Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

The Military Detention Centre

by Bagus Errwynn


I never imagined that in this modern times a military detention centre still has a torture chamber. Aku memanggilnya Bang Jeffri karena dia kakak kelasku di Akademi Militer (tak perlu kusebut di negara mana). Kami hanya berbeda satu tahun dan aku sebetulnya cukup dekat dengan Bang Jeffri. Waktu masih jadi Taruna di Akademi Militer, Bang Jeffri termasuk Taruna Senior yang gemar menyiksa para Taruna Yunior. Biasanya dia belum puas jika korbannya atau obyeknya belum babak belur atau berlumuran darah!. Waktu aku masih Tingkat I awal (masa Capratar - Calon Prajurit Taruna) aku belum kenal baik dengan Bang Jeffri dan aku pernah jadi obyek penyiksaannya sampai babak belur. Tapi aku tidak dendam, marah atau benci kepada Bang Jeffri. Karena aku seorang Gay yang doyan S/M (Sado/Masochist) dan Bang Jeffri orangnya ganteng, sexy, atletis, dan berotot. Aku sangat menikmati siksaannya yang kejam, tetapi ia cenderung melakukan siksaan sexual. Yang pasti jika seorang Taruna Yunior selesai dihajar Bang Jeffri pasti dipaksa untuk onani! Biasanya Bang Jeffri akan bilang : "NGELOCO KAMU, SUPAYA NGGAK STRESS". Biasanya siksaannya pun di sekitar kontol, puting susu, dan ketiak. Misalnya kontol, lubang pantat, puting susu atau ketiak Taruna Yunior disetrum. Lubang kencing dimasuki logam atau lubang pantat dimasuki dildo berduri. Taruna Yunior sering dipaksa onani dengan Balsem atau Rheumason. Yang jadi favorit Bang Jeffri adalah menghukum Taruna Yunior (yang belum disunat atau kulupnya terlalu sedikit dipotong waktu sunat) dengan memotong kulup Taruna Yunior yang malang itu dengan gunting. Setelah itu Taruna Yunior tersebut disuruh menyempurnakan sunatnya di klinik. Tentu saja darah muncrat kemana-mana dan Taruna Yunior itu jatuh pingsan, karena tidak kuat menahan nyeri hebat akibat kulupnya digunting Bang Jeffri! Aku berbeda kesatuan dan kesenjataan dengan Bang Jeffri. Dia Polisi Militer aku Infanteri, tapi kami berdinas di satu kota sehingga kami sering jumpa. Waktu Bang Jeffri masih bujangan dan tinggal di mess, aku sering main di tempat Bang Jeffri. Kadang-kadang kami mandi bareng telanjang bulat. Di situlah aku bisa melihat "bagian dalam" Bang Jeffri. Kontolnya yang nyaris sebesar kontol kuda dilatar-belakangi jembut yang hitam, tebal dan tumbuh luas. Otot dadanya luar bisa menonjol dengan 2 puting susu yang ketat dan melenting, sedangkan otot perutnya rata. Di kesatuannya, Bang Jeffry menjabat Komandan suatu Unit Polisi Mliter. Aku cukup sering bertandang ke kantor Bang Jeffry. Tetapi pada suatu kali aku terkejut dibuatnya! Waktu itu Bang Jeffri mengajak aku melihat ruang fitness dari Markas Polisi Militernya. Setelah selesai meninjau ruang fitness, tiba-tiba aku mendengar suara yang sangat kukenal sewaktu aku di Akademi Militer : "CETTARR...CETTARR...CETTARR", itu suara cemeti yang dihajarkan ke tubuh orang! Melihat aku kaget, Bang Jeffry ketawa dan dia ngomong : "Kangen sama cemeti enggak kau?". Waktu kami jadi Taruna, hajaran caemeti atau cambuk merupakan makanan kami sehari-hari. Sewaktu Taruna, kalau sedang dihajar, kami harus telanjang bulat!. Sehingga kami sering bergurau bahwa kami rindu lecutan cemeti atau cambuk sesudah tamat Akademi Militer. Rupanya suara itu datang dari kamar siksa yang tidak jauh letaknya dari ruang fitness. Bang Jeffry mengajak aku melihat tempat itu. Suatu