Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Petualangan Aji 2, Part 5

by Rangga


11 Pukul 7 pagi. Bunyi nyaring jam beker membangunkanku. Ahhhhh......aku menggeliat dengan tubuh telanjang bulat di tempat tidur. Aku memang suka tidur tanpa menggenakan busana selembar pun. Rasanya bebas. Ahhhh........kembali aku menggeliat, badanku terasa segar pagi ini. Tidur nyenyak mengembalikan staminaku yang semalam terkuras akibat “perang tanding” dengan Bram. Hehe. Dengan kontol ngaceng bergoyang-goyang ke kiri dan ke kanan aku melangkah ke kamar mandi. Dasar si kontol, tiap pagi tak pernah bosan unjuk gigi mempertontonkan keperkasaannya padaku. Selesai kencing, cuci muka, dan gosok gigi aku segera menuju dapur, tak lupa kusorongkan dulu celana pendek longgar ke kakiku menutupi kontol yang tegak keras ini. Tanpa baju aku melenggang ke luar kamar. Pengen sarapan nih. Bapak dan Ibu Arifin Wijaya sedang ke Australia sejak dua hari lalu, menjenguk anak-anaknya, jadi aku tak perlu sungkan-sungkan berbusana seadanya begini saja dalam rumah. Di meja makan sudah terhidang dua piring nasi goreng plus telor dadar dan dada ayam goreng. Buatan Mbak Ayu untukku pasti. Tapi kok ada dua piring ya. Biasanya juga cuman satu piring doang. Ah cuek, mo buat siapa kek, gak urusan. Segera aku sibuk melahap sepiring nasi goreng yang melihatnya saja sudah membangkitkan selera makanku. Nasi goreng buatan Mbak Ayu sama okenya dengan buatan Mbok Nah. Mmm, Mbak Ayu kemana ya. Tumben dia gak menemaniku sarapan. Biasanya dia pasti selalu menemaniku sarapan. Kalau suasana aman dan terkendali, misalnya Bapak dan Ibu gak ada di rumah seperti sekarang ini biasanya sambil aku sarapan Mbak Ayu akan berjongkok diantara selangkanganku, mengemut-emut dan mengocok kontolku sampe maniku menyembur-nyembur dalam mulutnya. Dia doyan banget sarapan maniku di pagi hari diantara desau angin yang lembut dan kicau burung-burung bernyanyi gembira. Hehehe. Sekejap saja sepiring nasi goreng itu selesai kulahap habis. Yang tersisa hanya tinggal tulang-tulang ayam saja. Kenyang deh. Mbak Ayu kemana ya? Kok belom nongol juga. Cari dia dulu ah. Lumayan kan bisa minta bantuan mulut dan tangannya buat ngelemesin nih kontol yang masih aja dengan tak merasa bersalah mengacung tegak dibalik celana longgarku. Daripada ngelemesin sendiri bikin repot aja. Aku menuju kamarnya. Siapa tau dia baru mandi dan tuker pakaian di kamar. Kan asik, tubuhnya pasti masih harum sabun segar. Kamar Mbak Ayu tertutup. Kuputar gagang pintu kamarnya, tak terkunci. Tanpa perlu mengetuk pintu dulu segera kubuka pintu itu. “Ahhhhh...ahhhh....ahhhhh......ohhhhhhhh....yakkhhhhh........,” suara laki-laki dan perempuan yang mengerang-erang bersahutan menyambutku. Apaan tuh?!! (gak pake kedip sebelah mata kayak Jaja Miharja di Kuis Dangdut lo). Di atas ranjang Mbak Ayu yang sebenarnya hanya cukup untuk tidur satu orang saja, dua manusia lain jenis, dengan tubuh telanjang bulat bermandikan peluh sedang memacu birahi. Yang sedang telentang dengan paha mengangkang lebar-lebar itu Mbak Ayu. Laki-laki bertubuh atletis dengan kulit putih bersih yang sedang menggeluti Mbak Ayu itu kayaknya aku kenal deh. Kuamati lebih seksama laki-laki itu. Dan benar aku memang kenal dengan laki-laki itu, itu kan Mas Doni, kakak kandungnya si Dino. Kapan dia datang ya? Mungkin semalam, karena aku pulang kemalaman jadinya aku tidak ketemu dengannya. Pantas aja di meja makan tadi terhidang dua piring nasi goreng. Satu lagi pasti untuknya. Untung saja tadi tak kulahap nasi goreng itu. Tanpa mereka sadari kutonton aksi persenggamaan mereka yang penuh gairah itu. Goyangan pantat mereka yang cepat dan kasar itu saling berbalas-balasan. Sehingga suara tepukan paha keduanya terdengar kuat memenuhi kamar melengkapi suara erangan dari mulut keduanya. Kalo diperhatikan tubuh Mas Doni makin bagus aja deh. Kayaknya di Australia dia semakin rajin olah raga deh. Pahanya yang kokoh berotot itu ditumbuhi bulu-bulu halus yang tumbuh lebat hingga ke bongkahan pantatnya. Mmm, jadi pengen nyobain Mas Doni. 12 Mas Doni melepaskan kontolnya dari memek Mbak Ayu. Kemudian ia menyuruh Mbak Ayu menungging diatas ranjang. Pengen ganti posisi ke doggy style rupanya dia. Saat pergantian posisi itulah tiba-tiba Mas Doni dan Mbak Ayu menoleh ke arahku. Mbak Ayu kaget karena tertangkap basah olehku. Salah tingkah, dia berusaha mencari kain yang dapat menutupi tubuh telanjangnya. Sebenarnya buat apa juga dia mencari kain penutup, selama ini aku juga sudah tau bagaimana tubuhnya yang sintal itu sedetil-detilnya kok. Tapi namanya orang kepergok ya seperti Mbak Ayu itu. Sibuk sendiri. Sementara Mas Doni menatapku tajam. Waduh aku bakal kena damprat sama dia gak nih? Lama dia menatapku, akupun balas menatap wajahnya yang ganteng itu dengan berusaha berekspresi setenang mungkin. Mbak Ayu menatap kami berganti-ganti, menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. Kutunggu-tunggu ledakan kemarahan Mas Doni. Namun tak kunjung tiba. Dua puluh detik berlalu. Tiba-tiba