'! A barbaric boot camp arrangement for new recruits!' - gay sex story @ Menonthenet.com's Gay Erotic Stories

Menonthenet.com Gay Erotic Stories. Last updated Mar 18, 2024 - Home of 21246 erotic stories

Your Cookies are not enabled. You will not be able to register or login to your profile.

! A barbaric boot camp arrangement for new recruits!

By Tommy Rinaldo Vito

submitted March 5, 2005

Categories: In Indonesian

Text Size:

The harsh whipping on naked bodies is one of the barbaric methods used in the boot camp.The whips are liberally used to maintain discipline of the recruits. Proding the recruit naked bodies with hot irons and giving electroshocks to their genital, ass hole, armpit are also very commonly done. The muscular instructors seems to have no mercy at all.

Kami tiba di "Kawah Candradimuka" [yaitu suatu tempat pendidikan militer yang terkenal di suatu negara di Asia]pada hari Minggu. Yang aku maksud dengan 'hari ketiga' adalah hari Rabu, yaitu 3 hari kemudian.

Status kami adalah Capratar alias Calon Prajurit Taruna, yaitu para pemuda remaja yang berhasil lulus testing dan segera akan memulai pendidikan militer di akademi terkenal itu.

Selama tiga hari penuh : Minggu, Senin, Selasa, Rabu, kami semua - para Capratar-baru, dibiarkan telanjang bulat, tanpa penutup selembar benang pun [Tai!]. Alasannya adalah bahwa jatah seragam masih dalam perjalanan dari ibukota dan 'segera' akan tiba! Tapi kenyataannya pada hari ketiga jatah seragam baru dibagikan. Selama tiga hari tiga malam seluruh Capratar harus hidup tanpa pakaian, seperti sekumpulan ternak atau seperti para budak Afrika waktu diangkut dengan kapal ke Amerika : telanjang bulat!.

Bagiku,pengalaman ini amat menarik!Betapa tidak, aku bisa menikmati pemandangan puluhan lelaki remaja putera, calon perwira, bertelanjang bulat sempurna. Aku bisa mengamati kontol dan biji peler mereka, puting susu, jembut, bulu ketek dan sekali-sekali nampak lobang pantat mereka atau kontol mereka saat sedang ngaceng!

Meskipun demikian, kegiatan sehari-hari, seperti senam pagi, apel [pagi, siang, malam] kuliah-kuliah pendahuluan dan latihan - latihan militer seperti baris berbaris tetap saja dilaksanakan. Tentu saja semua dilakukan dalam keadaan kami semua bertelanjang bulat [Kontol!].

Karena kami telanjang bulat maka pada senam pagi tidak dilakukan lari pagi, melainkan diarahkan kepada gerakan di tempat seperti push up dan sit up serta gerakan-gerakan karate. Meskipun begitu tubuh kami tak urung bercucuran keringat. Karena gerakan-gerakan harus dilakukan dengan sangat intens! Lari pagi tidak dilakukan,untuk mencegah terjadinya kondor [hernia], karena kami semua dalam keadaan bertelanjang bulat - jadi tidak memakai kancut. Lari tanpa kancut mengakibatkan kondor atau hernia.Padahal sebagai calon perwira kami wajib mempunyai tubuh prima dan sehat.

Aku perhatikan keringat mula-mula muncul dalam bentuk butiran-butiran pada tubuh kami yang telanjang bulat itu. Kemudian butiran keringat itu mengalir kebawah seperti sungai-sugai kecil! Mau tidak mau, bau ketek laki-laki telanjang itu selalu tercium dimana-mana!

