A Binding Contract of Miserable Torture !
submitted March 6, 2005
Categories: In Indonesian
The new recruits had never imagined that being members of the armed forces meant they are bound by a contract for miserable torture. They were just aware of it when the boot camp was started and when suddenly they found they were stripped naked and tortured!
As new recruits they had to be naked almost all the time. It was meant to make them aware that they were men and to make them familiar with the real man's life!
Nakedness among new recruits will de-sensitize homosexual arousal, the instructors said. It is also good for eradicating homosexual tendecies, they added.
The boot camp was more than that of a torture chamber.Beatings, floggings, branding, and forced circumcission, without anesthetics,were the most common punishments - just to mention a few - they had to endure. It was not well understood why those new recruits had always to be punished severely in nude.
"The Spartans were also going around naked and they received frequent floggings as well. That made them good soldiers" they said. This phrases were repeated over and over. This was meant to convince them - new recruits - that nakedness and torture were good for them!
The new recruits and boot camp were officiated by giving severe whip lashes to two naked new recruits representing the group.
Upacara Pelantikan Calon Prajurit Taruna atau Capratar akan diadakan sore itu jam 16:00.Acara seperti ini dilakukan setiap tahun dan merupakan acara rutin.Hanya saja bagi para Capratar-baru, acara ini adalah sesuatu yang "baru" sekaligus juga sesuatu "mengejutkan" [Ta'i!].
Seperti biasa, pelantikan Capratar-baru ditandai dengan pemberian "Lecutan Pertama" kepada dua orang wakil Capratar pilihan. Kedua Capratar itu harus merupakan Capratar-baru yang berdasarkan hasil tes, mempunyai penampilan lahiriah, fisik dan mental yang terbaik dan juga mempunyai nilai akademik yang tertinggi. Sedapat mungkin para wakil yang akan dihajar itu juga punya kontol yang besar seukuran kontol kuda Australia. [Agh! Ta'i!].
Kedua wakil Capratar-baru sialan itu dicambuk dalam keadan telanjang bulat oleh wakil-wakil instruktur. Untuk memberikan cambukan kehormatan ini dipilih instruktur yang juga berpenampilan menarik, ketat berotot dan sadis serta berdarah dingin.Mereka tidak dibatasi akan mengayun pecut berapa kali.Prinsipnya: "Asal jangan sampai mati saja". Kalau sekedar babak belur berdarah-darah atau hanya pingsan - semaput itu biasa! "Setiap tahun juga begitu".Namanya juga tentara! Harus tahan banting, tahan siksa, dan tahan hajar! Itu lah paradigma yang dianut Akademi Militer.
Dalam artikel cabul sialan ini akan diceritakan pengalaman tiga orang Capratar yang dipilih jadi wakil sialan untuk merasakan "Lecutan Pertama" atau Lecutan Kehormatan itu. Mereka itu adalah Erik yang tampang dan badannyanya mirip-mirip Primus Yustisio, Alex yang fisiknya mirip-mirip Jonathan Mangiring Sianturi [Pesenam],dan Jeffri yang tampang dan tubuhnya mirip Dony Kesuma!
Meskipun acara sadis itu baru dimulai jam 16:00, tapi jam 05:00 subuh ketiga cowok sialan itu sudah harus kumpul di depan Piket Akademi dalam keadaan telanjang bulat. Sejak para Capratar itu datang di "Kawah Candradimuka" [sebutan untuk kampus militer itu] memang sudah disuruh melepas seluruh pakaiannya sampai telanjang bulat.Semua pakaian yang dibawa dari rumah beserta kopor dan barang pribadi harus diserahkan untuk disimpan oleh akademi. Sehingga, para Capratar-baru itu benar-beanar datang seperti yatim-piatu ["We are orphan", kata para Marinir Amerika]hanya membawa tubuh beserta kontol, biji-peler, lobang pantat, jembut dan bulu ketek mereka [Pejuh!].
Sedianya, mereka diberi jatah pakaian seragam Capratar, tetapi dengan alasan jatah seragam belum tiba - mereka dibiarkan telanjang bulat selama tiga hari tiga malam. Pada hari ketiga, jatah seragam dibagikan kepada seluruh Capratar-baru kecuali kepada ketiga Caparatar sialan itu [Erik, Alex dan Jeffri]. Waktu ketiga cowok ganteng itu menanyakan jatah seragamnya, mereka disuruh menunggu perintah lebih lanjut.Ternyata perintah yang mereka terima adalah menghadap Piket pada jam 05:00 pagi esok harinya. Tentu saja dalam keadaan telanjang bulat,karena memang mereka tidak menyimpan penutup selembar benang pun.
Pagi harinya ketiga pemuda itu datang di Piket. Mereka diperintahkan menunggu di halaman yang juga merupakan tempat parkir. Gerimis membasahi tubuh mereka yang telanjang bulat - ketat dan berotot.
Seperti halnya si ganteng Budiyono [cameraman Metro TV yang disandera Mujahidin], Abdul Rahman Rasyid dan Tommy Tjokro [penyiar Metro TV] yang kontolnya sudah disunat semua - Erik juga sudah sunat, tetapi Alex dan Jeffri tidak sunat. Kulup kedua pemuda agak menutupi kepala kontol mereka[glans penis]. Glans penis dan lubang kencing mereka tampak nongtot. Nyata sekali mereka tidak sunat.
