A Cruel Ceremony of Foreskin Cutting !
submitted March 15, 2005
Categories: In Indonesian
Jeffri masih tergantung di tiang pencambukan. Tubuhnya yang telanjang bulat,putih,atletis dan ketat berotot itu penuh bilur, lembam dan lecet berdarah. Ia baru saja mewakili teman-temannya satu angkatan menerima "Lecutan Pertama".
Kedua lengannya terangkat ke atas dan bergantung pada rantai besi yang mencekal borgol di masing-masing pergelangan tangannya.Kakinya mengangkang dan masing-masing pergelangan kakinya dirantai di bagian bawah tiang pencambukan[Whipping Post].
Rantai penggantungnya tampak kencang dan tegang, tidak heran jika wajah Jeffri yang tampan dan lelah itu sekali-sekali tampak meringis-ringis kesakitan karena borgol menjepit pergelangan tangannya dan harus menyangga tubuhnya yang berukuran tinggi 165, berat 60 kg itu. Sadissss! Tapi nikmat sekali melihatnya!
Orang yang ada disitu bisa melihat dengan jelas rambut yang tumbuh memanjang di kedua belah ketiaknya.Kontolnya yang besar menunduk disangga oleh kedua belah biji pelernya yang membulat.
Jembutnya lebat menghitam dan tumbuh luas,jantan dan kelaki-lakian sekali. Sayang sekali Jefrri saat itu belum sunat.Kulit khatan alias kulupnya menutupi sebagian kepala kontolnya atau glans penisnya sehingga tampak "nongtot" dan dihiasi dengan lobang kencing yang bagaikan mulut ikan yang menganga.
Melihat kontol Jeffri yang kulup itu yang hadir seakan tergerak untuk mengambil gunting atau pisau tajam untuk memotong kulupnya sehingga jika suadah disuhat, Jeffri akan tampak - jantan sempurna - layaknya lelaki sejati.
Tubuhnya yang atletis tidak menunjukkan adanya timbunan lemak sama sekali, badannya benar-benar sudah "jadi". Kedua belah otot dadanya tampak amat menonjol kedepan dengan 2 puting susu yang seakan tertancap di tengah-tengah masing-masing belahan dada dan tampak tegang melenting - amat menggoda! Otot perutnya rata dan bertonjolan dan berlekukan membentuk six packs!
Di samping tiang pencambukan Jeffri,tampak tiang lainnya yang kosong. Korban sebelumnya digantung dan dicambuki di tiang kosong itu adalah Erik.
Erik sudah dilepaskan dan dia duduk telanjang bulat kelelahan sambil bersandar di salah satu kaki tiang pencambukan. Erik juga baru selesai dihajar dengan pecut. Tubuhnya yang juga kekat berotot dan tak kurang babak belur: penuh lebam dan lecet berdarah. Bahkan paha kirinya tampak ada lepuh hasil sodokan besi panas!
Hari sudah jam 11:30. Sejak jam 09:00 pagi hari itu digelar acara pelantikan para Calon Capratar menjadi Capratar[Calon Prajurit Taruna] di arena olehraga akademi militer yang amat terkenal itu.
Yang unik dari acara pelantikan Calon Capratar menjadi Capratar itu adalah bahwa : peresmian ditandai dengan penghajaran cemeti pada tubuh dua orang calon Capratar yang mewakili para Calon Capratar seluruhnya. Calon capratar yang terpilih untuk dihajar - tentu saja - yang benar-benar pilihan dari segi fisik, mental, akademis dan seksual [kontol mereka harus besar dan pejuh mereka harus banyak volumenya dan juga harus kentall!].
Berbeda dengan Jeffri yang belum sunat, kontol Erik tampak disunat ketat - high and tight - besar dan indah. Seakan siap untuk dikenyot, dijilat dan disedot! Ta'i!
Para taruna senior tampak sudah turun dilapangan akademi itu, mereka sedang asyik mencambuki para calon Capratar lain yang saat itu sudah disuruh melepaskan seluruh penutupnya - telanjang bulat.
Para taruna senior itu umumnya melepas bajunya bertelanjang dada. Sebagian lagi ada yang melepas juga celananya - hanya berkancut - atau cuma mengenakan supporter saja. Tubuh-tubuh taruna senior itu umumnya amat kekar dan amat berotot. Tidak heran jika setiap kali mereka menghunjamkan pecut di tubuh Capratar telanjang itu - langsung saja membiaskan lecet berdarah - Sadiss!, indah dan jantan sekali!
Bunyi pecut beradu dengan tubuh pemuda - pemuda remaja para Capratar yang semuanya telanjang bulat itu seakan bersahut-sahutan: Cetarr! Cetarr! Cetarr! Cetarr! Cetarr!. Sekali-sekali terdengar teriak atau jerit kesakitan Capratar yang kena hajar cemeti : AAAGH! AAAAGH! AAAAAGH! Jantan, sadiss tapi nikmat sekali melihat dan mendengarnya!
Sementara taruna senior lainnya asyik mencambuki para Caparatar baru itu sampai pingsan, sebagian taruna senior mempunyai mainan lain. Mereka mengambil alat-alat sunat untuk memotong kulup di kontol Jeffri - tanpa anestesi.
Salah satu dari mereka memotong kulup di bagian tengah kontol Jeffri.Langsung saja Jeffri kaget menggelinjang kesakitan dan menjerit:AAAAAAAAGH! keras sekali! Tubuhnya menggelinjang - tampak kaget dan kesakitan.Si taruna senior tak perduli dan melanjutkan potongan di kulup Jeffri. Tubuh Jeffri seperti gemetar pedih,kesakitan, keringat mengalir di sekujur tubuhnya. Badan Jeffri jadi berkilat-kilat oleh keringat.Wajahnya tampak amat kesakitan. Indah, jantan dan nikmat sekali melihatnya!
Siksaan terakhir adalah ketika frenulum - kulit di bagian bawah kontol dekat lobang kencing yang dipotong. HAAAAAAAAAGH! Jerit Jeffri, langsung pingsan, kesakitan amat sangat. Dia tidak tahan![Ta'i!].