Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Dibooking Andre

by Rangga


Beginilah nasibku. Aku jelas-jelas bukan homo. Apalagi banci. Butuh uang untuk hidup membuatku terjebak dalam dunia pelacur waria kayak gini. Setiap hari pakai baju perempuan, nongkrong di pinggir jalan menanti laki-laki yang memiliki orientasi seksual menyimpang atau sekadar pengen coba-coba, membookingku.

Si Misye, alias Misno, teman sekamar sekaligus seprofesiku jelas waria asli. Bencong tulen. Teteknya aja gede kayak cewek. Akibat suntikan silikon. Kalo tetekku? Sumpelan kain isinya. Hehehe. Dan aku jelas gak mau nyuntik silikon kayak dia. Karena aku jelas laki-laki tulen. Kalo gak kerja malam kayak gini, sehari-hari penampilanku ya lelaki, asli.

Padanya sering aku katakan, gak akan bakalan mau melakukan hal seperti ini kalau bukan karena duit. Aku adalah lelaki normal dan pengen kawin dengan perempuan asli. Aku juga bilang, tak akan pernah mau ngentot dengan laki-laki manapun jika tidak berpenampilan sebagai waria. Misye manggut-manggut mendengar kata-kataku yang penuh semangat kalau sedang membicarakan hal ini. Dia selalu berkomentar bahwa dia menghargai prinsipku itu. Dia berharap suatu saat, aku bisa punya pekerjaan yang layak dan tak lagi menjadi waria bohongan seperti sekarang. sedangkan tentang dirinya, dia pernah bilang, “Biarlah aku saja yang begini Bang,” katanya. “Udah kadung,” dia terlihat sangat sedih saat mengucapkan kata-kata itu.

Kalo aku lagi bokek berat, karena semalaman gak ada yang booking, si Misye sering ngasih duit ke aku. Sebagai imbalannya, aku bersedia ngentotin dia sampe lemes. Ini kulakukan hanya sekadar membalas kebaikannya saja. Masak udah ditolong, aku gak memberikan kesenangan padanya? Aku tak mau menjadi orang yang tak tahu membalas budi. Dan Misye tahu pasti, kalau apa yang kulakukan padanya bukan karena aku menikmatinya. Tapi hanya sekadar balas budiku saja padanya.

Bukan ge er, aku idola para waria di kosku lho. Gimana gak jadi idola. Wajahku lumayan ganteng. Bodyku cukup kekar. Kontolku gede kayak terong ungu. Mereka sampe pernah berantem, pake jambak-jambakan segala lagi, gara-gara ngerebutin aku. Pengen aku sekamar dengan mereka. Malah mereka bersedia aku gak usah patungan bayar sewa kamar. Tapi aku tetap setia sama si Misye. Karena dialah orang yang pertama kali nolongin aku waktu aku terdampar di Jakarta sini. Dan selalu nolongin aku sampe sekarang. Jadi meskipun waria yang laen nawarin hal yang lebih dari yang bisa diberikan Misye padaku, aku tetap menolak ajakan mereka. Aku menjaga perasaan si Misye yang sensitif banget.

Misye suka cemburu bila aku deket-deket dengan waria yang lain. Apalagi kalo isengku kumat, godain waria-waria itu. Dia bakalan diemin aku deh seharian. Sedangkan soal profesiku sebagai pelacur waria dia tak pernah cemburu. Dia malah sangat mendukung sekali. Aneh ya? Dia itulah yang ngajarin aku gimana caranya bersolek bak wanita sejati. Padahal, dulunya aku mana ngerti make up wanita. Di kampung kerjaanku ya nyangkol di sawah. Kalo gak percaya, pegang saja telapak tanganku ini, kasar.

Aku lagi di booking nih sekarang. Sama anak ABG. Andre namanya. Katanya, dia masih kelas tiga SLTP. Ngakunya belon pernah ngesex. Sedangkan kawan-kawannya udah pernah ngesex. Jadinya dia sering diledekin karena masih perjaka. Makanya dia pengen ngelepasin perjakanya malam ini. Edan juga anak-anak ABG zaman sekarang ya.

Awalnya dia pengen booking perek, katanya padaku. Tapi ternyata perek-perek sekarang tarifnya mahal. Duitnya gak cukup. Akhirnya pas ketemu waria dia ditawarin ngesex cuman dua puluh ribu perak. Jelas aja Andre girang banget. Kemudian dia nyari-nyari waria yang cocok dengan seleranya. Eh ketemu denganku. Langsung deh dia kepincut liat tampangku yang manis. Hehe.

“Berapaan Mbak?” tanyanya padaku. Awalnya aku geli juga lho dipanggil Mbak kayak gini. Tapi sekarang udah biasa.

“Dua puluh ribu aja Mas. Kalo sekalian kamar jadinya lima puluh ribu,” jawabku dengan suara yang dilebut-lembutin. Harus gitu. Kaget dong dia kalo aku pake suara jantanku yang asli. Andre setuju. Kemudian aku duduk di boncengan sepeda motornya. Dengan petunjukku dia melaju ke kos-kosanku dan Misye.

Misye sedang gak ada di kamar. Dia emang gak pernah gunain kamar kami untuk ngentot dengan pelanggan. Cuman aku aja. Soalnya buatku duit tambahan tiga puluh ribu untuk kamar cukup lumayan. si Misye biasanya sewa kamar hotel murahan untuk prakteknya.

Begitu kamar sudah kukunci, kusuruh dia membuka seluruh pakaiannya. Andre mengikuti apa yang kukatakan dengan segera. Sudah tak sabar lagi dia rupanya. Kontolnya gede juga untuk ukuran abg seperti dia. Bodynya pun bagus. Ramping dan atletis, kayak aku.

