Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Cerita Remaja (3)

by Rangga


BAB II NAKALNYA MAMA ANDRE

Minggu pagi yang cerah.

Andre sarapan berdua saja dengan mamanya di rumah. Biasanya acara sarapan hari minggu mereka lakukan bertiga bersama dengan papanya. Soalnya di hari-hari lain, tidak ada kesempatan untuk mereka dapat sarapan bersama, apalagi makan siang bahkan makan malam. Kesibukan kedua orang tuanya, menyebabkan mereka hanya dapat berkumpul bersama di hari minggu pagi.

Papanya yang seorang direktur jenderal di Departemen Dalam Negeri selalu padat dengan kegiatan kantor. Sedangkan sang mama yang aktivis kegiatan sosial selalu sibuk dengan urusan arisan, urusan anak-anak panti asuhan, anak-anak jalanan, anak-anak pengungsi Aceh, Maluku dan segala macam anak-anak lainnya. Akhirnya Andre, sang anak semata wayang, malah kurang diperhatikan.

Pagi itu, sang papa tidak bisa ikut sarapan bersama karena sedang melakukan kunjungan ke daerah. Katanya sih meninjau pelaksanaan otonomi daerah di tiga propinsi. Paling cepat baru kembali minggu depan.

Meskipun kadangkala Andre merasa sedih karena sering ditinggal sendirian di rumah, namun Andre sesungguhnya menikmati kesibukan kedua orang tuanya itu. Rumah yang selalu sepi membuatnya lebih punya banyak kesempatan untuk memuas-muaskan nafsunya di rumah. Ia bisa melakukannya dengan Cindy, sang pacar, atau dengan Calvin teman sekaligus yang mengajarinya menjelang ujian akhir dan SPMB, atau juga rame-rame dengan teman-temannya dari Tim Basket SMU Dwi Warna.

“Hari ini mama pergi lagi ma?” tanya Andre berbasa-basi pada mamanya. Ia tahu pasti, sesudah sarapan nanti mamanya pasti ngeluyur dari rumah dan baru pulang hampir tengah malam.

“Iyalah sayang. Kamu kan tahu, Aceh sedang bergolak nih. Jadinya mama makin sibuk mengurusi pengiriman stock makanan untuk saudara-saudara kita disana sayang,” jawab mamanya dengan senyum penuh kebijakan.

“Harus itu ma. Andre juga mau pergi nih abis sarapan,” kata Andre.

“Belajar bersama Calvin lagi?” tanya mama, sambil memasukkan sepotong roti bakar melalui bibirnya yang tipis. Diusia yang hampir empat puluh tahun, mama Andre masih kelihatan sangat cantik. Tubuhnya padat seperti gadis usia dua puluh tahunan saja. Gimana enggak, sang mama kan rajin fitness dan makan makanan suplemen plus minum jamu untuk menjaga staminan dan kekencangan otot serta kulitnya.

“Enggak ma. Maen basket sama anak-anak,”

“Lho, kamu kan udah dekat ujian akhirnya sayang. Kok bukannya belajar bareng Calvin, malah maen basket?”

“Ini juga main basketnya bareng Calvin kok ma,”

“Hmmm,”

“Iya. Kata Calvin, sekali-kali perlu refresing juga agar pikiran tidak butek karena belajar terus-menerus. Selain itu kesegaran tubuh kan harus dijaga ma,”

“Gitu ya. Kalau gitu ya terserah. Yang penting kamu belajarnya yang bagus ya sayang, supaya bisa lulus dengan nilai baik di ujian akhir nanti. Kalo nilai kamu kurang bagus, cita-cita kamu untuk masuk Akademi Angkatan Udara kan bisa gagal sayang,”

“Beres ma. Yang penting mama doain Andre selalu ya,”

“Pasti sayang,” jawab mamanya dengan senyum sayang.

Andre melahap potongan roti bakarnya yang terakhir. Kemudian berpamitan pada mamanya. “Andre pergi duluan ya ma. Mama kapan berangkatnya?” tanya Andre sambil mencium pipi mamanya.

“Setelah Mama beres-beres dulu sayang,”

“Pergi sama Mas Dharma, Ma?”

“Iya dong sayang. Abis sama siapa lagi. Kan supir mama cuman dia satu-satunya,”

“Oke deh ma. Andre berangkat kalo gitu,” kata Andre, disandangkannya ransel olah raganya ke bahunya.

“Hati-hati ya sayang,”

Andre menuju garasi di samping rumah untuk mengambil sepeda motornya. Ia bertemu dengan Mas Dharma disana. Supir mamanya itu sedang asik berbasah-basah ria, mencuci sedan milik mamanya.

