Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Petualangan Aji 2, Part 15

by Rangga


25

“Kami akan melaporkan perbuatan kalian ini!” kata Romi tegas. Suaranya tetap pelan. Matanya tak lepas menatap batang kami bergantian, pun anggota regunya itu.

“Jangan Mas,” kataku memohon. Bram dan Irfan ketakutan. “Kami bersedia memberikan apa saja yang Mas minta asal jangan melaporkan hal ini,” aku segera berjalan menuju celana panjangku. Mencari dompetku. Setelah ketemu segera kukeluarkan sejumlah uang yang kebetulan ada dalam dompetku. Jumlahnya mencapai lima ratus ribu rupiah. Kusorongkan pada Romi.

“Kamu mau menyuapku Ji. Bukankah kalian mahasiswa ini yang menyerukan berantas KKN? Sekarang kamu mengajakku berkolusi,” kata Romi.

“Bukan gitu Mas, ini hanya permohonan,” aku benar-benar malu sekali. “Saya gak tau harus dengan cara apa memohon pada Mas Romi untuk tidak melaporkan hal ini. Memang yang kami lakukan ini bukan perbuatan kriminal, tapi kalau sampai diketahui oleh orang lain kami benar- benar malu Mas. Semua orang mengetahui kami bukanlah gay. Bram ini contohnya dia punya cewek yang serius. Bayangkan bila ceweknya mengetahui kalau ia melakukan praktik homoseksual seperti ini. Kebahagiaan mereka akan hancur Mas,” pembelaan diriku padanya.

“Kamu memang jago kalo berargumen Ji,” komentar Mas Romi.

“Bukan berargumen Mas, aku hanya mengatakan yang sebenarnya,” jawabku.

“Terus kamu mau apa Ji?” tanya Romi.

“Terserah kebijaksanaan Mas Romi, tapi kami mohon jangan laporkan kami Mas,”

“Baiklah, saya tidak akan melaporkan kalian. Tapi kalian harus memenuhi syarat yang saya tetapkan,” katanya.

“Apa itu Mas?” tanyaku harap-harap cemas. Aku tak berani memandang wajahnya lagi. Mukaku menunduk kebawah. Kontolku terlihat menggantung lemas dibawah sana. Romi tidak langsung menjawab pertanyaanku.

“Kalian harus mengijinkan kami bergabung,” kata Romi tegas. Aku serasa tak percaya mendengar kata-katanya. Kutengadahkan mukaku menatap wajah Romi lekat-lekat. Dalam kegelapan malam kutemukan senyuman diwajahnya. Sial aku dikerjai olehnya. Temnnya pun kulihat tersenyum.

“Mas Romi, beneran nih?” tanyaku tak percaya. Bram dan Irfan pun kulihat menatap kedua polisi itu berganti-ganti. Romi semakin melebarkan senyumnya sambil mengangguk.

“Tentu saja diijinkan Mas,” jawabku cepat. “Tapi apa bener Mas Romi mau nyobain apa yang kami lakukan?” tanyaku.

“Udah lama aku gak ngesex dengan cowok Ji. Ngelihat apa yang kalian lakukan tadi aku jadi nafsu,” katanya.

“Udah lama? Artinya sebelumnya sudah pernah?” tanyaku menegaskan.

“Iya. Di barak saat pendidikan dulu, kami biasa melakukan hubungan sex dengan teman satu barak untuk menyalurkan hasrat birahi. Habis mo gimana lagi, maen pelacur kan mahal, mending dengan teman sendiri aja deh,” katanya tersenyum. “Oya kenalkan ini Andri. Dia anggota regu saya, umurnya baru dua puluh tahun. Tadi kami berdua sedang patroli memantau keadaan sekitar gedung, tiba-tiba kami lihat kalian bertiga berjalan ke tempat gelap. Kami curiga kalian akan pesta narkotika, makanya kami ikuti. Ternyata malah ngesex. Ya udah kami tonton aja. Dulupun di barak, kami sering nonton teman yang sedang ngentot. Tapi rupanya kami gak tahan ngelihat aksi kalian, jadi keinget kenangan lalu, makanya pengen gabung,” katanya panjang lebar.

Keterangan Romi segera melegakanku. Akhirnya nafsuku kepadanya dapat kusalurkan juga sekarang. Tak berlama-lama segera kudekati dia. Kucumbu. Bibirku mencari-cari bibirnya, kemudian kukecup. Hidungku terasa geli terkena gelitikan ujung kumis tipisnya. Bram dan Irfan segera mendatangi Andri. Berdua mereka mencumbu tamtama Polisi itu. Segera kupreteli pakaian dinas Romi. Sekejap saja sudah kutelanjangi dirinya. Betapa menggairahkan tubuh putra Palembang ini. Langsing namun otot-ototnya terbentuk sempurna. Romi ternyata miskin dengan bulu. Ketiaknya licin dari bulu, bukan karena dicukur, namun karena memang tidak tumbuh disana. Hanya pangkal kontolnya saja yang ditumbuhi rimbunan jembut. Itupun tidak selebat punya. Tapi kontolnya itu, wuih, guede. Lebih gede dari punyaku, panjang dan gemuk.

Sedang asik-asiknya mencumbu, Romi melepaskan dirinya dariku. Kemudian dia mendekati Andri yang sudah dalam keadaan setengah telanjang dipreteli oleh Bram dan Irfan. Kontol Andri nongol dari resleting celananya dikulumi oleh Bram dan Irfan bersamaan. Sedangkan kemeja dinasnya sudah tergeletak di lantai. Tubuh bagian atasnya hanya ditutupi oleh kaos dalam.