“Mau diisep dulu, atau langsung ngentot?” tanyaku padanya.

“Isep dulu aja Mbak,” jawabnya malu-malu.

Aku langsung berjongkok diselangkangannya. Kontolnya kumasukkan dalam mulutku. Dia terhenyak. Kaget mungkin. Berarti dia jujur belon pernah ngentot. Sesaat kemudian dia sudah mengerang-erang keenakan dan ngecret. Wajahku belepotan spermanya yang kental. Setelah itu dia terduduk lemas diatas ranjang.

“Istirahat dulu? Atau mau dilanjutin?” tanyaku santai.

“Istirahat dulu deh Mbak. Capek banget,” jawabnya tersipu malu.

Aku menyuguhkannya air minum kemasan. Dia segera menghabiskannya.

“Bawa kondom gak?” tanyaku.

“Bawa Mbak. Bawa,” jawabnya cepat. Dia langsung mengambil kondom yang disimpannya dalam saku celananya. Ada tiga bungkus.

“Banyak banget,” kataku.

“Persediaan Mbak,” jawabnya lagi, juga tersipu malu.

Setelah lima menit, kutanya lagi dia. Apakah dia sudah siap untuk melanjutkan atau belum. Dia menjawab sudah. Aku langsung naik ke atas tempat tidurku. Menungging. Rok sepanku ku angkat ke atas. Kuturunkan celana dalam wanita, warna merah jambu, yang kukenakan sebatas betisku. Pantatku langsung terpampang didepan matanya.

Kulihat dia terpana. Pantatku putih bersih. Segala bulu, baik jembut, dan bulu pantat selalu kucukur bersih. Tapi pasti yang membuat Andre terpana bukan itu. Tapi kontolku yang besarnya minta ampun. Jauh lebih besar dari punya dia.

“Mbak, kontolnya gede banget ya,” katanya lirih. Benar saja dugaanku.

“Namanya juga waria Ndre, jadi ya punya kontol,” jawabku santai. “Dimulai dong, masak cuman diliatin doang,” kataku lagi. Pahaku lebih kulebarkan lagi. Lobang pantatku yang merekah dapat dilihatnya lebih jelas lagi.

Andre mendekatkan kontolnya yang sudah keras ke lobang pantatku. Lalu kontolnya pun terbenam erat disana. Selanjutnya ia mulai menggenjot maju mundur. Mula-mula genjotannya pelan. Lama-lama semakin cepat. Dan bertambah cepat. Akhirnya diapun ngecret lagi. Dia roboh diatas tubuhku. Bersimbah keringat.

“Mas, nanti sekali lagi ya,” katanya dengan suara lemas padaku. Apa katanya Mas? Kok jadi berubah gitu sih? Pikirku. Tapi apa peduliku. Sama aja. Mau Mas atau Mbak.

“Boleh. Kamu cepet amat ngecretnya ya. Minum irex mau?” tanyaku.

“Emang Mas punya?” tanyanya.

“Ada,” sahutku.

Dia minum irex yang kusediakan. Mudah-mudahan bisa membantunya.

Setelah tenaganya pulih kembali, dia mengajakku ngentot sekali lagi. “Tapi kali ini Mas buka baju semua,” pintanya. Buka baju semua? Kalo buka baju semua aku jadi laki-laki dong. Tetekku gak ada. Rambut panjangku juga wig. “Make up nya juga dihapus aja,” katanya lagi.

“Kenapa rupanya?” tanyaku.

“Gak papa. Cuman kalo pake pakaian waria gitu, Mas jadi aneh,” katanya.

“Gak usah deh. Gini aja,” jawabku. Aku berusaha menolak.

“Kalo Mas mau, entar Andre tambahin lagi deh. Jadi seratus ribu,” rayunya.

Aku jadi tergoda mendengar rayuannya soal nambah bayaranku. Segala prinsipku hilang dari benakku. Akhirnya meski kurang sreg, kuikuti apa maunya. Kubuka seluruh pakaianku. Wig kulepas. Make up ku hapus. Kini aku berdiri sebagaimana layaknya lelaki telanjang bulat. Kami berdiri berhadapan. Sama-sama telanjang bulat.

“Gini lebih bagus,” katanya. Jemarinya mengelus dadaku yang lumayan bidang. Selanjutnya dia menyelomoti pentil dadaku dengan buas. Anak ini punya bakat homo, pikirku. Dia lebih bernafsu kini dibandingkan saat dia mengentotku dengan pakaian waria tadi. Mulutnya menjelajahi seluruh bagian atas tubuhku. Turun hingga akhirnya di batang kontolku yang membonggol.

“Masshhhh... besar banget,” katanya dengan suara bergetar. Lalu kontolku dimasukkannya ke dalam mulutnya. Dugaanku sepertinya gak salah. Andre ini punya bakat gay juga. Aku sih santai saja. Kubiarkan dia berbuat sesukanya padaku.

Mulutnya bergerilya. Batang kontolku, kepala kontolku, dan juga dua buah pelirku habis dilumatnya. Aku mengerang-erang. Rasanya begitu enak. Seperti saat Misye mengerjai kontolku sebelum kemudian aku mengentot dia.

Lama juga Andre mengerjai kontolku. Dia sangat suka rupanya. Setelah merasa puas, barulah dia berdiri kembali. Berdiri berhadapan denganku. Diciuminya bibirku yang tipis. Kami saling melumat cukup lama. Kemudian dia mendorong tubuhku sehingga jatih telentang diatas ranjang. Tubuhku ditindihnya. Kontol kami yang sama-sama keras saling berhimpitan. Dia mengajakku bermain kontol. Pantat kami kemudian bergerak-gerak, mengadu batang kontol kami.

