Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Petualangan Aji 2, Part 6

by Rangga


13 Tengah hari. “Kenapa sih kamu itu kalo kencing gak mau jongkok Ji?” sebuah suara yang sangat kukenal menegurku dari belakang. Suara Zaki. Aku menoleh padanya. Saat itu aku sedang kencing berdiri di kamar mandi. Tanganku menggenggam batang kontolku yang sedang mengeluarkan air kencing di water closet. “Eh, kamu Zak,” aku hanya nyengir mendengar komentarnya. Dia memang tak pernah bosan menegurku, termasuk kencing berdiri seperti sekarang ini. Katanya, kencing sambil berdiri itu tidak nyunnah. Tapi aku kok ya merasa aneh cowok kencing sambil jongkok. Repot, dan kayak cewek aja. “Mau kencing juga Zak?” tanyaku padanya, masih tetap dalam posisi kencing. Dia menggangguk kemudian masuk ke sebuah kamar mandi yang kosong. Dia pasti kencing dengan berjongkok di dalam sana. Acara kencingku selesai. Kucuci tanganku di wastafel. Aku tunggu Zaki keluar dari dalam kamar mandi. Soalnya kalau aku langsung meninggalkannya gak enak juga, nanti dikira aku menghindarinya lagi. Tak lama Zaki keluar dari kamar mandi. “Lo, tumben nungguin? Kok gak langsung ngacir?” tanyanya sambil senyum manis seperti biasanya. Ia menuju wastafel untuk membersihkan tangan. Aku yakin kata-katanya tadi tak bermaksud menyindir, tapi kok tetap saja aku merasa tersindir karenanya. Setelah itu kami keluar beriringan dari kamar mandi. Mmm, lagi-lagi tercium wangi tubuhnya yang bisa membuat jandungku deg-degan. Kenapa sih aku selalu seperti ini bila berada didekatnya? “Mau kemana Ji?” tanyanya. “Mmmm, ada pertemuan dengan teman-teman,” jawabku ragu. “Jam berapa? Sekarang?” tanyanya mencecar. “Nanti, mmm, jam lima sore,” tak bisa aku berdusta padanya. “Ikut aku yuk” “Ngapain?” “Ada pertemuan. Ba’da dzuhur di mesjid kampus,” jawabnya. Waduh, gimana menghindari ajakannya nih. “Kali ini jangan menghindar lagi ya Ji,” tatapnya penuh harap padaku. Bingung. Akhirnya seperti kerbau dicucuk hidungnya aku mengikutinya ke mesjid kampus. Mesjid kampusku yang lumayan besar ini dipenuhi oleh cowok dan cewek aktivis mahasiswa islam. Cewek-cewek berjilbab lebar rame pada ngumpul. Eh mereka ini banyak yang manis-manis lo, hehehe. Tau deh, kayaknya belakangan ini cewek-cewek yang manis pada berubah jadi alim-alim. Apalagi para cowoknya. Bisa copot jantungku lihat mereka ngumpul kayak gini. Aku baru saja selesai berdzikir pendek seusai sholat sunnat. Terpaksa harus alim nih disini, hehehe. Kulihat Zaki sedang ngobrol sambil berdiri di dekat mimbar. Kayaknya dia lagi ngobrol sama si Ferdinand deh, cowok indo Belanda, cakep tentunya, anak Teknik Mesin yang awal kuliah bandelnya minta ampun tapi kini berubah 180 derajat. Mereka terlibat pembicaraan yang sangat serius kayaknya. Kupuas-puaskan memandangi wajah dan tubuh mereka yang bagus itu. Baju koko putih yang longgar itu tak bisa menyembunyikan keatletisan tubuh mereka. Otot bisep Ferdinand dan Zaki tetap saja tercetak di lengan baju, saat mereka menyikukan lengan sambil mengelus jenggot di dagu mereka. Kontolku tanpa permisi mulai bergerak bangkit. Dasar nih barang gak mikir-mikir tempat. Tak lama semua aktivis yang sudah kumpul segera duduk. Zaki mendekat ke tempatku duduk. Ferdinand sempat melambaikan tangan dan seyum padaku. Kubalas senyumnya dengan seyumanku yang manis. Kami duduk menghadap ke arah mimbar. Cewek-cewek berada dibelakang. Kulihat Ferdinand duduk didepan, menghadap ke arah kami, ditengah-tengah beberapa orang mahasiswa lainnya. Sepertinya dia yang akan memandu acara. Pembicaraan seputar rencana menggelar aksi mahasiswa dan mengundang para tokoh islam untuk berorasi. Rencananya akan mengundang Amien Rais dan tokoh lainnya. Belakangan ini tokoh Muhammadiyah itu memang jadi idola para aktivis mahasiswa. Asyik juga mengikuti rapat mereka. Semua yang berbicara mengemukakan pendapat menggunakan bahasa yang santun dan gak ada yang mau menang sendiri atas pendapatnya. Beda dengan rapat kami yang dihabiskan oleh acara debat panjang untuk hal yang sebenarnya sepele. Zaki juga sempat menyumbangkan buah pikirannya dua kali. Menjelang ashar rapat itu selesai. Semuanya segera bersiap-siap untuk melaksanakan sholat ashar. Selesai sholat, aku pamit pada Zaki. “Ji, sering-sering gabung kemari ya,” pesan Zaki sebelum aku meninggalkannya. “Jangan lupa hadir pada saat acara orasi dua hari lagi,” tambahnya. Aku