“Ndri, giliran kamu nanti saja deh, saya tidak mau apa yang kita lakukan disini diketahui orang lain. Lebih baik kamu menjaga situasi dulu,” kata Romi pada Andri yang sedang merem melek menikmati kuluman Bram dan Irfan.

Andri segera mengikuti perintah komandan regunya itu. Bram dan Irfan yang sedang keasikan nampak kecewa. Apa yang dikatakan oleh Romi bisa kupahami. Dia tentu tidak ingin nama baiknya tercemar bila ketahuan sedang melakukan praktek homoseksual. Andri segera merapikan pakaiannya kembali kemudian dia menjauh, meninggalkan ajang pesta sex.

Setelah Andri meninggalkan kami, aku kembali melanjutkan kegiatanku. Bram dan Irfan kuajak bergabung. Kasian juga mereka kalau gak diajak. Bertiga kami melakukan operasi pemuasan hasrat birahi pada Romi. Aku memuluti batangnya yang besar itu. Bram menjilat-jilat dadanya, sedangkan Irfan bermain di buah pantat Romi yang bahenol. Romi mengerang keenakan.

Bergantian aku, Bram dan Irfan mengoral Romi. Batangnya yang bagus itu memang menggairahkan untuk dikulum. Romi juga berkesempatan untuk mencicipi batang kontol kami. Bertiga kami berbaris dengan batang kontol mengacung dihadapannya, kemudian Romi menggilir batang kontol kami dalam mulutnya. Kulumannya benar-benar penuh nafsu, sepertinya ia sangat rindu mengulum batang kontol cowok.

Puas mengulum kontol, kami lanjutkan dengan anal sex. Dalam sesi pertama Romi kuberikan kesempatan untuk mengentotku. Sedangkan Bram menganal lobang pantat Irfan. Irfan memang sangat menantikan kelanjutan dianal oleh Bram yang tadi sempat tertunda oleh kehadiran Romi dan Andri. Aku dan Irfan menungging berhadapan. Sementara Romi dan Bram masing-masing bersimpuh dibelakang kami. Sambil kedua cowok itu mengaduk lobang pantat kami, aku dan Irfan saling melumat.

Kami dianal dengan gerakan pantat yang keras dan cepat oleh kedua cowok macho itu. Bunyi tepukan paha mereka dengan buah pantat kami terdengar cukup keras. Suara ah-uh dari mulut kami semakin meramaikan suasana. Sesekali kulihat Andri mendekat melihat lebih jelas permainan kami yang seru sambil meremas-remas selangkangannya. Sepertinya dia sudah tak sabar menunggu giliran. Begitu nikmat merasakan gesekan batang kontol Bram di celah pantatku, juga gelitikan jembutnya dibuah pantatku saat batang kontolnya membenam memenuhi seluruh ronggaku. Dadaku diremasnya dengan tangan kanan, sementara tangan kirinya mengocok batangku. Mulutnya tak lupa mencium dan mengisap punggungku.

“Jih, ah...uh... enakhh..ah..banget..ahh,” racau Romi diantara sodokannya.

“Terus Mashh aghh... yaghhh... gituhhh... dalamhhhh... ah.. ah.. ah.. .keras.... cepathhhh,” racauku menyemangatinya. Pantatku bergoyang membalas goyangannya.

“Bramhhh...oh... Bramm......,” didepanku Irfan mengerang dalam kenikmatannya. Sementara Bram memompanya tanpa lelah. Mata Bram terpejam menahan nikmat jepitan lobang pantat Andri.

Tiba-tiba Romi mencabut batang kontolnya dariku. Kemudian dia mendekati Bram. Tanpa permisi disodoknya Bram dari belakang, saat Bram masih menyodok Irfan. Rupanya dia pengen merasakan si Bram juga rupanya. Memang sih si Bram ini nafsuin banget. Badannya yang kaya dengan bulu itu membuatnya macho abis. Dasar si Romi, enak aja dia ninggalin aku. Aku segera menyusup kebawah tubuh Irfan yang sedang nungging. Berbaring telentang dibawah Irfan, kususupkan kepalaku ke selangkangannya yang bersimbah keringat. Dari bawah sini aku dapat melihat kontol Irfan yang tegak diantara jembut lebatnya yang basah oleh keringat, juga batang kontol Bram yang keluar masuk lobang pantat Irfan. Aku segera mengulum batang kontol Irfan, sedangkan batang kontolku yang tegak tak disia-siakannya, kontolku dengan sukses bersarang dimulutnya. Jadilah kami melakukan 69 diantara sodokan Bram.

Batang kontol Irfan menyodok-nyodok mulutku akibat pengaruh dorongan yang dilakukan oleh Bram saat kontolnya menyodok lobang pantat Irfan, ditambah lagi dorongan dari Romi saat menyodok lobang pantat Bram. Pantat Irfan maju mundur turut bergoyang menyeimbangi goyangan Bram. Jadilah batang kontolnya keluar masuk mulutku seperti sedang mengentot lobang pantat. Batang kontolnya yang besar menyebabkan mulutku harus membuka dengan lebar. Lidahku menari-nari menjilati batangnya. “Slurup...”