Pada acara senam pagi, setiap gerakan diseling dengan push ups dan sit ups 100 kali. Rata-rata Capratar itu berumur sekitar 18-20 tahun, yaitu usia dimana vitalitas sex kelaki-lakian dalam kondisi puncak! Karena itu setiap kali selesai push up umumnya kontol para Capratar itu jadi tegak-tegang-gembung bagaikan sangkur akibat amat terangsang oleh gerakan-gerakan push up bertelanjang bulat! Kepala kontol para Capratar itu jadi memerah dan berkilat-kilat, sementara itu lobang kencing mereka tampak seakan menganga seperti mulut ikan maskoki - siap memancarkan pejuh mereka dengan teramat nikmatt : CROOOT ! CROOOOT! CROOOOT! AAAGH! [Ta'i!]

Untunglah kami dilarang untuk membicarakan atau mempermasalahkan soal kontol-kontol kami. Kami diancam hukuman berat [yaitu paha ditempeli besi panas membara] jika kedapatan mempermasalahkan kontol apalagi kontol yang sedang ngaceng!

Para instruktur dan dosen bersikap biasa-biasa saja menghadapi kami dan mengajar kami dalam keadaan bertelanjang bulat dan tidak beralas kaki itu.Para pelatih berpakaian seragam militer [PDH -Pakaian Dinas Harian].Tapi para instruktur untuk kegiatan militer di lapangan semuanya ber telanjang dada dengan celana PDL - Pakaian Dinas Lapangan bersepatu boot [laars].

Para instruktur itu semua membawa cemeti, tapi selama kami masih bertelanjang bulat,cemeti itu tidak pernah dipakai untuk menghajar kami. Meski begitu, sekali-sekali ada juga instruktur yang menghunjamkan cemetinya ke lantai atau dinding - untuk iseng dan mungkin sekaligus menakut-nakuti kami [Capratar-baru yang telanjang bulat itu].

Suara pecut yang dihunjamkan ke lantai atau ke dinding menyerupai letusan pistol: cetar, cetar, cetar! Sekali-sekali tampak ada Capratar yang menggigil ketakutan, karena membayangkan betapa rasanya jika cemeti besar itu dilecutkan dengan keras ke tubuh mereka yang telanjang bulat! Apa lagi yang menghajarkan pecut besar itu bertubuh kekar dan amat berotot seperti para instruktur militer itu. Kelak kami tahu bahwa cemeti itu baru dipakai setelah Acara Pelantikan kami jadi Capratar.

Meskipun kami telanjang bulat para instruktur tidak ragu menyuruh kami untuk merayap di tanah sebagai hukuman disiplin. Kadang-kadang kami dihukum merayap di aspal yang panas pada siang hari,sekitar jam 14:00 - 15:00. Kelak, jika kami sudah dilantik jadi Capratar, hukuman itu akan dilengkapi dengan lecutan-lecutan keras cemeti oleh para instruktur yang berotot, kejam, sadis dan tak bereri kemanusiaan itu [Kontol!]

Tubuh para pelatih, dosen, instruktur itu semua nya ketat dan amat berotot. Terutama otot perut, otot dada, otot biseps dan triseps mereka. Kami bisa melihat dengan jelas otot para insruktur yang bertelanjang dada itu. Umumnya otot dadanya amat menonjol ke depan dengan kedua puting susu yang seakan menancap ketat di masing-masing belahan dada mereka dan tampak tegang melenting.

Seringkali kontolku ngaceng melihat pemandangan tubuh instruktur militer yang ketat, amat jantan dan kelaki-lakian itu!.

Sebagian instruktur,mencukur atau mencabuti bulu keteknya, sehingga keteknya bersih dari rambut. Tapi sebagian lagi membiarkan saja bulu keteknya tumbuh lebat dan mereka juga tidak ragu-ragu mengangkat lengannya sehingga yang hadir bisa melihat dengan matakepala sendiri bagaimana pola pertumbuhan bulu ketek mereka [Ta'i!]. Boleh dibilang semua instruktur, dosen, pelatih, itu berwajah tampan, sexy - enak dipandang. Meskipun wajah mereka garang,dingin dan tampak sadisss!