segaris senyum tergurat di bibirnya yang tipis. Hey, dia tersenyum padaku. Tak ada kemarahan di wajahnya. Ada apa ini? Kenapa dia tidak marah? Kenapa dia cuek saja alias tak peduli dengan perbuatanku yang menonton perbuatan mereka. Sesaat kemudian, dia kembali mengatur posisi untuk kembali melanjutkan persenggamaan mereka yang tadi terputus. Mbak Ayu kembali diarahkannya untuk menungging. Bongkahan pantat Mbak Ayu yang menggairahkan tepat berada didepan kontol Mas Doni yang tegak perkasa menantang. Wajah Mbak Ayu menatap tepat ke arahku dengan malu-malu. Gila! Mas Doni sengaja memposisikan aksi persenggamaan mereka sehingga tepat menghadap ke arahku. Tanpa malu-malu, dihadapanku kini, Mas Doni menyetubuhi Mbak Ayu dengan sangat bernafsu. Kurasa, persetubuhan yang dilakukannya kini semakin ganas dibandingkan tadi. Sepertinya nafsu birahinya semakin menggelora menyetubuhi Mbak Ayu disaksikan olehku. Erangan-erangan binal Mbak Ayu semakin keras terdengar memenuhi ruangan kamar. Ahhhh, aku horny banget melihat persetubuhan mereka. Rasanya pengen ikut bergabung dengan aksi progresif mereka (hehehe, kok jadi pake istilah kekiri-kirian kayak gini sih). Tapi tak ada ajakan dari mereka. Sial! Kukangkangkan kakiku sambil menurunkan celana pendekku. Kontolku yang sudah keras sejak tadi melompat keluar dari sarangnya. Kugenggam kontolku sambil menyaksikan pertempuran Mas Doni dan Mbak Ayu di ranjang. Sebenarnya sih, aku lebih memperhatikan Mas Doni dibandingkan Mbak Ayu. Benar-benar aku sangat terangsang melihat wajahnya yang diliputi dengan nafsu birahi seperti itu sambil tubuhnya yang kekar terus bergerak menggenjot-genjot Mbak Ayu. Kukocok batang kontolku yang besar dan keras naik turun dengan lembut. Mataku terus melotot menyaksikan aksi Mas Doni. Nikmat rasanya gesekan genggaman telapak tanganku pada batang kontolku ini. Lumayanlah untuk menyalurkan nafsuku yang sudah diubun-ubun. Ahhhhhhh. Mataku merem melek keenakan. Ahhh, ahhh, ahhh. Eranganku turut pula menyemarakkan suasana kamar Mbak Ayu yang sudah meriah sejak tadi. Mataku tak lekang menatap Mas Doni. Ternyata Mas Doni pun tak lepas memandangku. Sambil terus menggenjot Mbak Ayu dari belakang kulihat ia terus memperhatikan perbuatanku. Matanya juga sepertinya tak lepas memelototi kontolku yang terus kukocok-kocok ini. Kayaknya Mas Doni ini gak beda dengan aku dan juga adiknya si Dino itu deh. Sama-sama doyan memek dan doyan kontol juga, hehehe. Menyadari kalo diperhatikan, kutingkatkan aksiku didepan Mas Doni. Sesekali kukedipkan mataku nakal ke arahnya, sambil mengulum-ngulum jariku. Seperti penari telanjang kugoyangkan pantatku erotis, menggodanya. Kulihat pandangannya semakin penuh nafsu padaku. Seakan-akan dia ingin menelanku saat itu juga. Genjotan pantatnya menyodok-nyodokkan kontolnya di memek Mbak Ayu semakin kasar dan kesetanan. Mbak Ayu kudengar berteriak-teriak antara kesakitan dan juga keenakan. Nafsukupun semakin menggila. Kontolku kukocok secepat-cepatnya. Rasanya tak lama lagi kontolku ini akan segera menumpahkan isinya. Aku berjalan sambil terus mengocok kontolku mendekati Mbak Ayu. Dalam jarak sekitar setengah meter dari Mbak Ayu aku berhenti. Kuarahkan batang kontolku ke muka Mbak Ayu. Dan, oh.., oh.., yah..., yah.., akhirnya...akhhhirnyahhh..., dia datang..., akhhhhhfrgggg......., maniku muncrat. Aku mengerang keenakan. Arghhhhhhhh. Maniku tumpah ruah, menyembur-nyembur ke wajah Mbak Ayu. Seperti seorang anak kecil bermain pistol air mainan, kutembaki wajah, dada Mbak Ayu dengan peluru spermaku yang putih kental. Mbak Ayu membuka mulutnya lebar-lebar mengharapkan ada sebagian semburan maniku meloncat kedalam mulutnya. Tangannya berusaha menggapai-gapai kontolku. Ia sangat ingin mengulum kontolku saat orgasme seperti ini. Biasanya ia akan menelan seluruh maniku yang muncrat. Tapi kali ini aku mengerjainya. Sambil tersenyum nakal, aku bergerak ke kiri dan ke kanan, menghindari gapaiannya. Mas Doni juga kulihat tersenyum melihat kenakalaku pada Mbak Ayu. Dalam keadaan kepayahan akibat genjotan Mas Doni yang tak kunjung henti itu, kulihat Mbak Ayu mendelik marah padaku. Kini, masih tetap dalam keadaan telanjang bulat, aku duduk bersila dilantai menonton persetubuhan mereka. Menunggu orgasme Mas Doni tiba. Mas Doni benar-benar oke deh. Dia belum juga menumpahkan spermanya sampai saat ini. Dia terus menggagahi Mbak Ayu sambil memandangi aku. Sepertinya dia sangat suka aku menyaksikannya dalam keadaan seperti ini. Kulirik jam tangan di lengan kiriku. Busyet, ini sudah jam setengah sembilan pagi. Lama banget Mas Doni bertahan. Dan busyet lagi, aku kan harus segera ke kampus pagi ini. Segera kuraih celana pendekku yang tadi terserak di lantai. Tanpa perlu menggenakannya terlebih dahulu aku segera meninggalkan kamar Mbak Ayu. Masih sempat kulihat tatapan bingung Mas Doni akibat kepergianku. Tak mungkin kutunggu dia orgasme, soalnya aku sudah harus tiba di kampus pukul 09.00 Wib. Bersambung.............. Bagian ini kupersembahkan untuk mereka yang biseks.

