Gay Erotic Stories

Seperti apartemenku yang lama, apartemenku yang baru juga terletak di lantai-9.Aku selalu memilih apartemen lantai-9 atau lantai-10 agar aku dapat tidur di kamar dengan jendela terbuka tanpa harus terganggu nyamuk.Sebab,nyamuk tidak dapat terbang tinggi sampai lantai-9 atau lantai-10.

Setelah aku pindah di apartemenku yang baru itu, aku berkenalan dengan Reno,seorang pemuda remaja yang berumur 19 tahun. Reno baru tamat SMA/SMU dan dia sedang mempersiapkan diri akan berangkat ke Amerika untuk melanjutkan sekolah.

Karena aku Warga Negara Amerika [US Citizen] dan aku pernah kuliah di Amerika maka Reno sering minta nasehatku tentang hal-hal yang perlu dia perhatikan agar dia dapat mengikuti kuliah dengan baik dan dapat sukses menyelesaikan pendidikannya di Amerika.Reno sekolah di Amerika dibiayai oleh orang-tuanya.

Reno adalah anak tunggal dan dia tinggal bersama orang tuanya di lantai-8. Agaknya orang-tua Reno orang berada karena mereka mampu menyewa sebuah apartemen yang mahal yang berlokasi di "Segitiga Emas" Ibu Kota dan mereka mampu menyekolahkan anak-tunggal mereka di Amerika

Pada suatu hari Reno datang ke apartemenku dan kami ngobrol sambil nonton TV.Tiba-tiba saja Reno yang tampan dan menawan serta bertubuh atletis dan tubuhnya selalu harum wangi parfum dan wangi deodoran[dan hawa-mulutnya selalau segar oleh bau pastiles], mengatakan bahwa "ia suka padaku".Aku belum pernah "dilamar" seperti itu oleh seorang cowok Biasanya aku [atau mereka] langsung saja "menyerang" dengan cara tiba-tiba memeluk atau melumat bibir.

Tentu saja aku tidak mau menyia-nyiakan peluang emas itu.Malam itu juga Reno aku ajak main cabul. Dia tidak menolak. Karena itu aku kocok kontolnya dan aku embat boolnya [silitnya] dengan kontolku! Tentu saja kami berbuat cabul sambil telanjang bulat. Agh! Nikmatt!

LOBANG PANTAT RENO AKU ENTOT

Aku tidak terlalu suka sodomi dari arah belakang seperti dua ekor anjing sedang ngentot.Karena itu Reno aku bikin telentang di tempat tidur,kemudian di bawah panggulnya aku selipkan bantal sehingga posisi boolnya cukup tinggi dan aku dapat dengan mudah menghajar boolnya dengan kontolku sambil berdiri.

Aku juga sekali-sekali menunduk untuk memberikan kenikmatan pada kontolnya. Dengan cara mengisap atau mengocok dan merangsang kontolnya, sehingga Reno dapat merasakan paradox kenikmatan di kontol -nya dan kesakitan di silitnya.

Sambil mengentoti boolnya itu aku dapat menikmati pemandangan tubuhnya bagian depan yang indah dan merangsang. Seperti wajahnya yang tampan tetapi menunjukkan Rona sangat kesakitan karena kontolku yang besar aku paksakan masuk ke boolnya yang sempit dan aku pompa-pompakan. Aku suka melihat dadanya yang menonjol kedepan dihiasi dua puting susunya yang tegang melenting.Juga perutnya yang six-packs serta jembutnya yang hitam,tebal,lebat, dan tumbuh luas melatar-belakangi kontolnya yang besar dan disunat ketat.

Karena Reno terlentang dengan kedua tangannya ke atas, maka aku dapat menikmati pemandangan pola pertumbuhan bulu-keteknya yang lebat dan tampak memanjang di dataran ketiaknya.Reno kelihatannya jantan sekali!Apalagi tubuh Reno makin lama makin basah dan berkilat-kilat oleh keringatnya yang membanjir akibat kegiatan sex yang intens itu.

