Gay Erotic Stories

Otto adalah nama Eropa,mungkin nama orang Belanda atau nama Jerman. Dikenal nama Otto von Bismarck, seorang panglima [mungkin Jenderal] Jerman dimasa Perang Dunia.Bismarck antara lain sempat masuk Afrika Barat dan berhasil menguasai Afrika Barat Daya yang kelak menjadi negara merdeka : Namibia.

Di Indonesia dikenal juga nama Otto Iskandar Dinata yang diangkat sebagai Pahlawan Nasional dan namanya diabadikan jadi nama suatu jalan raya di Jakarta.Dikenal juga nama Otto Sumarwoto,ahli lingkungan hidup.Ada juga Otto Maulana, seorang dokter spesialis kulit dan kelamin.

Pada saat cerita cabul ini ditulis, sudah jarang sekali ada orang Indonesia yang diberi nama atau menggunakan nama Otto,salah satunya adalah Otto, nama seorang Satpam yang bekerja di kantorku.

Seperti halnya aku sendiri,Otto juga orang baru di kantorku.Aku masuk duluan, barulah Otto yang menyusul jadi Satpam.

Ketika pertama kali Otto mulai bekerja, ia sudah menarik perhatianku. Bagaimana tidak, Otto ada lah seorang pemuda tampan.Kulitnya yang berwarna coklat membuat Otto jadi terkesan semakin sexy!

Aku tidak malu-malu mengakui,bahwa tiap kali aku jumpa Otto, kontolku ngaceng, tegang terangsang. Akibatnya aku harus ngeloco untuk mengurangi rasa tegang dan nikmat di kontolku itu.Otto juga jadi fantasiku jika aku sedang ingin ngeloco!Meskipun begitu pada mulanya aku belum kenal dengan Otto, aku hanya kenal nama. Itu pun karena aku sempat membaca namanya yang tertera di pakaian seragam Satpam-nya. Karena itu pada awalnya aku berpikir keras untuk mendapatkan jalan yang elegan untuk dapat berkenalan, bergaul, dan berteman dengan Otto. Syukur-syukur aku bisa merasakan nikmatnya ngentot atau dientot oleh "Otto-ku" itu. Atau boleh juga aku sekedar mengisap kontolnya, pasti nikmat!!

Pada suatu hari aku jumpa Otto di lift,entah mau kemana dia. Ketika itu aku hanya berduaan saja dengan Otto oleh karena itu aku tidak mau menyia-nyiakan "kesempatan emas" itu untuk berkenalan dengan Otto. Maka aku pun segera menyapanya :

"Sedang jaga Mas?", Otto tersenyum dan menjawab : "Iya Pak, jaga pagi sampai sore".

Aku amat terkesan dengan wajahnya yang tampan, dan juga suaranya yang sexy,dan tubuhnya yang ketat, atletis, dan berotot. Otto memang tampan! Hampir saja aku salah tingkah.Untunglah saat itu aku masih mampu mengendalikan diriku dan nafsuku yang membara.

Sejak jumpa di lift itu aku selalu menyapa Otto jika bertemu dan lama-kelamaan Otto lah yang menyapa aku tiap kali berjumpa. Setiap aku jumpa Otto terbersit rasa bahagia dan bersyukur bahwa aku diberi kesempatan oleh Sang Pencipta untuk jumpa dengan lelaki yang sedemikian indahnya!

Rambutnya dipotong agak pendek tapi masih cukup tebal untuk menampakkan gelombang rambutnya yang indah. Lengannya kekar dan atletis membangkitkan keinginanku untuk memeluk dan menciuminya serta untuk "memeriksa" pola pertumbuhan bulu-keteknya. Suatu kali aku jumpa Otto ketika dia akan pulang setelah selesai piket. Dia mengenakan baju kaos hitam sehingga tonjolan otot-otot dadanya tampak nyata,begitu pula perutnya yang rata. Sementara itu otot lengannya yang kekar tampak bermakna!.