hanya mengangguk mengiyakan. Hmm, perasaanku kok jadi lebih rileks setelah mengikuti kegiatan mereka tadi ya? 14 Aku menaiki tangga, menuju kamarku. Kulirik jam tanganku. Sudah pukul 10 malam. Tubuhku rasanya penat sekali setelah seluruh aktivitas dari pagi hingga malam tadi. Kulihat rumah sudah sepi seperti biasanya. Lampu diruang tamu sudah dimatikan. Mungkin semuanya, kecuali Jono--satpam di depan yang tadi membukakan pintu gerbang untukku, sudah pada tidur. Tubuhku benar-benar lelah. Ajakan Bram untuk ngentot denganku tadi, tak kugubris. “Capek,” kataku padanya. Mesti kelihatan kecewa tapi ia tak memaksaku. Heran, anak satu itu kok tak pernah bosan merasakan kontolku ya. Begitu masuk kedalam kamar, tanpa mengunci pintu kamar terlebih dahulu, kubuka seluruh pakaianku. Dengan tubuh bugil kulangkahkan kakiku menuju kamar mandi yang terdapat dalam kamarku. “Serrrr...” air hangat dari shower terasa menyegarkan. Tubuhku yang penat, perlahan-lahan mulai rileks. Kugosok seluruh tubuhku, membersihkan kotoran yang terasa lengket ditubuh atletisku. Lipatan paha, ketiak dan daerah sekitar lipatan bongkahan pantat kugosok dan kusabun banyak-banyak. Biasanya, daerah sekitar itu bila tidak dibersihkan akan menyebabkan bau yang enggak sedap. Mengingat aku adalah seorang yang maniak sex, maka menjaga keharuman tubuh merupakan suatu hal yang penting agar partner sexku tidak perlu mengernyitkan hidung akibat bau dari tubuh yang kurang sedap. Sedang asik-asiknya menggosk daerah selangkangan, tiba-tiba aku dikejutkan oleh sebuah belaian lembut pada bongkahan pantatku. Kutepiskan belaian itu, dan segera kubalikkan tubuhku. Astaga, “Mas Doni!” seruku kaget. Didepanku berdiri Mas Doni dengan tubuhnya telanjang bulat. Ia berdiri sangat rapat dengan tubuhku. Dia menyeringai padaku. “Mau ngapain Mas?” tanyaku lirih. “Kamu sudah tau apa mauku,” jawabnya pelan. “Maksud Mas?” “Jangan pura-pura bodoh Ji, aku sudah tau semuanya.” “Tau apa Mas?” “Sangaji Dewantara,” disebutnya nama lengkapku, sambil matanya tajam menatap mataku. Tangannya meremas dadaku yang bidang, “Aku tau semua apa yang sering kamu lakukan dengan adikku dan Kevin. Jangan pura-pura,” Tiba-tiba mulutnya sudah menguasai mulutku. Dibawah guyuran air hangat dari shower, dengan penuh nafsu dilumatnya bibirku. Aku masih pura-pura (ya pura-pura!) melawannya. Akupun sebenarnya mengharapkan ini terjadi. Tapi aku perlu menjaga imejku juga dihadapannya. Masak baru sekali langsung mau. Kudorong tubuhnya menjauh dariku. Lalu aku segera berlari meninggalkannya dari bawah shower. Dia terdiring kebelakang. Mas Doni terpana, tak menduga aku menolaknya. Namun sesaat ia kemudian mengejarku. Dia tak perlu mengejarku dengan kekuatan penuh karena aku juga tak terlalu serius menghindar darinya. Sekejap saja ia sudah menangkap pinggangku dari belakang. Ditariknya tubuhku rapat ketubuhnya. Kontolnya yang sudah sekeras batu menempal erat dibongkahan pantatku. Dengan nakal ia menggesek kontolnya di belahan pantatku. “Lepaskan,” bisikku lirih. Tak diacuhkannya bisikanku. ia kemudian mendorong tubuhku menuju ke arah ranjangku yang empuk. Meskipun aku terus berbisik meminta dilepaskan, tapi aku mengikuti apa yang diamuinya. Ia menyuruhku berbaring telungkup di tepi ranjang dengan kedua kakiku mengangkang lebar terjuntai menyiku ke lantai. Main tembak langsung aja dia rupanya. Tak ada basa-basi lebih dulu nih. Dasar. Sebenarnya akupun juga sudah tak sabar ingin merasakan kontolnya yang besar itu di dalam lobang pantatku. Tapi paling enggak kan lebih asyik bila dia melakukan foreplay dulu seperti cium-cium, jilat-jilat, sedot-sedot. Rupanya tabiat kakak beradik Doni dan Dino ini tak jauh berbeda. Kurasakan sebuah benda bulat tumpul, sedikit keras tapi kenyal berusaha mendesak-desak kedalam lobang anusku. Gila, gak pake pelumas sama sekali Mas Doni ini. Padahal apa susahnya sih melumuri sedikit ludah di lobang pantatku. Bener-bener deh orang satu ini. Aku meringis menahan sedikit rasa sakit akibat usaha penetrasinya yang maksa ini. Untunglah lobang pantatku sudah cukup terlatih. Beberapa saat kemudian aku sudah dapat beradaptasi dengan batang kontolnya yang terus menyusup ke celah lobang pantatku, sedikit demi sedikit. Tak lama, Mas Doni mengerang-erang kesetanan, saat kontolnya bergerak cepat keluar masuk menggesek-gesek dinding lobang pantatku yang hangat