Lama-lama rahangku mulai terasa pegal. Kulepaskan batang kontol itu, kini aku beralih ke batang kontol Bram. Tanganku mengocok batang kontol Bram menggantikan mulutku. Setiap kali Bram mengeluarkan batangnya dari celah lobang pantat Irfan lidahku segera menjilat. Tak hanya batang Bram yang kujilat lobang pantat Irfan yang penuh bulu itu juga kujilat. Dibelakang sana Romi tetap asik dengan kegiatannya.

Puas bekerja diantara selangkangan Irfan, aku bergerak ke belakang Romi. Kembali aku berbaring, tapi kini dibawah selangkangan Romi, diantara kedua kakinya yang menyiku. Kepalaku menyusup diantara selangkangannya. Dari bawah sini aku dapat menjangkau selangkangan Romi dan selangkangan Bram sekaligus. Kujilati buah pantat Bram, batang kontol Romi yang menyodok lobang pantat Bram, juga lubang pelepasan Romi yang sempit dan dihiasi bulu halus yang tidak terlalu lebat. Romi menggelinjang diantara gerakan maju mundurnya saat merasakan lidahku yang basah dan hangat menjilat celahnya. Ditambah lagi elusan lembut dari jari-jari tangan kananku disekitar parit celah lobang pantatnya. Dia keenakan pasti. Untuk mempertahankan ketegangan batang kontolku setelah tidak dilumat oleh Irfan, tangan kiriku terus mengocok dibawah sana. Menjaga ketegangan batang kontol memang perlu kulakukan, karena sehabis merimming Romi, aku berencana menganalnya. Sambil menjilat jari-jariku mulai menyodok kedalam celah Romi. Keluar masuk membuat gelinjangannya semakin menjadi.

Setelah kurasakan celah pantatnya semakin melebar dari ukuran semula aku melanjutkan aksiku berikutnya. Kini aku bersimpuh dengan kedua kak menyiku dibelakang Romi. Kugenggam batang kontolku, mengarahkannya ke celah Romi yang sempit. Cukup lama tidak dianal, menyebabkan aku sedikit kesulitan menyelipkan batangku ke lobangnya.

“Jih, pelan-pelan ya,” mohonnya diantara usahaku menembusnya.

“Masak Polisi gak bisa nahan sakit Mas,” bisikku ditelinganya, menggodanya, lidahku menjilati daun telinganya yang bersih.

Kuteruskan usahaku diantara erangannya. Tanganku membantu melebarkan celah pantatnya itu. Goyangan Romi menyodok Bram terhenti sejenak, menunggu penetrasiku padanya. Tapi tetap saja pantatnya tetap bergoyang sebagai akibat dari goyangan Bram yang maju mundur menyodok Irfan.

“Mas Romihh...ahhh...ahhhh...kokghhh...berentihh...,” racau Bram. Ia kehilangan sodokan Romi rupanya.

“Sabar Bram, gua lagi masukin kontol ke Mas Romi nih,” aku yang menjawab. Sementara Romi terus mengerang karena batangku terus menyelinap dalam celahnya. Menggesek dinding saluran pelepasannya yang sempit.

Akhirnya sampai juga jembutku menyentuh dinding buah pantatnya. Batang kontolku telah terbenam seluruhnya memenuhi lobang pantatnya.

“Sudah masuk semua Mas,” bisikku. “Enakkan?” sambungku dalam erang. Romi mengangguk. Aku mulai menyodoknya perlahan.

“Ohhhhhhhhh...Massshhhhhhh....sempithhhh bangethhhh,” kataku. Lobang pantatnya seret banget. Sambil menyodoknya, buas mulutku melumat leher belakangnya. Romi mengerang. Aku bergerak cepat, membuat pantatnya kembali bergerak menyodok Bram. Kami ngentot berantai, dengan batang kontol sebagai penyambungnya.

“Ohh..oh...oh...oh...Mash...oh...oh...oh...,” suaraku diantara nafasku yang menderu dan goyanganku yang cepat dan keras. “Gimanahh Mashhh... enakhhh...enakkk kahnnnnhhhh,” aku meracau.

“Iyahhh...oh.....iyahh...Jihhhh....terushhhh...ohhhhhhh,” jawab Romi dengan keras. Suara Romi rupanya membuat Andri pingin tahu apa yang terjadi. Dari tadi komandan regunya itu tidak ada mengeluarkan suara sampai sekeras ini. Andri melotot melihat komandan regunya aku entot dengan kasar, tanpa belas kasihan. Lama dia menonton, hingga mungkin tersadar kalau saat itu dia masih bertugas menjaga keamanan, segera ia meninggalkan lokasi sex ini.

“Mashhh...ohhh...janganhhh...kerashh...kerashhhhh....ohhhhhh....,” aku mengingatkan Romi. Tak lama Bram orgasme didalam lobang pantat Irfan. Kemudian ia melepaskan dirinya dari Romi. Karena Irfan ingin merasakan lobang pantat Bram juga. Tinggallah aku mengerjai Romi. Dalam posisi bersimpuh aku menggelutinya dengan semangat. Tanganku meraba-raba dadanya yang bidang sekaligus mengocok batangnya. Sementara Irfan menuntaskan hasratnya pada Bram yang tergolek telungkup ditanah.