“Selamat pagi Mas Andre,” sapa Mas Dharma ramah pada Andre sambil tersenyum manis memamerkan barisan giginya yang rapi dan putih.

“Pagi Mas Dharma. Masih nyuci mobil mas? Mama udah mau berangkat tuh,”

“Waduh, Mas harus buru-buru kalo gitu,” jawabnya. Kemudian ia sibuk mengelap mobil sedan itu dengan kain yang masih kering. Andre memandangi cowok itu dengan serius. Gimana gak serius, Mas Dharma ini orangnya ganteng. Bodynya putih bersih dan kekar. Saat ini ia hanya menggenakan celana pendek tanpa atasan, memamerkan dada bidangnya yang dihiasi bulu-bulu halus nan lebat.

Dengan cueknya didepan Andre Mas Dharma mengangkat-angkat tangannya yang berotot itu saat mengelap atap mobil. Bulu-bulu lebat di lipatan ketiaknya yang putih itu terpampang jelas di mata Andre. Membuat jakun remaja ganteng itu naik turun menahan nafsu. Rencana Andre untuk segera meluncur menuju rumah Calvin akhirnya tertunda. Andre merasa sayang kehilangan kesempatan menikmati pemandangan bagus didepan matanya ini. Pelan-pelan ransel yang tadi sudah disandangnya diletakkannya di lantai. Ia mendekati Mas Dharma, pura-pura mengamati kegiatan mencuci mobil supir ganteng itu.

“Mas, bagian atas ini masih basah nih,” komentarnya, ia tak mau menimbulkan kecurigaan Mas Dharma.

Mas Dharma ini sebenarnya adalah salah satu dari dua orang ajudan papanya Andre yang bertugas di rumah mereka. Usianya masih muda, baru 24 tahun. Asli Manado. Dia lulusan STPDN. Demikian juga Mas Fadly ajudan papa Andre yang satu lagi, yang saat ini mendampingi sang papa melaksanakan tugas ke daerah. Mereka berdua bertugas sejak sang papa diangkat menjadi dirjen.

Kedua ajudan ini sama-sama kekar. Maklum aja ketika pendidikan dulu mereka kan dididik semi militer. Kebetulan juga keduanya memiliki paras yang ganteng. Saat sang papa memperkenalkan kedua ajudan itu kepadanya, Andre blingsatan. Waktu itu keduanya datang dengan menggenakan seragam semi ketat. Andre dapat melihat dengan jelas otot-otot terlatih dibalik seragam mereka itu. Tonjolan besar di selangkangan mereka membuat kontol Andre ngaceng berat. Akhirnya untuk menuntaskan birahinya yang memuncak Andre melakukan onani di kamarnya, ia belum berani untuk ngajak mereka berhubungan sex.

Andre selalu berharap suatu saat dia bisa ngerjain kedua ajudan itu. Namun sampai saat ini harapannya itu tak pernah kesampaian.

Berdiri dekat-dekat Mas Dharma membuat birahi Andre semakin meningkat. Batang kontolnya sudah berdenyut-denyut. Ia tak mau ngecret sambil berdiri karena horny ngelihatin Mas Dharma. Segera ia meninggalkan ajudan jantan itu. Dalam pikirannya kemudian, lebih baik dia segera menuju rumah Calvin. Disana ia bisa menuntaskan hasratnya pada temannya itu sebelum mereka berangkat ke sekolah untuk main basket.

Sepanjang perjalanan menuju ke rumah Calvin, bayangan lekuk-lekuk tubuh Mas Dharma sang ajudan ganteng, menari-nari di benak Andre. Apalagi ketika tadi Mas Dharma asik nungging mengelap mobil, bongkahan buah pantat sang ajudan yang montok itu benar-benar membuatnya ngiler.

Andre hampir tiba di rumah Calvin. Tiba-tiba disadarinya ransel olah raganya tak tersandang dipunggungnya. Gara-gara mengamati sang ajudan ia terlupa mengambilnya lagi saat pergi. Segera Andre memutar laju sepeda motornya kembali ke rumahnya. Gimana dia mau main basket kalo pakaian basket tak dibawanya.

Tak sampai lima belas menit, Andre sudah kembali ke rumah. Dilihatnya mobil sedan sang mama yang mengkilap masih terparkir dengan rapi di garasi.

“Dasar mama, beres-beres aja lama banget,” pikirnya. Dicarinya ranselnya di garasi, namun tak ditemukannya disana. Kemana ya? Ia segera menuju dapur mencari Mbak Minah, pembantu rumahnya. Barangkali pembantunya itu menyimpan tasnya.