Ingin rasanya aku membenamkan wajahku di belahan dada Otto yang bidang itu.Ketika itu aku berdiri cukup dekat dengan Otto dan aku dapat mencium harumnya parfum Etienne Aigner dari tubuh Otto - Sang Satpam itu. Tidak heran sejak itu aku makin tergila-gila pada Otto dan aku jadi terloco-loco [maunya ngeloco saja sambil berfantasi tentang Otto].

Dengan menggunakan camera HP-ku aku mencuri-curi mengambil foto Otto dari berbagai angel [sudut]. Setelah aku memiliki foto-foto Otto maka ngeloco [onani] sambil memandangi foto-foto Otto makin terasa nikmat, menggila [damn good] dan menyurga [heavenly].Ta'i!

OTTO AKU "BAWA" PULANG

Pada suatu hari aku sempat ngobrol agak lama dengan Otto.Dari obrolan itu aku jadi tahu bahwa nama lengkap Otto adalah : "Otto Feriansyah". Ternyata Otto sedang kuliah di suatu universitas swasta. Kuliahnya hanya seminggu dua kali, hari Sabtu dan Minggu.

Saat cerita ini ditulis, aku dengar di Jakarta banyak universitas swasta yang menawarkan suatu program eksekutif untuk mahasiswa yang sudah bekerja.Kuliahnya pada hari libur.Meskipun tentu saja mutu pendidikannya tidak bisa dijamin.Orang sering berolok-olok bahwa status universitas macam itu bukan "terdaftar" atau "diakui" oleh Pemerintah, melainkan satusnya : "terdengar" atau "diridhoi"..

Waktu ngobrol dengan Otto, seperti biasa [kalau aku akan memangsa laki-laki], aku mengajak Otto untuk datang dan main di apartemenku. Alasanku untuk sekedar ngobrol-ngobrol atau menemani aku atau bantu menjaga rumahku sewaktu aku ke luar kota.

Dasar hokkie-ku sedang bagus,sore itu Otto tidak piket dan dia bersedia datang ke apartemenku. Semula Otto akan pulang dulu ke rumahnya untuk mandi.Tapi aku larang,aku katakan langsung saja ikut dengan aku sepulang dari kantor sore itu.

Hari itu Otto baru selesai piket jam 18:00, tapi aku tidak keberatan menunggui cowok seganteng Otto.Kalau perlu,sampai pagipun aku siap menunggu demi Otto-ku yang amat menawan itu.

Demikianlah sore itu Otto ikut pulang dengan aku. Seperti biasa jika pulang kantor, Otto mengganti baju seragamnya dengan baju biasa.Waktu itu Otto mengenakan baju kota-kotak biru dan seperti biasa aku mencium bau harum parfum Etienne Aigner dari tubuh Otto.

Aku mengajak Otto makan malam dulu di sebuah hotel bintang lima. Aku merasa amat bahagia bisa jalan dan makan bareng Otto. Aku merasa sedang berpacaran dengan Otto - Sang Satpam ganteng itu. Otto makan dengan lahap, mungkin dia lapar. Aku senang melihat Otto makan dengan lahap, aku jadi merasa telah membahagiakan Otto. Selesai makan malam kami langsung ke apartemen. Di mobil aku sudah minta Otto agar malan itu menginap saja di apartemenku.Tanpa malu-malu aku mengatakan bahwa aku kesepian dan aku perlu teman. Kebetulan hari itu pembantuku minta izin pulang kampung selama dua hari. Otto mengatakan bahwa dia tidak bawa baju ganti.Untuk mengatasi alasan ini aku membawa Otto singgah di suatu mall untuk membeli pakaian ganti. Aku dan Otto memilih 3 stel baju lengkap dengan pakaian dalam. Otto agak risih juga,tapi aku meyakinkan bahwa hal itu bukan masalah dan Otto tenang-tenang saja.Tentu saja dengan senang hati aku membayari semua pakaian itu. Jangankan hanya membayari pakaian, sedangkan nyawaku pun akan aku serahkan untuk Otto jika diminta. Begitu -lah aku berkhayal gila-gilaan.