Ukuran kontol ketiga pemuda itu lebih besar dari rata-rata ukuran kontol orang Indonesia. Kontol mereka yang besar jadi perhatian dari orang yang hadir disitu. Besarnya ukuran kontol ketiga pemuda itu juga merupakan alasan kenapa mereka terpilih untuk dihajar dalam acara pelantikan Capratar sialan itu
Para Perwira dan Taruna senior yang kebetulan lewat akan senam pagi atau lari pagi banyak yang sengaja berhenti untuk melihat ketiga Capratar sialan yang dipersiapkan untuk dihajar dengan cambuk sore nanti.
Untuk mempersiapkan penghajaran ketiga cowok itu,mereka disuruh menonton rekaman penghajaran tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian mereka sudah sadar apa yang akan mereka alami beberapa jam kemudian.
Selanjutnya beberapa orang pelatih mengerjai mereka. Mereka disuruh berdiri dalam lingkaran dengan jarak kira-kira 2 meter, lalu mereka disuruh push up dan sit up selang-seling 100 kali. Setiap selesai satu set, mereka disuruh menarik nafas dan melemaskan otot-otot selama 2 menit. Lalu dilanjutkan lagi sit up dan push up 100 kali. Dipaksa berbuat begitu, tubuh-tubuh mereka yang telanjang bulat jadi bercucuran keringat dan tampak berkilat-kilat.
Akibat push up sambil bertelanjang bulat, maka kontol mereka jadi ngaceng berat. Karena memang selama tiga hari sebelumnya mereka sudah diberi ramuan untuk meningkatkan vitalitas dan kelaki-lakian mereka [aphrodisiac] : campuran kapsul Kuku Bima, Tongkat Wasiat Madura, Pasak Bumi, Tongkat Ali dan ramuan telor ayam, merica, kecap, kopi, ditambah Irex dan Extra Joss. Tak heran jika kontol mereka ngaceng terus tidak pernah layu.Apalagi mereka dipaksa untuk push up ratusan kali sambil telanjang bulat!
Ketiganya merasa ngebet ingin onani untuk bisa mengentengkan desakan pejuhnya, tapi tentu saja hal itu tidak mungkin dilakukan. Di biji peler mereka terasa ngebet, menjalar sampai ke lobang pantat karena amat terangsang! Lobang kencing mereka tampak basah oleh cairan mazie [pre-cum] sebagai tanda bahwa pejuh mereka sudah siap mau dimuncratkan!
Di tahun-tahun sebelumnya, ada Capratar yang tak kuat menahan desakan kontol, sehingga terpancar lah pejuhnya pada persiapan penghajaran seperti itu. Tentu saja pemuda sialan itu dihukum, harus menjilati pejuhnya yang berceceran di aspal pagi itu.
Hanya Erik dan Jeffri yang akan mewakili para Capratar-baru sore harinya yang akan merasakan Lecutan Pertama. Sedangkan Alex akan menjadi peraga bagaimana tehnik para Pejabat Akademi itu dalam menghajarkan pecutnya kepada Erik dan Jeffri sore harinya.
Oleh karena itu selama push up dan sit up maka Alex sekali-sekali dicambuk tanpa alasan yang jelas. Satu-satunya alasan adalah bahwa sang instruktur ingin menggunakan pecutnya. Keruan saja Alex jadi menggelinjang kesakitan setiap kali cambuk itu menghunjam ke tubuhnya yang telanjang bulat itu, baik punggung, dada, bahu, bokong, paha atau lengan. Hanya wajah dan kontol serta biji-pelernya yang tidak boleh dihajar. Untuk bagian tubuh lainnya? Silahkan!
Sekali-sekali, instruktur juga menyodokkan besi panas ke paha Alex - sehingga mau tak mau dia kaget terlonjak, kesakitan dan kepanasan sambil menjerit : AAAGH!Reaksi Alex seperti itu rupanya membuat instruktur tergoda untuk mengulang-ulang sodokan besi panasnya! Karena Alex bolak balik dihajar cemeti dan pahanya disodok-sodok besi panas - bahkan juga disengat dengan listrik - maka menjelang jam istirahat pukul 12:00 Alex pingsan.
Tubuh Alex yang bertelanjang bulat itu dibiarkan instruktur tergelimpang di aspal panas.Erik dan Jeffri dipaksa para instruktur untuk menjilati tubuhnya yang bersimbah peluh dan darah. Karena ketakutan akan dihajar dengan cambuk,maka mereka berdua menurut saja. Tubuh Alex yang babak belur penuh darah dan keringat itu dijilati berdua dengan lidah - sementara mereka telanjang bulat [Ta'i!]
Diam-diam kedua Capratar-baru itu membayangkan betapa nasib mereka berdua sore harinya, yaitu ketika belasan Pejabat Akademi melecuti mereka dengan Lecutan Kehormatan [Ngentot!].
[JEMBUT!]