“Eh, Mas Andre. Gak jadi perginya mas?” tanya Mbak Minah.

“Tadi udah pergi. Tapi ransel saya ketinggalan. Mbak ada lihat gak?”

“Gak ada Mas. Memangnya tadi Mas Andre tinggalin dimana?”

“Di garasi, waktu Mas Dharma nyuci mobil tadi,”

“Mungkin dibawa sama Mas Dharma kalo gitu,”

“Mas Dharma kemana Mbak?”

“Mungkin di kamarnya Mas, kan mau pergi dengan ibu,”

Andre segera menuju kamar tidur Mas Dharma. Tapi tak ada orang disana. Ia hanya menemukan dua tempat tidur yang kosong, milik Mas Dharma dan Mas Fadly. Kamar mandi didalam ruangan kamar itu juga kosong. Ia kembali ke dapur menemui Mbak Minah.

“Gak ada Mbak, kemana ya?”

“Coba liat di ruang kerja Bapak Mas. Tadi ibu menyuruh saya memanggil Mas Dharma ke ruang kerja Bapak. Tapi apa masih disana ya? Coba liat dulu Mas,”

Andre segera menuju ruang kerja papanya yang terletak disamping kamar tidur kedua orang tuanya itu. Sesampainya disana dilihatnya pintu kamar kerja sang papa tertutup. Ia memutar gerendel pintu itu, ternyata terkunci.

Andre segera menuju kamar kedua orang tuanya. Barangkali mamanya masih di kamar itu beres-beres. Ia bisa bertanya tentang keberadaan Mas Dharma pada mamanya. Diputarnya gerendel pintu kamar itu, ternyata tidak terkunci. Andre segera memasuki kamar besar itu. Mamanya tidak terlihat duduk di meja riasnya. Matanya menelusuri seluruh isi kamar. Kosong. Pintu kamar mandi mamanya terbuka, tak ada orang disana.

Matanya kemudian tertumbuk pada pintu penghubung antara ruang kerja papanya dengan kamar tidur kedua orang tuanya itu. Pintu itu dilihatnya buka sedikit. Andre mendekati pintu itu. Barangkali mamanya ada disana, pikirnya. Ketika langkahnya semakin dekat dengan pintu kamar itu, telinganya tiba-tiba menangkap suara-suara dari ruang kerja papanya. Ia menghentikan langkahnya, mencoba berkonsentrasi mendengarkan suara itu. Tiba-tiba jantung Andre berdegup dengan keras. Perasaannya mulai tidak enak. Suara yang didengarnya itu adalah suara-suara erangan-erangan tertahan, milik laki-laki dan perempuan.

[BERSAMBUNG...]

###

47 Gay Erotic Stories from Rangga

Ada Yang Baru

Banyak yang mengirimkan imel ke gua. Selain ngajak berkenalan banyak yang menanyakan kenapa gua gak menulis lagi di MOTN. Menjawab pertanyaan itu dalam kesempatan ini gua mau sampaikan bahwa gua sedang merampungkan sekuel Petualangan Aji. Butuh waktu yang lumayan lama juga buat gua untuk merampungkan tulisan itu. Kenapa lama? Karena gua pengen sekuel ini berbeda dari kisah pertamanya

Aladin (01)

Zaman dahulu kala di Negeri Cina tinggallah seorang pemuda miskin Aladin namanya. Kemiskinannya membuat Aladin melakukan segala hal untuk menghidupi dirinya bersama dengan ibunya yang sudah tua renta. Kadangkala Aladin mengemis di pasar, menjadi kuli membantu para pedagang mengangkat barang dagangan mereka, dan juga mencuri. Sesungguhnya Aladin adalah pemuda yang baik. Kalau sangat tidak

Aladin (02)

“Pamanku benar-benar jahat,” batin Aladin. Ia terduduk sendiri merenungi nasibnya. Kini ia terkurung di dalam tanah bersama harta karun yang melimpah. Sementara sang paman meninggalkannya. Aladin memandangi harta karun di dalam kantong. Sebuah lampu yang terbuat dari emas tertangkap pandangannya. Aladin segera mengambil lampu itu. Ia berniat memindahkan api dari obornya ke sumbu lampu itu.