Demikianlah, setibanya di apartemenku aku ajak Otto masuk kamar.Di kamar tidurku,ada kamar mandi dan WC. Uniknya kamar mandi-WC itu berdinding kaca.Dinding itu juga bisa digeser-geser sehingga praktis kamar mandi itu tidak berdinding.

Supaya Otto tidak malu-malu kucing, aku "memberi contoh" dengan melepaskan seluruh pakianku dan mandi telanjang bulat.Lalu aku juga mengeringkan badan dengan handuk bertelanjang bulat sambil mempersilah-kan Otto mandi. Tentu saja Otto juga jadi tidak malu-malu lagi melepaskan pakaiannya untuk mandi telanjang bulat,sementara aku berada di situ. Aku sudah menyiapkan sabun wangi, sikat gigi, dan pasta gigi untuk Otto,juga handuk yang bersih.

Diam-diam aku memperhatikan Otto dan Otto memang lelaki yang indah. Dalam ketelanjangannya yang sempurna,aku dapat melihat tubuhnya yang atletis ketat berotot dengan kontol yang besar disunat ketat [high and tight].Di bawah batang kontolnya yang besar bergantung sepasang biji-peler yang membulat dengan ukuran yang serasi dengan ukuran kontolnya itu. Kontolnya yang besar dan tersunat ketat itu dilatar-belakangi dengan jembutnya yang hitam,tebal, lebat dan tumbuh luas.Perutnya rata dan bertonjolan otot membentuk six-packs. Kedua belahan dadanya amat menonjol ke depan dihiasi oleh sepasang puting susu yang ketat,tegang, dan melenting! Indah dan jantan sekali tampaknya. Di bawah lengannya yang kekar itu di bagian ketiak-nya terbersit bulu-keteknya yang hitam dan juga tumbuh sekedarnya sebagai bukti kedewasaan dan kejantanannya yang sempurna!

HUBUNGAN SEX DENGAN OTTO

Selesai mandi aku tidak berpakaian melainkan aku mengenakan sarung tipis tanpa celana-dalam dan tanpa baju [telanjang dada].

Jika aku tidur bareng orang yang baru aku kenal, maka aku memakai sarung tipis tanpa celana-dalam dan tanpa baju.Terkadang aku mengenakan jas-kamar[tanpa celana dalam] atau hanya mengenakan kancut yang minim saja,sehingga aku dapat merasa seperti bertelanjang bulat saja.

Ketika Otto selesai mandi, aku masuk kamar mandi untuk "membantunya" mengeringkan badan dengan handuk.Mula-mula Otto agak canggung,apa lagi dia dalam keadaan telanjang bulat. Tapi aku bersikap seakan-akan apa yang aku lakukan itu hal yang biasa-biasa saja, sehingga Otto kemudian tampak tidak merasa risih atau canggung.Sambil membantu mengeringkan tubuh-indah Otto yang bertelanjang bulat itu aku menikmati kedekatan fisikku dengan Otto yang aku puja dan aku kagumi itu!

Selesai Otto mengeringkan badan, aku memakaikan sarung. Dengan begitu, aku dan Otto mengenakan sarung tanpa celana-dalam dan tanpa baju. Aku katakan pada Otto :

"Malam ini hawanya agak panas".Otto menurut saja, dan dia mengeratkan sarung di bagian pinggangnya. Ketika itu aku dapat memandang dada Otto yang indah, bagian atas perutnya yang rata,dan lengan-nya yang kekar.Agh! Indah sekali!

Kamar tidurku sengaja tidak aku pasang AC, karena aku sering merasa kedinginan dengan AC. Apalagi aku biasanya tidur telanjang-bulat sesuai dengan prinsip-prinsip Yoga ["Tidur Yoga"].

Sebagai gantinya aku selalu membuka pintu balkon dan juga jendela kamar lebar-lebar sehingga angin malam yang sejuk dapat leluasa mengalir ke dalam kamar.Karena letak apartemenku di lantai-10,maka nyamuk tidak bisa terbang menjangkau kamarku.

