sebagai pegawai rendahan,

###

Web-02: vampire_2.0.3.07
_stories_story