Aladin (03)

“Benar juga katamu itu Jafar. Wahai pemuda apakah tempat tinggalmu semegah istanaku ini?” tanya raja. “Tuanku, jika hamba memiliki tempat tinggal semegah tuanku, itu artinya hamba tidak menghormati tuanku raja. Namun demikian tempat tinggal hamba cukup megah tuanku. Tuanku raja dan Putri Jasmin hamba undang untuk melihat tempat tinggal hamba besok,” sahut Aladin mantap. Ibu Aladin dan Ali

Antara Mas Donny dan Justin

Cerita ini sangat berbeda dari cerita yang biasanya gue bikin. Bisa dibilang nyeleneh. Gak tau apa yang suka baca cerita di situs ini suka. Mas Donny ada-ada aja deh. Masak dia memintaku ngentot dengan si Justin, mahasiswa yang kos di rumah kami? Ngawur kan. Tapi aku juga ngawur. Kenapa? Karena aku mau aja melaksanakan apa yang disuruhnya itu. Gimana aku mau nolak? Habisnya ngentot itu enak

BBS Eksekutif Muda

“Beeeppppppp…………..,” “Beeeppppppp…………..,” “Beeeppppppp…………..,” Suara ponsel yang diset getar berulang-ulang berbunyi diatas meja. Tak ada yang menjawab. Suara erangan memenuhi ruangan kamar hotel yang tidak terlalu luas itu. Dua pria muda sedang sibuk memacu birahi diatas ranjang empuk yang berderak-deraj. “Oh… oh.. oh.. oh.. oh.. yeshh.. yesshh… oh… oh..,” “Hoh..hoshh..hohh..

Behind The Scenes

Prolog Ini cerita tentang Ananditya Tama. Lebih sering dipanggil Aditya. Umur 22 tahun, lulusan D3 Perhotelan dari sebuah Akademi Pariwisata di Jakarta. Anak kedua dari tiga orang bersaudara yang semuanya cowok. Ayah turunan Pakistan dan ibu Sunda asli. Ganteng sudah pasti. Kulit putih bersih, dengan postur tubuh proporsional. Ramping namun atletis. Tinggi 179 cm dan berat 65 kilogram. Sempat

Behind The Scenes, Part 2

Pengantar. Ternyata MOTN tidak memuat seluruh cerita yang saya submitted kemaren. Untuk membuat anda-anda tidak penasaran, ini kelanjutannya. “Mengapa tadi teman-teman gue bisa enjoy melakukannya ya?” tanya Aditya. “Mungkin mereka benar-benar bisa rileks. Sementara kamu tidak,” kata Martin. “Apa memang begitu Rhin?” tanya Aditya pada Rhino yang sedang berdiri menontonnya dari jarak yang

Cerita Remaja (3)

BAB II NAKALNYA MAMA ANDRE Minggu pagi yang cerah. Andre sarapan berdua saja dengan mamanya di rumah. Biasanya acara sarapan hari minggu mereka lakukan bertiga bersama dengan papanya. Soalnya di hari-hari lain, tidak ada kesempatan untuk mereka dapat sarapan bersama, apalagi makan siang bahkan makan malam. Kesibukan kedua orang tuanya, menyebabkan mereka hanya dapat berkumpul bersama di

Cerita Remaja (4)

Andre semakin mendekat ke pintu kamar yang terkuak itu. Ia longokkan kepalanya sedikit ke celah pintu yang terbuka itu. Serta merta mata Andre melotot melihat pemandangan di ruang kerja papanya itu. Diatas meja kerja papanya, dua manusia lain jenis dalam keadaan bugil sedang asik memacu birahi dengan penuh nafsu. Kedua manusia itu tiada lain tiada bukan adalah mamanya dan Mas Dharma sang

Cerita Remaja (5)

BAB III ANAK-ANAK BASKET Meskipun bukan anggota basket, tapi Calvin kini tak asing lagi dengan komunitas itu. Pergaulan anak-anak basket yang terkenal sangat eksklusif di SMU Dwi Warna dapat dimasuki olehnya. Ini semua berawal dari ajakan Andre untuk menyaksikan latihan basket di sekolah. Setelah mendengar cerita Andre tentang kedoyanan anak-anak basket pada memek cewek dan silit cowok

Dibooking Andre

Beginilah nasibku. Aku jelas-jelas bukan homo. Apalagi banci. Butuh uang untuk hidup membuatku terjebak dalam dunia pelacur waria kayak gini. Setiap hari pakai baju perempuan, nongkrong di pinggir jalan menanti laki-laki yang memiliki orientasi seksual menyimpang atau sekadar pengen coba-coba, membookingku. Si Misye, alias Misno, teman sekamar sekaligus seprofesiku jelas waria asli. Bencong

Enak Dibaca dan Nafsuin!