Ketika aku mendaftar jadi taruna, tidak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa aku akan melalui proses seperti itu, yaitu telanjang bulat selama tiga hari tiga malam.

Selama bertelanjang bulat, malam hari kami tidur di sebuah bangsal besar di lantai tanpa alas apa pun juga. Supaya tubuh kami yang telanjang bulat tidak lengket ke lantai oleh keringat, maka di dekat dinding bangsal ada sejalur karpet selebar 75 cm.Dengan demikian kami bisa merebahkan tubuh kami yang telanjang bulat di atas karpet itu.

Tapi karena hanya selebar 75 cm, maka bagian pinggul dan tungkai kami tidak beralas, langsung menempel ke lantai yang dingin. Kami pun tidak diberi bantal.Ternyata tidak mudah tidur di atas karpet tanpa bantal, kepala terasa sakit karena beralaskan lantai yang keras. Pada malam hari tampak berjejer tubuh-tubuh Capratar yang telanjang bulat itu tidur di lantai. Menjelang pagi, banyak - atau mungkin - semua Capratar itu tampak tegang kontolnya. Karena pada pagi hari biasanya hormon lelaki naik dalam darah.

Bangsal besar itu merupakan tempat kegiatan kami sebelum kami resmi dilantik jadi Capratar. Kami makan juga dalam bangsal itu, kuliah juga dalam bangsal yang sama. Seperti halnya tidur, makan dan kuliah pun dilakukan sambil duduk di lantai yang dingin telanjang bulat.

Di belakang bangsal itu ada tempat terbuka tanpa atap dan tanpa dinding. Disitu ada puluhan tiang yang menyangga pancuran air [shower]. Puluhan WC jongkok juga berjajar di tempat itu. Disitulah para Capratar mandi dan berak. Tempat mandi itu berdekatan dengan lapangan olah raga. Sehingga jika ada kegiatan olah raga, banyak orang yang bisa melihat para Capratar itu sedang mandi atau berak telanjang bulat!

Selama tiga hari tanpa penutup alias bugil alias telanjang bulat itu - para Capratar tidak diberi prlemgkapan apa-apa, kecuali sikat gigi! Bahkan mereka belum diberi jatah sabun. Jadi, selepas mandi mereka pun tidak bisa mengeringkan tubuh nya dengan handuk, sisa-sisa air yang melekat di badan mereka cukup diusap saja dengan tangan.

Sebelum masuk ke neraka "Kawah Candradimuka" itu seluruh Capratar [Calon Prajurit Taruna] tinggal selama dua hari di Asrama Transito, selanjutnya mereka dibawa ke kampus Akademi Militer. Kampus ini kelak aku rasakan tak lebih dan tak kurang dari neraka,dimana penghajaran, pencambukan, dan penelanjangan merupakan makanan sehari-hari dari kami yang sedang dididik atau "dibentuk" jadi Perwira di tempat itu.

Sebelum masuk kampus sial itu kami diinapkan di Asrama Transito selama 2 hari. Setelah itu baru kami diangkut k nerakan "Kawah Candaradimuka" yang terkenal sadiss itu!

Kami diberangkatkan dari Asrama Transito pukul 05:30 pagi dan pukul 06:00 kami tiba akademi. Kami yang rata-rata berumur 18 - 20 tahun dan semuanya laki-laki itu,sebelumnya sudah melewati dan sudah lulus ujian berbagai tes, termasuk tes kesehatan serta tes penampilan lahiriah.

Para Capratar itu adalah pemuda-pemuda remaja calon perwira dan umumnya tampan, tegap, tinggi, banyak yang berotot ketat, serta berkontol besar [seperti kontol kuda Arab]dengan jembut dan bulu ketek yang lumayan lebat dan berwarna hitam![Ta'i!].