mencengkram. “Ohhh...arghhh, godddd, oaghhhhhhh..............,” erangnya penuh kenikmatan. Mas Doni seorang pengentot yang kasar. Entotan kontolnya tak tentu arah dan cukup menyakitkan. Aku yakin Mbak Ayu pun merasakan seperti yang kurasakan kini. Sakit, tapi enak, hehehehe. Aku hanya bisa memejamkan mataku sambil mengerang-erang tertahan, menahan rasa sakit akibat kelakuannya. Tapi itulah risiko bagi setiap lelaki penyuka sejenis. Saat menjadi bottom harus siap menahan sakit saat pasangan sex kita memacu birahinya meraih kenikmatan. Nanti, pada saat menjadi top, maka kitalah yang akan meraih kenikmatan itu dan pasangan sex kita gantian merasakan sakitnya. Mas Doni menggoyang-goyangkan pantatnya penuh tenaga bak kuda liar kesetanan. Sepertinya ia menghimpun seluruh tenaganya untuk meluapkan nafsunya yang tak terbendung. Ia mengentoti tubuhku layaknya orang yang sudah tidak melakukan hubungan sex bertahun-tahun. Tubuhnya banjir oleh peluh yang jatuh membasahi tubuhku yang tak kalah dibanjiri oleh keringat. Hidungnya mendengus-dengus bak banteng liar. Hembusan nafasnya terasa hangat di tengkukku. Sesekali kurasakan giginya menggigit disana. Tidak ada acara pergantian posisi. Padahal sudah setengah jam lebih Mas Doni mengebor lobang kenikmatanku dengan kontolnya yang sekeras batu. Dia benar-benar berkonsentrasi penuh menikmati lobang pantatku yang erat mencengkeram. Mas Doni akan mencium punggungku sambil meracau tak jelas apabila kukedut-kedutkan dinding lobang pantatku. Dia pasti keenakan akibat aksiku itu. Kontolnya pasti terasa seperti disedot-sedot. Sebenarnya aku sudah capek juga dalam posisi seperti ini. Kakiku terasa mulai lelah menyiku kelantai sementara badanku menahan tubuhnya yang lumayan berat diatasku. Duh, kapan selesainya sih nih orang? Lagian aku juga udah gak sabar pengen gantian ngerasain lobangnya. Masak dia aja yang ngerasain lobangku. Setelah lebih kurang lima belas menit, akhirnya tiba juga orgasme Mas Doni. Dia tidak menyemburkan spermanya di lobang pantatku. Tubuhku dibalikkannya untuk kemudian berbaring telentang diatas ranjang. Kakiku tetap menyiku terjuntai ke lantai. Mas Doni mengangkangi dadaku. Lalu disemprotkannya spermanya ke wajah dan dadaku yang bidang. Semburan spermanya cukup deras dan bertenaga juga. Wajah dan dadaku jadi belepotan oleh spermanya. Kemudian Mas Doni membaringkan tubuhnya telentang disebelahku. Nafasnya memburu. Kelihatan kalau dia cukup kelelahan setelah memacu birahinya tadi. Kubiarkan dia berisitirahat. Aku bangkit meninggalkannya menuju kamar mandi. Kubersihkan wajah dan tubuhku yang belepotan sperma kental miliknya. Rambutku kena semprotan juga rupanya. Selesai membersihkan diri aku kembali mendatanginya ke kamar. Kulihat dia masih berbaring telentang. Kontolnya sudah lemas, tergolek pasrah di selangkangannya yang ditumbuhi jembut tebal. Dalam keadaan lemas begitu saja kontolnya sudah oke. Gemuk dan kemerahan. Mirip dengan punya si Doni, adiknya. Ketika dilihatnya aku keluar dari kamar mandi dan berjalan mendatanginya, Mas Doni kemudian bangkit dari tidurnya. Duduk di tepi ranjang memandangiku sambil tersenyum. Aku membalas senyumnya. “Makasih Ji,” katanya. “Sama-sama,” jawabku. “Memang benar apa yang dikatakan oleh Doni dan Kevin,” katanya lagi. “Wah kalian sudah saling bercerita rupanya. Cerita apa aja mereka ke Mas Doni?” tanyaku. “Banyak,” jawabnya. “Banyak?” “Ïya,” “Äpa aja?” “Kata mereka jepitan lobang pantatmu sip,” jawabnya dengan senyum nakal. “O ya, hehehehehe. Ada – ada saja. Mmm, udah banyak juga yang kalian lakukan selama di Australia kayaknya,” kataku. Mas Doni tak menanggapi kata-kataku. Dia hanya tertawa sambil menatapku penuh arti. Aku mendekatinya. Kuraba dadanya yang bidang. “Mmm, kasihan juga ya si Kevin harus melayani kakak beradik sekaligus,” kataku. “Gak juga. Kalau Kevin capek, kami kan masih bisa main berdua,” katanya sambil mengerling nakal padaku. “Äpa?” kaget aku mendengarnya. “Kalian.....? Main berdua...?” “He eh, ada yang aneh?” Gila. Dasar deh dua kakak beradik ini. Mereka incest juga. Aku menatap Mas Doni sambil geleng-geleng kepala. “Abis si Doni nafsuin juga sih. Lagian masak dia gak diberi kesempatan ngerasain kakaknya yang ganteng ini,” katanya lagi dengan cuek. Bersambung............... Terima kasih buat yang ngimel ke gua. Spesial buat JR yang ngimel gua sehari sampe tiga kali. Gua tersanjung banget atas imel elo.

