Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

BBS Eksekutif Muda

by Rangga


“Beeeppppppp…………..,”

“Beeeppppppp…………..,”

“Beeeppppppp…………..,”

Suara ponsel yang diset getar berulang-ulang berbunyi diatas meja. Tak ada yang menjawab. Suara erangan memenuhi ruangan kamar hotel yang tidak terlalu luas itu. Dua pria muda sedang sibuk memacu birahi diatas ranjang empuk yang berderak-deraj.

“Oh… oh.. oh.. oh.. oh.. yeshh.. yesshh… oh… oh..,”

“Hoh..hoshh..hohh.. hohh..hosshh..orghh…,”

“Beeeppppppp…………..,”

“Beeeppppppp…………..,”

Suara ponsel terus berbunyi. Tapi dua pria muda itu tak juga menghentikan kegiatannya. Mereka sedang terbius birahi.

“Beeeppppppp…………..,”

“Beeeppppppp…………..,”

Suara ponsel tak kunjung berhenti juga. Suara itu dirasakan mulai mengganggu oleh salah seorang dari kedua pria itu.

“Oh..Tonhh… jawab dulu tuh… ohh..ohh..,” katanya. Matanya yang tadi terpejam-pejam menikmati sodokan kontol pasangannya dalam lobang pantatnya, dibukanya. Ia tak bisa menikmati lagi entotan pria muda bertubuh kekar yang sedang menindihnya itu. Ia memandangi wajah ganteng penuh keringat, milik pria pengentotnya itu. Tapi yang diajak bicara tak menghiraukan. Sang pengentot masih asik terus menghentak-hentakkan pantatnya dengan keras.

“Hosshh.. hosshh.. hosshh..ohh.. ohh..,” deru nafas sang pengentot yang memburu terus berlanjut.

“Ton.. Tonyhh.. hh..ah..ahh..jawab dulu..hh..,” kata sang pria yang sedang dientot lagi. Telapak tangannya mendorong dada bidang pria yang mengentotnya ke atas. Memintanya untuk menghentikan aksinya. Nama pengentot itu Tony, rupanya. Suara ponsel masih berbunyi.

“Beeeppppppp…………..,”

“Beeeppppppp…………..,”

“Shitt.. ganggu aja nih.. siapa sih?” kata Tony kesal. Ia bangkit dari telungkup menindih cowok yang sedang dientotnya itu. Kemudian tubuh kekarnya yang bersimbah keringat bangkit dan turun dari atas ranjang, menuju meja tempat ponsel yang berbunyi itu. Di atas meja yang terletak tak terlalu jauh dari ranjang tempat dua Tony dan cowok pasangannya ngentot itu tergelatak dua buah ponsel. Namun dari suara getar yang terus berbunyi tadi bisa dipastikan itu memang ponsel Tony. Sebab ponsel satu lagi milik cowok yang tadi dientot oleh Tony tidak seperti itu bunyinya.

“Beeeppppppp…………..,”

“Paling juga dari istri elo. Ahh…. Gue lurusin kaki dulu deh..,” sang cowok yang tadi dientot berkomentar. Kakinya yang tadi harus mengangkang lebar-lebar karena melayani Tony diluruskannya. Jemarinya menyisir rambut hitamnya yang basah dan acak-acakan.

“Beeeppppppp…………..,”

“Beeeppppppp…………..,”

“Bentar Den, nanti lanjut lagi,” kata Tony sambil menekan tombol penjawab.

“Yoi,” sahut Tony. Ia tersenyum pada Tony. Wajah gantengnya yang dihiasi kumis tipis jadi semakin ganteng karena senyumannya itu.

“Ya, halo. Iya sayang, love you too. Ini barusan makan siang bareng Tony. Sedang ngerokok-ngerokok nih. Setengah jam lagi kita berdua balik ke kantor dong. Sayang udah makan juga kan? Pake ayam goreng. Mmmm.. sedap deh. Sisain Mas ya sayang, buat entar malem. Iya, iya. Paling lama jam tujuh udah nyampe rumah kok. I love you forever. Mmuaahh… Tit,” Pembicaraan melalui ponsel usai. Tony meletakkan kembali ponselnya diatas meja.

“Dasar penganten baru. Banyak gombalnya,” kata cowok ganteng yang sedang berbaring telentang diatas ranjang pada Tony.

“Hehe. Kayak elo gak gombal aja. Ahh..,” jawab Tony. Tubuhnya yang telanjang bulat dan bersimbah keringat melompat ke atas ranjang. Kemudian berbaring telentang disamping cowok yang ngomong padanya tadi. Sama seperti Tony, tubuh bugil cowok itu, juga basah bersimbah keringat. Kontol keduanya mengacung tegak. Mengkilap karena basah oleh keringat dan juga ludah. Bak terong ungu saja layaknya.

“Sedang ngerokok-ngerokok?” tanya cowok itu pada Tony dengan tatapan menggoda.

“Iya kan. Ngerokok kontol elo. Slurppp… slurppp..mmmhh… Denis kok kontol elo bisa gede banget kayak gini sih? Slurrpp..Bikin gue nafsu aja..,” jawab Tony. Tubuhnya yang kekar melengkung ke arah selangkangan cowok yang bernama Dennis itu. Mulutnya menyedot batang kontol Denis dengan penuh semangat.

“Hahaha..ahhh…,” Dennis sempat tertawa mendengar jawaban Tony, sebelum kemudian gelagapan menghadapi serbuan mulut Tony di kontolnya. “Gak sabar amat sih,” katanya sambil meremas rambut ikal Tony yang basah.