Sebentar saja Irfan mengerjai Bram. Kontolnya yang dari tadi dikocok terus oleh Bram rupanya sudah tak tahan akan mengeluarkan sperma. Tak sampai dua menit menunggangi Bram, Irfan muncrat didalam lobang Bram. Tubuhnya mandi keringat. Setelah orgasmenya tuntas, Irfan turun dari tubuh Bram, mereka berpelukan dan berciuman dengan mesra. Kemudian keduanya berbaring telentang, tergolek lemas diatas tanah menyaksikan kebuasanku menggagahi Romi.

Aku terus menggenjot batangku tanpa henti. Seperti diguyur hujan tubuh kami basah bersimbah peluh kenikmatan. Tubuh kami yang penuh keringat menimbulkan aroma sensual yang semakin membuat gairah sex kami semakin menggelora. Sesekali kami berciuman dan bermain lidah. Betapa nikmatnya

“Jihhhh......ohhhhhh...Jihhhhhhh...gua.....sampaiihhhh.......ohhhhhh,” erang Romi. Tangannya menepis tanganku yang sedang mengocok batangnya. Kemudian dikocoknya sendiri batangnya dengan kocokan yang cepat. “Crott..crott..crot..crot..crotttttt....,” spermanya menyemprot dalam beberapa kali semprotan yang kuat. Kepalanya menengadah, urat lehernya menegang. Muka merah padam. Aku semakin bernafsu melihat ekspresinya saat orgasme seperti itu.

Kukocok terus batangku dalam lobang pantatnya. Aku juga harus segera menyelesaikan pekerjaanku. Batang kontolku sudah berdenyut-denyut, tanda akan segera menyemburkan sperma. Kugoyang terus pantatku maju mundur. Sesekali kuputar-putar hingga akhirnya,”Ahhhhhhh...ahhhhhhh..ohhhhhhhhhh,” aku mengerang dengan tubuh kelojotan. Pantatku kutekan kuat kedepan, membenamkan batang kontolku sedalam mungkin menembus lobang pantatnya. Sperma bersemburan membasahi rongga pantatnya yang terasa berkedut-kedut.

Tanganku memeluk pinggangnya erat-erat. Wajahku kubenamkan dipunggungnya yang basah bersimbah keringat. Beberapa kali aku mengerang, hingga usai orgasmeku. Tubuhku ambruk telentang ke tanah, demikian pula Romi. Kami berbaring berdampingan menatap langit yang cerah, penuh bintang. Dada kami turun naik dengan cepat, dari hidung dan mulut kami terdengar suara nafas memburu. Bram dan Irfan kemudian mendekati kami. Masing-masing mereka membelai-belai tubuh atas kami yang basah.

Bersambung.............

###

47 Gay Erotic Stories from Rangga

Ada Yang Baru

Banyak yang mengirimkan imel ke gua. Selain ngajak berkenalan banyak yang menanyakan kenapa gua gak menulis lagi di MOTN. Menjawab pertanyaan itu dalam kesempatan ini gua mau sampaikan bahwa gua sedang merampungkan sekuel Petualangan Aji. Butuh waktu yang lumayan lama juga buat gua untuk merampungkan tulisan itu. Kenapa lama? Karena gua pengen sekuel ini berbeda dari kisah pertamanya

Aladin (01)

Zaman dahulu kala di Negeri Cina tinggallah seorang pemuda miskin Aladin namanya. Kemiskinannya membuat Aladin melakukan segala hal untuk menghidupi dirinya bersama dengan ibunya yang sudah tua renta. Kadangkala Aladin mengemis di pasar, menjadi kuli membantu para pedagang mengangkat barang dagangan mereka, dan juga mencuri. Sesungguhnya Aladin adalah pemuda yang baik. Kalau sangat tidak

Aladin (02)

“Pamanku benar-benar jahat,” batin Aladin. Ia terduduk sendiri merenungi nasibnya. Kini ia terkurung di dalam tanah bersama harta karun yang melimpah. Sementara sang paman meninggalkannya. Aladin memandangi harta karun di dalam kantong. Sebuah lampu yang terbuat dari emas tertangkap pandangannya. Aladin segera mengambil lampu itu. Ia berniat memindahkan api dari obornya ke sumbu lampu itu.

Aladin (03)

“Benar juga katamu itu Jafar. Wahai pemuda apakah tempat tinggalmu semegah istanaku ini?” tanya raja. “Tuanku, jika hamba memiliki tempat tinggal semegah tuanku, itu artinya hamba tidak menghormati tuanku raja. Namun demikian tempat tinggal hamba cukup megah tuanku. Tuanku raja dan Putri Jasmin hamba undang untuk melihat tempat tinggal hamba besok,” sahut Aladin mantap. Ibu Aladin dan Ali

Antara Mas Donny dan Justin

Cerita ini sangat berbeda dari cerita yang biasanya gue bikin. Bisa dibilang nyeleneh. Gak tau apa yang suka baca cerita di situs ini suka. Mas Donny ada-ada aja deh. Masak dia memintaku ngentot dengan si Justin, mahasiswa yang kos di rumah kami? Ngawur kan. Tapi aku juga ngawur. Kenapa? Karena aku mau aja melaksanakan apa yang disuruhnya itu. Gimana aku mau nolak? Habisnya ngentot itu enak

BBS Eksekutif Muda

“Beeeppppppp…………..,” “Beeeppppppp…………..,” “Beeeppppppp…………..,” Suara ponsel yang diset getar berulang-ulang berbunyi diatas meja. Tak ada yang menjawab. Suara erangan memenuhi ruangan kamar hotel yang tidak terlalu luas itu. Dua pria muda sedang sibuk memacu birahi diatas ranjang empuk yang berderak-deraj. “Oh… oh.. oh.. oh.. oh.. yeshh.. yesshh… oh… oh..,” “Hoh..hoshh..hohh..