Puas bermain kontol dia segera bangkit dari menindihku. Pahaku dikangkangkannya lebar-lebar. Kedua pahanya diselipkan dibawah pahaku. ABG ini kulihat berubah jadi liar sekarang. Kontolnya langsung dibenamkannya di lobang pantatku. Jembutnya yang lebat, terasa menggelitik celah lobang pantatku.

“Lho? Gak pake kondom Ndre?” tanyaku.

“Gak usahh ahh. Ahhh... ahhh...,” sahutnya dengan wajah menyeringai.

Dan kemudian pantatnya mulai menggenjot. Sangat keras. Sangat cepat. Menghentak-hentak. Ranjangku yang kecil berderak-derak keras. ABG ini berubah jadi perkasa. Tidak seperti tadi, yang sebentar saja langsung ngecret. Aku tak tahu, apakah ini pengaruh irex? Atau memang gairahnya yang seperti ini.

Kubalas genjotannya dengan tak kalah liar dan perkasa. Aku kan harus memuaskan pelangganku. Jadilah kami berdua mendengus-dengus bak banteng liar. Sementara pantat kami bergoyang berbalasan dengan keras. Mulut kami saling melumat dengan buas. Ahh.. ahh... rasanya begitu bersemangat. Sangat nikmat. Tanpa kami sadari tubuh kami sudah basah kuyup, bersimbah keringat.

“Ohhh Mashhh.. Mashhhh... enak banget Masshhh ohhhh.....,” racau Andre.

“Kerasshhh Ndreehhh lebih kerasshhh ahhh.. ahhh.. ahhh..,” kataku bersemangat. Tanganku ikut membantu gerakan pantatnya agar semakin keras dan cepat menggenjot. Soalnya aku sangat keenakan dengan kontolnya yang besar mengaduk-aduk lobang pantatku.

“Ohhh fuckk.. enaknya ahhh.. ahhh... ahhh..,” kata Andre.

“Ndrehhh kontolmu enak sekalihh ahhh ahhh.. ahh.. enak Ndrehhh ahh..,”

“Mas sukah kontolkuhh? Suka Masshh? Ahhh.. ahhh.. ahhh..,”

“Yahh.. ah..yah... yahh.. aooohhhh..,” aku mengerang keenakan. Bener-bener enak men.

Dan pergumulan cabul kami akhirnya berakhir setelah Andre orgasme didalam saluran pelepasanku. Orgasmenya bener-bener dahsyat. Badannya yang ramping berisi sampe kejang-kejang di atas tubuhku. Kemudian dia ambruk disebelahku. Telentang dengan nafas tersengal-sengal. Akupun turut ambruk menelungkup. Entah kenapa, rasanya pergumulanku dengannya barusan ini sangat berbeda dari yang pernah kurasakan. Luar biasa menggairahkan.

Oh, tubuhku rasanya letih nungging dientot oleh Andre. ABG itu apalagi. Dia pasti kelelahan banget setelah mencumbuiku dengan buas. Kami beristirahat sejenak. Menenangkan diri.

“Gimana Ndre? Enak?” tanyaku pelan pada Andre, setelah kelelahanku kurasakan mulai hilang.

“Gila Mas, enak banget. ini pertama kalinya buat Andre. Luar biasa banget Mas,” katanya.

“Masak sih pertama? Kayaknya udah pengalaman banget deh,” godaku.

“Enggak Mas. Suer ini yang pertama. Tapi kalo ngelihat cowok ama cowok ngentot Andre memang udah pernah,” katanya.

“O ya? Kapan? Siapa?” tanyaku. Bocah itu kulihat tercenung sejenak.

“Mmmm, nyeritainnya bingung Mas. Malu,” jawabnya.

“Kok malu?” tanyaku.

“Abis orang deket Andre juga sih,”

“Orangnya kan gak ada disini. Mas juga gak kenal kok. Lagian mana mungkin Mas bakalan ngasih tau ke orang-orang,” rayuku. Aku agak penasaran juga, siapa sih orang yang pernah dilihatnya itu.

Dia berpikir sejenak. Namun kemudian akhirnya dia bercerita juga. mendengar ceritanya aku kaget juga. orang yang pernah dilihatnya itu ternyata kakak kandungnya sendiri dengan sepupunya. Nama kakaknya itu Randy dan sepupunya itu Thomas. Yang lebih gilanya, kakaknya itu saat dilihatnya ngentot dengan sepupunya yang umurnya sebaya Andre itu, saat kakaknya itu akan melangsungkan pernikahan beberapa hari lagi. Gila ya.

“Andre bener-bener gak ngerti Mas, kok Mas Randy bisa ngelakuin hal itu. Andre juga bingung, kok Andre bisa menikmati apa yang mereka lakukan. Sejak itu Andre jadi kepikiran terus Mas. Makanya Andre pengen nyobain,” katanya.

“Jadi, cerita ke Mas tadi boong ya,”

“Boong? Cerita mana Mas yang boong?” tanyanya bingung.

“Tadi katanya pengen cari perek. Tapi kaena kemahalan gak jadi,”

“Iya Mas. Boong. Andre cuman pura-pura doang. Niatnya sejak awal ya nyari kayak Mas ini,” sahutnya malu-malu. Ketangkap basah ketahuan rahasianya olehku.

“Jadi kok tadi milihnya saya?’ tanyaku.

“Abisnya Mas manis sih. Andre liat Mas kalo tampil sebagai laki-laki juga tetap manis,” sahutnya lagi.

“Masak kelihatan sih?” tanyaku.