###

47 Gay Erotic Stories from Rangga

Ada Yang Baru

Banyak yang mengirimkan imel ke gua. Selain ngajak berkenalan banyak yang menanyakan kenapa gua gak menulis lagi di MOTN. Menjawab pertanyaan itu dalam kesempatan ini gua mau sampaikan bahwa gua sedang merampungkan sekuel Petualangan Aji. Butuh waktu yang lumayan lama juga buat gua untuk merampungkan tulisan itu. Kenapa lama? Karena gua pengen sekuel ini berbeda dari kisah pertamanya

Aladin (01)

Zaman dahulu kala di Negeri Cina tinggallah seorang pemuda miskin Aladin namanya. Kemiskinannya membuat Aladin melakukan segala hal untuk menghidupi dirinya bersama dengan ibunya yang sudah tua renta. Kadangkala Aladin mengemis di pasar, menjadi kuli membantu para pedagang mengangkat barang dagangan mereka, dan juga mencuri. Sesungguhnya Aladin adalah pemuda yang baik. Kalau sangat tidak

Aladin (02)

“Pamanku benar-benar jahat,” batin Aladin. Ia terduduk sendiri merenungi nasibnya. Kini ia terkurung di dalam tanah bersama harta karun yang melimpah. Sementara sang paman meninggalkannya. Aladin memandangi harta karun di dalam kantong. Sebuah lampu yang terbuat dari emas tertangkap pandangannya. Aladin segera mengambil lampu itu. Ia berniat memindahkan api dari obornya ke sumbu lampu itu.