compound Tahanan Militer yang terpisah dan berpagar tembok tinggi sementara di luarnya dipagar tinggi dengan kawat berduri. Waktu aku masuk ruang itu aku terbelalak. Di suatu bangsal yang lumayan besar tampak dikurung sekitar 20 orang tahanan militer. Mereka semuanya bertelanjang bulat dengan kedua pergelangan tangan dan kakinya diborgol dengan rantai. Anehnya semuanya sangat berotot. "Kupaksa mereka latihan binaraga tiap hari" kata Bang Jeffri. "Kalau kurang semangat latihan, sudah kuperintah penjaga supaya mereka dihajar habis-habisan" kata Bang Jeffri pula. "Pokoknya keluar dari tempat ini, semua tahanan harus jadi berotot macam binaragawan" katanya lagi. Suara "CETTARR, CETTAR" rupanya datang dari bunyi lecutan cemeti yang dihajarkan seorang penjaga ke seorang tahanan. Si penjaga "bekerja" dengan bertelanjang dada. Tubuhnya besar, kekar dan berotot. Si tahanan yang juga tampak berotot. Tahanan itu dipentang di suatu tiang penyiksaan dalam keadaan telanjang bulat. Bilur, lebam, dan lecet di bekas lecutan tubuhnya tampak jelas di punggung, bokong dan paha belakangnya. Sesampainya di dalam, Bang Jeffri meminjam cemeti dari si "algojo" dan dengan dingin tapi santai dihajarkan cemeti besar itu dengan kekuatan penuh ke punggung tahanan militer itu "CETTARR..CETTARR..CETTARR", terdengar bunyi hajaran cemeti berkali-kali sampai si tahanan teler dan semaput!. Bang Jeffri tampak puas dan menghentikan lecutannya yang ganas dan buas itu!. Dia mengajak aku melihat situasi ruang tahanan militer. Selain tiang penyiksaan, di ruangan lain masih ada kamar siksa yang lengkap dengan berbagai alat siksa seperti papan kuda-kuda, rantai penggantung, beberapa tiang penyiksa dan puluhan cemeti, penyengat listrik, batang besi, dan tungku untuk memanaskan besi. Aku yang Gay dan S/M langsung ngaceng berat melihat alat penyiksa itu. Membayangkan pedih dan nikmatnya dihajar tanpa ampun di situ dalam keadaan telanjang bulat oleh Polisi Militer yang gagah, kekar, atletis dan sadis!. "Kenapa kau hajar dia?" tanya Bang Jeffri pada si "algojo". "Barusan saya hukum dia dengan push up 300 kali, Komandan. Dia hanya kuat 210 kali. Jadi saya tukar hukumannya dengan hajaran cemeti 90 kali" jawab si "algojo" enteng. "Apa kesalahannnya?" tanya Bang Jeffri pula. "Dia nggak semangat waktu latihan binaraga tadi pagi, Komandan" kata si "algojo" pula. "Tahanan di sini tak boleh berpakaian selembar benang pun " kata Bang Jeffri."Itu termasuk "hukuman" yang aku terapkan pada pelanggaran yang mereka pernah buat" sambung Bang Jeffri."Tak kubiarkan mereka enak-enakan di sini!" Lalu katanya lagi : "Kalau kau mau belajar menyiksa datang ke sini." "Seminggu dua kali semua tahanan militer disini dipaksa harus ngeloco bersama. Supaya nggak saling sodomi!" "Hari Senin dan Kamis ruangan tahanan ini bau pejuh. Karena semua tahanan harus ngeloco sambil berdiri berbaris. Pejuhnya dibiarkan berceceran di lantai kamar tahanan. Kalau penjaganya iseng, kadang-kadang mereka disuruh menjilati pejuhnya masing-masing di lantai!" cerita Bang Jeffri. "Nanti agak siang aku mau motong kulup tahanan baru. Kontolnya besar seperti kontol kuda dan dia belum sunat. Aku senang me lihat tahanan menggelepar dan menjerit kesakitan waktu kulupnya kugunting!" sambung Bang Jeffri pula. Aku tersenyum dan mulai ngaceng lagi mendengar kata-kata Bang Jeffri yang sadis itu. Aduhai nikmatnya disiksa Bang Jeffri yang ganteng, kekar, berotot dan sadis! Kataku dalam hati.