Mungkin juga Reno berkeringat karena dia menahan rasa sakit di lobang pantatnya akibat embatan kontolku di boolnya yang memang sengaja aku laku-kan dengan kasar!. Karena aku mengembat boolnya secara kasar dengan kontolku maka suatu saat Reno sempat menjerit karena merasa kesakitan :

"SAKIT MAS...!",jeritannya membuat aku jadi makin bernafsu karena jeritannya telah membangkitkan rasa nikmat sadistik di otakku! Aku pun menjawab dengan enteng tapi sadis :

"Sakit sedikit ya. Reno 'kan laki-laki".

Malam itu kami berhasil memuncratkan pejuh hampir bareng.Mungkin hanya berbeda beberapa detik saja. Sejak kejadian malam itu setiap kali Reno datang ke apartemenku, kami main cabul [sex sejenis]. Pada suatu hari Reno datang lagi ke apartemenku. Seperti biasa aku berharap bisa main cabul lagi dengah Reno. Tetapi waktu itu Reno menolak waktu aku akan lumat bibirnya. Tentu saja aku kecewa ditolak seperti itu.Kalau mau,sebetulnya aku bisa saja memaksanya atau memperkosanya.Karena tubuhku lebih besar, lebih kuat dan berotot dan aku juga aku jagoan bela diri [karate]. Tapi aku berusaha keras menahan marahku dan menahan nafsu berahiku dengan bertanya dengan lembut apakah Reno sedang punya masalah.Karena aku lihat hari itu Reno ber-wajah muram. Reno tidak mau cerita tentang apa yang terjadi dengan dirinya.

Aku lalu merangkul Reno dengan mesra dan kebapaan kemudian menanyakan dengan hati-hati apa yang telah terjadi dengan dirinya.Mula-mula Reno tetap tak mau bercerita,tetapi setelah aku bujuk-bujuk dengan halus Reno bercerita tentang sisi kelabu hidupnya dan rahasia dirinya seperti berikut ini:

SISI KELABU KEHIDUPAN RENO

1. Anak angkat

[Meskipun aku anak tunggal,tetapi aku merasa amat bahagia Tentu saja karena orang-tuaku tergolong kaya. Baik Papa maupun Mama keduanya punya usaha yang sukses.Perusahaan Papa bergerak di berbagai bidang,dari mulai elektronik,impor ekspor, sampai pelayaran.Mama punya usaha katering dan membuka toko bakery yang maju.

Papa dan Mama amat sayang kepadaku, tetapi beliau berdua tidak memanjakan aku,seperti lazimnya para orang-tua kaya yang punya anak tunggal.Sebaliknya beliau berdua mendidik aku dengan baik, sehingga aku dapat hidup mandiri dan punya rasa tanggung-jawab [sense of responsibility].

Semuanya berjalan baik sampai pada suatu saat ketika aku berumur tujuh-belas tahun. Waktu itu hari sudah larut, mungkin sudah tengah sekitar pukul 24:00.Aku sudah tidur dan terbangun waktu mendengar ribut-ribut di ruang tamu. Aku dengar suara orang-tuaku sedang bertengkar di ruang tamu dengan salah seorang keponakan [laki-laki] dari pihak keluarga Papa.

Diam-diam aku keluar dan mencoba mendengar apa yang sedang dipertengkarkan oleh kedua orang-tua-ku dengan keponakan Papa yang ada disitu.

Aku amat terkejut ketika dari pembicaraan itu aku mendengar keponakan Papa menyebut bahwa aku anak angkat orang-tuaku dan ketika itu Papa minta agar orang itu tidak bicara dengan suara keras tentang hal itu! Aku segera masuk ke kamar dan mereka ber -tiga tidak tahu bahwa aku terbangun dan sempat mendengar pembicaraan mereka bertiga.

Saat itu aku merasa amat terpukul,marah, kecewa, dan entah perasaan apa lagi yang bercampur aduk di dalam pikiranku.Malam itu aku tak dapat tidur lagi sampai esok harinya. Aku merenungkan nasib dan keadaanku.Tetapi setelah aku berpikir jernih, aku dapat menerima kedaanku itu.Orang-tuaku baik dan sayang kepadaku,mereka juga kaya.Jadi,kenapa pula aku harus terganggu atau kecewa,setelah aku mengetahui bahwa aku anak angkat mereka?

Aku berusaha menerima keadaanku dan tidak merubah sikapku kepada Papa dan Mama, karena aku sayang kepada beliau-beliau. Bahkan aku juga pura-pura tak tahu tentang pertengkaran kedua orang tuaku dengan keponakan Papa malam itu.