Otot perut mereka rata dan banyak yang sudah membentuk jadi six-packs. Umumnya kontol mereka disunat, mungkin hanya sekitar 10% - 20% yang kontolnya masih berkulup, belum digunting. Tapi mereka yang masih berkulup pun, kulupnya juga tak terlalu panjang [kalau kulup mereka panjang mungkin akan stampak eperti alat kelamin bebek jantan.Karena kulup mereka pendek maka kepala kontol glans penis] mereka tampak masih nongtot. Meskipun demikian,jelas sekali remaja-remaja ini belum disunat. Capratar yang tak sunat terkadang tampak risih. Karena merasa kontolnya berbeda dengan Capratar lainnya.Mereka inilah yang nanti nya harus merasakan betapa amat sangat pedih rasanya saat kulup mereka digunting tanpa pemati rasa.Sunat di akademi itu dilakukan tanpa pemati rasa dan memang diusahakan agar senyeri mungkin! [Ta'i!].

Ketika dilakukan pembagian jatah seragam, ada 3 orang Capratar yang ditunda penyerahan jatah seragamnya, yaitu aku [Erik}, Alex Jonathan dan Jeffri Kusuma. Alasannya, jatah kami akan segera disusulkan. Tentu saja rasanya amat risih, semua sudah berpakaian, kami bertiga tetap telanjang bulat. Kami pun tetap harus ikut semua kegiatan meskipun masih bertelanjang bulat. Susahnya lagi kami bertiga yang diberi tugas jadi Danton atau Komandan Peleton. Jadi justru kamilah yang sibuk kesana kemari mengurus peleton kami, meskipun kami harus tetap telanjang bulat!

Kami bertiga memang punya kelebihan dari segi fisik dan akademis. Alex, mirip sekali wajah dan tubuhnya dengan Jonathan Mangiring Sianturi [pesenam senior].Jeffri,mirip Dony Kusuma [model dan pemain sinetron]tinggi besar tampan dan juga berkontol besar, sebesar kontol kuda Australia! Jembutnya tumbuh luas, tebal dan hitam! Nikmat sekali melihatnya! [dasar kontol Dony!]. Kata orang wajah dan ukuran tubuhku mirip Ferry Irawan, aku sendiri tidak tahu yang seperti apa pemain sinetron Ferry Irawan itu [Ta'i!].

Belakangan kami tahu bahwa kami bertiga mendapat tugas mewakili seluruh Capratar-baru untuk menerima Lecutan Pertama pada acara pelantikan. Untuk keperluan itu kami diharuskan datang di kantor akademi esok paginya pukul 05:00 pagi.

Ternyata hari itu adalah "hari neraka" bagi kami bertiga. Hari itu kami "dipersiapkan" untuk menerima Lecutan Pertama. Sedangkan Alex diberi tugas menjadi "peraga" untuk aku dan Jeffri. Di tempat parkir mobil akademi kami bertiga disuruh berdiri dalam lingkaran dengan jarak kira-kira 2 meter, kemudian kami disuruh push up dan shit up dari pukul 05:00 sampai pukul 12:00 siang.Jumlah hitungan push up dan sit push adalah seratus kali seratus kali, diselang-seling dengan waktu istirahat untuk ambil napas beberapa menit.

Selama disiksa seperti itu, kami bertiga tidak diberi makan minum sama sekali. Tubuh kami jang bertelanjang bulat jadi bercucuran keringat dan kelelahan. Tapi Alex lebih sial lagi, karena dia jadi "peraga". Jadi,sekali-sekali dia dihajar dengan cambuk oleh instruktur untuk menunjukkan kepada aku dan Jeffri bagaimana kira-kira cara para pejabat akademi itu mencambuki kami pada Acara Pelatikan sore harinya.

Para instruktur itu menghunjamkan pecut besarnya dengan amat keras dan dengan kekuatan penuh otot-otot mereka. Tidak heran jika mula-mula Alex jatuh terjerembab karena kesakitan dan karena lecutan itu seperti mendorong tubuhnya yang telanjang bulat itu ke depan.