“Sluruppp…sruppp…mmmmm….. gimana mo sabar men. Entar kita bisa telat ngantor dong,” sahut Tony, sejenak dilepaskannya kontol Dennis dari mulutnya. Ia berbicara sambil memandang wajah ganteng Dennis. Kemudian tatapannya beralih ke Seiko Kinetik yang melingkar di lengannya yang berotot dan berbulu-bulu halus. “Dua puluh menit lagi men,” katanya.

Dennis jadi ikut-ikutan melirik jam tangannya, Rolex yang melingkar di lengannya. Mencocokkan waktu dengan Tony. Memastikan perkiraan waktu Tony tidak salah. “Bener Ton. harus buru-buru nih,” katanya.

“Makanya.. srupp…srupp..mmmpp.. Ngangkang lagi deh Den,” kata Tony pada Dennis. Ia rupanya pengen ngelanjutin menyodomi Dennis yang tadi terhenti karena gangguan telepon istrinya tadi. Dennis mengikuti kemauan Tony. Namun posisi mengangkangnya diubahnya. Ia tidak telentang lagi seperti tadi. Kali ini ia menelungkup. Bantal disusupkannya dibawah selangkangannya. Buah pantatnya yang putih sedikit menungging jadinya ke atas. Kakinya sedikit menekuk. Mengangkang lebar memamerkan celah pantatnya yang ditumbuhi bulu-bulu halus lembut.

Tony memandangi kemolekan buah pantat rekan kerjanya itu. Birahinya menggelegak. Ia mengambil posisi menelungkup di atas tubuh Dennis. Ditindihnya tubuh Dennis yang kekar. Tangan kirinya mengocok-ngocok kontolnya sebelum kemudian menyusupkannya ke lobang pantat Dennis yang sangat disukainya itu. Dennis mengerang. Meski berkali-kali kontol Tony, dan hanya kontol Tony saja, sudah memasuki lobang pantatnya, namun tetap saja prosesi penetrasi Tony menimbulkan sensasi yang luar biasa buatnya.

Begitu juga Tony. Setiap kali ia melakukan penetrasi di lobang pantat Dennis, dan hanya Dennis saja satu-satunya pria yang dientotnya, ia merasakan kenikmatan yang luar biasa. Sangat berbeda dibandingkan ia ngentoti memek Widya, istrinya, atau perempuan-perempuan lain yang pernah dientotnya.

“Ohhhhh………..ahhhhhh…,” kedua pria muda ganteng itu mengerang menikmati penetrasi yang sedang mereka lakukan. Setelah kontol Tony terbenam seluruhnya, saat mereka nikmati sensasi penetrasi itu. Bongkahan pantat mereka bergerak-gerak dengan lembut. Mulut mereka saling berciuman dengan penuh kemesraan. Rasanya begitu nikmat. Waktu yang sempit membuat keduanya tak bisa berlama-lama seperti itu. Sesaat kemudian gerakan pantat keduanya menjadi liar. Keras dan menghentak-hentak. Berbalasan. Mendaki puncak birahi.

Sprey penutup ranjang tempat mereka memacu birahi, berantakan. Bantal yang disumpalkan Dennis dibawah selangkangannya sudah basah oleh keringat dan cairan precum dari lobang kencingnya. Tapi dua pria muda itu tak peduli. Mereka terus mereguk kenikmatan, berpacu keperkasaan dan kejantanan masing-masing.

“Hohhh.. hohhh.. hohhh… hohh.. godhhh..hhh.. hohh.. hoohhh….,” dengus Tony.

“Erghhh…engghhhh…ahhh…ahhh…ahhh…enghhh…enghhh..ahhh..,” erang Dennis.

Akhirnya pendakian cinta Tony berakhir juga. Dengan tubuh mengejang dan pantat menekan kuat ke buah pantat Dennis, Tony akhirnya meraih puncak kenikmatan. Pria muda itu menggeram, mendengus. Kulitnya yang putih bersih merah padam. Otot-ototnya mengencang. Semburan sperma dari lobang kencingnya membasahi rongga lobang pantat Dennis, membuat pria muda yang sedang dientotnya itu kelojotan. Dennis merasakan kenikmatan yang luar biasa. Saking nikmatnya, ia tak sanggup lagi untuk menahan orgasmenya.

“Ton, gue mau nyampe juga nih,” katanya. Tony segera merespon. Ia mencabut kontolnya dari lobang pantat Dennis. Kontolnya mengkilap berlumuran spermanya sendiri. Kemudian ia membalikkan tubuh Dennis. Setelah rekan kerjanya itu telentang ia langsung mengangkangkan paha putih mulus Dennis lebar-lebar. Tanpa sungkan, mulutnya melahap kontol Dennis. Tangannya mengocok-ngocok batang kontol Dennis yang gemuk dan panjang.

Dennis mengerang. Ia merasakan spermanya sudah bergerak memaksa untuk keluar. “Uhh.. uhh.. uhh.. uhhh.. uhh.. Tonyhhh… I’m cumming.. hhh….ahhh…,” erangnya. Tubuh kekarnya kelojotan. Tony sendiri tak menghiraukan peringatan Dennis itu. Ia terus asik menghisap kepala kontol Dennis sambil mengocok batang kontol yang berkedut-kedut itu. “Ohhh… ohhh… ohhh…..ohhhhhhh….” Crot. Crottt… crottt…. Crott… crot.