Ingat slogan majalah Tempo? Mudah-mudahan masih ada yang inget. Buat yang gak inget atau malah gak pernah denger sama sekali, nih gue kasih tau, slogannya adalah, “Enak dibaca dan perlu”. Nah, judul tulisan diatas adalah plesetan dari slogan ini. Gue bikin judul seperti itu karena tulisan berikut ini isinya mengulas judul tersebut. Kali ini gue gak menulis cerita seperti biasanya. Tulisan gue

Harry Fucker dan Ruang Ganti Rahasia (1)

Kereta api sihir yang berangkat dari peron 9 ½ di London akhirnya tiba di Hogwart. Suaranya desis kereta yang keras dan nyaring tak mampu mengalahkan nyaringnya celotehan para murid di tingkat kedua sekolah sihir itu. Bertemu kembali dengan teman sekamar di asrama rupanya membuat mereka tak sabar untuk saling bercerita tentang pengalaman liburan masing-masing. Harry tersenyum-senyum melihat

Kok Bisa Gitu Sih?

Namaku Dika. Aku mau cerita tentang kejadian yang pernah ku alami waktu aku duduk di kelas tiga SD dulu. Umurku belum sampai sepuluh tahun waktu itu. Jangan salah sangka dulu lho. Ini kejadian bukan tentang diriku. Tapi tentang orang yang sangat kuhormati. Aku adalah anak pertama dari papa dan mamaku yang asli turunan Sunda. Papaku, Dadang Sukmana, adalah seorang karyawan swasta di sebuah

Menjelang Pernikahan Mas Randy

"Ndre, abis sekolahan langsung balik ya, jangan kemana-mana lagi" pesan Nyonya Vera pada anaknya, Andre, yang masih duduk di kelas 3 SLTP melalui hand phone. "Kenapa emangnya Ma?" tanya Andre. "Thomas gak ada temennya tuh di rumah. Mama dan dan Tante Serly mau belanja untuk kebutuhan pesta Mas Randy nih," "Lho, kan ada Papa dan Om Darwin di rumah," sambung Andre lagi. "Papa dan Om

Menjelang Pernikahan Mas Randy (2)

Acara pemberkatan pernikahan Mas Randy akan dilangsungkan di gereja pukul sepuluh pagi ini. Andre melirik jam tangan yang melingkar di lengan kirinya, masih pukul delapan, tapi mamanya sudah sibuk menyuruhnya dan Thomas untuk bersiap-siap sejak pukul tujuh tadi. “Ayo jas hitamnya dipakai sekarang. Kalian kan pengiring pengantin prianya. Kalo gak siap-siap dari sekarang entar repot deh. Ayo dong,

Pandu dan Ricky dan Aku

“Bang, tolong jemput mereka sore ini ke bandara ya, soalnya mereka gak ngerti Jakarta tuh,” kata Dina, adik perempuanku semata wayang melalui telepon tadi pagi. Yang dimaksudnya dengan mereka itu adalah Pandu dan Ricky dua temannya waktu di SMU kemaren. kalo yang namanya Pandu bukan hanya sekadar teman buat Dina, adikku itu. denger-denger sih mereka pacaran sampai sekarang. Makanya Dina jadi

Pangeran Tidur

Pada zaman dahulu kala tersebutlah sebuah negeri bernama Antah Berada Dimana. Negeri yang makmur dan damai, diperintah oleh seorang raja muda gagah perkasa didampingi oleh permaisurinya yang cantik jelita. Sang raja memerintah dengan penuh keadilan dan bijaksana. Sedemikian makmur dan damainya negeri itu, hingga batangan emas yang tergeletak di tepi jalan pun tak ada yang mengambilnya.

Pangeran Tidur, Part 2

Pengantar. MOTN lagi ngadat ya, gak bisa memuat seluruh cerita saya. Ini lanjutannya supaya elo gak penasaran. “Siapa engkau?!” tanya Pangeran William. Ia sangat terkejut melihat perubahan gadis cantik yang tadi ditolongnya menjadi seorang laki-laki tampan bertubuh kekar dengan busana transparan yang memamerkan keperkasaan tubuhnya. “Aku adalah seorang peri. Aku tadi sengaja untuk

Pesta Bujangan Untuk Randy

Cerita ini adalah Prequel dari cerita Menjelang Pernikahan Mas Randy. Sepulang dari kantornya di bilangan Sudirman, Randy menyempatkan menjemput Tania, calon istrinya, yang bekerja di kawasan Kuningan. Mereka memang janjian untuk ke club kebugaran sepulang kerja. Melatih otot-otot tubuh sambil menantikan kemacetan di jalanan Jakarta usai. Keduanya memang rajin ke club kebugaran. Karenanya