Untuk memudahkan para instruktur memperagakan cara mencambuk,maka setiap istirahat push up dan sit up, Alex diikat di tiang bendera, kemudian barulah dia dicambuki oleh para instruktur itu!

Tubuh Alex yang berotot dan telanjang bulat itu jadi babak belur, berdarah-darah, penuh lecet, bilur dan lebam akibat dicambuk habis-habisan. Aku jadi menggigil melihat sadissnya cara para instruktur itu mencambuki Alex! Beberapa kali Alex tampak seperti akan pingsan.Dia dibaringkan sebentar, kadang-kadang diberi minum, setelah dia pulih segera dia dicambuki lagi!

Aku dan Jeffri tidak dicambuk karena tubuh kami harus "disajikan" dalam keadaan "mulus" kepada para pejabat akademi untuk mendapatkan Lecutan Pertama. Lecutan Pertama itu menandai resminya para Capratar-baru dari angkatan kami menjadi Calon Prajurit Taruna dan juga menandai secara resmi dimulainya penggunaan alat-alat penyiksa bagi para Caparatar oleh para istruktur sialan itu [Ta'i!]

Pukul 12:00 kami diizinkan istirahat, tubuh kami basah, berkilat-kilat oleh keringat yang sejak pagi tidak pernah kering. Rasanya lemah lunglai, haus dan lapar. Kami tertidur di tempat parkir yang panas itu telanjang bulat!

Sorenya jam 16:00 Acara Pelantikan dimulai dan pada acara pelantikan sialan itu aku dan Jeffri dicambuki. Kami berusaha tidak pingsan. Padahal para pejabat akademi itu mencambuki kami dengan ayunan cemeti yang amat sangat keras sekali. Ada lebih dari 10 pejabat yang "berkenan" memberikan lecutan kehormatan ke tubuh kami yang telanjang bulat itu [Kontol, jembut, ta'i!]. Masing-masing mencambuki kami dengan 5 sampai 10 lecutan! Kami tidak bisa berpura-pura pingsan, karena kami diancam oleh instruktur, jika kami pingsan maka maka pencambukan akan diulang pada kesempatan lain.

[Ta'i!]


More stories From Tommy Rinaldo Vito

This true story took place in the City of Batam, a city across Singapore which is separated by the Strait of Philips. This is about Alex - a handsome and muscular guy who works as private body-guard and his client Steve, a good looking, well built body,rich and young Eurasian business-man. Alex is 165 cm - 70 Kg, in his 27 and Steve is in his 30 years of age with almost the same size as Alex.... read more

Tokoh Alex adalah tokoh nyata. Ada orangnya dan sekarang masih hidup. Kisah-kisah tentang Alex adalah kisah nyata. Aku [Tommy Tjokro] adalah teman Alex.Kami adalah sahabat dekat. Karena itu Alex tidak ragu curhat kepadaku tentang apa saja.Tentang hidupnya, baik yang susah dan senang.Tentang pengalamannya jadi body-guard, mengawal macam-macam orang. Tentang kecenderungannya dan orientasi... read more

Although Alex was very busy guarding Steve and acted as his sexual partner, however Alex still had chances to experiment sexual encounter with others. Steve was doing business in the City of Batam - a neighbour city of Singapore. While sitting in the hotel lobby and guarding Steve - who was having a business meeting - Alex met Joko. Alex had been hired as a body-guard by Steve. Alex worked... read more

Before joining the Security Agency, Alex was with Abdul [Abdul Rahman Rasyid].Abdul was a rich gay man who had various kinds of businesses - which included operating gay bars.Gay bar actually was not common in Indonesia, although a couple of bars in Jakarta was once considered as gay bars. Because gays used to frequent the bars. Alex was once a security officer in Abdul owned gay bars.... read more