Behind The Scenes

Prolog Ini cerita tentang Ananditya Tama. Lebih sering dipanggil Aditya. Umur 22 tahun, lulusan D3 Perhotelan dari sebuah Akademi Pariwisata di Jakarta. Anak kedua dari tiga orang bersaudara yang semuanya cowok. Ayah turunan Pakistan dan ibu Sunda asli. Ganteng sudah pasti. Kulit putih bersih, dengan postur tubuh proporsional. Ramping namun atletis. Tinggi 179 cm dan berat 65 kilogram. Sempat

Behind The Scenes, Part 2

Pengantar. Ternyata MOTN tidak memuat seluruh cerita yang saya submitted kemaren. Untuk membuat anda-anda tidak penasaran, ini kelanjutannya. “Mengapa tadi teman-teman gue bisa enjoy melakukannya ya?” tanya Aditya. “Mungkin mereka benar-benar bisa rileks. Sementara kamu tidak,” kata Martin. “Apa memang begitu Rhin?” tanya Aditya pada Rhino yang sedang berdiri menontonnya dari jarak yang

Cerita Remaja (3)

BAB II NAKALNYA MAMA ANDRE Minggu pagi yang cerah. Andre sarapan berdua saja dengan mamanya di rumah. Biasanya acara sarapan hari minggu mereka lakukan bertiga bersama dengan papanya. Soalnya di hari-hari lain, tidak ada kesempatan untuk mereka dapat sarapan bersama, apalagi makan siang bahkan makan malam. Kesibukan kedua orang tuanya, menyebabkan mereka hanya dapat berkumpul bersama di

Cerita Remaja (4)

Andre semakin mendekat ke pintu kamar yang terkuak itu. Ia longokkan kepalanya sedikit ke celah pintu yang terbuka itu. Serta merta mata Andre melotot melihat pemandangan di ruang kerja papanya itu. Diatas meja kerja papanya, dua manusia lain jenis dalam keadaan bugil sedang asik memacu birahi dengan penuh nafsu. Kedua manusia itu tiada lain tiada bukan adalah mamanya dan Mas Dharma sang

Cerita Remaja (5)

BAB III ANAK-ANAK BASKET Meskipun bukan anggota basket, tapi Calvin kini tak asing lagi dengan komunitas itu. Pergaulan anak-anak basket yang terkenal sangat eksklusif di SMU Dwi Warna dapat dimasuki olehnya. Ini semua berawal dari ajakan Andre untuk menyaksikan latihan basket di sekolah. Setelah mendengar cerita Andre tentang kedoyanan anak-anak basket pada memek cewek dan silit cowok

Dibooking Andre

Beginilah nasibku. Aku jelas-jelas bukan homo. Apalagi banci. Butuh uang untuk hidup membuatku terjebak dalam dunia pelacur waria kayak gini. Setiap hari pakai baju perempuan, nongkrong di pinggir jalan menanti laki-laki yang memiliki orientasi seksual menyimpang atau sekadar pengen coba-coba, membookingku. Si Misye, alias Misno, teman sekamar sekaligus seprofesiku jelas waria asli. Bencong

Enak Dibaca dan Nafsuin!

Ingat slogan majalah Tempo? Mudah-mudahan masih ada yang inget. Buat yang gak inget atau malah gak pernah denger sama sekali, nih gue kasih tau, slogannya adalah, “Enak dibaca dan perlu”. Nah, judul tulisan diatas adalah plesetan dari slogan ini. Gue bikin judul seperti itu karena tulisan berikut ini isinya mengulas judul tersebut. Kali ini gue gak menulis cerita seperti biasanya. Tulisan gue

Harry Fucker dan Ruang Ganti Rahasia (1)

Kereta api sihir yang berangkat dari peron 9 ½ di London akhirnya tiba di Hogwart. Suaranya desis kereta yang keras dan nyaring tak mampu mengalahkan nyaringnya celotehan para murid di tingkat kedua sekolah sihir itu. Bertemu kembali dengan teman sekamar di asrama rupanya membuat mereka tak sabar untuk saling bercerita tentang pengalaman liburan masing-masing. Harry tersenyum-senyum melihat

Kok Bisa Gitu Sih?

Namaku Dika. Aku mau cerita tentang kejadian yang pernah ku alami waktu aku duduk di kelas tiga SD dulu. Umurku belum sampai sepuluh tahun waktu itu. Jangan salah sangka dulu lho. Ini kejadian bukan tentang diriku. Tapi tentang orang yang sangat kuhormati. Aku adalah anak pertama dari papa dan mamaku yang asli turunan Sunda. Papaku, Dadang Sukmana, adalah seorang karyawan swasta di sebuah

Menjelang Pernikahan Mas Randy

"Ndre, abis sekolahan langsung balik ya, jangan kemana-mana lagi" pesan Nyonya Vera pada anaknya, Andre, yang masih duduk di kelas 3 SLTP melalui hand phone. "Kenapa emangnya Ma?" tanya Andre. "Thomas gak ada temennya tuh di rumah. Mama dan dan Tante Serly mau belanja untuk kebutuhan pesta Mas Randy nih," "Lho, kan ada Papa dan Om Darwin di rumah," sambung Andre lagi. "Papa dan Om

Menjelang Pernikahan Mas Randy (2)