Aladin (03)

“Benar juga katamu itu Jafar. Wahai pemuda apakah tempat tinggalmu semegah istanaku ini?” tanya raja. “Tuanku, jika hamba memiliki tempat tinggal semegah tuanku, itu artinya hamba tidak menghormati tuanku raja. Namun demikian tempat tinggal hamba cukup megah tuanku. Tuanku raja dan Putri Jasmin hamba undang untuk melihat tempat tinggal hamba besok,” sahut Aladin mantap. Ibu Aladin dan Ali

Antara Mas Donny dan Justin

Cerita ini sangat berbeda dari cerita yang biasanya gue bikin. Bisa dibilang nyeleneh. Gak tau apa yang suka baca cerita di situs ini suka. Mas Donny ada-ada aja deh. Masak dia memintaku ngentot dengan si Justin, mahasiswa yang kos di rumah kami? Ngawur kan. Tapi aku juga ngawur. Kenapa? Karena aku mau aja melaksanakan apa yang disuruhnya itu. Gimana aku mau nolak? Habisnya ngentot itu enak

BBS Eksekutif Muda

“Beeeppppppp…………..,” “Beeeppppppp…………..,” “Beeeppppppp…………..,” Suara ponsel yang diset getar berulang-ulang berbunyi diatas meja. Tak ada yang menjawab. Suara erangan memenuhi ruangan kamar hotel yang tidak terlalu luas itu. Dua pria muda sedang sibuk memacu birahi diatas ranjang empuk yang berderak-deraj. “Oh… oh.. oh.. oh.. oh.. yeshh.. yesshh… oh… oh..,” “Hoh..hoshh..hohh..

Behind The Scenes

Prolog Ini cerita tentang Ananditya Tama. Lebih sering dipanggil Aditya. Umur 22 tahun, lulusan D3 Perhotelan dari sebuah Akademi Pariwisata di Jakarta. Anak kedua dari tiga orang bersaudara yang semuanya cowok. Ayah turunan Pakistan dan ibu Sunda asli. Ganteng sudah pasti. Kulit putih bersih, dengan postur tubuh proporsional. Ramping namun atletis. Tinggi 179 cm dan berat 65 kilogram. Sempat

Behind The Scenes, Part 2

Pengantar. Ternyata MOTN tidak memuat seluruh cerita yang saya submitted kemaren. Untuk membuat anda-anda tidak penasaran, ini kelanjutannya. “Mengapa tadi teman-teman gue bisa enjoy melakukannya ya?” tanya Aditya. “Mungkin mereka benar-benar bisa rileks. Sementara kamu tidak,” kata Martin. “Apa memang begitu Rhin?” tanya Aditya pada Rhino yang sedang berdiri menontonnya dari jarak yang

Cerita Remaja (3)

BAB II NAKALNYA MAMA ANDRE Minggu pagi yang cerah. Andre sarapan berdua saja dengan mamanya di rumah. Biasanya acara sarapan hari minggu mereka lakukan bertiga bersama dengan papanya. Soalnya di hari-hari lain, tidak ada kesempatan untuk mereka dapat sarapan bersama, apalagi makan siang bahkan makan malam. Kesibukan kedua orang tuanya, menyebabkan mereka hanya dapat berkumpul bersama di

Cerita Remaja (4)

Andre semakin mendekat ke pintu kamar yang terkuak itu. Ia longokkan kepalanya sedikit ke celah pintu yang terbuka itu. Serta merta mata Andre melotot melihat pemandangan di ruang kerja papanya itu. Diatas meja kerja papanya, dua manusia lain jenis dalam keadaan bugil sedang asik memacu birahi dengan penuh nafsu. Kedua manusia itu tiada lain tiada bukan adalah mamanya dan Mas Dharma sang

Cerita Remaja (5)

BAB III ANAK-ANAK BASKET Meskipun bukan anggota basket, tapi Calvin kini tak asing lagi dengan komunitas itu. Pergaulan anak-anak basket yang terkenal sangat eksklusif di SMU Dwi Warna dapat dimasuki olehnya. Ini semua berawal dari ajakan Andre untuk menyaksikan latihan basket di sekolah. Setelah mendengar cerita Andre tentang kedoyanan anak-anak basket pada memek cewek dan silit cowok

Dibooking Andre

Beginilah nasibku. Aku jelas-jelas bukan homo. Apalagi banci. Butuh uang untuk hidup membuatku terjebak dalam dunia pelacur waria kayak gini. Setiap hari pakai baju perempuan, nongkrong di pinggir jalan menanti laki-laki yang memiliki orientasi seksual menyimpang atau sekadar pengen coba-coba, membookingku. Si Misye, alias Misno, teman sekamar sekaligus seprofesiku jelas waria asli. Bencong

Enak Dibaca dan Nafsuin!