###

47 Gay Erotic Stories from Rangga

Ada Yang Baru

Banyak yang mengirimkan imel ke gua. Selain ngajak berkenalan banyak yang menanyakan kenapa gua gak menulis lagi di MOTN. Menjawab pertanyaan itu dalam kesempatan ini gua mau sampaikan bahwa gua sedang merampungkan sekuel Petualangan Aji. Butuh waktu yang lumayan lama juga buat gua untuk merampungkan tulisan itu. Kenapa lama? Karena gua pengen sekuel ini berbeda dari kisah pertamanya

Aladin (01)

Zaman dahulu kala di Negeri Cina tinggallah seorang pemuda miskin Aladin namanya. Kemiskinannya membuat Aladin melakukan segala hal untuk menghidupi dirinya bersama dengan ibunya yang sudah tua renta. Kadangkala Aladin mengemis di pasar, menjadi kuli membantu para pedagang mengangkat barang dagangan mereka, dan juga mencuri. Sesungguhnya Aladin adalah pemuda yang baik. Kalau sangat tidak

Aladin (02)

“Pamanku benar-benar jahat,” batin Aladin. Ia terduduk sendiri merenungi nasibnya. Kini ia terkurung di dalam tanah bersama harta karun yang melimpah. Sementara sang paman meninggalkannya. Aladin memandangi harta karun di dalam kantong. Sebuah lampu yang terbuat dari emas tertangkap pandangannya. Aladin segera mengambil lampu itu. Ia berniat memindahkan api dari obornya ke sumbu lampu itu.

Aladin (03)

“Benar juga katamu itu Jafar. Wahai pemuda apakah tempat tinggalmu semegah istanaku ini?” tanya raja. “Tuanku, jika hamba memiliki tempat tinggal semegah tuanku, itu artinya hamba tidak menghormati tuanku raja. Namun demikian tempat tinggal hamba cukup megah tuanku. Tuanku raja dan Putri Jasmin hamba undang untuk melihat tempat tinggal hamba besok,” sahut Aladin mantap. Ibu Aladin dan Ali

Antara Mas Donny dan Justin

Cerita ini sangat berbeda dari cerita yang biasanya gue bikin. Bisa dibilang nyeleneh. Gak tau apa yang suka baca cerita di situs ini suka. Mas Donny ada-ada aja deh. Masak dia memintaku ngentot dengan si Justin, mahasiswa yang kos di rumah kami? Ngawur kan. Tapi aku juga ngawur. Kenapa? Karena aku mau aja melaksanakan apa yang disuruhnya itu. Gimana aku mau nolak? Habisnya ngentot itu enak

BBS Eksekutif Muda

“Beeeppppppp…………..,” “Beeeppppppp…………..,” “Beeeppppppp…………..,” Suara ponsel yang diset getar berulang-ulang berbunyi diatas meja. Tak ada yang menjawab. Suara erangan memenuhi ruangan kamar hotel yang tidak terlalu luas itu. Dua pria muda sedang sibuk memacu birahi diatas ranjang empuk yang berderak-deraj. “Oh… oh.. oh.. oh.. oh.. yeshh.. yesshh… oh… oh..,” “Hoh..hoshh..hohh..

Behind The Scenes

Prolog Ini cerita tentang Ananditya Tama. Lebih sering dipanggil Aditya. Umur 22 tahun, lulusan D3 Perhotelan dari sebuah Akademi Pariwisata di Jakarta. Anak kedua dari tiga orang bersaudara yang semuanya cowok. Ayah turunan Pakistan dan ibu Sunda asli. Ganteng sudah pasti. Kulit putih bersih, dengan postur tubuh proporsional. Ramping namun atletis. Tinggi 179 cm dan berat 65 kilogram. Sempat

Behind The Scenes, Part 2

Pengantar. Ternyata MOTN tidak memuat seluruh cerita yang saya submitted kemaren. Untuk membuat anda-anda tidak penasaran, ini kelanjutannya. “Mengapa tadi teman-teman gue bisa enjoy melakukannya ya?” tanya Aditya. “Mungkin mereka benar-benar bisa rileks. Sementara kamu tidak,” kata Martin. “Apa memang begitu Rhin?” tanya Aditya pada Rhino yang sedang berdiri menontonnya dari jarak yang

