Cemeti: Alat efektif mendisiplinkan pemuda
submitted March 30, 2005
Categories: In Indonesian
PECUT, CAMBUK, DAN CEMETI
Sewaktu masih taruna senior dan setelah aku jadi pelatih taruna di Akmil,cemeti,pecut atau cambuk adalah alat favoritku untuk mendisiplin pemuda-pemuda yang sedang dibentuk untuk jadi militer sejati.Betapa indah dan nikmatnya melihat pemuda remaja yang tengah menanjak dewasa itu telanjang dada atau telanjang bulat, tampak menggelinjang, kaget kesakitan saat lecutan cemetiku menghajar kulit punggung mereka:CETTARR! CETTARR! CETTARR!
Bunyi pecut beradu dengan kulit pemuda remaja bagaikan suara letusan pistol dan setelah itu segera terdengar jerit amat kesakitan tertahan : AAAGH! dari sang pemuda yang sedang kuhajar itu!
Kalau aku menyiksa atau menghajar taruna, mereka selalu harus bertelanjang bulat, supaya aku bisa leluasa memilih bagian tubuh mana yang akan aku hajar dengan pecutku keras-keras-nya dengan kekuatan ototku : JEPPRETT! Biasanya langsung di bagian yang kena pecut itu membiaskan lecet dan mengeluarkan darah segarr! Sadiss! Tapi tampak jantan dan amat kelaki-lakian.
Sesuai peraturan di Akmil,aku dilarang mencambuk kontol dan biji peler taruna, aku juga dilarang menghajar wajah atau bagian kepalanya.Sedangkan, bagian tubuh selain itu,aku bebas melecuti semau-mauku!Aku paling suka mencambuki kedua puting susu taruna yunior, sampai pecah dan berdarah!
Aku juga suka melecuti kulit taruna bagian bawah perut yang ditumbuhi jembut lebat dan hitam.Paha taruna yang putih dan kekar juga menyenangkan untuk dilecuti sampai penuh bilur,lebam, lecet berdarah-darah!Juga, punggung dan bagian bokong mereka! Bokong adalah bagian yang sensitif, jika bokong dihajar dengan ujung pecut terasa lebih pedih dibandingkan bagian tubuh lainnya. Karena itu, di Inggris, Singapura dan Malaysia, kedua bokong [buttocks] merupakan bagian yang dipilih untuk dihajar dengan rotan pada pelaksanaan hukuman cambuk!
Ada berbagai jenis pecut yang disediakan di Akmil untuk menghajar taruna, tapi yang paling aku sukai adalah pecut biasa yang dalam Bahasa Inggris disebut sebagai "cat o'nine tail", yaitu cambuk dengan tangkai dan satu bagian pelecut.
Ada jenis cambuk lain yang mempunyai beberapa pelecut, yang bila dihunjamkan ke tubuh korban, tentu terasa lebih nyeri, karena ada beberapa tempat di tubuh korban yang kena lecut dalam satu kali hantaman cambuk.Aku tidak suka dengan pecut dengan pelecut ganda itu!
Di Ingrris dikenla birch, yaitu cambuk atau alat pemukul dari tangkai tanaman dengan cabang-cabang yang berduri. Dulu birch dipakai untuk menghajar kelasi-kelasi muda di kapal Angkatan Laut Inggris dan juga dipakai di Pulau Man untuk menghukum para pelanggar hukum tertentu. Hajaran dengan birch mudah meninggalkan jejas berdarah, karena adanya duri-duri pada alat siksa itu.
Pada tahun 1950 - 1960 para Taruna AMN sering dicambuk dengan pecut kawat oleh para seniornya. Lecutan pecut kawat itu meninggalkan bekas atau parut di kulit taruna! Di samping sering dihajar dengan pecut kawat.Para taruna yunior juga boleh dihajar dengan popor senapan oleh para taruna senior! Supaya tegap, mereka juga dipaksa selalu menyandang ransel berisi dua buah batu bata yang cukup berat.Selama kuliah mereka harus duduk di kursi tanpa sandaran - agar berpostur TEGAPP!
Aku juga senang melecuti para taruna yang sedang senam balok.Senam balok dilakukan bertelanjang dada. Satu batang balok diangkat oleh 2 taruna.