Sperma Dennis tumpah ruah dalam rongga mulut Tony. Tak ada sperma yang tumpah keluar dari mulut itu, karena Tony mengatupkan mulutnya rapat. Ia seperti tak rela satu tetes sperma Dennis tumpah keluar mulutnya.

Dennis terkulai lemas. Jemarinya membelai lembut rambut ikal Tony. Sementara Tony terus menunggu semburan sperma Dennis tuntas. Mulutnya masih mengatup rapat di batang kontol rekan kerjanya itu.

“Oh Tony…. Nikmat banget men..,” desah Dennis pelan. Matanya terpejam. Ia menikmati orgasmenya. Tony menyudahi katupan mulutnya di batang kontol Dennis. Dirasakannya tak ada lagi sperma yang menyembur. Wajahnya bergerak naik keatas dengan perlahan. Mulutnya dibukanya sedikit. Sperma kental Dennis berampur ludah menetes dari mulutnya. Dilumurinya sperma itu ke tubuh Dennis yang berkeringat. Mulai perut sampai dada bidang Dennis yang ditumbuhi bulu-bulu halus nan lebat. Pada putting susu Dennis, mulut Tony berputar-putar. Sperma Dennis dilumurinya secara merata di putting susu itu. Dennis menikmati perbuatan Tonny. Ia mendesah-desah.

Sebagian sperma Dennis masih menempel di mulut Tony. Putih dan kental. Mulut Tony bergerak ke atas. Menciumi leher Dennis hingga dagu dan pipi. Akhirnya tiba di bibir tipis Dennis yang dihiasi kumis tipis diatasnya. Mulut Tony langsung mengulum bibir itu. Dennis membalas. Kedua pria muda itu berbagi sperma dalam mulut mereka. Tak merasa jijik dan sungkan. Keduanya saling beradu lidah dan menghisap isi mulut masing-masing dengan tubuh Tony menindih tubuh Dennis. Mmm…

“Ahhh..,” desah Tony. Tindihannya pada tubuh Dennis dilepaskannya. Ia menggapai bungkus rokok yang tergeletak di lantai dekat ranjang. Kemudian dinyalakannya sebatang rokok. Setengah berbaring, bersandar pada tepi ranjang Tony menghisap rokoknya dengan nikmat. Asap rokok mengepul dari celah bibir dan lubang hidungnya. Dennis yang berbaring rapat disisinya memandangi rekan kerjanya yang ganteng itu. Tangannya membelai-belai dada bidang Tony yang berkeringat. “Lima menit lagi Ton,” katanya pelan. Tony mengangguk. Tersenyum manis pada pria muda yang tadi dientotnya itu.

“Kita bakalan telat Ton,” kata Dennis lagi.

“Gak papa. Telat dikit juga,” sahut Tony.

“Hehe. Lagian udah sering telat ya Ton,” kata Dennis. Tony tertawa juga. Dijawilnya hidung mancung Dennis dengan jarinya.

“Gak ngerokok Den?” tanya Tony.

“Boleh. Minta satu,” jawab Dennis. Ia bangkit dari telentangnya. Seperti Tony, iapun duduk setengah berbaring disamping rekan kerjanya itu. Setelah menyalakan rokok, iapun asik mengepulkan asap seperti Tony.

“Jangan buang abu rokok sembarangan,” kata Dennis mengingatkan Tony. Ia melihat rekan kerjanya itu dengan santai membuang abu rokok ke lantai.

“Hehe. Cuek. Entar malah gak ada kerjaan pegawai hotel sini kalo kamarnya gak dibikin kotor,” sahut Tony tertawa.

“Kesian lagi. Jangan ditambahin dong kerjanya. Dia juga udah repot kan ganti sprey yang udah kita buat basah dan kusut,” kata Dennis.

“Iya. Iya,” jawab Tony. Diambilnya asbak rokok yang juga tergeletak di lantai. Kemudian diletakkannya di atas ranjang. Abu rokokpun dibuangnya kesitu. Keduanya berpandangan. Dengan jahil mereka saling menghembuskan asap rokok ke wajah masing-masing, sembari tertawa-tawa seperti anak kecil.

“Udah ah. Mandi yok,” ajak Tony.

“Ayok,” jawab Dennis.

Tubuh telanjang keduanya berlarian ke kamar mandi. Berebutan untuk duluan mencapai shower yang cuma sebuah didalam kamar mandi itu. Keduanya membersihkan seluruh tubuh mereka dengan guyuran air dari shower. Saling menyabuni satu sama lain. Tony membantu Dennis membersihkan lobang pantatnya yang berlumuran sperma milik Tony. Jari telunjuk tangan kiri Tony merojok-rojok lobang pantat Dennis yang dipenuhi bulu-bulu halus nan lebat itu.

Usai mandi dan mengeringkan badan dengan handuk, keduanya segera berpakaian. Sama-sama menggenakan setelan kemeja lengan panjang dan celana panjang plus dasi yang melingkar di leher. Keduanya memang eksekutif muda yang mapan. Bekerja pada perusahaan swasta asing yang berkantor di jantung bisnis ibukota.

Setelah berpakaian rapi, Dennis merapikan juga sprey yang berantakan. Dibandingkan Tony, pria muda ini memang lebih peduli hal-hal yang menyangkut kebersihan dan kerapian seperti ini. Sedangkan Tony lebih cuek. Setelah Dennis beres, merapikan sprey dan mengembalikan bantal ke posisi semula, keduanya bersiap-siap meninggalkan kamar hotel tempat mereka memacu birahi tadi. Acara BBS alias Bobok Bobok Siang mereka sudah selesai. Dan sekarang harus bersegera kembali ke kantor. Melanjutkan rutinitas pekerjaan seperti biasa.