“Iya Mas,”

“Mmm gitu. Jadi gimana nih? Mau udahan atau lanjut lagi?”

“Kalo lanjut lagi, nambah biaya lagi gak Mas?” tanyanya malu-malu.

“Hehehe. Kenapa? Duitnya kurang?’

“Gak sih. Pengen negesin aja,”

“Kalo untuk Andre gak usah nambah lagi deh. Mas juga suka kok ngentot sama Andre. Tapi ada syaratnya,”

“Apa Mas?”

“Mas boleh juga ngebool Andre,” kataku.

“Mmmm boleh Mas. Boleh. Andre juga pengen nyoba,” katanya tersipu.

“Kalo gitu kita mulai aja,” kataku.

Bocah itu langsung bersiap ambil posisi. Dia mengangkang lebar-lebar telentang. Aku segera bersimpuh diantara selangkangannya.

Bocah ini masih perjaka ting-ting duburnya. Aku agak kerepotan juga melakukan penetrasi padanya. Tapi dia bener-bener berkemauan keras pengen mencoba dianal olehku. Meskipun kulihat dia sangat kesakitan, dibiarkannya saja aku menembus lobang pantatnya yang sempit dengan kontolku yang besar.

Setelah berulang-ulang menekan kontolku memasuki lobang pantatnya, akhirnya masuk juga seluruh batang kontolku. Setelah itu aku mulai bergerak. Andre mengerang-erang. Entah erangan kesakitan atau keenakan. Aku tak peduli, mau dia kesakitan atau keenakan. Genjotan pantat terus kulanjutkan. Gerakan pantatku menggila. Aku benar-benar keenakan dengan dubur si Andre yang ganteng ini.

Aku tak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya. Saat dientot oleh pelangganku, motivasiku hanya uang. Aku tak pernah menikmatinya. Kalaupun harus ngentotin lobang pantat, paling aku hanya melakukannya dengan Misye. Itupun karena faktor hutang budi. Dan juga tak kunikmati. Tapi saat ini entah kenapa aku begitu menikmatinya. Aku begitu bersemangat menghajar dubur Andre.

“Hahhh... hahhh... hahhhh.... hahhhh...hahhhh..,” aku mendengus-dengus. Spermaku akan muncrat sebentar lagi.

Saat spermaku kurasakan menyembur dari lobang kencingku, tiba-tiba pintu kamarku terbuka lebar. Si Misye nongol di pintu. Dia terkejut melihatku. Aku lebih terkejut lagi. Tak kusangka Misye sudah pulang.

“Bang Poltak! Ngapain?!!!!” serunya keras. Nama asliku disebutnya keras. Bukan Popy, nama banciku.

Aku tak tahu harus ngomong apa. Tubuhku rasanya lemas karena orgasmeku. Pantatku menekan keras di buah pantat Andre. Bocah yang sedang merasakan semburan spermaku inipun terlonjak kaget. Wajahnya melongo memandang Misye yang kaget melihat kami sedang tindih-tindihan seperti itu.

Kami hanya saling pandang-pandangan untuk waktu yang cukup lama. Sama-sama melongo. Kalo aku melongo dengan ekspresi keenakan karena orgasme. Tak ada yang berbicara. Tapi aku yakin, Misye pasti bingung sekali melihatku. Saat tampil sebagai laki-laki normal seperti saat ini aku menggagahi seorang laki-laki. Hal yang selama ini selalu aku katakan padanya, tak akan mungkin pernah akan aku lakukan. Aku bener-bener bingung diantara kenikmatan yang sedang menjalar di seluruh tubuhku.

Tamat

###

47 Gay Erotic Stories from Rangga

Ada Yang Baru

Banyak yang mengirimkan imel ke gua. Selain ngajak berkenalan banyak yang menanyakan kenapa gua gak menulis lagi di MOTN. Menjawab pertanyaan itu dalam kesempatan ini gua mau sampaikan bahwa gua sedang merampungkan sekuel Petualangan Aji. Butuh waktu yang lumayan lama juga buat gua untuk merampungkan tulisan itu. Kenapa lama? Karena gua pengen sekuel ini berbeda dari kisah pertamanya

Aladin (01)

Zaman dahulu kala di Negeri Cina tinggallah seorang pemuda miskin Aladin namanya. Kemiskinannya membuat Aladin melakukan segala hal untuk menghidupi dirinya bersama dengan ibunya yang sudah tua renta. Kadangkala Aladin mengemis di pasar, menjadi kuli membantu para pedagang mengangkat barang dagangan mereka, dan juga mencuri. Sesungguhnya Aladin adalah pemuda yang baik. Kalau sangat tidak

Aladin (02)

“Pamanku benar-benar jahat,” batin Aladin. Ia terduduk sendiri merenungi nasibnya. Kini ia terkurung di dalam tanah bersama harta karun yang melimpah. Sementara sang paman meninggalkannya. Aladin memandangi harta karun di dalam kantong. Sebuah lampu yang terbuat dari emas tertangkap pandangannya. Aladin segera mengambil lampu itu. Ia berniat memindahkan api dari obornya ke sumbu lampu itu.