Acara pemberkatan pernikahan Mas Randy akan dilangsungkan di gereja pukul sepuluh pagi ini. Andre melirik jam tangan yang melingkar di lengan kirinya, masih pukul delapan, tapi mamanya sudah sibuk menyuruhnya dan Thomas untuk bersiap-siap sejak pukul tujuh tadi. “Ayo jas hitamnya dipakai sekarang. Kalian kan pengiring pengantin prianya. Kalo gak siap-siap dari sekarang entar repot deh. Ayo dong,

Pandu dan Ricky dan Aku

“Bang, tolong jemput mereka sore ini ke bandara ya, soalnya mereka gak ngerti Jakarta tuh,” kata Dina, adik perempuanku semata wayang melalui telepon tadi pagi. Yang dimaksudnya dengan mereka itu adalah Pandu dan Ricky dua temannya waktu di SMU kemaren. kalo yang namanya Pandu bukan hanya sekadar teman buat Dina, adikku itu. denger-denger sih mereka pacaran sampai sekarang. Makanya Dina jadi

Pangeran Tidur

Pada zaman dahulu kala tersebutlah sebuah negeri bernama Antah Berada Dimana. Negeri yang makmur dan damai, diperintah oleh seorang raja muda gagah perkasa didampingi oleh permaisurinya yang cantik jelita. Sang raja memerintah dengan penuh keadilan dan bijaksana. Sedemikian makmur dan damainya negeri itu, hingga batangan emas yang tergeletak di tepi jalan pun tak ada yang mengambilnya.

Pangeran Tidur, Part 2

Pengantar. MOTN lagi ngadat ya, gak bisa memuat seluruh cerita saya. Ini lanjutannya supaya elo gak penasaran. “Siapa engkau?!” tanya Pangeran William. Ia sangat terkejut melihat perubahan gadis cantik yang tadi ditolongnya menjadi seorang laki-laki tampan bertubuh kekar dengan busana transparan yang memamerkan keperkasaan tubuhnya. “Aku adalah seorang peri. Aku tadi sengaja untuk

Pesta Bujangan Untuk Randy

Cerita ini adalah Prequel dari cerita Menjelang Pernikahan Mas Randy. Sepulang dari kantornya di bilangan Sudirman, Randy menyempatkan menjemput Tania, calon istrinya, yang bekerja di kawasan Kuningan. Mereka memang janjian untuk ke club kebugaran sepulang kerja. Melatih otot-otot tubuh sambil menantikan kemacetan di jalanan Jakarta usai. Keduanya memang rajin ke club kebugaran. Karenanya

Petualangan Aji 2, Part 1

1 Akhir April 1998. Suntuk! Semua tugas kuliahku yang sebarek-abrek belum satupun kukerjakan. Aku betul-betul disibukkan dengan segala macam aksi demonstrasi seiring dengan situasi politik yang semakin memanas sejak krisis moneter melanda Indonesia Juli 1997 lalu. Sebagai aktivis mahasiswa tentu saja tak pernah kulewatkan berbagai aksi turun ke jalan yang kami lakukan. Aksi-aksi ini telah

Petualangan Aji 2, Part 15

25 “Kami akan melaporkan perbuatan kalian ini!” kata Romi tegas. Suaranya tetap pelan. Matanya tak lepas menatap batang kami bergantian, pun anggota regunya itu. “Jangan Mas,” kataku memohon. Bram dan Irfan ketakutan. “Kami bersedia memberikan apa saja yang Mas minta asal jangan melaporkan hal ini,” aku segera berjalan menuju celana panjangku. Mencari dompetku. Setelah ketemu segera

Petualangan Aji 2, Part 16

26 “Ndri, giliran kamu,” kata Romi, tangaannya menarik resleting celananya ke atas. Romi kini sudah berpakaian rapi kembali. Sementara Andri kulihat segera melepaskan seluruh pakaian yang dikenakannya belum lagi kata-kata Romi usai seluruhnya. Dia benar-benar sudah tidak sabar menunggu giliran rupanya. Kami bertiga berdiri telanjang bulat memandangi Andri yang kini sudah bugil total di hadapan

Petualangan Aji 2, Part 17

27 Hampir pukul 3 dini hari ketika kami menyelesaikan persenggamaan itu. Setelah menggenakan pakaian, kami berlima kembali ke tempat masing-masing. Romi dan Andri kembali ke pos jaganya. Sedangkan aku, Bram dan Irfan kembali ke lobby. “Kapan-kapan kita ulangi lagi ya,” kata Romi saat kami berpisah. “Boleh Mas,” jawab kami bertiga serempak. Cengiran mesum terbentuk di bibir kami. Andri juga

Petualangan Aji 2, Part 18

29 Kedua tanganku mencengkeram bongkahan pantat Zaki dengan erat. Kepalaku bergerak-gerak, kadang maju mundur kadang berputar-putar tepat di depan selangkangan Zaki. Batang kontol besar dan panjang milik Zaki, keluar masuk mulutku. Pipiku mengempot menyedot-nyedot batang itu. Batangnya tidak bisa kumasukkan kedalam mulutku seluruhnya. Meski sudah kupaksakan, hanya sekitar ¾ nya saja yang bisa