“Den, plastik yang tadi elo bawa mana?” tanya Tony pada rekan kerjanya itu saat mereka berjalan di lorong hotel meninggalkan kamar.

“Astaga! Iya gue lupa. Bentar Ton, gue ambil dulu,” sahut Dennis. Ia segera kembali ke kamar hotel. Tak lama ia sudah kembali dengan menenteng plastik kecil di tangannya.

“Udah beres? Gak ada yang ketinggalan lagi?” tanya Tony memastikan.

“Beres. Untung elo ingatin gue Ton. Kalo tadi kelupaan terpaksa deh kita ke supermarket lagi untuk membelinya,”

“Makanya, jadi orang jangan suka lupa,”

“Hehe. Makasih men. Ini barang penting memang. Kalo sempat gue gak bawa pulang si Nina bisa bakalan ngambek deh sama gue. Gak dapat jatah deh gue entar malem,” kata Dennis nyengir.

“Masih mau ngambil jatah lagi? Gak capek emang?” ledek Tony.

“Emang elo gak ngambil jatah?” balas Dennis ngeledek.

“Ngambil sih. Hehehe,” jawab Tony nyengir.

“Lagian juga tadikan elo yang ngambil jatah ke gue. Kan gue gak sempat. Makanya entar malem harus dibales. Ngambil jatah ke istri sendiri. Hehehe,”

“Hehehe. Hati-hati lo. Jangan terlalu keras. Entar kandungan istri elo bakal ambrol deh kena hajar elo,” kata Tony mengingatkan.

“Beres bos. Lagian kan ada elo. Kalo untuk yang keras-keras, kan gue bisa lampiasin ke elo,”

“Dasar maniak,”

“Samma,”

“Hehehe. Kandungan istri elo sehat?” tanya Tony saat mereka memasuki lift.

“Mudah-mudahan. Makanya dia selalu minta gue beliin susu kandungan kayak gini,” kata Dennis menunjukkan plastik kecil yang dibawanya. “Katanya supaya kandungannya sehat,” sambung Dennis.

“Jalan berapa bulan sih?” tanya Tony.

“Jalan lima,”

“Bentar lagi jadi Bapak dong elo,”

“Yoi men. Istri elo gimana?”

“Belum juga,”

“Sabarlah. Baru dua bulan kan elo kawin. Mudah-mudahan gak lama lagi, jadi deh. Gue doain,” kata Dennis.

“Thanks men,”

Lift yang bergerak turun akhirnya tiba di lobby hotel. Tony dan Dennis keluar dari lift bersama beberapa orang yang juga ada dalam lift tadi. Setelah menyerahkan kunci dan membayar sewa hotel, keduanya menuju lapangan parkir, tempat mobil Tony. Setelah itu mobil yang dikemudikan Tony itu, melaju meninggalkan hotel menuju kantor mereka kembali.

Tamat

###

47 Gay Erotic Stories from Rangga

Ada Yang Baru

Banyak yang mengirimkan imel ke gua. Selain ngajak berkenalan banyak yang menanyakan kenapa gua gak menulis lagi di MOTN. Menjawab pertanyaan itu dalam kesempatan ini gua mau sampaikan bahwa gua sedang merampungkan sekuel Petualangan Aji. Butuh waktu yang lumayan lama juga buat gua untuk merampungkan tulisan itu. Kenapa lama? Karena gua pengen sekuel ini berbeda dari kisah pertamanya

Aladin (01)

Zaman dahulu kala di Negeri Cina tinggallah seorang pemuda miskin Aladin namanya. Kemiskinannya membuat Aladin melakukan segala hal untuk menghidupi dirinya bersama dengan ibunya yang sudah tua renta. Kadangkala Aladin mengemis di pasar, menjadi kuli membantu para pedagang mengangkat barang dagangan mereka, dan juga mencuri. Sesungguhnya Aladin adalah pemuda yang baik. Kalau sangat tidak

Aladin (02)

“Pamanku benar-benar jahat,” batin Aladin. Ia terduduk sendiri merenungi nasibnya. Kini ia terkurung di dalam tanah bersama harta karun yang melimpah. Sementara sang paman meninggalkannya. Aladin memandangi harta karun di dalam kantong. Sebuah lampu yang terbuat dari emas tertangkap pandangannya. Aladin segera mengambil lampu itu. Ia berniat memindahkan api dari obornya ke sumbu lampu itu.

Aladin (03)

“Benar juga katamu itu Jafar. Wahai pemuda apakah tempat tinggalmu semegah istanaku ini?” tanya raja. “Tuanku, jika hamba memiliki tempat tinggal semegah tuanku, itu artinya hamba tidak menghormati tuanku raja. Namun demikian tempat tinggal hamba cukup megah tuanku. Tuanku raja dan Putri Jasmin hamba undang untuk melihat tempat tinggal hamba besok,” sahut Aladin mantap. Ibu Aladin dan Ali

Antara Mas Donny dan Justin

Cerita ini sangat berbeda dari cerita yang biasanya gue bikin. Bisa dibilang nyeleneh. Gak tau apa yang suka baca cerita di situs ini suka. Mas Donny ada-ada aja deh. Masak dia memintaku ngentot dengan si Justin, mahasiswa yang kos di rumah kami? Ngawur kan. Tapi aku juga ngawur. Kenapa? Karena aku mau aja melaksanakan apa yang disuruhnya itu. Gimana aku mau nolak? Habisnya ngentot itu enak

BBS Eksekutif Muda

“Beeeppppppp…………..,” “Beeeppppppp…………..,” “Beeeppppppp…………..,” Suara ponsel yang diset getar berulang-ulang berbunyi diatas meja. Tak ada yang menjawab. Suara erangan memenuhi ruangan kamar hotel yang tidak terlalu luas itu. Dua pria muda sedang sibuk memacu birahi diatas ranjang empuk yang berderak-deraj. “Oh… oh.. oh.. oh.. oh.. yeshh.. yesshh… oh… oh..,” “Hoh..hoshh..hohh..