Aladin (03)

“Benar juga katamu itu Jafar. Wahai pemuda apakah tempat tinggalmu semegah istanaku ini?” tanya raja. “Tuanku, jika hamba memiliki tempat tinggal semegah tuanku, itu artinya hamba tidak menghormati tuanku raja. Namun demikian tempat tinggal hamba cukup megah tuanku. Tuanku raja dan Putri Jasmin hamba undang untuk melihat tempat tinggal hamba besok,” sahut Aladin mantap. Ibu Aladin dan Ali

Antara Mas Donny dan Justin

Cerita ini sangat berbeda dari cerita yang biasanya gue bikin. Bisa dibilang nyeleneh. Gak tau apa yang suka baca cerita di situs ini suka. Mas Donny ada-ada aja deh. Masak dia memintaku ngentot dengan si Justin, mahasiswa yang kos di rumah kami? Ngawur kan. Tapi aku juga ngawur. Kenapa? Karena aku mau aja melaksanakan apa yang disuruhnya itu. Gimana aku mau nolak? Habisnya ngentot itu enak

BBS Eksekutif Muda

“Beeeppppppp…………..,” “Beeeppppppp…………..,” “Beeeppppppp…………..,” Suara ponsel yang diset getar berulang-ulang berbunyi diatas meja. Tak ada yang menjawab. Suara erangan memenuhi ruangan kamar hotel yang tidak terlalu luas itu. Dua pria muda sedang sibuk memacu birahi diatas ranjang empuk yang berderak-deraj. “Oh… oh.. oh.. oh.. oh.. yeshh.. yesshh… oh… oh..,” “Hoh..hoshh..hohh..

Behind The Scenes

Prolog Ini cerita tentang Ananditya Tama. Lebih sering dipanggil Aditya. Umur 22 tahun, lulusan D3 Perhotelan dari sebuah Akademi Pariwisata di Jakarta. Anak kedua dari tiga orang bersaudara yang semuanya cowok. Ayah turunan Pakistan dan ibu Sunda asli. Ganteng sudah pasti. Kulit putih bersih, dengan postur tubuh proporsional. Ramping namun atletis. Tinggi 179 cm dan berat 65 kilogram. Sempat

Behind The Scenes, Part 2

Pengantar. Ternyata MOTN tidak memuat seluruh cerita yang saya submitted kemaren. Untuk membuat anda-anda tidak penasaran, ini kelanjutannya. “Mengapa tadi teman-teman gue bisa enjoy melakukannya ya?” tanya Aditya. “Mungkin mereka benar-benar bisa rileks. Sementara kamu tidak,” kata Martin. “Apa memang begitu Rhin?” tanya Aditya pada Rhino yang sedang berdiri menontonnya dari jarak yang

Cerita Remaja (3)

BAB II NAKALNYA MAMA ANDRE Minggu pagi yang cerah. Andre sarapan berdua saja dengan mamanya di rumah. Biasanya acara sarapan hari minggu mereka lakukan bertiga bersama dengan papanya. Soalnya di hari-hari lain, tidak ada kesempatan untuk mereka dapat sarapan bersama, apalagi makan siang bahkan makan malam. Kesibukan kedua orang tuanya, menyebabkan mereka hanya dapat berkumpul bersama di

Cerita Remaja (4)

Andre semakin mendekat ke pintu kamar yang terkuak itu. Ia longokkan kepalanya sedikit ke celah pintu yang terbuka itu. Serta merta mata Andre melotot melihat pemandangan di ruang kerja papanya itu. Diatas meja kerja papanya, dua manusia lain jenis dalam keadaan bugil sedang asik memacu birahi dengan penuh nafsu. Kedua manusia itu tiada lain tiada bukan adalah mamanya dan Mas Dharma sang

Cerita Remaja (5)

BAB III ANAK-ANAK BASKET Meskipun bukan anggota basket, tapi Calvin kini tak asing lagi dengan komunitas itu. Pergaulan anak-anak basket yang terkenal sangat eksklusif di SMU Dwi Warna dapat dimasuki olehnya. Ini semua berawal dari ajakan Andre untuk menyaksikan latihan basket di sekolah. Setelah mendengar cerita Andre tentang kedoyanan anak-anak basket pada memek cewek dan silit cowok

Dibooking Andre

Beginilah nasibku. Aku jelas-jelas bukan homo. Apalagi banci. Butuh uang untuk hidup membuatku terjebak dalam dunia pelacur waria kayak gini. Setiap hari pakai baju perempuan, nongkrong di pinggir jalan menanti laki-laki yang memiliki orientasi seksual menyimpang atau sekadar pengen coba-coba, membookingku. Si Misye, alias Misno, teman sekamar sekaligus seprofesiku jelas waria asli. Bencong

Enak Dibaca dan Nafsuin!

Ingat slogan majalah Tempo? Mudah-mudahan masih ada yang inget. Buat yang gak inget atau malah gak pernah denger sama sekali, nih gue kasih tau, slogannya adalah, “Enak dibaca dan perlu”. Nah, judul tulisan diatas adalah plesetan dari slogan ini. Gue bikin judul seperti itu karena tulisan berikut ini isinya mengulas judul tersebut. Kali ini gue gak menulis cerita seperti biasanya. Tulisan gue

Harry Fucker dan Ruang Ganti Rahasia (1)

Kereta api sihir yang berangkat dari peron 9 ½ di London akhirnya tiba di Hogwart. Suaranya desis kereta yang keras dan nyaring tak mampu mengalahkan nyaringnya celotehan para murid di tingkat kedua sekolah sihir itu. Bertemu kembali dengan teman sekamar di asrama rupanya membuat mereka tak sabar untuk saling bercerita tentang pengalaman liburan masing-masing. Harry tersenyum-senyum melihat

Kok Bisa Gitu Sih?