Petualangan Aji 2, Part 19

31 “Capek Zak?” bisikku lembut di telinga Zaki. Ia masih menelungkup diatasku. “Iyah,” jawabnya pelan. “Puas?” tanyaku lagi. “Iya Ji, gak nyangka kalo ngentot dengan kamu enak banget,” “O ya?” “Iyah, tau enaknya kayak gini, sejak kemaren-kemaren aku udah ngajak ngentot dengan kamu,” katanya. Bibirku diciumnya. Kubalas ciumannya. Kami berciuman dengan buas. Saling melumat. Sambil

Petualangan Aji 2, Part 2

3 Didepan kami kini terpampang adegan oral sex yang dilakukan oleh sang cewek kepada sang cowok. Mulut kedua cewek itu begitu lihai menyelomoti kontol sang cowok. Kudengar sang cowok mulai mengerang-erang keenakan. Selanjutnya dengan posisi doggy style menghadap ke penonton sang cowok mengentot sang cewek. Rintihan, erangan, desah nafas mereka memenuhi ruangan. Sambil mengentot begitu sang

Petualangan Aji 2, Part 20

33 Epilog Pagi Hari di awal bulan Januari 2003. Aku sedang asik menonton berita di Liputan 6 Pagi, sambil minum kopi dan makan roti berselai coklat. Hampir lima tahun sejak jatuhnya Suharto, 21 Mei 1998 lalu, kembali mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa besar. Meskipun belum sebesar Tahun 1998 itu. Unjuk rasa yang kini dilakukan oleh junior-juniorku ini, mengingatkanku akan masa-masa indah

Petualangan Aji 2, Part 3

6 Pukul satu siang aku kembali ngumpul dengan teman-temanku sesama aktivis mahasiswa yang disebut Zaki kelompok nasionalis itu. Kami berkumpul di salah satu ruangan kampus. Kami akan mematangkan rencana acara orasi politik yang telah kami audiensikan dengan Dekan tadi pagi. Ketika aku datang seluruh anggota tim sukses acara telah hadir dan sedang serius membicarakan sesuatu. Aku segera duduk di

Petualangan Aji 2, Part 4

9 Hampir setengah jam aku bermain-main di lobang kenikmatan Bram. Berbagai jurus sudah kukeluarkan. Menjilat, menghisap, menyedot, menyelip-nyelipkan lidahku ke lobangnya yang sempit bahkan menyodok-nyodokkan jariku disana. Bram benar-benar keenakan dengan aksiku. Pantatnya bergoyang-goyang dan sekali-kali menekan mukaku. Kontolnya sudah tegak penuh dalam genggaman tanganku yang tak pernah

Petualangan Aji 2, Part 5

11 Pukul 7 pagi. Bunyi nyaring jam beker membangunkanku. Ahhhhh......aku menggeliat dengan tubuh telanjang bulat di tempat tidur. Aku memang suka tidur tanpa menggenakan busana selembar pun. Rasanya bebas. Ahhhh........kembali aku menggeliat, badanku terasa segar pagi ini. Tidur nyenyak mengembalikan staminaku yang semalam terkuras akibat “perang tanding” dengan Bram. Hehe. Dengan kontol

Petualangan Aji 2, Part 6

13 Tengah hari. “Kenapa sih kamu itu kalo kencing gak mau jongkok Ji?” sebuah suara yang sangat kukenal menegurku dari belakang. Suara Zaki. Aku menoleh padanya. Saat itu aku sedang kencing berdiri di kamar mandi. Tanganku menggenggam batang kontolku yang sedang mengeluarkan air kencing di water closet. “Eh, kamu Zak,” aku hanya nyengir mendengar komentarnya. Dia memang tak pernah bosan

Petualangan Aji 2, Part 7

15 “Ärghhhhhhhhh........” aku melenguh keras diatas tubuh telanjang Mas Doni yang berbaring telentang dibawahku. Kedua pahanya terkuak lebar mengangkang. Baru saja kusemburkan spermaku ke dalam lobang pantatnya yang empuk dan penuh dengan bulu-bulu halus. Setelah pembicaraan yang cukup mengagetkan tentang kakak beradik ini, kusenggamai Mas Doni dengan berbagai gaya. Mulai dari gaya duduk,

Petualangan Aji 2, Part 8

16 “Mashhh, Mashh......aku pengen keluarhhhhh,” desah Jono. Tubuhnya mulai menggeletar. Dibawah sana Mas Doni sedang asik bersilat lidah dengan batang kontolnya. Berbagai jurus oral yang diketahui Mas Doni sudah dipraktekkannya menyerang titik-titik kelemahan batang Jono. Sementara dari atas aku terus menggempur dada dan puting susunya. Rupanya Jono sudah tak mampu bertahan lagi akibat serangan

Petualangan Aji 2, Part 9

18 Pekan-pekan pertama di bulan Mei 1998. Tit, tit. Suara klakson mobilku mengagetkan Sony yang sedang duduk serius menonton televisi di ruang satpam. Saking seriusnya menonton dia tidak menyadari kalau aku sudah mengamatinya hampir dua menit dari jendela mobilku. Satpam satu ini gak kalah menarik dibanding si Jono. Kapan ya kurealisasikan rencanaku ngerjain dia seperti si Jono. Hehe. “Eh,

Petualangan Aji 2, Part10

19 Dengan perlahan kulepaskan kancing baju koko Ferdinand satu persatu. Dipejamkannya matanya, tak berani memandangku. Berdua kami berdiri berhadapan. Tubuhku sudah telanjang bulat sejak tadi dengan kontol mengacung tegak. Kami berada dalam kamarnya yang tidak terlalu luas dibandingkan dengan kamarku. Setelah mendengar pengakuannya yang diringi sedu sedan, kupacu mobilku menuju rumahnya. Dalam