Behind The Scenes

Prolog Ini cerita tentang Ananditya Tama. Lebih sering dipanggil Aditya. Umur 22 tahun, lulusan D3 Perhotelan dari sebuah Akademi Pariwisata di Jakarta. Anak kedua dari tiga orang bersaudara yang semuanya cowok. Ayah turunan Pakistan dan ibu Sunda asli. Ganteng sudah pasti. Kulit putih bersih, dengan postur tubuh proporsional. Ramping namun atletis. Tinggi 179 cm dan berat 65 kilogram. Sempat

Behind The Scenes, Part 2

Pengantar. Ternyata MOTN tidak memuat seluruh cerita yang saya submitted kemaren. Untuk membuat anda-anda tidak penasaran, ini kelanjutannya. “Mengapa tadi teman-teman gue bisa enjoy melakukannya ya?” tanya Aditya. “Mungkin mereka benar-benar bisa rileks. Sementara kamu tidak,” kata Martin. “Apa memang begitu Rhin?” tanya Aditya pada Rhino yang sedang berdiri menontonnya dari jarak yang

Cerita Remaja (3)

BAB II NAKALNYA MAMA ANDRE Minggu pagi yang cerah. Andre sarapan berdua saja dengan mamanya di rumah. Biasanya acara sarapan hari minggu mereka lakukan bertiga bersama dengan papanya. Soalnya di hari-hari lain, tidak ada kesempatan untuk mereka dapat sarapan bersama, apalagi makan siang bahkan makan malam. Kesibukan kedua orang tuanya, menyebabkan mereka hanya dapat berkumpul bersama di

Cerita Remaja (4)

Andre semakin mendekat ke pintu kamar yang terkuak itu. Ia longokkan kepalanya sedikit ke celah pintu yang terbuka itu. Serta merta mata Andre melotot melihat pemandangan di ruang kerja papanya itu. Diatas meja kerja papanya, dua manusia lain jenis dalam keadaan bugil sedang asik memacu birahi dengan penuh nafsu. Kedua manusia itu tiada lain tiada bukan adalah mamanya dan Mas Dharma sang

Cerita Remaja (5)

BAB III ANAK-ANAK BASKET Meskipun bukan anggota basket, tapi Calvin kini tak asing lagi dengan komunitas itu. Pergaulan anak-anak basket yang terkenal sangat eksklusif di SMU Dwi Warna dapat dimasuki olehnya. Ini semua berawal dari ajakan Andre untuk menyaksikan latihan basket di sekolah. Setelah mendengar cerita Andre tentang kedoyanan anak-anak basket pada memek cewek dan silit cowok

Dibooking Andre

Beginilah nasibku. Aku jelas-jelas bukan homo. Apalagi banci. Butuh uang untuk hidup membuatku terjebak dalam dunia pelacur waria kayak gini. Setiap hari pakai baju perempuan, nongkrong di pinggir jalan menanti laki-laki yang memiliki orientasi seksual menyimpang atau sekadar pengen coba-coba, membookingku. Si Misye, alias Misno, teman sekamar sekaligus seprofesiku jelas waria asli. Bencong

Enak Dibaca dan Nafsuin!

Ingat slogan majalah Tempo? Mudah-mudahan masih ada yang inget. Buat yang gak inget atau malah gak pernah denger sama sekali, nih gue kasih tau, slogannya adalah, “Enak dibaca dan perlu”. Nah, judul tulisan diatas adalah plesetan dari slogan ini. Gue bikin judul seperti itu karena tulisan berikut ini isinya mengulas judul tersebut. Kali ini gue gak menulis cerita seperti biasanya. Tulisan gue

Harry Fucker dan Ruang Ganti Rahasia (1)

Kereta api sihir yang berangkat dari peron 9 ½ di London akhirnya tiba di Hogwart. Suaranya desis kereta yang keras dan nyaring tak mampu mengalahkan nyaringnya celotehan para murid di tingkat kedua sekolah sihir itu. Bertemu kembali dengan teman sekamar di asrama rupanya membuat mereka tak sabar untuk saling bercerita tentang pengalaman liburan masing-masing. Harry tersenyum-senyum melihat

Kok Bisa Gitu Sih?