Cerita Remaja (3)

BAB II NAKALNYA MAMA ANDRE Minggu pagi yang cerah. Andre sarapan berdua saja dengan mamanya di rumah. Biasanya acara sarapan hari minggu mereka lakukan bertiga bersama dengan papanya. Soalnya di hari-hari lain, tidak ada kesempatan untuk mereka dapat sarapan bersama, apalagi makan siang bahkan makan malam. Kesibukan kedua orang tuanya, menyebabkan mereka hanya dapat berkumpul bersama di

Cerita Remaja (4)

Andre semakin mendekat ke pintu kamar yang terkuak itu. Ia longokkan kepalanya sedikit ke celah pintu yang terbuka itu. Serta merta mata Andre melotot melihat pemandangan di ruang kerja papanya itu. Diatas meja kerja papanya, dua manusia lain jenis dalam keadaan bugil sedang asik memacu birahi dengan penuh nafsu. Kedua manusia itu tiada lain tiada bukan adalah mamanya dan Mas Dharma sang

Cerita Remaja (5)

BAB III ANAK-ANAK BASKET Meskipun bukan anggota basket, tapi Calvin kini tak asing lagi dengan komunitas itu. Pergaulan anak-anak basket yang terkenal sangat eksklusif di SMU Dwi Warna dapat dimasuki olehnya. Ini semua berawal dari ajakan Andre untuk menyaksikan latihan basket di sekolah. Setelah mendengar cerita Andre tentang kedoyanan anak-anak basket pada memek cewek dan silit cowok

Dibooking Andre

Beginilah nasibku. Aku jelas-jelas bukan homo. Apalagi banci. Butuh uang untuk hidup membuatku terjebak dalam dunia pelacur waria kayak gini. Setiap hari pakai baju perempuan, nongkrong di pinggir jalan menanti laki-laki yang memiliki orientasi seksual menyimpang atau sekadar pengen coba-coba, membookingku. Si Misye, alias Misno, teman sekamar sekaligus seprofesiku jelas waria asli. Bencong

Enak Dibaca dan Nafsuin!

Ingat slogan majalah Tempo? Mudah-mudahan masih ada yang inget. Buat yang gak inget atau malah gak pernah denger sama sekali, nih gue kasih tau, slogannya adalah, “Enak dibaca dan perlu”. Nah, judul tulisan diatas adalah plesetan dari slogan ini. Gue bikin judul seperti itu karena tulisan berikut ini isinya mengulas judul tersebut. Kali ini gue gak menulis cerita seperti biasanya. Tulisan gue

Harry Fucker dan Ruang Ganti Rahasia (1)

Kereta api sihir yang berangkat dari peron 9 ½ di London akhirnya tiba di Hogwart. Suaranya desis kereta yang keras dan nyaring tak mampu mengalahkan nyaringnya celotehan para murid di tingkat kedua sekolah sihir itu. Bertemu kembali dengan teman sekamar di asrama rupanya membuat mereka tak sabar untuk saling bercerita tentang pengalaman liburan masing-masing. Harry tersenyum-senyum melihat

Kok Bisa Gitu Sih?

Namaku Dika. Aku mau cerita tentang kejadian yang pernah ku alami waktu aku duduk di kelas tiga SD dulu. Umurku belum sampai sepuluh tahun waktu itu. Jangan salah sangka dulu lho. Ini kejadian bukan tentang diriku. Tapi tentang orang yang sangat kuhormati. Aku adalah anak pertama dari papa dan mamaku yang asli turunan Sunda. Papaku, Dadang Sukmana, adalah seorang karyawan swasta di sebuah

Menjelang Pernikahan Mas Randy

"Ndre, abis sekolahan langsung balik ya, jangan kemana-mana lagi" pesan Nyonya Vera pada anaknya, Andre, yang masih duduk di kelas 3 SLTP melalui hand phone. "Kenapa emangnya Ma?" tanya Andre. "Thomas gak ada temennya tuh di rumah. Mama dan dan Tante Serly mau belanja untuk kebutuhan pesta Mas Randy nih," "Lho, kan ada Papa dan Om Darwin di rumah," sambung Andre lagi. "Papa dan Om

Menjelang Pernikahan Mas Randy (2)

Acara pemberkatan pernikahan Mas Randy akan dilangsungkan di gereja pukul sepuluh pagi ini. Andre melirik jam tangan yang melingkar di lengan kirinya, masih pukul delapan, tapi mamanya sudah sibuk menyuruhnya dan Thomas untuk bersiap-siap sejak pukul tujuh tadi. “Ayo jas hitamnya dipakai sekarang. Kalian kan pengiring pengantin prianya. Kalo gak siap-siap dari sekarang entar repot deh. Ayo dong,

Pandu dan Ricky dan Aku

“Bang, tolong jemput mereka sore ini ke bandara ya, soalnya mereka gak ngerti Jakarta tuh,” kata Dina, adik perempuanku semata wayang melalui telepon tadi pagi. Yang dimaksudnya dengan mereka itu adalah Pandu dan Ricky dua temannya waktu di SMU kemaren. kalo yang namanya Pandu bukan hanya sekadar teman buat Dina, adikku itu. denger-denger sih mereka pacaran sampai sekarang. Makanya Dina jadi

Pangeran Tidur

Pada zaman dahulu kala tersebutlah sebuah negeri bernama Antah Berada Dimana. Negeri yang makmur dan damai, diperintah oleh seorang raja muda gagah perkasa didampingi oleh permaisurinya yang cantik jelita. Sang raja memerintah dengan penuh keadilan dan bijaksana. Sedemikian makmur dan damainya negeri itu, hingga batangan emas yang tergeletak di tepi jalan pun tak ada yang mengambilnya.