Meski demikan rasa penasaranku tetap saja muncul dalam diriku ingin mencari tahu siapa sebetulnya orang-tua kandungku.Dalam keadaan aku penasaran dan kadang-kadang mentalku terombang-ambing, aku berjumpa dan berkenalan dengan Bang Willy yang kemudian merubah hidupku dan jalan hidupku secara amat mendasar.

2. Jumpa Bang Willy

Aku jumpa Bang Willy di rumah seorang teman sekolah SMA/SMU.Waktu itu aku amat terpikat pada Bang Willy yang simpatik,tampan, dan punya tubuh atletis itu. Ternyata Bang Willy adalah seorang perwira militer dan tamatan suatu akademi militer yang terkemuka. Tidak heran jika penampilannya begitu memukau. Karena yang diterima di akademi militer itu tentulah hanya pemuda-pemuda pilihan saja!

Dalam usiaku yang tujuh-belas tahun itu,aku sudah sering jatuh-hati pada sesama jenis.Bahkan sejak umur 4 atau 5 tahun aku sudah mulai tertarik pada laki-laki tampan, baik lelaki yang seumur maupun lelaki yang lebih tua. Masih segar di ingatanku bahwa pada usia enam tahun aku sudah jatuh-hati pada Sawarno teman sekolahku di Taman Kanak-Kanak[TK].Pada saat usia sepuluh tahun aku jatuh cinta pada Syahril temanku di Sekolah Dasar dan setelah itu waktu aku di SLTP, SMU/SMA,banyak lagi cowok-cowok yang aku gandrungi karena mereka tampan.

Waktu itu aku belum mengetahui bahwa "rasa gemas" yang ketika itu aku rasakan terhadap cowok yang ganteng merupakan manifestasi dari nafsu berahiku yang menggebu-gebu kepada sesama jenis.

Pada awal mula aku kenal Bang Willy, dia belum menikah dan dia tinggal di suatu komplex militer. Mungkin saat itu Bang Willy adalah orang penting di kesatuan itu.Aku lihat semua anggota kesatuan itu aku bersikap[sangat] hormat pada Bang Willy.

Tetapi agaknya Bang Willy bukan pimpinan puncak atau komandan kesatuan itu.Karena jika mengobrol dengan sejawatnya aku sering mendengar Bang Willy membicarakan seseorang yang mereka sebut sebagai "Komandan".

Mungkin karena aku biasa jadi anak tunggal, aku senang sekali berteman dengan Bang Willy yang kemudian aku anggap sebagai abangku sendiri.Aku jadi merasa punya abang atau kakak. Hubunganku makin lama makin dekat seperti kakak dan adik. Lama-kelaman aku merasa seperti terikat atau ter-gantung pada Bang Willy.Karena Bang Willy seperti punya kharisma, aura,dan prana yang amat memukau jiwaku.Mula-mula aku hanya dua-tiga kali seminggu datang ke rumah Bang Willy.Tetapi lama- kelamaan aku merasa harus datang kerumah Bang Willy setiap hari,karena aku merasa rindu jika tidak jumpa sehari saja.Karena itu aku "terpaksa" mampir di komplex militer tempat tinggal Bang Willy setiap pulang sekolah.Kalau aku pulang terlambat karena keasyikan main di rumah Bang Willy,maka sesampai-nya di rumah aku terpaksa berbohong pada Papa dan Mama dengan mengatakan aku belajar bersama di sekolah atau belajar di rumah teman. Kedua orang-tuaku percaya saja,karena aku sebelumnya memang tidak pernah berbohong kepada Papa dan Mama. Bahkan aku juga mulai sering menginap di rumah Bang Willy.Agar orang-tuaku tidak curiga, tentu saja aku harus mempunyai skenario atau rekayasa untuk dapat menginap di rumah Bang Willy.Biasa-nya aku pamit dan berpura-pura menginap di rumah teman.Menjelang malam aku pindah menginap dirumah Bang Willy sampai esok harinya.