Petualangan Aji 2, Part 1

1 Akhir April 1998. Suntuk! Semua tugas kuliahku yang sebarek-abrek belum satupun kukerjakan. Aku betul-betul disibukkan dengan segala macam aksi demonstrasi seiring dengan situasi politik yang semakin memanas sejak krisis moneter melanda Indonesia Juli 1997 lalu. Sebagai aktivis mahasiswa tentu saja tak pernah kulewatkan berbagai aksi turun ke jalan yang kami lakukan. Aksi-aksi ini telah

Petualangan Aji 2, Part 15

25 “Kami akan melaporkan perbuatan kalian ini!” kata Romi tegas. Suaranya tetap pelan. Matanya tak lepas menatap batang kami bergantian, pun anggota regunya itu. “Jangan Mas,” kataku memohon. Bram dan Irfan ketakutan. “Kami bersedia memberikan apa saja yang Mas minta asal jangan melaporkan hal ini,” aku segera berjalan menuju celana panjangku. Mencari dompetku. Setelah ketemu segera

Petualangan Aji 2, Part 16

26 “Ndri, giliran kamu,” kata Romi, tangaannya menarik resleting celananya ke atas. Romi kini sudah berpakaian rapi kembali. Sementara Andri kulihat segera melepaskan seluruh pakaian yang dikenakannya belum lagi kata-kata Romi usai seluruhnya. Dia benar-benar sudah tidak sabar menunggu giliran rupanya. Kami bertiga berdiri telanjang bulat memandangi Andri yang kini sudah bugil total di hadapan

Petualangan Aji 2, Part 17

27 Hampir pukul 3 dini hari ketika kami menyelesaikan persenggamaan itu. Setelah menggenakan pakaian, kami berlima kembali ke tempat masing-masing. Romi dan Andri kembali ke pos jaganya. Sedangkan aku, Bram dan Irfan kembali ke lobby. “Kapan-kapan kita ulangi lagi ya,” kata Romi saat kami berpisah. “Boleh Mas,” jawab kami bertiga serempak. Cengiran mesum terbentuk di bibir kami. Andri juga

Petualangan Aji 2, Part 18

29 Kedua tanganku mencengkeram bongkahan pantat Zaki dengan erat. Kepalaku bergerak-gerak, kadang maju mundur kadang berputar-putar tepat di depan selangkangan Zaki. Batang kontol besar dan panjang milik Zaki, keluar masuk mulutku. Pipiku mengempot menyedot-nyedot batang itu. Batangnya tidak bisa kumasukkan kedalam mulutku seluruhnya. Meski sudah kupaksakan, hanya sekitar ¾ nya saja yang bisa

Petualangan Aji 2, Part 19

31 “Capek Zak?” bisikku lembut di telinga Zaki. Ia masih menelungkup diatasku. “Iyah,” jawabnya pelan. “Puas?” tanyaku lagi. “Iya Ji, gak nyangka kalo ngentot dengan kamu enak banget,” “O ya?” “Iyah, tau enaknya kayak gini, sejak kemaren-kemaren aku udah ngajak ngentot dengan kamu,” katanya. Bibirku diciumnya. Kubalas ciumannya. Kami berciuman dengan buas. Saling melumat. Sambil

Petualangan Aji 2, Part 2

3 Didepan kami kini terpampang adegan oral sex yang dilakukan oleh sang cewek kepada sang cowok. Mulut kedua cewek itu begitu lihai menyelomoti kontol sang cowok. Kudengar sang cowok mulai mengerang-erang keenakan. Selanjutnya dengan posisi doggy style menghadap ke penonton sang cowok mengentot sang cewek. Rintihan, erangan, desah nafas mereka memenuhi ruangan. Sambil mengentot begitu sang

Petualangan Aji 2, Part 20

33 Epilog Pagi Hari di awal bulan Januari 2003. Aku sedang asik menonton berita di Liputan 6 Pagi, sambil minum kopi dan makan roti berselai coklat. Hampir lima tahun sejak jatuhnya Suharto, 21 Mei 1998 lalu, kembali mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa besar. Meskipun belum sebesar Tahun 1998 itu. Unjuk rasa yang kini dilakukan oleh junior-juniorku ini, mengingatkanku akan masa-masa indah

Petualangan Aji 2, Part 3

6 Pukul satu siang aku kembali ngumpul dengan teman-temanku sesama aktivis mahasiswa yang disebut Zaki kelompok nasionalis itu. Kami berkumpul di salah satu ruangan kampus. Kami akan mematangkan rencana acara orasi politik yang telah kami audiensikan dengan Dekan tadi pagi. Ketika aku datang seluruh anggota tim sukses acara telah hadir dan sedang serius membicarakan sesuatu. Aku segera duduk di