Otto aku persilahkan tidur bersamaku di satu tempat tidur double itu.Aku mulai menyalakan TV untuk mencairkan suasana yang masih aku rasakan kaku di pihak Otto.

Aku pura-pura mengajak Otto ngobrol.Padahal hati-ku gundah dan galau berbaring di samping cowok yang indah dan kelaki-lakian itu.Jantungku terasa berdebar keras,darahku jadi terasa berdesir-desir dan kontolku mengeras ngaceng.Kedua puting susuku terasa ketat,tegang,melenting,kencang dan nikmat. Diam-diam aku mulai mengelus-ngelus puting susuku dengan jemariku untuk menambah rasa nikmat di badanku, di kontolku,di tetekku, dan di otakku! Akhirnya gairah berahiku tidak tertahan lagi dan aku membalikkan badan kearah Otto.Lalu aku peluk tubuh Otto,aku masih sempat mendengar kata-kata Otto :

"Jangan Mas. Kita sama-sama laki-laki"

Tapi aku tidak peduli! Bibir dan mulut Otto aku lumat dengan bibirku,sehingga dia tidak bisa ber-kata apa-apa lagi.Lenganku yang kekar berotot dan terlatih angkat besi serta terlatih dengan jurus-jurus karate,mencekal lengan Otto agar dia tidak berontak.Aku sudah biasa "memperlakukan" lelaki seperti itu!

Kemesraan,kehangatan, dan kelembutan seksual aku kombinasi dengan pemaksaan dan kekerasan.Bagiku, [lelaki yang penikmat sejenis] memang kenikmatan bagian tubuh partner sejenis harus direbut dengan paksa. Lelaki yang aku inginkan harus aku takluk -kan dulu. Supaya dia mau menurut dan terpaksa harus "bekerjasama".

Tidak jarang aku mempersiapkan borgol,rantai, dan sumbat-mulut[untuk me-restrain] jika aku berniat akan menikmati tubuh seorang lelaki di tempat tidur.

Persetubuhan sejenis terasa lebih nikmat jika aku dapatkan melalui pemaksaan,,pemerkosaan,dan juga kekerasan.Terasa lebih nikmat lagi jika didahului pergumulan, apalagi jika didahului perkelahian sungguhan!Tubuh lelaki yang berkeringat karena berusaha keras untuk melawan dan mempertahankan kehormatan dan kelaki-lakian terasa makin nikmat untuk diperkosa.Bau parfum bercampur bau keringat laki-laki sungguh mencipta-an berahi yang luar-biasa dalam diri dan otakku!

Otto hanya sebentar melawan,setelah itu dia mulai menurut saja ketika dia aku apa-apakan.Sarungnya, sudah melorot ke bagian bawah kontolnya sampai ke paha,begitu juga sarungku dari tadi sudah ter-jela-jela di pergelangan kakiku. Praktis kami berdua sudah telanjang bulat.

Aku nikmati tubuh Otto dengan sepuas-puas nafsu-ku.Mulutnya aku isap, aku sedot sampai berbunyi-bunyi:Ceeeept,Ceeeept,Ceeeept.Lehernya aku ciumi dan puting susunya aku gerayangi lalu aku jilati.

Ketiaknya yang berambut dan basah oleh keringat itu aku sodok-sodok dengan jemariku.Tubuh Otto yang Satpam dan mulai berkeringat itu aku jilati terasa asin di lidah tapi nikmat di otakku. Roh-ku seakan terbang ke Firdaus - Surga Darussalam. Nyawaku seakan moksa ke Nirwana dan aku seperti telah mencapai tingkat Boddisatwa yang memasuki kesunyataan mulia. Indah dan nikmat sekali! Aku sekan mencapai ectase [kenikmatan rohani].

Aku menyempurnakan kenikmatan surgawiku dengan "menurunkan" mulut dan lidahku kebawah,ke puncak syahwat tertinggi, untuk mengisap dan menjilati kontolnya! Kontol lelaki yang aku puja dan aku dambakan sejak lama.Otto Feriansyah,Sang Satpam Perusahaanku - lelaki yang terhebat dan terjantan di dunia! Setidak-tidaknya - duniaku!