Alex was a good boy. His "mistake" was that he was such a good looking guy with beautiful body and a big cock. These provoked his martial art coach to always found reasons to punish him in order "to discipline" him. Meanwhile, Ab [his martial art coach] had always good reasons to inflict severe punishments upon him - for just minor infractions.But these punishments had made Alex a real man! ... read more

The Malay Dilema is the book written by Mahathir Mohammad. I have never read the book, nor have I seen it. But once I have to face the dilema to choose between two handsome and muscular Malay guys. Berkeliling dan berwisata di rantau ini adalah suatu pengalaman yang menggetarkan jiwaku yang kotor dan doyan sejenis ini.Di Nusantara ini ada beberapa negara Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei... read more

Accompanying Steve in a tour in the Peninsular Malaysia was really very enjoyable for my body and soul.Steve was such a passionate, homosexual and hypersexual guy.Everynight he asked me to be allowed to suck my cock and eat my cum.Luckily I am use to have abundant sperm in my balls,which was enough to cum twice or thrice daily without feeling weak! He asked me also to masturbate his huge... read more

Bang Abdulrahman Rasyid adalah seorang olahraga-wan. Dalam usianya yang baru 35 tahun dia sudah menyandang berbagai gelar kejuaraan dan berbagai kualifikasi ilmu beladiri. Meskipun mempunyai ijazah doktor tehnik kimia dari luar negeri [Jerman] tapi kecintaannya pada ilmu bela diri menyebabkan dia lebih memilih untuk mengembangkan ilmu bela diri dari pada menerapkan keahliannya di bidang... read more

It is very common that the side-walk in Jakarta is used by the vendors to make their living. So, most of the time people cannot walk on the side-walk because it is occupied by newspaper, fruit, food vendors or even street restaurants. After the economic crisis started in 1997, this has become worse and worse. I have always been interested in watching the street restaurants start their... read more

Efforts of the government to stop the practice of brutality, sexual assault, torture and violence in STPDN has come to a complete failure. STPDN is a school run by the government for bureaucrats at the Local Governments. But, "Tradition cannot be stopped" said one of STPDN students,"We enjoy S/M in our school". 1. Lobang Pantat Praja Muda Usaha untuk mengakhiri kebejatan di STPDN gagal... read more

Telanjang bulat semua. Demikianlah kondisi para calon parjurit taruna (capratar)ini waktu mereka sedang "dijajakan" oleh para taruna senior untuk disewakan. Yang boleh menyewa adalah para taruna senior dan para perwira efektif alias perwira aktif. Perbudakan sementara ini merupakan "tradisi" di Akmil (Akademi Militer). Para capratar ini adalah pemuda-pemuda yang baru saja diterima atau... read more

The new recruits had never imagined that being members of the armed forces meant they are bound by a contract for miserable torture. They were just aware of it when the boot camp was started and when suddenly they found they were stripped naked and tortured! As new recruits they had to be naked almost all the time. It was meant to make them aware that they were men and to make them... read more

Slavery is still very much exist in the world. Bounded labour, indenture labour, child labour, you name it! All of them are forms of modern slavery.Even the real slavery- just like being practiced in the eighteen century - is still in existence today. What I had endured is just the worst part of my life i.e. when I was enslaved! I was enslaved mentally,physically,and sexually! I was also stripped... read more

Film Indonesia nyaris punah,kalau saja tidak ada produsen yang berani memulai produksi film untuk layar lebar seperti: "Cau Bau Kan" dan "Arisan". Seberapa jauh investasi yang dikeluarkan untuk kedua film tersebut? Apakah sebanding dengan film berjudul "Tora!Tora!Tora!" tentang serangan Angkatan Udara Jepang ke Pearl Harbour, Hawaii - tidak jelas. Film "Arisan" terasa amat indah karena di... read more