Petualangan Aji 2, Part 4

9 Hampir setengah jam aku bermain-main di lobang kenikmatan Bram. Berbagai jurus sudah kukeluarkan. Menjilat, menghisap, menyedot, menyelip-nyelipkan lidahku ke lobangnya yang sempit bahkan menyodok-nyodokkan jariku disana. Bram benar-benar keenakan dengan aksiku. Pantatnya bergoyang-goyang dan sekali-kali menekan mukaku. Kontolnya sudah tegak penuh dalam genggaman tanganku yang tak pernah

Petualangan Aji 2, Part 5

11 Pukul 7 pagi. Bunyi nyaring jam beker membangunkanku. Ahhhhh......aku menggeliat dengan tubuh telanjang bulat di tempat tidur. Aku memang suka tidur tanpa menggenakan busana selembar pun. Rasanya bebas. Ahhhh........kembali aku menggeliat, badanku terasa segar pagi ini. Tidur nyenyak mengembalikan staminaku yang semalam terkuras akibat “perang tanding” dengan Bram. Hehe. Dengan kontol

Petualangan Aji 2, Part 6

13 Tengah hari. “Kenapa sih kamu itu kalo kencing gak mau jongkok Ji?” sebuah suara yang sangat kukenal menegurku dari belakang. Suara Zaki. Aku menoleh padanya. Saat itu aku sedang kencing berdiri di kamar mandi. Tanganku menggenggam batang kontolku yang sedang mengeluarkan air kencing di water closet. “Eh, kamu Zak,” aku hanya nyengir mendengar komentarnya. Dia memang tak pernah bosan

Petualangan Aji 2, Part 7

15 “Ärghhhhhhhhh........” aku melenguh keras diatas tubuh telanjang Mas Doni yang berbaring telentang dibawahku. Kedua pahanya terkuak lebar mengangkang. Baru saja kusemburkan spermaku ke dalam lobang pantatnya yang empuk dan penuh dengan bulu-bulu halus. Setelah pembicaraan yang cukup mengagetkan tentang kakak beradik ini, kusenggamai Mas Doni dengan berbagai gaya. Mulai dari gaya duduk,

Petualangan Aji 2, Part 8

16 “Mashhh, Mashh......aku pengen keluarhhhhh,” desah Jono. Tubuhnya mulai menggeletar. Dibawah sana Mas Doni sedang asik bersilat lidah dengan batang kontolnya. Berbagai jurus oral yang diketahui Mas Doni sudah dipraktekkannya menyerang titik-titik kelemahan batang Jono. Sementara dari atas aku terus menggempur dada dan puting susunya. Rupanya Jono sudah tak mampu bertahan lagi akibat serangan

Petualangan Aji 2, Part 9

18 Pekan-pekan pertama di bulan Mei 1998. Tit, tit. Suara klakson mobilku mengagetkan Sony yang sedang duduk serius menonton televisi di ruang satpam. Saking seriusnya menonton dia tidak menyadari kalau aku sudah mengamatinya hampir dua menit dari jendela mobilku. Satpam satu ini gak kalah menarik dibanding si Jono. Kapan ya kurealisasikan rencanaku ngerjain dia seperti si Jono. Hehe. “Eh,

Petualangan Aji 2, Part10

19 Dengan perlahan kulepaskan kancing baju koko Ferdinand satu persatu. Dipejamkannya matanya, tak berani memandangku. Berdua kami berdiri berhadapan. Tubuhku sudah telanjang bulat sejak tadi dengan kontol mengacung tegak. Kami berada dalam kamarnya yang tidak terlalu luas dibandingkan dengan kamarku. Setelah mendengar pengakuannya yang diringi sedu sedan, kupacu mobilku menuju rumahnya. Dalam

Petualangan Aji 2, Part11

21 Pertengahan bulan Mei 1998. Jakarta rusuh. Pemicunya adalah kematian empat mahasiswa Trisakti saat unjuk rasa. Sayang sekali, keempatnya masih muda. Masyarakat marah. Masyarakat muak. Penjarahan dimana-mana. Kebencian pada etnis Cina menjalar. Toko-toko milik si mata sipit diserbu masyarakat. Barang-barang diambili. Beberapa gedung dibakar oleh massa yang marah. Papan bertuliskan “Milik