Namaku Dika. Aku mau cerita tentang kejadian yang pernah ku alami waktu aku duduk di kelas tiga SD dulu. Umurku belum sampai sepuluh tahun waktu itu. Jangan salah sangka dulu lho. Ini kejadian bukan tentang diriku. Tapi tentang orang yang sangat kuhormati. Aku adalah anak pertama dari papa dan mamaku yang asli turunan Sunda. Papaku, Dadang Sukmana, adalah seorang karyawan swasta di sebuah

Menjelang Pernikahan Mas Randy

"Ndre, abis sekolahan langsung balik ya, jangan kemana-mana lagi" pesan Nyonya Vera pada anaknya, Andre, yang masih duduk di kelas 3 SLTP melalui hand phone. "Kenapa emangnya Ma?" tanya Andre. "Thomas gak ada temennya tuh di rumah. Mama dan dan Tante Serly mau belanja untuk kebutuhan pesta Mas Randy nih," "Lho, kan ada Papa dan Om Darwin di rumah," sambung Andre lagi. "Papa dan Om

Menjelang Pernikahan Mas Randy (2)

Acara pemberkatan pernikahan Mas Randy akan dilangsungkan di gereja pukul sepuluh pagi ini. Andre melirik jam tangan yang melingkar di lengan kirinya, masih pukul delapan, tapi mamanya sudah sibuk menyuruhnya dan Thomas untuk bersiap-siap sejak pukul tujuh tadi. “Ayo jas hitamnya dipakai sekarang. Kalian kan pengiring pengantin prianya. Kalo gak siap-siap dari sekarang entar repot deh. Ayo dong,

Pandu dan Ricky dan Aku

“Bang, tolong jemput mereka sore ini ke bandara ya, soalnya mereka gak ngerti Jakarta tuh,” kata Dina, adik perempuanku semata wayang melalui telepon tadi pagi. Yang dimaksudnya dengan mereka itu adalah Pandu dan Ricky dua temannya waktu di SMU kemaren. kalo yang namanya Pandu bukan hanya sekadar teman buat Dina, adikku itu. denger-denger sih mereka pacaran sampai sekarang. Makanya Dina jadi

Pangeran Tidur

Pada zaman dahulu kala tersebutlah sebuah negeri bernama Antah Berada Dimana. Negeri yang makmur dan damai, diperintah oleh seorang raja muda gagah perkasa didampingi oleh permaisurinya yang cantik jelita. Sang raja memerintah dengan penuh keadilan dan bijaksana. Sedemikian makmur dan damainya negeri itu, hingga batangan emas yang tergeletak di tepi jalan pun tak ada yang mengambilnya.

Pangeran Tidur, Part 2

Pengantar. MOTN lagi ngadat ya, gak bisa memuat seluruh cerita saya. Ini lanjutannya supaya elo gak penasaran. “Siapa engkau?!” tanya Pangeran William. Ia sangat terkejut melihat perubahan gadis cantik yang tadi ditolongnya menjadi seorang laki-laki tampan bertubuh kekar dengan busana transparan yang memamerkan keperkasaan tubuhnya. “Aku adalah seorang peri. Aku tadi sengaja untuk

Pesta Bujangan Untuk Randy

Cerita ini adalah Prequel dari cerita Menjelang Pernikahan Mas Randy. Sepulang dari kantornya di bilangan Sudirman, Randy menyempatkan menjemput Tania, calon istrinya, yang bekerja di kawasan Kuningan. Mereka memang janjian untuk ke club kebugaran sepulang kerja. Melatih otot-otot tubuh sambil menantikan kemacetan di jalanan Jakarta usai. Keduanya memang rajin ke club kebugaran. Karenanya

Petualangan Aji 2, Part 1

1 Akhir April 1998. Suntuk! Semua tugas kuliahku yang sebarek-abrek belum satupun kukerjakan. Aku betul-betul disibukkan dengan segala macam aksi demonstrasi seiring dengan situasi politik yang semakin memanas sejak krisis moneter melanda Indonesia Juli 1997 lalu. Sebagai aktivis mahasiswa tentu saja tak pernah kulewatkan berbagai aksi turun ke jalan yang kami lakukan. Aksi-aksi ini telah

Petualangan Aji 2, Part 15

25 “Kami akan melaporkan perbuatan kalian ini!” kata Romi tegas. Suaranya tetap pelan. Matanya tak lepas menatap batang kami bergantian, pun anggota regunya itu. “Jangan Mas,” kataku memohon. Bram dan Irfan ketakutan. “Kami bersedia memberikan apa saja yang Mas minta asal jangan melaporkan hal ini,” aku segera berjalan menuju celana panjangku. Mencari dompetku. Setelah ketemu segera

Petualangan Aji 2, Part 16

26 “Ndri, giliran kamu,” kata Romi, tangaannya menarik resleting celananya ke atas. Romi kini sudah berpakaian rapi kembali. Sementara Andri kulihat segera melepaskan seluruh pakaian yang dikenakannya belum lagi kata-kata Romi usai seluruhnya. Dia benar-benar sudah tidak sabar menunggu giliran rupanya. Kami bertiga berdiri telanjang bulat memandangi Andri yang kini sudah bugil total di hadapan

Petualangan Aji 2, Part 17

27 Hampir pukul 3 dini hari ketika kami menyelesaikan persenggamaan itu. Setelah menggenakan pakaian, kami berlima kembali ke tempat masing-masing. Romi dan Andri kembali ke pos jaganya. Sedangkan aku, Bram dan Irfan kembali ke lobby. “Kapan-kapan kita ulangi lagi ya,” kata Romi saat kami berpisah. “Boleh Mas,” jawab kami bertiga serempak. Cengiran mesum terbentuk di bibir kami. Andri juga