###

17 Gay Erotic Stories from Bagus Errwynn

A Test Of The Endurance Towards Pain

Is it true that a soldier must be able to endure severe pain? So that the training must also include how to deal with pain? But the instructors create a torture that create pain like hell! Temanku Johann terpilih jadi Komandan Capratar. Karena memang dia punya banyak sekali kelebihan dibandingkan dengan Capratar lain. Capratar atau Calon Prajurit Taruna adalah sebutan untuk Taruna

A Wonderful And Heavenly Time With Arief

To share the room with Arief in Australia was such an enjoyable and heavenly experience in my life. Sudah sejak lama aku tertarik kepada Arief (M. Arief S. Suditomo) seorang penyiar berita di TV. Tetapi, para pembaca yang terhormat perlu ingat bahwa ada ribuan penyiar bernama seperti itu. Jika ada persamaan dengan nama seseorang, tentulah itu semata-mata suatu kebetulan atau

Come Across A Celebrity

I have never imagined that one day I will be able to know him in person and much more to enjoy and to taste his body. Aku adalah seorang manajer gedung pencakar langit. Gedung itu milik suatu perusahaan besar yang bergerak di bidang property. Karena letaknya strategis dan rancangan serta lay out-nya menarik, gedung itu sering dijadikan tempat shooting untuk iklan, video clips maupun

Diperkosa Dua Orang Pelatih

Peristiwa ini terjadi waktu aku masih berusia 18 tahun. Ketika itu aku jadi Kadet (Taruna) di suatu akademi militer yang tak perlu kusebut di negara mana. Keinginanku jadi tentara semata-mata karena aku hobby dengan kegiatan di lapangan yang bersifat kemiliteran dan kelaki-lakian. Tidak ada latar belakang ekonomi, ambisi politik, ambisi kekuasaan ataupun terpikat baju seragamnya.

Hanya Karena Terlambat Melapor

Setiap hari Sabtu dan Minggu setiap Prajurit Dua (Prada) mendapat Izin Bermalam (IB) di luar asrama kesatuan. Prada di negaraku, umurnya rata-rata sekitar 18 - 20 tahun. Karena terbatasnya lapangan kerja di negaraku (tak perlu kusebut negara mana), banyak di antara Prada itu berpendidikan umum high school (sekolah menengah atas). Padahal sebetulnya persyaratannya cukup pendidikan umum

Jeffry My Best Friend

This is what happened during my cadet days in the Military Academy. Pengalaman ini aku alami sewaktu aku masih menjadi Kadet (Taruna) Akademi Militer di suatu negara yang tidak perlu aku sebutkan. Pada masa itu, sangat lazim bahwa kekejaman diterapkan kepada kami para Taruna. Apakah sekarang cara-cara sadis dalam pendidikan militer masih diterapkan di negara tersebut, aku tidak

Mess Perwira

Aku seorang tentara dari suatu negara. Di Malaysia disebut Tentara Darat Di-Raja atau Royal Army. Aku berpangkat Kapten dan menjabat sebagai perwira yang bertanggungjawab di bidang intelijen, penegakkan hukum militer dan disiplin. Komandanku berpangkat Letnan Kolonel dan dalam cerita ini akan aku sebut "Komandan" saja. Walaupun sebetulnya aku ingin sekali menyebutkan namanya, karena aku

My Father's Aide De Camps

Ayahku seorang perwira tinggi suatu angkatan yang tak perlu aku sebutkan di negara mana. Sebagai pejabat militer penting dengan pangkat berbintang-bintang dia didampingi seorang ajudan, namanya Jeffri berpangkat Letnan Satu. Ajudan dalam Bahasa Inggris disebut ADC atau Aide De Camps. Tugas ajudan adalah melancarkan pekerjaan dari pejabat yang didampingi termasuk mengatur waktu dan