Pangeran Tidur, Part 2

Pengantar. MOTN lagi ngadat ya, gak bisa memuat seluruh cerita saya. Ini lanjutannya supaya elo gak penasaran. “Siapa engkau?!” tanya Pangeran William. Ia sangat terkejut melihat perubahan gadis cantik yang tadi ditolongnya menjadi seorang laki-laki tampan bertubuh kekar dengan busana transparan yang memamerkan keperkasaan tubuhnya. “Aku adalah seorang peri. Aku tadi sengaja untuk

Pesta Bujangan Untuk Randy

Cerita ini adalah Prequel dari cerita Menjelang Pernikahan Mas Randy. Sepulang dari kantornya di bilangan Sudirman, Randy menyempatkan menjemput Tania, calon istrinya, yang bekerja di kawasan Kuningan. Mereka memang janjian untuk ke club kebugaran sepulang kerja. Melatih otot-otot tubuh sambil menantikan kemacetan di jalanan Jakarta usai. Keduanya memang rajin ke club kebugaran. Karenanya

Petualangan Aji 2, Part 1

1 Akhir April 1998. Suntuk! Semua tugas kuliahku yang sebarek-abrek belum satupun kukerjakan. Aku betul-betul disibukkan dengan segala macam aksi demonstrasi seiring dengan situasi politik yang semakin memanas sejak krisis moneter melanda Indonesia Juli 1997 lalu. Sebagai aktivis mahasiswa tentu saja tak pernah kulewatkan berbagai aksi turun ke jalan yang kami lakukan. Aksi-aksi ini telah

Petualangan Aji 2, Part 15

25 “Kami akan melaporkan perbuatan kalian ini!” kata Romi tegas. Suaranya tetap pelan. Matanya tak lepas menatap batang kami bergantian, pun anggota regunya itu. “Jangan Mas,” kataku memohon. Bram dan Irfan ketakutan. “Kami bersedia memberikan apa saja yang Mas minta asal jangan melaporkan hal ini,” aku segera berjalan menuju celana panjangku. Mencari dompetku. Setelah ketemu segera

Petualangan Aji 2, Part 16

26 “Ndri, giliran kamu,” kata Romi, tangaannya menarik resleting celananya ke atas. Romi kini sudah berpakaian rapi kembali. Sementara Andri kulihat segera melepaskan seluruh pakaian yang dikenakannya belum lagi kata-kata Romi usai seluruhnya. Dia benar-benar sudah tidak sabar menunggu giliran rupanya. Kami bertiga berdiri telanjang bulat memandangi Andri yang kini sudah bugil total di hadapan

Petualangan Aji 2, Part 17

27 Hampir pukul 3 dini hari ketika kami menyelesaikan persenggamaan itu. Setelah menggenakan pakaian, kami berlima kembali ke tempat masing-masing. Romi dan Andri kembali ke pos jaganya. Sedangkan aku, Bram dan Irfan kembali ke lobby. “Kapan-kapan kita ulangi lagi ya,” kata Romi saat kami berpisah. “Boleh Mas,” jawab kami bertiga serempak. Cengiran mesum terbentuk di bibir kami. Andri juga

Petualangan Aji 2, Part 18

29 Kedua tanganku mencengkeram bongkahan pantat Zaki dengan erat. Kepalaku bergerak-gerak, kadang maju mundur kadang berputar-putar tepat di depan selangkangan Zaki. Batang kontol besar dan panjang milik Zaki, keluar masuk mulutku. Pipiku mengempot menyedot-nyedot batang itu. Batangnya tidak bisa kumasukkan kedalam mulutku seluruhnya. Meski sudah kupaksakan, hanya sekitar ¾ nya saja yang bisa

Petualangan Aji 2, Part 19

31 “Capek Zak?” bisikku lembut di telinga Zaki. Ia masih menelungkup diatasku. “Iyah,” jawabnya pelan. “Puas?” tanyaku lagi. “Iya Ji, gak nyangka kalo ngentot dengan kamu enak banget,” “O ya?” “Iyah, tau enaknya kayak gini, sejak kemaren-kemaren aku udah ngajak ngentot dengan kamu,” katanya. Bibirku diciumnya. Kubalas ciumannya. Kami berciuman dengan buas. Saling melumat. Sambil