Petualangan Aji 2, Part 18

29 Kedua tanganku mencengkeram bongkahan pantat Zaki dengan erat. Kepalaku bergerak-gerak, kadang maju mundur kadang berputar-putar tepat di depan selangkangan Zaki. Batang kontol besar dan panjang milik Zaki, keluar masuk mulutku. Pipiku mengempot menyedot-nyedot batang itu. Batangnya tidak bisa kumasukkan kedalam mulutku seluruhnya. Meski sudah kupaksakan, hanya sekitar ¾ nya saja yang bisa

Petualangan Aji 2, Part 19

31 “Capek Zak?” bisikku lembut di telinga Zaki. Ia masih menelungkup diatasku. “Iyah,” jawabnya pelan. “Puas?” tanyaku lagi. “Iya Ji, gak nyangka kalo ngentot dengan kamu enak banget,” “O ya?” “Iyah, tau enaknya kayak gini, sejak kemaren-kemaren aku udah ngajak ngentot dengan kamu,” katanya. Bibirku diciumnya. Kubalas ciumannya. Kami berciuman dengan buas. Saling melumat. Sambil

Petualangan Aji 2, Part 2

3 Didepan kami kini terpampang adegan oral sex yang dilakukan oleh sang cewek kepada sang cowok. Mulut kedua cewek itu begitu lihai menyelomoti kontol sang cowok. Kudengar sang cowok mulai mengerang-erang keenakan. Selanjutnya dengan posisi doggy style menghadap ke penonton sang cowok mengentot sang cewek. Rintihan, erangan, desah nafas mereka memenuhi ruangan. Sambil mengentot begitu sang

Petualangan Aji 2, Part 20

33 Epilog Pagi Hari di awal bulan Januari 2003. Aku sedang asik menonton berita di Liputan 6 Pagi, sambil minum kopi dan makan roti berselai coklat. Hampir lima tahun sejak jatuhnya Suharto, 21 Mei 1998 lalu, kembali mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa besar. Meskipun belum sebesar Tahun 1998 itu. Unjuk rasa yang kini dilakukan oleh junior-juniorku ini, mengingatkanku akan masa-masa indah

Petualangan Aji 2, Part 3

6 Pukul satu siang aku kembali ngumpul dengan teman-temanku sesama aktivis mahasiswa yang disebut Zaki kelompok nasionalis itu. Kami berkumpul di salah satu ruangan kampus. Kami akan mematangkan rencana acara orasi politik yang telah kami audiensikan dengan Dekan tadi pagi. Ketika aku datang seluruh anggota tim sukses acara telah hadir dan sedang serius membicarakan sesuatu. Aku segera duduk di

Petualangan Aji 2, Part 4

9 Hampir setengah jam aku bermain-main di lobang kenikmatan Bram. Berbagai jurus sudah kukeluarkan. Menjilat, menghisap, menyedot, menyelip-nyelipkan lidahku ke lobangnya yang sempit bahkan menyodok-nyodokkan jariku disana. Bram benar-benar keenakan dengan aksiku. Pantatnya bergoyang-goyang dan sekali-kali menekan mukaku. Kontolnya sudah tegak penuh dalam genggaman tanganku yang tak pernah

Petualangan Aji 2, Part 5

11 Pukul 7 pagi. Bunyi nyaring jam beker membangunkanku. Ahhhhh......aku menggeliat dengan tubuh telanjang bulat di tempat tidur. Aku memang suka tidur tanpa menggenakan busana selembar pun. Rasanya bebas. Ahhhh........kembali aku menggeliat, badanku terasa segar pagi ini. Tidur nyenyak mengembalikan staminaku yang semalam terkuras akibat “perang tanding” dengan Bram. Hehe. Dengan kontol

Petualangan Aji 2, Part 6

13 Tengah hari. “Kenapa sih kamu itu kalo kencing gak mau jongkok Ji?” sebuah suara yang sangat kukenal menegurku dari belakang. Suara Zaki. Aku menoleh padanya. Saat itu aku sedang kencing berdiri di kamar mandi. Tanganku menggenggam batang kontolku yang sedang mengeluarkan air kencing di water closet. “Eh, kamu Zak,” aku hanya nyengir mendengar komentarnya. Dia memang tak pernah bosan

Petualangan Aji 2, Part 7

15 “Ärghhhhhhhhh........” aku melenguh keras diatas tubuh telanjang Mas Doni yang berbaring telentang dibawahku. Kedua pahanya terkuak lebar mengangkang. Baru saja kusemburkan spermaku ke dalam lobang pantatnya yang empuk dan penuh dengan bulu-bulu halus. Setelah pembicaraan yang cukup mengagetkan tentang kakak beradik ini, kusenggamai Mas Doni dengan berbagai gaya. Mulai dari gaya duduk,

Petualangan Aji 2, Part 8

16 “Mashhh, Mashh......aku pengen keluarhhhhh,” desah Jono. Tubuhnya mulai menggeletar. Dibawah sana Mas Doni sedang asik bersilat lidah dengan batang kontolnya. Berbagai jurus oral yang diketahui Mas Doni sudah dipraktekkannya menyerang titik-titik kelemahan batang Jono. Sementara dari atas aku terus menggempur dada dan puting susunya. Rupanya Jono sudah tak mampu bertahan lagi akibat serangan

Petualangan Aji 2, Part 9

18 Pekan-pekan pertama di bulan Mei 1998. Tit, tit. Suara klakson mobilku mengagetkan Sony yang sedang duduk serius menonton televisi di ruang satpam. Saking seriusnya menonton dia tidak menyadari kalau aku sudah mengamatinya hampir dua menit dari jendela mobilku. Satpam satu ini gak kalah menarik dibanding si Jono. Kapan ya kurealisasikan rencanaku ngerjain dia seperti si Jono. Hehe. “Eh,