Jeffri masih tergantung di tiang pencambukan. Tubuhnya yang telanjang bulat,putih,atletis dan ketat berotot itu penuh bilur, lembam dan lecet berdarah. Ia baru saja mewakili teman-temannya satu angkatan menerima "Lecutan Pertama". Kedua lengannya terangkat ke atas dan bergantung pada rantai besi yang mencekal borgol di masing-masing pergelangan tangannya.Kakinya mengangkang dan masing-masing... read more

Nafsu menjadi budak seakan tertanam dalam otakku sejak lahir. Keinginan jadi budak seorang lelaki muncul saja tiba-tiba dalam diriku yang kemudian makin lama meningkat, makin kental dalam diriku. Tidak ada yang lebih nikmat selain menjadi budak Tommy Tjokro dan Abdul Rahman Rasyid.Kedua cowok itu ganteng tapi sadiss(!)-nya bukan main!Tommy maupun bang Abdul,keduanya ahli mengayun pecut! ... read more

BUKAN KHAYALAN SEMATA Ada yang mengira penulis cerita sialan ta'i ini berkhayal atau berfantasi. Padahal, ini adalah kisah nyata yang senyata-nyatanya - seperti ta'i di lobang kakus - nyata dan bau ta'i (!) dan apa adanya! Nyata! Seperti halnya seorang pemuda remaja yang barusan mimpi basah. Mula-mula terasa kancutnya basah sewaktu dia terbangun. Ketika dilihat, ter-nyata memang... read more

PERJUMPAAN PERTAMA Aku berjumpa di kantor dengan Yopi ketika dia melamar pekerjaan.Umurnya 18 tahun dengan ijazah SMA.Aku ingin menerima Yopi bekerja di kantorku, pertama:karena Yopi cowok ganteng,tegap atletis dan yang kedua:karena aku ingin menolong dia. Jadi memang nafsu sudah mengatasi niat baikku. Sebetulnya aku bisa saja menerima dia bekerja di kantorku, sebab aku orang... read more

MENGHAJAR PRAJURIT Rudiyanto [Rudy] adalah anak buahku di batalyon. Umurnya 18 tahun. Dia tamatan SMU dan lazimnya tamatan SMU melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Tetapi tekanan ekonomi mengharuskan dia memilih jalan lain.Dia berpangkat Prada[Prajurit Dua].Jadi,ijazah yang dipunyai jauh lebih tinggi dari yang seharusnya menjadi persyaratan seorang tamtama. Sejak pertama aku jumpa... read more

PECUT, CAMBUK, DAN CEMETI Sewaktu masih taruna senior dan setelah aku jadi pelatih taruna di Akmil,cemeti,pecut atau cambuk adalah alat favoritku untuk mendisiplin pemuda-pemuda yang sedang dibentuk untuk jadi militer sejati.Betapa indah dan nikmatnya melihat pemuda remaja yang tengah menanjak dewasa itu telanjang dada atau telanjang bulat, tampak menggelinjang, kaget kesakitan saat lecutan... read more

TAHANAN YANG TAMPAN, BEROTOT KETAT Tahanan itu berpangkat bintara [sersan]. Tubuhya tinggi besar,atletis dan berotot ketat.Tidak ada segumpal lemak pun yang tampak di tubuhnya yang saat itu sedang telanjang bulat tidak berpenutup selembar benang pun.Tidak jelas apa kesalahannya atau pasal apa dari hukum militer yang dilanggar-nya. Bisa jadi dia tidak bersalah. Yang aku tahu hanyalah bahwa dia... read more

MAGANG Apprenticeship atau "magang" adalah suatu proses dimana seseorang belajar atau berlatih untuk mampu bekerja dalam profesi tertentu. Misalnya, untuk menjadi pandai besi maka seseorang bekerja dan belajar pada seorang pandai besi senior.Pada saatnya kelak si pemagang dapat berdiri sendiri dan bekerja sebagai pandai besi profesional. Pada waktu aku jadi Capratar [Calon Prajurit... read more