Namaku Dika. Aku mau cerita tentang kejadian yang pernah ku alami waktu aku duduk di kelas tiga SD dulu. Umurku belum sampai sepuluh tahun waktu itu. Jangan salah sangka dulu lho. Ini kejadian bukan tentang diriku. Tapi tentang orang yang sangat kuhormati. Aku adalah anak pertama dari papa dan mamaku yang asli turunan Sunda. Papaku, Dadang Sukmana, adalah seorang karyawan swasta di sebuah

Menjelang Pernikahan Mas Randy

"Ndre, abis sekolahan langsung balik ya, jangan kemana-mana lagi" pesan Nyonya Vera pada anaknya, Andre, yang masih duduk di kelas 3 SLTP melalui hand phone. "Kenapa emangnya Ma?" tanya Andre. "Thomas gak ada temennya tuh di rumah. Mama dan dan Tante Serly mau belanja untuk kebutuhan pesta Mas Randy nih," "Lho, kan ada Papa dan Om Darwin di rumah," sambung Andre lagi. "Papa dan Om

Menjelang Pernikahan Mas Randy (2)

Acara pemberkatan pernikahan Mas Randy akan dilangsungkan di gereja pukul sepuluh pagi ini. Andre melirik jam tangan yang melingkar di lengan kirinya, masih pukul delapan, tapi mamanya sudah sibuk menyuruhnya dan Thomas untuk bersiap-siap sejak pukul tujuh tadi. “Ayo jas hitamnya dipakai sekarang. Kalian kan pengiring pengantin prianya. Kalo gak siap-siap dari sekarang entar repot deh. Ayo dong,

Pandu dan Ricky dan Aku

“Bang, tolong jemput mereka sore ini ke bandara ya, soalnya mereka gak ngerti Jakarta tuh,” kata Dina, adik perempuanku semata wayang melalui telepon tadi pagi. Yang dimaksudnya dengan mereka itu adalah Pandu dan Ricky dua temannya waktu di SMU kemaren. kalo yang namanya Pandu bukan hanya sekadar teman buat Dina, adikku itu. denger-denger sih mereka pacaran sampai sekarang. Makanya Dina jadi

Pangeran Tidur

Pada zaman dahulu kala tersebutlah sebuah negeri bernama Antah Berada Dimana. Negeri yang makmur dan damai, diperintah oleh seorang raja muda gagah perkasa didampingi oleh permaisurinya yang cantik jelita. Sang raja memerintah dengan penuh keadilan dan bijaksana. Sedemikian makmur dan damainya negeri itu, hingga batangan emas yang tergeletak di tepi jalan pun tak ada yang mengambilnya.

Pangeran Tidur, Part 2

Pengantar. MOTN lagi ngadat ya, gak bisa memuat seluruh cerita saya. Ini lanjutannya supaya elo gak penasaran. “Siapa engkau?!” tanya Pangeran William. Ia sangat terkejut melihat perubahan gadis cantik yang tadi ditolongnya menjadi seorang laki-laki tampan bertubuh kekar dengan busana transparan yang memamerkan keperkasaan tubuhnya. “Aku adalah seorang peri. Aku tadi sengaja untuk

Pesta Bujangan Untuk Randy

Cerita ini adalah Prequel dari cerita Menjelang Pernikahan Mas Randy. Sepulang dari kantornya di bilangan Sudirman, Randy menyempatkan menjemput Tania, calon istrinya, yang bekerja di kawasan Kuningan. Mereka memang janjian untuk ke club kebugaran sepulang kerja. Melatih otot-otot tubuh sambil menantikan kemacetan di jalanan Jakarta usai. Keduanya memang rajin ke club kebugaran. Karenanya

Petualangan Aji 2, Part 1

1 Akhir April 1998. Suntuk! Semua tugas kuliahku yang sebarek-abrek belum satupun kukerjakan. Aku betul-betul disibukkan dengan segala macam aksi demonstrasi seiring dengan situasi politik yang semakin memanas sejak krisis moneter melanda Indonesia Juli 1997 lalu. Sebagai aktivis mahasiswa tentu saja tak pernah kulewatkan berbagai aksi turun ke jalan yang kami lakukan. Aksi-aksi ini telah

Petualangan Aji 2, Part 15

25 “Kami akan melaporkan perbuatan kalian ini!” kata Romi tegas. Suaranya tetap pelan. Matanya tak lepas menatap batang kami bergantian, pun anggota regunya itu. “Jangan Mas,” kataku memohon. Bram dan Irfan ketakutan. “Kami bersedia memberikan apa saja yang Mas minta asal jangan melaporkan hal ini,” aku segera berjalan menuju celana panjangku. Mencari dompetku. Setelah ketemu segera

Petualangan Aji 2, Part 16

26 “Ndri, giliran kamu,” kata Romi, tangaannya menarik resleting celananya ke atas. Romi kini sudah berpakaian rapi kembali. Sementara Andri kulihat segera melepaskan seluruh pakaian yang dikenakannya belum lagi kata-kata Romi usai seluruhnya. Dia benar-benar sudah tidak sabar menunggu giliran rupanya. Kami bertiga berdiri telanjang bulat memandangi Andri yang kini sudah bugil total di hadapan

Petualangan Aji 2, Part 17

27 Hampir pukul 3 dini hari ketika kami menyelesaikan persenggamaan itu. Setelah menggenakan pakaian, kami berlima kembali ke tempat masing-masing. Romi dan Andri kembali ke pos jaganya. Sedangkan aku, Bram dan Irfan kembali ke lobby. “Kapan-kapan kita ulangi lagi ya,” kata Romi saat kami berpisah. “Boleh Mas,” jawab kami bertiga serempak. Cengiran mesum terbentuk di bibir kami. Andri juga

Petualangan Aji 2, Part 18

29 Kedua tanganku mencengkeram bongkahan pantat Zaki dengan erat. Kepalaku bergerak-gerak, kadang maju mundur kadang berputar-putar tepat di depan selangkangan Zaki. Batang kontol besar dan panjang milik Zaki, keluar masuk mulutku. Pipiku mengempot menyedot-nyedot batang itu. Batangnya tidak bisa kumasukkan kedalam mulutku seluruhnya. Meski sudah kupaksakan, hanya sekitar ¾ nya saja yang bisa