Petualangan Aji 2, Part 2

3 Didepan kami kini terpampang adegan oral sex yang dilakukan oleh sang cewek kepada sang cowok. Mulut kedua cewek itu begitu lihai menyelomoti kontol sang cowok. Kudengar sang cowok mulai mengerang-erang keenakan. Selanjutnya dengan posisi doggy style menghadap ke penonton sang cowok mengentot sang cewek. Rintihan, erangan, desah nafas mereka memenuhi ruangan. Sambil mengentot begitu sang

Petualangan Aji 2, Part 20

33 Epilog Pagi Hari di awal bulan Januari 2003. Aku sedang asik menonton berita di Liputan 6 Pagi, sambil minum kopi dan makan roti berselai coklat. Hampir lima tahun sejak jatuhnya Suharto, 21 Mei 1998 lalu, kembali mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa besar. Meskipun belum sebesar Tahun 1998 itu. Unjuk rasa yang kini dilakukan oleh junior-juniorku ini, mengingatkanku akan masa-masa indah

Petualangan Aji 2, Part 3

6 Pukul satu siang aku kembali ngumpul dengan teman-temanku sesama aktivis mahasiswa yang disebut Zaki kelompok nasionalis itu. Kami berkumpul di salah satu ruangan kampus. Kami akan mematangkan rencana acara orasi politik yang telah kami audiensikan dengan Dekan tadi pagi. Ketika aku datang seluruh anggota tim sukses acara telah hadir dan sedang serius membicarakan sesuatu. Aku segera duduk di

Petualangan Aji 2, Part 4

9 Hampir setengah jam aku bermain-main di lobang kenikmatan Bram. Berbagai jurus sudah kukeluarkan. Menjilat, menghisap, menyedot, menyelip-nyelipkan lidahku ke lobangnya yang sempit bahkan menyodok-nyodokkan jariku disana. Bram benar-benar keenakan dengan aksiku. Pantatnya bergoyang-goyang dan sekali-kali menekan mukaku. Kontolnya sudah tegak penuh dalam genggaman tanganku yang tak pernah

Petualangan Aji 2, Part 5

11 Pukul 7 pagi. Bunyi nyaring jam beker membangunkanku. Ahhhhh......aku menggeliat dengan tubuh telanjang bulat di tempat tidur. Aku memang suka tidur tanpa menggenakan busana selembar pun. Rasanya bebas. Ahhhh........kembali aku menggeliat, badanku terasa segar pagi ini. Tidur nyenyak mengembalikan staminaku yang semalam terkuras akibat “perang tanding” dengan Bram. Hehe. Dengan kontol

Petualangan Aji 2, Part 6

13 Tengah hari. “Kenapa sih kamu itu kalo kencing gak mau jongkok Ji?” sebuah suara yang sangat kukenal menegurku dari belakang. Suara Zaki. Aku menoleh padanya. Saat itu aku sedang kencing berdiri di kamar mandi. Tanganku menggenggam batang kontolku yang sedang mengeluarkan air kencing di water closet. “Eh, kamu Zak,” aku hanya nyengir mendengar komentarnya. Dia memang tak pernah bosan

Petualangan Aji 2, Part 7

15 “Ärghhhhhhhhh........” aku melenguh keras diatas tubuh telanjang Mas Doni yang berbaring telentang dibawahku. Kedua pahanya terkuak lebar mengangkang. Baru saja kusemburkan spermaku ke dalam lobang pantatnya yang empuk dan penuh dengan bulu-bulu halus. Setelah pembicaraan yang cukup mengagetkan tentang kakak beradik ini, kusenggamai Mas Doni dengan berbagai gaya. Mulai dari gaya duduk,

Petualangan Aji 2, Part 8

16 “Mashhh, Mashh......aku pengen keluarhhhhh,” desah Jono. Tubuhnya mulai menggeletar. Dibawah sana Mas Doni sedang asik bersilat lidah dengan batang kontolnya. Berbagai jurus oral yang diketahui Mas Doni sudah dipraktekkannya menyerang titik-titik kelemahan batang Jono. Sementara dari atas aku terus menggempur dada dan puting susunya. Rupanya Jono sudah tak mampu bertahan lagi akibat serangan

Petualangan Aji 2, Part 9

18 Pekan-pekan pertama di bulan Mei 1998. Tit, tit. Suara klakson mobilku mengagetkan Sony yang sedang duduk serius menonton televisi di ruang satpam. Saking seriusnya menonton dia tidak menyadari kalau aku sudah mengamatinya hampir dua menit dari jendela mobilku. Satpam satu ini gak kalah menarik dibanding si Jono. Kapan ya kurealisasikan rencanaku ngerjain dia seperti si Jono. Hehe. “Eh,

Petualangan Aji 2, Part10

19 Dengan perlahan kulepaskan kancing baju koko Ferdinand satu persatu. Dipejamkannya matanya, tak berani memandangku. Berdua kami berdiri berhadapan. Tubuhku sudah telanjang bulat sejak tadi dengan kontol mengacung tegak. Kami berada dalam kamarnya yang tidak terlalu luas dibandingkan dengan kamarku. Setelah mendengar pengakuannya yang diringi sedu sedan, kupacu mobilku menuju rumahnya. Dalam