Petualangan Aji 2, Part10

19 Dengan perlahan kulepaskan kancing baju koko Ferdinand satu persatu. Dipejamkannya matanya, tak berani memandangku. Berdua kami berdiri berhadapan. Tubuhku sudah telanjang bulat sejak tadi dengan kontol mengacung tegak. Kami berada dalam kamarnya yang tidak terlalu luas dibandingkan dengan kamarku. Setelah mendengar pengakuannya yang diringi sedu sedan, kupacu mobilku menuju rumahnya. Dalam

Petualangan Aji 2, Part11

21 Pertengahan bulan Mei 1998. Jakarta rusuh. Pemicunya adalah kematian empat mahasiswa Trisakti saat unjuk rasa. Sayang sekali, keempatnya masih muda. Masyarakat marah. Masyarakat muak. Penjarahan dimana-mana. Kebencian pada etnis Cina menjalar. Toko-toko milik si mata sipit diserbu masyarakat. Barang-barang diambili. Beberapa gedung dibakar oleh massa yang marah. Papan bertuliskan “Milik

Petualangan Aji 2, Part12

Akhirnya aku baru tiba di kampus pukul 9 malam. Segera aku menemui teman-temanku di salah satu ruangan kampus, base camp kelompok kami. Aku hanya nyengir ketika teman-teman nasionalisku “marah-marah” padaku. Terutama si Yuda sang ketua. Katanya aku tidak tepat janji. Brifing untuk persiapan aksi besok sudah usai sejak satu jam yang lalu. Mau apalagi, kudengarkan saja “kemarahan” mereka, memang

Petualangan Aji 2, Part13

22 19 Mei 1998. Aksi kemaren sore benar-benar seru. Setelah didatangi dan didesak terus menerus oleh mahasiswa, akhirnya, pimpinan DPR dikomandani Harmoko mengeluarkan pernyataan yang mengagetkan. Mereka menyerukan kepada Suharto agar secara legowo mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden. Meskipun pernyataan itu terasa menggelikan, karena sebelumnya Harmokolah orang yang paling

Petualangan Aji 2, Part14

24 Subuh, 20 Mei 1998. Seharusnya hari ini ada acara di Monas. Peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang digagas oleh Amien Rais. Puluhan ribu mahasiswa dan masyarakat sudah siap untuk menghadiri acara itu. Perkembangan politik yang semakin memanas, memaksa Amien Rais untuk membatalkan acara. Desas-desus yang terdengar di kalangan mahasiswa adalah, bila acara tersebut tetap dilaksanakan,

Pondok Jejaka

Satu Usaha keras Yuda selama ini akhirnya membuahkan hasil juga. Dengan wajah sumringah ia menunjukkan namanya yang mejeng diantara nama-nama lain yang dinyatakan lulus SPMB pada kedua orang tuanya. Di Fakultas Teknik Elektro salah satu universitas negeri favorit di Depok. “Yuda lulus ma, pa,” katanya pada kedua orang tuanya. “Anak mama memang pinter deh,” sahut sang mama sambil

Seleksi Tim Volly

Daripada setiap hari sabtu dan minggu molor di kos-kosan karena gak ada kegiatan perkuliahan, Indra akhirnya mutusin ikut dalam club volly yang ada dikampusnya. Kebetulan semester ini ada rekrutmen anggota baru. Semester lalu Indra memang mutusin untuk full kegiatan akademik karena masa itu awal ia kuliah setelah lulus SMU. Saat itu ia tak ingin diganggu dengan segala tetek bengek selain kegiatan

Sepenggal Kisah Dari Gomorah, 2

Menjelang tengah hari, kami tiba di Kota Gomorah. Dari celah sedekup aku mengintip ke luar. Seperti yang pernah di ceritakan oleh Noakh padaku, Gomorah memang sangat ramai. Kata Noakh, sama ramainya dengan Kota Sodom. Sejak kecil, aku memang belum pernah keluar dari desaku. Mendengar cerita Noakh tentang dua kota itu, membuatku punya keinginan untuk mengunjunginya. Namun bukan kunjungan seperti

Sepenggal Kisah Dari Gomorah, Part 3

Tiga batang kontol yang semuanya berukuran besar, milik Habel, Moab, dan Kenan mengacung tegak di depan mukaku. Setelah berhasil membuatku orgasme tadi, kini mereka menyuruhku untuk menghisap batang kontol milik mereka bergantian. “Aku tak pernah melakukannya. Aku tak bisa, aku tak mau” tolakku. Tiba-tiba aku teringat pada kekasihku. “Mulai sekarang, kau harus membiasakan diri melakukan hal

Sepenggal Kisah Dari Gomorah, Part 4

Enokh tidak jadi memperjakaiku malam itu. Ia hanya memintaku untuk mengoral kontolnya hingga orgasme. Aku sangat bersyukur, malam itu keperjakaanku tak perlu terenggut. Sambil melepas lelah seusai orgasmenya tuntas, dia bercerita tentang ketujuh putranya yang diperolehnya dari tiga orang istrinya padaku. Aku mendengarkan saja. Dia mengatakan padaku, bahwa keperjakaanku akan diserahkannya pada

Simpanan Mama

Mamaku itu emang hebat. Diusianya yang sudah kepala lima dia masih tetap cantik dan sexy. Di pekerjaanpun ia tetap paten. Karirnya melesat terus. Jabatannya kini sudah wakil direktur di perusahaan tempatnya bekerja. Karena hidup dengan mama sejahtera, maka aku memilih untuk tinggal bersamanya sejak ia bercerai dengan papaku setahun yang lalu. Papaku yang cuma bekerja sebagai pegawai rendahan,

###

Web-02: vampire_2.0.3.07
_stories_story