Jika menginap di rumah Bang Willy, aku tidur di samping Bang Willy. Bang Willy selalu tidur di lantai beralas kain tipis dengan alas kepala bantal tipis. Bang Willy mengatakan :

"Tidur di lantai dengan alas bantal tipis adalah cara tidur militer sejati"

Bukan itu saja,Bang Willy juga selalu tidur sambil telanjang bulat.Tentu saja aku juga ikut-ikutan telanjang bulat. Dengan alasan aku harus menyesuaikan diri untuk menghormati Tuan Rumah.

Aku amat bahagia dapat tidur berdampingan dengan Bang Willy yang aku cintai dan aku kagumi itu! Apa lagi dalam keadaan bertelanjang bulat.Fantasi atau khayalanku tentang lelaki telanjang :"man in nude" benar-benar jadi kenyataan! My dream comes true!Saat aku dapat melihat dengan mata kepalaku sendiri ketelanjangan Bang Willy yang sempurna!

Penampilan Bang Willy sungguh memukau-ku: Kontol Bang Willy yang besar disunat ketat dengan jembut hitam dan lebat, biji-peler yang membulat, perut rata dan six-packs, dada yang menonjol ke depan dengan puting susu yang tegang melenting dan bulu keteknya yang lumayan lebat!

Itu lah untuk pertama kalinya kontolku ngaceng sewaktu melihat bulu ketek laki-laki! Yach!Bulu ketek Bang Willy!Sejak itu pula bulu ketek laki-laki selalu menjadi perhatian khususku!

3. Merasakan dientot

Suatu kali Papa dan Mama liburan ke luar negeri. Aku diajak, tapi aku menolak, dengan alasan aku harus belajar untuk ujian. Padahal itu hanyalah alasan. Aku tak mau pisah dengan Bang Willy.Aku ingin terus berada dekat Bnag Willy dan aku juga berharap bisa menikmati tubuhnya. Syukur-syukur aku sempat dientotnya!

Selama Papa dan Mama pergi, praktis aku terus-terusan menginap di rumah Bang Willy.Selama aku menginap hampir seminggu berturut-turut itu lah aku merasakan "surga dunia" sekaligus "neraka dunia".

Sebetulnya aku ang memulai kecabulan itu. Pada malam yang pertama dari tujuh hari aku bermalam di situ seperti biasa kami tidur bersebelahan di lantai, telanjang bulat. Setiap kali aku tidur di samping Bang Willy bertelanjang bulat maka nafsuku selalu menggelegak.Tapi aku tidak pernah berani memulai, karena ada rasa hormat dan segan-ku pada Bang Willy.

Tapi malam itu seakan pertahanan imanku runtuh. Aku tak dapat menahan diriku untuk tidak menarik lalu memeluk lengan Bang Willy yang kekar itu ke pelukan tubuhku yang telanjang bulat dan tanpa sengaja tangan atau jari Bang Willy menyentuh kontolku yang sudah tegang mengeras.Mendadak aku merasa Bang willy menarik dan melepaskan lengan-nya dari pelukanku dengan kasar dan Bang Willy bangkit untuk duduk lalu berkata dengan tajam setengah membentak:

"MAU APA KAU!!", aku terkejut, malu dan merasa serba salah atau salah tingkah.Tapi kupikir sudah terlanjur dan aku bangkit. Aku memberanikan diri minta maaf kemalu-maluan :

"Maaf Bang.....",tapi Bang Willy menjawab dengan tamparan keras menggunakan tangannya ke arah pipi -ku kiri kanan. Aku rasakan keras sekali : PLAKK! PLAKK! Sampai pipiku terdorong ke arah kiri dan ke arah kanan dan aku merasakan pedih dan panas di kedua pipiku diikuti rasa asin darah di dalam mulutku. Lalu dia membentak lagi :

"KITA 'KAN SAMA-SAMA LAKI-LAKI!",aku jadi merasa tambah malu dan terlompat lagi kata-kataku minta maaf :

"Maaf Bang. Ampun Bang".

Bang Willy bangkit lalu berjalan tealnajang bulat ke sudut kamar tidur itu mengambil sesuatu. Dia kembali lagi ke arahku dan di tangannya aku lihat dia menggenggam ikat pinggang militernya. Lalu dia membentak :

"BERLUTUT KAU!", aku ragu. Aku enggan diperintah orang yang bukan orang-tuaku dan bukan guruku! Melihat aku tak bergeming Bang Willy bertindak. Tanpa menunggu aku berlutut Bang Willy mengayun-kan ikat pinggangnya ke arah tubuhku yang masih telanjang bulat JEPRETT!JEPRETT!mengenai punggung -ku,rasanya nyeri,pegal, pedih!