Siapapun pasti akan malu jika harus melepas baju dan celananya di depan orang banyak, meskipun di depan sesama jenis.Itulah perasaan yang aku rasa-kan sewaktu jadi "new recruit",yaitu waktu untuk pertama kalinya masuk kampus kawah Candradimuka sebagai kadet baru yang disebut : calon prajurit taruna [Capratar]. Candradimuka adalah suatu kampus akademi militer di suatu negara di dunia.... read more

ANAK TUNGGAL Meskipun anak tunggal,tetapi aku bukan tipe anak yang manja.Entah karena kedua orangtuaku pandai mendidik anak ataukah aku memang anak baik. Dari segi kelaki-lakian dan kontol, aku disunat sejak kecil.Jadi aku tak pernah melihat kulupku sendiri seumur hidup. Kata teman-temanku yang pernah mandi bareng dengan aku, kontolku besar. Mungkin sama besar dengan kontol Ricardo... read more

PROFESI SADO-MASOCHIST Aku amat menikmati profesiku sebagai militer! Suatu profesi yang dasarnya adalah membunuh atau dibunuh.Profesi yang jadi jiwa,raga,sukmaku dan jadi panggilan nafsu sex sejenis serta dorongan sado-masochist-ku. Aku juga bersyukur bahwa aku terlahir jadi laki-laki jantan yang kuat fisik dan mental sehingga cocok jadi anggota militer. Tidak heran jika aku bisa survive... read more

Pecut itu aku ayun-putarkan ke atas dan ujungnya aku lecutkan ke bagian bawah perut prajurit yang telanjang bulat itu, tepat di bagian pertumbuhan jembutnya : Whetttt!Cettarr! Suara dengung pecut itu segera diikuti dengan suara ujung pecut yang beradu dengan kulit yang ditumbuhi jembut sang prajurit:Cettarr! bagaikan bunyi letusan pistol dan..: AAAAGH!, si prajurit menjerit tertahan, amat... read more

PENGANTAR Siapa yang tak suka menyiksa? Bohong besar kalau ada yang mengatakan dirinya tidak suka menyiksa! Nyatanya kalau ada maling tertangkap di jalan, pasti akan berebutan orang datang untuk ramai-ramai menghajar maling sialan itu. Terlepas dari apakah yang dihajar itu benar-benar maling atau bukan! Bahkan ada maling yang sekalian disiram bensin badannya lalu dibakar hidup-hidup sampai... read more

LETNAN BENNY Letnan Benny adalah salah seorang perwira yang bertugas sebagai mentor. Mentor atau pembimbing bertindak untuk mempersiapkan para pemuda sipil yang segera akan dimiliterkan [militerisasi]. Karena itu pada waktu-waktu tertentu ia harus bertugas di kawah Candradimuka - suatu kampus akademi militer, dimana pemuda-pemuda dibentuk jadi militer sejati.Tentu saja dengan penyiksaan... read more

Bang Das [Dasrizal] adalah pelatih fitness-ku. Aku kenal Bang Das sekitar setahun yang lalu di tempat fitness. Waktu itu badan Bang Das belum seketat sekarang. Tetapi berkat latihan intens selama setahun dengan barbel dan berbagai mesin olah raga lainnya maka tubuh Bang Das sekarang sudah "jadi", ketat amat berotot dan nyata sekali dia seorang binaragawan. Otot dadanya sangat menonjol ke... read more

Lepas SMU di kampung aku pindah ke Jakarta cari kerja. Berkat bantuan seorang pamanku aku dapat pekerjaan di Jakarta, meskipun jadi pembantu.Yah pembantu rumah tangga laki-laki. Resminya aku bukan pembantu, tapi bantu-bantu jaga rumah. Tetapi pada kenyataannya pekerjaanku tidak ubahnya seperti pembantu : menyapu dan mengepel lantai, mencuci mobil, belanja, masak, mencuci pakaian dan... read more