Ingat slogan majalah Tempo? Mudah-mudahan masih ada yang inget. Buat yang gak inget atau malah gak pernah denger sama sekali, nih gue kasih tau, slogannya adalah, “Enak dibaca dan perlu”. Nah, judul tulisan diatas adalah plesetan dari slogan ini. Gue bikin judul seperti itu karena tulisan berikut ini isinya mengulas judul tersebut. Kali ini gue gak menulis cerita seperti biasanya. Tulisan gue

Harry Fucker dan Ruang Ganti Rahasia (1)

Kereta api sihir yang berangkat dari peron 9 ½ di London akhirnya tiba di Hogwart. Suaranya desis kereta yang keras dan nyaring tak mampu mengalahkan nyaringnya celotehan para murid di tingkat kedua sekolah sihir itu. Bertemu kembali dengan teman sekamar di asrama rupanya membuat mereka tak sabar untuk saling bercerita tentang pengalaman liburan masing-masing. Harry tersenyum-senyum melihat

Kok Bisa Gitu Sih?

Namaku Dika. Aku mau cerita tentang kejadian yang pernah ku alami waktu aku duduk di kelas tiga SD dulu. Umurku belum sampai sepuluh tahun waktu itu. Jangan salah sangka dulu lho. Ini kejadian bukan tentang diriku. Tapi tentang orang yang sangat kuhormati. Aku adalah anak pertama dari papa dan mamaku yang asli turunan Sunda. Papaku, Dadang Sukmana, adalah seorang karyawan swasta di sebuah

Menjelang Pernikahan Mas Randy

"Ndre, abis sekolahan langsung balik ya, jangan kemana-mana lagi" pesan Nyonya Vera pada anaknya, Andre, yang masih duduk di kelas 3 SLTP melalui hand phone. "Kenapa emangnya Ma?" tanya Andre. "Thomas gak ada temennya tuh di rumah. Mama dan dan Tante Serly mau belanja untuk kebutuhan pesta Mas Randy nih," "Lho, kan ada Papa dan Om Darwin di rumah," sambung Andre lagi. "Papa dan Om

Menjelang Pernikahan Mas Randy (2)

Acara pemberkatan pernikahan Mas Randy akan dilangsungkan di gereja pukul sepuluh pagi ini. Andre melirik jam tangan yang melingkar di lengan kirinya, masih pukul delapan, tapi mamanya sudah sibuk menyuruhnya dan Thomas untuk bersiap-siap sejak pukul tujuh tadi. “Ayo jas hitamnya dipakai sekarang. Kalian kan pengiring pengantin prianya. Kalo gak siap-siap dari sekarang entar repot deh. Ayo dong,

Pandu dan Ricky dan Aku

“Bang, tolong jemput mereka sore ini ke bandara ya, soalnya mereka gak ngerti Jakarta tuh,” kata Dina, adik perempuanku semata wayang melalui telepon tadi pagi. Yang dimaksudnya dengan mereka itu adalah Pandu dan Ricky dua temannya waktu di SMU kemaren. kalo yang namanya Pandu bukan hanya sekadar teman buat Dina, adikku itu. denger-denger sih mereka pacaran sampai sekarang. Makanya Dina jadi

Pangeran Tidur

Pada zaman dahulu kala tersebutlah sebuah negeri bernama Antah Berada Dimana. Negeri yang makmur dan damai, diperintah oleh seorang raja muda gagah perkasa didampingi oleh permaisurinya yang cantik jelita. Sang raja memerintah dengan penuh keadilan dan bijaksana. Sedemikian makmur dan damainya negeri itu, hingga batangan emas yang tergeletak di tepi jalan pun tak ada yang mengambilnya.