Petualangan Aji 2, Part 19

31 “Capek Zak?” bisikku lembut di telinga Zaki. Ia masih menelungkup diatasku. “Iyah,” jawabnya pelan. “Puas?” tanyaku lagi. “Iya Ji, gak nyangka kalo ngentot dengan kamu enak banget,” “O ya?” “Iyah, tau enaknya kayak gini, sejak kemaren-kemaren aku udah ngajak ngentot dengan kamu,” katanya. Bibirku diciumnya. Kubalas ciumannya. Kami berciuman dengan buas. Saling melumat. Sambil

Petualangan Aji 2, Part 2

3 Didepan kami kini terpampang adegan oral sex yang dilakukan oleh sang cewek kepada sang cowok. Mulut kedua cewek itu begitu lihai menyelomoti kontol sang cowok. Kudengar sang cowok mulai mengerang-erang keenakan. Selanjutnya dengan posisi doggy style menghadap ke penonton sang cowok mengentot sang cewek. Rintihan, erangan, desah nafas mereka memenuhi ruangan. Sambil mengentot begitu sang

Petualangan Aji 2, Part 20

33 Epilog Pagi Hari di awal bulan Januari 2003. Aku sedang asik menonton berita di Liputan 6 Pagi, sambil minum kopi dan makan roti berselai coklat. Hampir lima tahun sejak jatuhnya Suharto, 21 Mei 1998 lalu, kembali mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa besar. Meskipun belum sebesar Tahun 1998 itu. Unjuk rasa yang kini dilakukan oleh junior-juniorku ini, mengingatkanku akan masa-masa indah

Petualangan Aji 2, Part 3

6 Pukul satu siang aku kembali ngumpul dengan teman-temanku sesama aktivis mahasiswa yang disebut Zaki kelompok nasionalis itu. Kami berkumpul di salah satu ruangan kampus. Kami akan mematangkan rencana acara orasi politik yang telah kami audiensikan dengan Dekan tadi pagi. Ketika aku datang seluruh anggota tim sukses acara telah hadir dan sedang serius membicarakan sesuatu. Aku segera duduk di

Petualangan Aji 2, Part 4

9 Hampir setengah jam aku bermain-main di lobang kenikmatan Bram. Berbagai jurus sudah kukeluarkan. Menjilat, menghisap, menyedot, menyelip-nyelipkan lidahku ke lobangnya yang sempit bahkan menyodok-nyodokkan jariku disana. Bram benar-benar keenakan dengan aksiku. Pantatnya bergoyang-goyang dan sekali-kali menekan mukaku. Kontolnya sudah tegak penuh dalam genggaman tanganku yang tak pernah

Petualangan Aji 2, Part 5

11 Pukul 7 pagi. Bunyi nyaring jam beker membangunkanku. Ahhhhh......aku menggeliat dengan tubuh telanjang bulat di tempat tidur. Aku memang suka tidur tanpa menggenakan busana selembar pun. Rasanya bebas. Ahhhh........kembali aku menggeliat, badanku terasa segar pagi ini. Tidur nyenyak mengembalikan staminaku yang semalam terkuras akibat “perang tanding” dengan Bram. Hehe. Dengan kontol

Petualangan Aji 2, Part 6

13 Tengah hari. “Kenapa sih kamu itu kalo kencing gak mau jongkok Ji?” sebuah suara yang sangat kukenal menegurku dari belakang. Suara Zaki. Aku menoleh padanya. Saat itu aku sedang kencing berdiri di kamar mandi. Tanganku menggenggam batang kontolku yang sedang mengeluarkan air kencing di water closet. “Eh, kamu Zak,” aku hanya nyengir mendengar komentarnya. Dia memang tak pernah bosan

Petualangan Aji 2, Part 7

15 “Ärghhhhhhhhh........” aku melenguh keras diatas tubuh telanjang Mas Doni yang berbaring telentang dibawahku. Kedua pahanya terkuak lebar mengangkang. Baru saja kusemburkan spermaku ke dalam lobang pantatnya yang empuk dan penuh dengan bulu-bulu halus. Setelah pembicaraan yang cukup mengagetkan tentang kakak beradik ini, kusenggamai Mas Doni dengan berbagai gaya. Mulai dari gaya duduk,

Petualangan Aji 2, Part 8

16 “Mashhh, Mashh......aku pengen keluarhhhhh,” desah Jono. Tubuhnya mulai menggeletar. Dibawah sana Mas Doni sedang asik bersilat lidah dengan batang kontolnya. Berbagai jurus oral yang diketahui Mas Doni sudah dipraktekkannya menyerang titik-titik kelemahan batang Jono. Sementara dari atas aku terus menggempur dada dan puting susunya. Rupanya Jono sudah tak mampu bertahan lagi akibat serangan

Petualangan Aji 2, Part 9

18 Pekan-pekan pertama di bulan Mei 1998. Tit, tit. Suara klakson mobilku mengagetkan Sony yang sedang duduk serius menonton televisi di ruang satpam. Saking seriusnya menonton dia tidak menyadari kalau aku sudah mengamatinya hampir dua menit dari jendela mobilku. Satpam satu ini gak kalah menarik dibanding si Jono. Kapan ya kurealisasikan rencanaku ngerjain dia seperti si Jono. Hehe. “Eh,