Otto masih pasrah saja ketika kontolnya aku isap dengan rakus. Dia menggelinjang ketika silitnya [lobang pantat] dengan kasar aku sodok dengan jari telunjukku.Sambil terus mengisap kontolnya, kedua tanganku yang kekar memegangi pinggulnya kiri-kanan dan agak menekannya, sehingga Otto merasakan kenikmatan yang makin menggila dan dia berkata, nadanya seperti orang khawatir :

"Mas, saya mau keluar...!!", maksudnya pejuhnya sudah akan segera muncrat keluar dari lobang kencingya yang sudah mulai menganga dan sudah mulai membasah oleh cairan mazie [pre-cum] itu!

Aku terus mengisap dan mempercepat isapanku di kontolya : sedot,sedot,sedot,sedot,dan tiba-tiba aku merasakan tubuh Otto mengejang dan kemudian : CROOOOOOOOOOOOOT! CROOOOOOOOOOT! CROOOOOOOOOOOT! ...pejuh Otto muncrat keluar, keluar, keluar,dan keluar seakan tak akan ada habis-habis meloncat-loncat dari lobang kencingnya bagai lava kawah gunung berapi yang sedang erupsi [meletus].

Aku menikmati pemandangan pemancaran pejuh Otto yang tampak jantan dan kelaki-lakian itu, tetapi kemudian pejuh yang keluar itu aku hirup dengan mulutku untuk mengantarkan aku ke Surga yang lebih tinggi lagi dari Surga Firdaus ..jika ada!

Sambil mengisap dan menjilati sisa-sisa pejuh Otto aku menggesek-gesekkan kontolku yang sudah ngaceng memerah-ungu ke seprei tempat tidur yang kesat itu dan tidak lama kemudian pejuhku pun muncrat:CROOOOOOOOOOOOOOOOT! CROOOOOOOOOOOOOOOOT! CROOOOOOOOOOOOOOOOT!..untuk menyempurnakan puncak syahwatku!Aku merasa nikmat,lampias dan puas!

Aku bukan tidak ingin menyodomi silit[bool] Otto, tetapi aku merasa keterlaluan kalau aku memaksa-kan kehendakku memperkosa lobang pantat Otto. Sebab,walaupun aku melakukan hubungan sex dengan Otto secara paksa,tapi pada dasarnya aku sayang dan cinta pada Otto - Satpam yang tampan dan menawan itu! Oleh karena itulah aku memutuskan untuk memuaskan syahwatku pada seprei saja.Tentu saja seprei-ku itu jadi berlepetan ceceran pejuh dan kamar itu jadi semerbak bau pejuh. Tetapi justru hal itu membuat suasana kamarku itu jadi terasa tambah jantan dan kelaki-lakian! Karena pada dasarnya pejuh adalah lambang kejantanan dan syahwat laki -laki!Pejuhku meninggalkan noda [vlek] di seprei yang putih bersih. Tapi aku melihatnya sebagai sesuatu yang indah, lambang cinta dan syahwatku pada Otto.Apalagi di bagian lain dari seprei itu aku juga melihat ceceran pejuh Otto. Aku akan menyimpan seprei bersejarah itu dan aku tidak akan mencucinya! Ceceran pejuh kami akan menjadi lambang persatuan tubuh dan jiwa kelaki-lakian kami berdua!

Selesai main sex, aku menarik lengan Otto yang kekar dan memeluknya di dadaku yang masih saja telanjang.Otto terbaring, terlentang, telanjang bulat.Dia sudah tertidur pulas, agaknya keluarnya pejuh membuatnya mengantuk.Aku memiringkan tubuh-ku untuk menikmati pemandangan indah tubuh Otto yang telanjang-bulat itu. Kontolnya yang besar, tampak tidak menegang lagi, tapi masih terkesan perkasa dan jantan! Otto memang lelaki hebat!Aku cinta padanya!

Aku bangkit untuk mengunci pintu kamar tidur itu dan menyembunyikan kunci. Aku takut kalau besok pagi Otto kabur tanpa pamit,karena dia baru sadar bahwa dia telah melakukan hubungan sex sejenis.