Petualangan Aji 2, Part12

Akhirnya aku baru tiba di kampus pukul 9 malam. Segera aku menemui teman-temanku di salah satu ruangan kampus, base camp kelompok kami. Aku hanya nyengir ketika teman-teman nasionalisku “marah-marah” padaku. Terutama si Yuda sang ketua. Katanya aku tidak tepat janji. Brifing untuk persiapan aksi besok sudah usai sejak satu jam yang lalu. Mau apalagi, kudengarkan saja “kemarahan” mereka, memang

Petualangan Aji 2, Part13

22 19 Mei 1998. Aksi kemaren sore benar-benar seru. Setelah didatangi dan didesak terus menerus oleh mahasiswa, akhirnya, pimpinan DPR dikomandani Harmoko mengeluarkan pernyataan yang mengagetkan. Mereka menyerukan kepada Suharto agar secara legowo mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden. Meskipun pernyataan itu terasa menggelikan, karena sebelumnya Harmokolah orang yang paling

Petualangan Aji 2, Part14

24 Subuh, 20 Mei 1998. Seharusnya hari ini ada acara di Monas. Peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang digagas oleh Amien Rais. Puluhan ribu mahasiswa dan masyarakat sudah siap untuk menghadiri acara itu. Perkembangan politik yang semakin memanas, memaksa Amien Rais untuk membatalkan acara. Desas-desus yang terdengar di kalangan mahasiswa adalah, bila acara tersebut tetap dilaksanakan,

Pondok Jejaka

Satu Usaha keras Yuda selama ini akhirnya membuahkan hasil juga. Dengan wajah sumringah ia menunjukkan namanya yang mejeng diantara nama-nama lain yang dinyatakan lulus SPMB pada kedua orang tuanya. Di Fakultas Teknik Elektro salah satu universitas negeri favorit di Depok. “Yuda lulus ma, pa,” katanya pada kedua orang tuanya. “Anak mama memang pinter deh,” sahut sang mama sambil

Seleksi Tim Volly

Daripada setiap hari sabtu dan minggu molor di kos-kosan karena gak ada kegiatan perkuliahan, Indra akhirnya mutusin ikut dalam club volly yang ada dikampusnya. Kebetulan semester ini ada rekrutmen anggota baru. Semester lalu Indra memang mutusin untuk full kegiatan akademik karena masa itu awal ia kuliah setelah lulus SMU. Saat itu ia tak ingin diganggu dengan segala tetek bengek selain kegiatan

Sepenggal Kisah Dari Gomorah, 2

Menjelang tengah hari, kami tiba di Kota Gomorah. Dari celah sedekup aku mengintip ke luar. Seperti yang pernah di ceritakan oleh Noakh padaku, Gomorah memang sangat ramai. Kata Noakh, sama ramainya dengan Kota Sodom. Sejak kecil, aku memang belum pernah keluar dari desaku. Mendengar cerita Noakh tentang dua kota itu, membuatku punya keinginan untuk mengunjunginya. Namun bukan kunjungan seperti

Sepenggal Kisah Dari Gomorah, Part 3

Tiga batang kontol yang semuanya berukuran besar, milik Habel, Moab, dan Kenan mengacung tegak di depan mukaku. Setelah berhasil membuatku orgasme tadi, kini mereka menyuruhku untuk menghisap batang kontol milik mereka bergantian. “Aku tak pernah melakukannya. Aku tak bisa, aku tak mau” tolakku. Tiba-tiba aku teringat pada kekasihku. “Mulai sekarang, kau harus membiasakan diri melakukan hal

Sepenggal Kisah Dari Gomorah, Part 4

Enokh tidak jadi memperjakaiku malam itu. Ia hanya memintaku untuk mengoral kontolnya hingga orgasme. Aku sangat bersyukur, malam itu keperjakaanku tak perlu terenggut. Sambil melepas lelah seusai orgasmenya tuntas, dia bercerita tentang ketujuh putranya yang diperolehnya dari tiga orang istrinya padaku. Aku mendengarkan saja. Dia mengatakan padaku, bahwa keperjakaanku akan diserahkannya pada

Simpanan Mama

Mamaku itu emang hebat. Diusianya yang sudah kepala lima dia masih tetap cantik dan sexy. Di pekerjaanpun ia tetap paten. Karirnya melesat terus. Jabatannya kini sudah wakil direktur di perusahaan tempatnya bekerja. Karena hidup dengan mama sejahtera, maka aku memilih untuk tinggal bersamanya sejak ia bercerai dengan papaku setahun yang lalu. Papaku yang cuma bekerja sebagai pegawai rendahan,

###

Web-01: vampire_2.0.3.07
_stories_story