Petualangan Aji 2, Part11

21 Pertengahan bulan Mei 1998. Jakarta rusuh. Pemicunya adalah kematian empat mahasiswa Trisakti saat unjuk rasa. Sayang sekali, keempatnya masih muda. Masyarakat marah. Masyarakat muak. Penjarahan dimana-mana. Kebencian pada etnis Cina menjalar. Toko-toko milik si mata sipit diserbu masyarakat. Barang-barang diambili. Beberapa gedung dibakar oleh massa yang marah. Papan bertuliskan “Milik

Petualangan Aji 2, Part12

Akhirnya aku baru tiba di kampus pukul 9 malam. Segera aku menemui teman-temanku di salah satu ruangan kampus, base camp kelompok kami. Aku hanya nyengir ketika teman-teman nasionalisku “marah-marah” padaku. Terutama si Yuda sang ketua. Katanya aku tidak tepat janji. Brifing untuk persiapan aksi besok sudah usai sejak satu jam yang lalu. Mau apalagi, kudengarkan saja “kemarahan” mereka, memang

Petualangan Aji 2, Part13

22 19 Mei 1998. Aksi kemaren sore benar-benar seru. Setelah didatangi dan didesak terus menerus oleh mahasiswa, akhirnya, pimpinan DPR dikomandani Harmoko mengeluarkan pernyataan yang mengagetkan. Mereka menyerukan kepada Suharto agar secara legowo mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden. Meskipun pernyataan itu terasa menggelikan, karena sebelumnya Harmokolah orang yang paling

Petualangan Aji 2, Part14

24 Subuh, 20 Mei 1998. Seharusnya hari ini ada acara di Monas. Peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang digagas oleh Amien Rais. Puluhan ribu mahasiswa dan masyarakat sudah siap untuk menghadiri acara itu. Perkembangan politik yang semakin memanas, memaksa Amien Rais untuk membatalkan acara. Desas-desus yang terdengar di kalangan mahasiswa adalah, bila acara tersebut tetap dilaksanakan,

Pondok Jejaka

Satu Usaha keras Yuda selama ini akhirnya membuahkan hasil juga. Dengan wajah sumringah ia menunjukkan namanya yang mejeng diantara nama-nama lain yang dinyatakan lulus SPMB pada kedua orang tuanya. Di Fakultas Teknik Elektro salah satu universitas negeri favorit di Depok. “Yuda lulus ma, pa,” katanya pada kedua orang tuanya. “Anak mama memang pinter deh,” sahut sang mama sambil

Seleksi Tim Volly

Daripada setiap hari sabtu dan minggu molor di kos-kosan karena gak ada kegiatan perkuliahan, Indra akhirnya mutusin ikut dalam club volly yang ada dikampusnya. Kebetulan semester ini ada rekrutmen anggota baru. Semester lalu Indra memang mutusin untuk full kegiatan akademik karena masa itu awal ia kuliah setelah lulus SMU. Saat itu ia tak ingin diganggu dengan segala tetek bengek selain kegiatan

Sepenggal Kisah Dari Gomorah, 2

Menjelang tengah hari, kami tiba di Kota Gomorah. Dari celah sedekup aku mengintip ke luar. Seperti yang pernah di ceritakan oleh Noakh padaku, Gomorah memang sangat ramai. Kata Noakh, sama ramainya dengan Kota Sodom. Sejak kecil, aku memang belum pernah keluar dari desaku. Mendengar cerita Noakh tentang dua kota itu, membuatku punya keinginan untuk mengunjunginya. Namun bukan kunjungan seperti

Sepenggal Kisah Dari Gomorah, Part 3

Tiga batang kontol yang semuanya berukuran besar, milik Habel, Moab, dan Kenan mengacung tegak di depan mukaku. Setelah berhasil membuatku orgasme tadi, kini mereka menyuruhku untuk menghisap batang kontol milik mereka bergantian. “Aku tak pernah melakukannya. Aku tak bisa, aku tak mau” tolakku. Tiba-tiba aku teringat pada kekasihku. “Mulai sekarang, kau harus membiasakan diri melakukan hal

Sepenggal Kisah Dari Gomorah, Part 4

Enokh tidak jadi memperjakaiku malam itu. Ia hanya memintaku untuk mengoral kontolnya hingga orgasme. Aku sangat bersyukur, malam itu keperjakaanku tak perlu terenggut. Sambil melepas lelah seusai orgasmenya tuntas, dia bercerita tentang ketujuh putranya yang diperolehnya dari tiga orang istrinya padaku. Aku mendengarkan saja. Dia mengatakan padaku, bahwa keperjakaanku akan diserahkannya pada

Simpanan Mama

Mamaku itu emang hebat. Diusianya yang sudah kepala lima dia masih tetap cantik dan sexy. Di pekerjaanpun ia tetap paten. Karirnya melesat terus. Jabatannya kini sudah wakil direktur di perusahaan tempatnya bekerja. Karena hidup dengan mama sejahtera, maka aku memilih untuk tinggal bersamanya sejak ia bercerai dengan papaku setahun yang lalu. Papaku yang cuma bekerja sebagai pegawai rendahan,

###
Popular Blogs From MenOnTheNet.com

Please support our sponsors to keep MenOnTheNet.com free.

Web-02: vampire_2.0.3.07
_stories_story