Aku terkejut dan bergerak menangkis.Bang Willy makin bernafsu melihat aku menangkis seprti mau melawan! Dia menghajarkan ikat pinggangnya ke tubuhku yang telanjang bulat makin keras JEPRETT!JEPRETT!JEPPRETT!JEPPRETT! berkali-kali, seperti enggan untuk berhenti!.

Rasanya pegal, perih, nyeri di bagian tubuhku yang kena lecut. Aku beranjak menghindar.Tetapi Bang Willy bergerak maju dan mencekal lenganku dengan tangan karatenya yang besar dan kekar dan dengan lenganku dicekal begitu dia lebih mudah menghajar aku dan dia terus saja menghajar aku di bagian belakang tubuhku: bahu, punggung, bokong, paha, dan betis! Aku meronta sambil berkata :

"Sudah Bang!Sakit Bang!", tapi Bang Willy menukas dengan kata-kata tajam dan sadis :

"KAU ANAK TUNGGAL BELUM PERNAH DIHAJAR,YA?", dan dia terus saja melecuti tubuhku yang telanjang bulat dengan KERASS[!]dan semakin KERASS[!] saja.

Aku merasa tersinggung Bang Willy membawa-bawa statusku sebagai anak tunggal. Aku juga merasa tersinggung berani-beraninya dia menghukum aku! Tapi tubuh militernya yang besar,kekar dan amat terlatih itu membuat aku tidak berkutik dan tidak bisa berbuat apa-apa, selain dari menyerah saja untuk diapa-apakan! Setelah puas menghajar aku, Bang Willy melemparkan ikat pinggangnya ke sudut ruangn dan tega-teganya dia menendang pantatku. Aku tunggang langgang hampir terjatuh.Aku bangkit dan mengambil pakainku di gantungan. Tapi Bnag Willy menyergah :

"MAU APA KAU?", belum sempat aku emnjawab, Bang Willy sudah menyergah lagi :

"TELANJANG SAJA KAU!TAK USAH BERPAKAIAN", sambil berkata begitu dia merebut pakaianku dengan kasar dan melemparkan ke lantai. Kemudian dia mencekal dan menelikung tanganku ke belakang dengan kuat dan dia menarik aku kedekat lemari,lalu memborgol kedua tanganku dengan borgol dalam keadaan aku telanjang bulat. Aku merasakan dinginnya logam borgol itu di pergelangan tanganku!Dia kemudian juga memasang shackle[borgol kaki] di pergelangan kakiku. Kemudian Bang Willy membentak aku lagi :

"AWAS KALAU KAU BERANI KABUR!BESOK KAU AKU HAJAR LAGI.SUPAYA KAU JADI LAKI-LAKI!", kemudian Bang Willy berlalu, dia keluar kamar,membanting pintu dan mengucinya dari luar!Aku ditinggal sendirian di kamar itu,telanjang bulat, dengan tangan dan kaki diborgol! Aku tidak bisa menelentang karena tanganku diborgol dan ditelikung. Aku juga sukar untuk menelungkup karena kakiku dirantai kerat sekali. Aku terpaksa harus berbaring miring di lantai yang dingin,telanjang bulat, dengan tubuh merasa nyeri dan pedih hasil lecutan Bang Willy!

Selama seminggu menginap di rumah Bang Willy aku dipaksa bertelanjang bulat dan secara teratur dihajar dengan cambuk empat kali sehari tiap kali aku dihajar 25 lecutan yang diayunkan sendiri oleh Bang Willy dengan KERASS[!!!].

Pada malam keesokan harinya,sebelum aku dicambuk, lobang pantatku disodomi kemudian dipaksa Bang Willy mengisap kontolnya sampai pejuhnya keluar. Pernah juga aku disodomi dulu oleh Bang Willy setelah itu baru aku dicambuk!

Kata Bang Willy dengan cara begitu,aku akan kapok dan tidak akan berani lagi minta disodomi atau minta melakukan blow job.Karena tiap kali melaku-kan hal itu aku selalu dihajar dengan kejam!Ta'i!]

[KONTOL]