My Terrible Experience as Cadet

The terrible thing to be a cadet is that the instructors or the senior cadets always have good reasons to punish, either for minor infractions or just for reasons they just make it up. Saat aku menjadi Kadet (Taruna) Akademi Militer, dampak psikologis dari perlakuan keras, kejam dan sadis terhadap Taruna nyaris tidak diperhitungkan. Apalagi masa Latihan Dasar Militer atau Masa

Swimming In A Deserted Pool

Waktu peristiwa ini terjadi, abang iparku menjabat komandan batalyon dari tentara di suatu negara (yang tak perlu kusebut nama negaranya). Asrama batalyon itu terletak di luar kota dan abangku tinggal di rumah dinas dalam kompleks asrama itu. Kalau hari libur aku sering menginap di rumah abang ipar atau kakakku itu. Mereka tidak dikaruniai anak sampai sekarang. Kadang-kadang kalau

Taken Hostage By Free Aceh Movement

It was just a good luck that being a serviceman I was freed unharmed by the Aceh Free Movement men after taken hostage for almost one month. But I had to serve the needs of these men. Kejadian ini bagaikan mimpi. Ketika itu aku menyamar sebagai "orang sipil" dengan mengubah potongan rambutku, cara berpakaian, cara bersikap bahkan cara bicara. Tugasku di bidang intelijen

The Enjoyable Pain And Happiness Of A Cadet

To be a Cadet of the Military Academi was my obsession as a teenage. I was very happy when I passed the test and accepted to join the Military Academy. Really, I got what I wanted : the enjoyable pain and happiness! Dapatkah anda bayangkan apabila anda sehari-hari dikelilingi oleh pria-pria ganteng yang wajahnya mirip Donny Kesuma (yang ganteng dan atletis), Anjasmara (yang ganteng),

The High School Next To The Military Academy

Those high school students who want to become a cadet in the military academy have to attend an orientation course which is quite (sexually) impressive. Waktu aku masih bertugas sebagai instruktur di akademi militer suatu negara (yang tak perlu kusebut namanya) ada kegiatan yang disebut Orientasi Pelajar. Kegiatan ini hanya bisa diikuti oleh murid laki-laki dari sekolah menengah

The Military Detention Centre

I never imagined that in this modern times a military detention centre still has a torture chamber. Aku memanggilnya Bang Jeffri karena dia kakak kelasku di Akademi Militer (tak perlu kusebut di negara mana). Kami hanya berbeda satu tahun dan aku sebetulnya cukup dekat dengan Bang Jeffri. Waktu masih jadi Taruna di Akademi Militer, Bang Jeffri termasuk Taruna Senior yang gemar

The Strange Policy In The Military Academy

The Military Academy has a strange policy of making circumcision obligatory to all of its cadets. Bagaimana sejarahnya hingga sunat (khitan atau sirkumsisi) merupakan kewajiban bagi semua Kadet atau Taruna Akademi Militer? Tidak jelas. Secara resmi dinyatakan bahwa kewajiban itu dimaksudkan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan Taruna (yang kelak jadi Perwira), dan demi kesempurnaan

What Did Shellwynn Do To Johann?

How could Johann an army officer who possessed a black belt karate could not resist the sexual encounter of Shellwynn? Baik Shellwynn maupun Johann jika dilihat dari luar adalah lelaki normal. Keduanya menikah dan punya seorang anak. Penampilan dan profesi Shellwynn sangat berbeda dengan Johann. Wajah Shellwyn bernuansa Eropa, terutama karena warna kulitnya yang terang dan hidungnya

What Did They Do To Me In Captivity?

He was abducted not because of political reasons but for sexual reasons instead. His magnificent body had attracted the rebels to take him into captivity in order to take turns enjoying his big cock, ass, nipples and armpits. Abdul Rasyid, putera Aceh asli dari Blang Pidie adalah seorang mahasiswa di suatu fakultas di Universitas Syah Kuala Banda Aceh. Dia bukan aktivis politik

###

Web-01: vampire_2.0.3.07
_stories_story