Pangeran Tidur, Part 2

Pengantar. MOTN lagi ngadat ya, gak bisa memuat seluruh cerita saya. Ini lanjutannya supaya elo gak penasaran. “Siapa engkau?!” tanya Pangeran William. Ia sangat terkejut melihat perubahan gadis cantik yang tadi ditolongnya menjadi seorang laki-laki tampan bertubuh kekar dengan busana transparan yang memamerkan keperkasaan tubuhnya. “Aku adalah seorang peri. Aku tadi sengaja untuk

Pesta Bujangan Untuk Randy

Cerita ini adalah Prequel dari cerita Menjelang Pernikahan Mas Randy. Sepulang dari kantornya di bilangan Sudirman, Randy menyempatkan menjemput Tania, calon istrinya, yang bekerja di kawasan Kuningan. Mereka memang janjian untuk ke club kebugaran sepulang kerja. Melatih otot-otot tubuh sambil menantikan kemacetan di jalanan Jakarta usai. Keduanya memang rajin ke club kebugaran. Karenanya

Petualangan Aji 2, Part 1

1 Akhir April 1998. Suntuk! Semua tugas kuliahku yang sebarek-abrek belum satupun kukerjakan. Aku betul-betul disibukkan dengan segala macam aksi demonstrasi seiring dengan situasi politik yang semakin memanas sejak krisis moneter melanda Indonesia Juli 1997 lalu. Sebagai aktivis mahasiswa tentu saja tak pernah kulewatkan berbagai aksi turun ke jalan yang kami lakukan. Aksi-aksi ini telah

Petualangan Aji 2, Part 15

25 “Kami akan melaporkan perbuatan kalian ini!” kata Romi tegas. Suaranya tetap pelan. Matanya tak lepas menatap batang kami bergantian, pun anggota regunya itu. “Jangan Mas,” kataku memohon. Bram dan Irfan ketakutan. “Kami bersedia memberikan apa saja yang Mas minta asal jangan melaporkan hal ini,” aku segera berjalan menuju celana panjangku. Mencari dompetku. Setelah ketemu segera

Petualangan Aji 2, Part 16

26 “Ndri, giliran kamu,” kata Romi, tangaannya menarik resleting celananya ke atas. Romi kini sudah berpakaian rapi kembali. Sementara Andri kulihat segera melepaskan seluruh pakaian yang dikenakannya belum lagi kata-kata Romi usai seluruhnya. Dia benar-benar sudah tidak sabar menunggu giliran rupanya. Kami bertiga berdiri telanjang bulat memandangi Andri yang kini sudah bugil total di hadapan

Petualangan Aji 2, Part 17

27 Hampir pukul 3 dini hari ketika kami menyelesaikan persenggamaan itu. Setelah menggenakan pakaian, kami berlima kembali ke tempat masing-masing. Romi dan Andri kembali ke pos jaganya. Sedangkan aku, Bram dan Irfan kembali ke lobby. “Kapan-kapan kita ulangi lagi ya,” kata Romi saat kami berpisah. “Boleh Mas,” jawab kami bertiga serempak. Cengiran mesum terbentuk di bibir kami. Andri juga

Petualangan Aji 2, Part 18

29 Kedua tanganku mencengkeram bongkahan pantat Zaki dengan erat. Kepalaku bergerak-gerak, kadang maju mundur kadang berputar-putar tepat di depan selangkangan Zaki. Batang kontol besar dan panjang milik Zaki, keluar masuk mulutku. Pipiku mengempot menyedot-nyedot batang itu. Batangnya tidak bisa kumasukkan kedalam mulutku seluruhnya. Meski sudah kupaksakan, hanya sekitar ¾ nya saja yang bisa

Petualangan Aji 2, Part 19

31 “Capek Zak?” bisikku lembut di telinga Zaki. Ia masih menelungkup diatasku. “Iyah,” jawabnya pelan. “Puas?” tanyaku lagi. “Iya Ji, gak nyangka kalo ngentot dengan kamu enak banget,” “O ya?” “Iyah, tau enaknya kayak gini, sejak kemaren-kemaren aku udah ngajak ngentot dengan kamu,” katanya. Bibirku diciumnya. Kubalas ciumannya. Kami berciuman dengan buas. Saling melumat. Sambil

Petualangan Aji 2, Part 2

3 Didepan kami kini terpampang adegan oral sex yang dilakukan oleh sang cewek kepada sang cowok. Mulut kedua cewek itu begitu lihai menyelomoti kontol sang cowok. Kudengar sang cowok mulai mengerang-erang keenakan. Selanjutnya dengan posisi doggy style menghadap ke penonton sang cowok mengentot sang cewek. Rintihan, erangan, desah nafas mereka memenuhi ruangan. Sambil mengentot begitu sang

Petualangan Aji 2, Part 20

33 Epilog Pagi Hari di awal bulan Januari 2003. Aku sedang asik menonton berita di Liputan 6 Pagi, sambil minum kopi dan makan roti berselai coklat. Hampir lima tahun sejak jatuhnya Suharto, 21 Mei 1998 lalu, kembali mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa besar. Meskipun belum sebesar Tahun 1998 itu. Unjuk rasa yang kini dilakukan oleh junior-juniorku ini, mengingatkanku akan masa-masa indah