Petualangan Aji 2, Part10

19 Dengan perlahan kulepaskan kancing baju koko Ferdinand satu persatu. Dipejamkannya matanya, tak berani memandangku. Berdua kami berdiri berhadapan. Tubuhku sudah telanjang bulat sejak tadi dengan kontol mengacung tegak. Kami berada dalam kamarnya yang tidak terlalu luas dibandingkan dengan kamarku. Setelah mendengar pengakuannya yang diringi sedu sedan, kupacu mobilku menuju rumahnya. Dalam

Petualangan Aji 2, Part11

21 Pertengahan bulan Mei 1998. Jakarta rusuh. Pemicunya adalah kematian empat mahasiswa Trisakti saat unjuk rasa. Sayang sekali, keempatnya masih muda. Masyarakat marah. Masyarakat muak. Penjarahan dimana-mana. Kebencian pada etnis Cina menjalar. Toko-toko milik si mata sipit diserbu masyarakat. Barang-barang diambili. Beberapa gedung dibakar oleh massa yang marah. Papan bertuliskan “Milik

Petualangan Aji 2, Part12

Akhirnya aku baru tiba di kampus pukul 9 malam. Segera aku menemui teman-temanku di salah satu ruangan kampus, base camp kelompok kami. Aku hanya nyengir ketika teman-teman nasionalisku “marah-marah” padaku. Terutama si Yuda sang ketua. Katanya aku tidak tepat janji. Brifing untuk persiapan aksi besok sudah usai sejak satu jam yang lalu. Mau apalagi, kudengarkan saja “kemarahan” mereka, memang

Petualangan Aji 2, Part13

22 19 Mei 1998. Aksi kemaren sore benar-benar seru. Setelah didatangi dan didesak terus menerus oleh mahasiswa, akhirnya, pimpinan DPR dikomandani Harmoko mengeluarkan pernyataan yang mengagetkan. Mereka menyerukan kepada Suharto agar secara legowo mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden. Meskipun pernyataan itu terasa menggelikan, karena sebelumnya Harmokolah orang yang paling

Petualangan Aji 2, Part14

24 Subuh, 20 Mei 1998. Seharusnya hari ini ada acara di Monas. Peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang digagas oleh Amien Rais. Puluhan ribu mahasiswa dan masyarakat sudah siap untuk menghadiri acara itu. Perkembangan politik yang semakin memanas, memaksa Amien Rais untuk membatalkan acara. Desas-desus yang terdengar di kalangan mahasiswa adalah, bila acara tersebut tetap dilaksanakan,

Pondok Jejaka

Satu Usaha keras Yuda selama ini akhirnya membuahkan hasil juga. Dengan wajah sumringah ia menunjukkan namanya yang mejeng diantara nama-nama lain yang dinyatakan lulus SPMB pada kedua orang tuanya. Di Fakultas Teknik Elektro salah satu universitas negeri favorit di Depok. “Yuda lulus ma, pa,” katanya pada kedua orang tuanya. “Anak mama memang pinter deh,” sahut sang mama sambil

Seleksi Tim Volly

Daripada setiap hari sabtu dan minggu molor di kos-kosan karena gak ada kegiatan perkuliahan, Indra akhirnya mutusin ikut dalam club volly yang ada dikampusnya. Kebetulan semester ini ada rekrutmen anggota baru. Semester lalu Indra memang mutusin untuk full kegiatan akademik karena masa itu awal ia kuliah setelah lulus SMU. Saat itu ia tak ingin diganggu dengan segala tetek bengek selain kegiatan

Sepenggal Kisah Dari Gomorah, 2

Menjelang tengah hari, kami tiba di Kota Gomorah. Dari celah sedekup aku mengintip ke luar. Seperti yang pernah di ceritakan oleh Noakh padaku, Gomorah memang sangat ramai. Kata Noakh, sama ramainya dengan Kota Sodom. Sejak kecil, aku memang belum pernah keluar dari desaku. Mendengar cerita Noakh tentang dua kota itu, membuatku punya keinginan untuk mengunjunginya. Namun bukan kunjungan seperti

Sepenggal Kisah Dari Gomorah, Part 3

Tiga batang kontol yang semuanya berukuran besar, milik Habel, Moab, dan Kenan mengacung tegak di depan mukaku. Setelah berhasil membuatku orgasme tadi, kini mereka menyuruhku untuk menghisap batang kontol milik mereka bergantian. “Aku tak pernah melakukannya. Aku tak bisa, aku tak mau” tolakku. Tiba-tiba aku teringat pada kekasihku. “Mulai sekarang, kau harus membiasakan diri melakukan hal

Sepenggal Kisah Dari Gomorah, Part 4

Enokh tidak jadi memperjakaiku malam itu. Ia hanya memintaku untuk mengoral kontolnya hingga orgasme. Aku sangat bersyukur, malam itu keperjakaanku tak perlu terenggut. Sambil melepas lelah seusai orgasmenya tuntas, dia bercerita tentang ketujuh putranya yang diperolehnya dari tiga orang istrinya padaku. Aku mendengarkan saja. Dia mengatakan padaku, bahwa keperjakaanku akan diserahkannya pada

Simpanan Mama

Mamaku itu emang hebat. Diusianya yang sudah kepala lima dia masih tetap cantik dan sexy. Di pekerjaanpun ia tetap paten. Karirnya melesat terus. Jabatannya kini sudah wakil direktur di perusahaan tempatnya bekerja. Karena hidup dengan mama sejahtera, maka aku memilih untuk tinggal bersamanya sejak ia bercerai dengan papaku setahun yang lalu. Papaku yang cuma bekerja sebagai pegawai rendahan,

###

Web-01: vampire_2.0.3.07
_stories_story