Petualangan Aji 2, Part11

21 Pertengahan bulan Mei 1998. Jakarta rusuh. Pemicunya adalah kematian empat mahasiswa Trisakti saat unjuk rasa. Sayang sekali, keempatnya masih muda. Masyarakat marah. Masyarakat muak. Penjarahan dimana-mana. Kebencian pada etnis Cina menjalar. Toko-toko milik si mata sipit diserbu masyarakat. Barang-barang diambili. Beberapa gedung dibakar oleh massa yang marah. Papan bertuliskan “Milik

Petualangan Aji 2, Part12

Akhirnya aku baru tiba di kampus pukul 9 malam. Segera aku menemui teman-temanku di salah satu ruangan kampus, base camp kelompok kami. Aku hanya nyengir ketika teman-teman nasionalisku “marah-marah” padaku. Terutama si Yuda sang ketua. Katanya aku tidak tepat janji. Brifing untuk persiapan aksi besok sudah usai sejak satu jam yang lalu. Mau apalagi, kudengarkan saja “kemarahan” mereka, memang

Petualangan Aji 2, Part13

22 19 Mei 1998. Aksi kemaren sore benar-benar seru. Setelah didatangi dan didesak terus menerus oleh mahasiswa, akhirnya, pimpinan DPR dikomandani Harmoko mengeluarkan pernyataan yang mengagetkan. Mereka menyerukan kepada Suharto agar secara legowo mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden. Meskipun pernyataan itu terasa menggelikan, karena sebelumnya Harmokolah orang yang paling

Petualangan Aji 2, Part14

24 Subuh, 20 Mei 1998. Seharusnya hari ini ada acara di Monas. Peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang digagas oleh Amien Rais. Puluhan ribu mahasiswa dan masyarakat sudah siap untuk menghadiri acara itu. Perkembangan politik yang semakin memanas, memaksa Amien Rais untuk membatalkan acara. Desas-desus yang terdengar di kalangan mahasiswa adalah, bila acara tersebut tetap dilaksanakan,

Pondok Jejaka

Satu Usaha keras Yuda selama ini akhirnya membuahkan hasil juga. Dengan wajah sumringah ia menunjukkan namanya yang mejeng diantara nama-nama lain yang dinyatakan lulus SPMB pada kedua orang tuanya. Di Fakultas Teknik Elektro salah satu universitas negeri favorit di Depok. “Yuda lulus ma, pa,” katanya pada kedua orang tuanya. “Anak mama memang pinter deh,” sahut sang mama sambil

Seleksi Tim Volly

Daripada setiap hari sabtu dan minggu molor di kos-kosan karena gak ada kegiatan perkuliahan, Indra akhirnya mutusin ikut dalam club volly yang ada dikampusnya. Kebetulan semester ini ada rekrutmen anggota baru. Semester lalu Indra memang mutusin untuk full kegiatan akademik karena masa itu awal ia kuliah setelah lulus SMU. Saat itu ia tak ingin diganggu dengan segala tetek bengek selain kegiatan

Sepenggal Kisah Dari Gomorah, 2

Menjelang tengah hari, kami tiba di Kota Gomorah. Dari celah sedekup aku mengintip ke luar. Seperti yang pernah di ceritakan oleh Noakh padaku, Gomorah memang sangat ramai. Kata Noakh, sama ramainya dengan Kota Sodom. Sejak kecil, aku memang belum pernah keluar dari desaku. Mendengar cerita Noakh tentang dua kota itu, membuatku punya keinginan untuk mengunjunginya. Namun bukan kunjungan seperti

Sepenggal Kisah Dari Gomorah, Part 3

Tiga batang kontol yang semuanya berukuran besar, milik Habel, Moab, dan Kenan mengacung tegak di depan mukaku. Setelah berhasil membuatku orgasme tadi, kini mereka menyuruhku untuk menghisap batang kontol milik mereka bergantian. “Aku tak pernah melakukannya. Aku tak bisa, aku tak mau” tolakku. Tiba-tiba aku teringat pada kekasihku. “Mulai sekarang, kau harus membiasakan diri melakukan hal

Sepenggal Kisah Dari Gomorah, Part 4

Enokh tidak jadi memperjakaiku malam itu. Ia hanya memintaku untuk mengoral kontolnya hingga orgasme. Aku sangat bersyukur, malam itu keperjakaanku tak perlu terenggut. Sambil melepas lelah seusai orgasmenya tuntas, dia bercerita tentang ketujuh putranya yang diperolehnya dari tiga orang istrinya padaku. Aku mendengarkan saja. Dia mengatakan padaku, bahwa keperjakaanku akan diserahkannya pada

Simpanan Mama

Mamaku itu emang hebat. Diusianya yang sudah kepala lima dia masih tetap cantik dan sexy. Di pekerjaanpun ia tetap paten. Karirnya melesat terus. Jabatannya kini sudah wakil direktur di perusahaan tempatnya bekerja. Karena hidup dengan mama sejahtera, maka aku memilih untuk tinggal bersamanya sejak ia bercerai dengan papaku setahun yang lalu. Papaku yang cuma bekerja sebagai pegawai rendahan,

###

Web-01: vampire_2.0.3.07
_stories_story