Petualangan Aji 2, Part 3

6 Pukul satu siang aku kembali ngumpul dengan teman-temanku sesama aktivis mahasiswa yang disebut Zaki kelompok nasionalis itu. Kami berkumpul di salah satu ruangan kampus. Kami akan mematangkan rencana acara orasi politik yang telah kami audiensikan dengan Dekan tadi pagi. Ketika aku datang seluruh anggota tim sukses acara telah hadir dan sedang serius membicarakan sesuatu. Aku segera duduk di

Petualangan Aji 2, Part 4

9 Hampir setengah jam aku bermain-main di lobang kenikmatan Bram. Berbagai jurus sudah kukeluarkan. Menjilat, menghisap, menyedot, menyelip-nyelipkan lidahku ke lobangnya yang sempit bahkan menyodok-nyodokkan jariku disana. Bram benar-benar keenakan dengan aksiku. Pantatnya bergoyang-goyang dan sekali-kali menekan mukaku. Kontolnya sudah tegak penuh dalam genggaman tanganku yang tak pernah

Petualangan Aji 2, Part 5

11 Pukul 7 pagi. Bunyi nyaring jam beker membangunkanku. Ahhhhh......aku menggeliat dengan tubuh telanjang bulat di tempat tidur. Aku memang suka tidur tanpa menggenakan busana selembar pun. Rasanya bebas. Ahhhh........kembali aku menggeliat, badanku terasa segar pagi ini. Tidur nyenyak mengembalikan staminaku yang semalam terkuras akibat “perang tanding” dengan Bram. Hehe. Dengan kontol

Petualangan Aji 2, Part 6

13 Tengah hari. “Kenapa sih kamu itu kalo kencing gak mau jongkok Ji?” sebuah suara yang sangat kukenal menegurku dari belakang. Suara Zaki. Aku menoleh padanya. Saat itu aku sedang kencing berdiri di kamar mandi. Tanganku menggenggam batang kontolku yang sedang mengeluarkan air kencing di water closet. “Eh, kamu Zak,” aku hanya nyengir mendengar komentarnya. Dia memang tak pernah bosan

Petualangan Aji 2, Part 7

15 “Ärghhhhhhhhh........” aku melenguh keras diatas tubuh telanjang Mas Doni yang berbaring telentang dibawahku. Kedua pahanya terkuak lebar mengangkang. Baru saja kusemburkan spermaku ke dalam lobang pantatnya yang empuk dan penuh dengan bulu-bulu halus. Setelah pembicaraan yang cukup mengagetkan tentang kakak beradik ini, kusenggamai Mas Doni dengan berbagai gaya. Mulai dari gaya duduk,

Petualangan Aji 2, Part 8

16 “Mashhh, Mashh......aku pengen keluarhhhhh,” desah Jono. Tubuhnya mulai menggeletar. Dibawah sana Mas Doni sedang asik bersilat lidah dengan batang kontolnya. Berbagai jurus oral yang diketahui Mas Doni sudah dipraktekkannya menyerang titik-titik kelemahan batang Jono. Sementara dari atas aku terus menggempur dada dan puting susunya. Rupanya Jono sudah tak mampu bertahan lagi akibat serangan

Petualangan Aji 2, Part 9

18 Pekan-pekan pertama di bulan Mei 1998. Tit, tit. Suara klakson mobilku mengagetkan Sony yang sedang duduk serius menonton televisi di ruang satpam. Saking seriusnya menonton dia tidak menyadari kalau aku sudah mengamatinya hampir dua menit dari jendela mobilku. Satpam satu ini gak kalah menarik dibanding si Jono. Kapan ya kurealisasikan rencanaku ngerjain dia seperti si Jono. Hehe. “Eh,

Petualangan Aji 2, Part10

19 Dengan perlahan kulepaskan kancing baju koko Ferdinand satu persatu. Dipejamkannya matanya, tak berani memandangku. Berdua kami berdiri berhadapan. Tubuhku sudah telanjang bulat sejak tadi dengan kontol mengacung tegak. Kami berada dalam kamarnya yang tidak terlalu luas dibandingkan dengan kamarku. Setelah mendengar pengakuannya yang diringi sedu sedan, kupacu mobilku menuju rumahnya. Dalam

Petualangan Aji 2, Part11

21 Pertengahan bulan Mei 1998. Jakarta rusuh. Pemicunya adalah kematian empat mahasiswa Trisakti saat unjuk rasa. Sayang sekali, keempatnya masih muda. Masyarakat marah. Masyarakat muak. Penjarahan dimana-mana. Kebencian pada etnis Cina menjalar. Toko-toko milik si mata sipit diserbu masyarakat. Barang-barang diambili. Beberapa gedung dibakar oleh massa yang marah. Papan bertuliskan “Milik