Aku ingin semuanya berjalan baik dan berakhir baik.Aku tidak mau kehilangan Otto. Otto-ku yang amat sangat aku cintai!Terutama tubuh dan kontol-nya tentu! Ta'i!

MENCICIPI KERINGAT DAN AIR KENCING OTTO

Esok paginya aku bangun jam 05:00, padahal malam sebelumnya aku dan Otto main sex sampai jam 02:00 dini hari. Aku masih sempat sholat subuh. Meski sudah jadi US Citizen aku masih tetap sholat.Aku sudah mandi junub malam sebelumnya,karena itu aku bisa langsung sholat. Ternyata tak alam kemudian Otto juga bangun. Dia mandi lalu sholat subuh.

Aku kemudian mengajak Otto jogging di jogging track apartemen.Otto mengatakan dia tidak bawa pakaian olah raga.Aku usul agar Otto mau memakai pakaianku. Aku selalu punya persediaan pakaian olahraga baru ukuran S,M,L,XL. Juga sepatu olah raga beberapa ukuran.Kebetulan ada celana pendek, kaos dan sepatu yang cocok untuk Otto.Maka pagi itu kami jogging di jogging track apartemen. Aku sudah mengukur bahwa jogging 10 kali keliling di situ sama dengan 5 km. Kami pun menyelesaiakan 10 kali lari. Lalu kami latihan beban di fitness center apartemen dan melakuken pendinginan, lalu kembali ke apartemenku.

Setibanya di apartemen aku buka kaos - telanjang dada. Kemudian aku juga membantu Otto melepaskan kaosnya agar kami sama-sama telanjang dada. Otto menurut saja.Melihat keringatnya yang bercucuran di leher dan dada Otto aku jadi terangsang ingin menjilati. Tanapa minta izin aku mulai menjilati keringat di dada Otto.Otto tidak menghindar dari jilatan lidahku, tapi dia berkata :

"Jangan Mas! Jijik! Jorok!".

Tapi aku tidak perduli dan terus saja menjilati dada dan punggung Otto.Kemudian aku juga mulai "menyerang" keringat di lehernya.Aku merasa amat nikmat dan bahagia bisa menjilati keringat Otto yang segar dan sehat itu.Puas mencucupi keringat Otto, Otto aku ajak mandi bareng. Sewaktu Otto akan kencing, aku menariknya dan segera mencocor air kencingnya yang sedang mancur dari kontol-nya.Otto terpaksa menahan sebentar air kencing-nya, katanya :

"Jangan Mas! 'Kan jorok!"

Tapi seperti biasa aku tidak perduli.Aku masukkan kontol Otto ke dalam mulutku sambil aku jongkok di hadapan Otto.Otto terpaksa meneruskan kencing-nya dan aku meminumnya langsung dari lobang kencingnya.Agh! Nikmat,segar dan sehat rasanya!

Yach! Akhirnya semua produk cairan tubuh Otto sudah aku cicipi : iduh [air liur],pejuh, peluh [keringat], dan uyuh [air kencing]. Hanya ta'i dan ingus Otto saja yang tidak aku cicipi.Segila-gilanya aku, aku masih cukup waras untuk tidak mencicipi ingus dan ta'i-nya Otto!

ANTICLIMAX

Sejak itu tiap week end Otto mampir di apartemen-ku sampai Minggu pagi atau Sabtu sore. Sepanjang Otto berada di apartemenku kami terus-terusan main sex.Apa saja : blowjob,sodomi enam-sembilan (69), dan tehnik-tehnik sex sejenis lainnya yang nikmat-nikmat!

Tiap kali Otto menginap di rumahku aku memberinya uang Rp 500.000,-(lima ratus ribu rupiah). Entah apa yang jadi motif Otto untuk secara periodik datang menginap di apartemenku.Entah main sexnya, entah duitnya! Tapi masa bodoh lah!Yang penting 'kan aku bisa ngentot dengan Otto.Itu saja! Ta'i!

[JEMBUT]