Petualangan Aji 2, Part12

Akhirnya aku baru tiba di kampus pukul 9 malam. Segera aku menemui teman-temanku di salah satu ruangan kampus, base camp kelompok kami. Aku hanya nyengir ketika teman-teman nasionalisku “marah-marah” padaku. Terutama si Yuda sang ketua. Katanya aku tidak tepat janji. Brifing untuk persiapan aksi besok sudah usai sejak satu jam yang lalu. Mau apalagi, kudengarkan saja “kemarahan” mereka, memang

Petualangan Aji 2, Part13

22 19 Mei 1998. Aksi kemaren sore benar-benar seru. Setelah didatangi dan didesak terus menerus oleh mahasiswa, akhirnya, pimpinan DPR dikomandani Harmoko mengeluarkan pernyataan yang mengagetkan. Mereka menyerukan kepada Suharto agar secara legowo mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden. Meskipun pernyataan itu terasa menggelikan, karena sebelumnya Harmokolah orang yang paling

Petualangan Aji 2, Part14

24 Subuh, 20 Mei 1998. Seharusnya hari ini ada acara di Monas. Peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang digagas oleh Amien Rais. Puluhan ribu mahasiswa dan masyarakat sudah siap untuk menghadiri acara itu. Perkembangan politik yang semakin memanas, memaksa Amien Rais untuk membatalkan acara. Desas-desus yang terdengar di kalangan mahasiswa adalah, bila acara tersebut tetap dilaksanakan,

Pondok Jejaka

Satu Usaha keras Yuda selama ini akhirnya membuahkan hasil juga. Dengan wajah sumringah ia menunjukkan namanya yang mejeng diantara nama-nama lain yang dinyatakan lulus SPMB pada kedua orang tuanya. Di Fakultas Teknik Elektro salah satu universitas negeri favorit di Depok. “Yuda lulus ma, pa,” katanya pada kedua orang tuanya. “Anak mama memang pinter deh,” sahut sang mama sambil

Seleksi Tim Volly

Daripada setiap hari sabtu dan minggu molor di kos-kosan karena gak ada kegiatan perkuliahan, Indra akhirnya mutusin ikut dalam club volly yang ada dikampusnya. Kebetulan semester ini ada rekrutmen anggota baru. Semester lalu Indra memang mutusin untuk full kegiatan akademik karena masa itu awal ia kuliah setelah lulus SMU. Saat itu ia tak ingin diganggu dengan segala tetek bengek selain kegiatan

Sepenggal Kisah Dari Gomorah, 2

Menjelang tengah hari, kami tiba di Kota Gomorah. Dari celah sedekup aku mengintip ke luar. Seperti yang pernah di ceritakan oleh Noakh padaku, Gomorah memang sangat ramai. Kata Noakh, sama ramainya dengan Kota Sodom. Sejak kecil, aku memang belum pernah keluar dari desaku. Mendengar cerita Noakh tentang dua kota itu, membuatku punya keinginan untuk mengunjunginya. Namun bukan kunjungan seperti

Sepenggal Kisah Dari Gomorah, Part 3

Tiga batang kontol yang semuanya berukuran besar, milik Habel, Moab, dan Kenan mengacung tegak di depan mukaku. Setelah berhasil membuatku orgasme tadi, kini mereka menyuruhku untuk menghisap batang kontol milik mereka bergantian. “Aku tak pernah melakukannya. Aku tak bisa, aku tak mau” tolakku. Tiba-tiba aku teringat pada kekasihku. “Mulai sekarang, kau harus membiasakan diri melakukan hal

Sepenggal Kisah Dari Gomorah, Part 4

Enokh tidak jadi memperjakaiku malam itu. Ia hanya memintaku untuk mengoral kontolnya hingga orgasme. Aku sangat bersyukur, malam itu keperjakaanku tak perlu terenggut. Sambil melepas lelah seusai orgasmenya tuntas, dia bercerita tentang ketujuh putranya yang diperolehnya dari tiga orang istrinya padaku. Aku mendengarkan saja. Dia mengatakan padaku, bahwa keperjakaanku akan diserahkannya pada

Simpanan Mama

Mamaku itu emang hebat. Diusianya yang sudah kepala lima dia masih tetap cantik dan sexy. Di pekerjaanpun ia tetap paten. Karirnya melesat terus. Jabatannya kini sudah wakil direktur di perusahaan tempatnya bekerja. Karena hidup dengan mama sejahtera, maka aku memilih untuk tinggal bersamanya sejak ia bercerai dengan papaku setahun yang lalu. Papaku yang cuma bekerja sebagai pegawai rendahan,

###

Web-02: vampire_2.0.3.07
_stories_story