Balok yang berat itu diangkat ke atas dengan berbagai gerakan. Sementara dengan alasan yang dicari-cari, sekali-sekali aku melecuti tubuh-tubuh taruna yang ketat berotot, berkilat-kilat oleh basahnya cucuran keringat. Aku bisa melihat wajah-wajah yamh menarik muka amat kesakitan dan kelelahan dari taruna muda remaja yang merupakan pemuda pilihan baik fisik, psikologis, akademis, maupun penampilan lahiriahnya! Setelah aku hajar dengan pecut, maka tubuh mereka yang berkilat akan tampak penuh bilur, lebam, lecet berdarah - hasil hajaran pecutku yang kuayun keras dengan seluruh tenaga dan kekuatan ototku yang terlatih dengan latihan beban rutin!Agh, sungguh terasa indah,jantan, sadiss dan amat kelaki-lakian. Aku amat sangat menyukai pemandangan "indah" itu!
KESEMPATAN MENYIKSA TARUNA
Setelah tamat pendidikan perwira, aku mendaftar-kan diri jadi pelatih para taruna di Akmil atau Akademi Militer [Tapi tidak perlu aku sebut di akademi militer mana dan di negara mana].Banyak teman-teman se-angkatanku yang mengatakan bahwa menjadi pelatih tidak akan memberi pengalaman lapangan.Karena para taruna pasti menurut untuk diapakan saja dan diperintah apa saja oleh para pelatih. Sedangkan jika bertugas pasukan, akan diperoleh lebih banyak pengalaman dalam memimpin anggota dengan berbagai tantangannya.
Tapi aku memang bukan mau mencari pengalaman. Alasanku jadi tentara dan perwira adalah untuk memuaskan nafsu sex sejenisku dan nafsu sadisku, syukur-syukur aku bisa melampiaskan nafsu sado-masochistku!
Sebagai tentara aku akan selalu berada dalam lingkungan kehidupan macho,jantan, kelaki-lakian dan hanya akan dikelilingi lelaki saja. Aku juga akan punya banyak kesempatan bertelanjang bulat bersama,baik pada waktu mandi di asrama militer, maupun waktu medical check up. Aku juga punya banyak kesempatan melihat pemuda-penmuda remaja harapan bangsa dengan fisik pilihan atau anggota tentara lainnya dalam kekadaan telanjang bulat atau telanjang dada. Lebih asyik lagi, sebagai pelatih atau atasan langsung dan atasan yang berhak menghukum [ankum], aku berhak menyiksa siswa militer atau taruna atau bawahan lainnya - sesukaku!
[Oleh karena itu bagi para pemuda remaja homosex yang ingin menikmati hidup sambil membina karier yang kelaki-lakian, jadilah anggota militer!]
Aku menghukum tentara dengan hajaran pecut dalam keadaan mereka telanjang bulat! Sehingga setiap hajaran pecutku ke badan mereka, aku menikmati gelinjang tubuh mereka yang kaget dan kesakitan!
Seperti halnya Praja Muda STPDN Jatinangor, pada waktu aku dan teman-temanku masih jadi taruna, kami juga sering dihajar dan disiksa oleh para taruna senior dan pelatih. Terutama pada waktu baru saja masuk Akmil dan masih berstatus Calon Prajurit Taruna [Capratar] yaitu pada tiga bulan pertama masa pendidikan.
Berbeda dengan new-recruit dari US Marine Corps yang hanya boleh disiksa dengan memerintahkan mereka melakukan kegiatan fisik berat, seperti lari belasan kilometer, push up atau sit up ratusan kali - tetapi new recruits tidak boleh disentuh tubuhnya oleh para pelatih - maka para Capratar boleh diapakan saja - juga dicambuki dengan cemeti dalam keadaan telanjang bulat atau diberi sengatan listrik pada kontol, biji peler, puting susu dan ketiak mereka. Kalui mau, bisa juga ditempeli besi panas pahanya! Semua itu tentu dengan alasan : (1) untuk mendisiplinkan, (2) menjadikan mereka laki-laki dan militer sejati, (3) melatih daya tahan fisik dan mental mereka [endurance], atu (4) sebagai hukuman atas pelanggaran disiplin - yang bisa juga sekedar alasan yang dicari-cari oleh atasan atau senior, misalnya : berdiri kurang tegap, rambut ketiak [bulu ketek]tidak dicabuti sampai bersih, jembut tumbuh berantakan tidak tidak rapi [trimmed]!
Pencambukan yang sering terus-menerus [frequent floggings] juga dilakukan pada tentara Sparta di zaman Yunani Kuno. Bahkan setiap tahun diadakan upacara ujian ketahanan fisik [endurance] para pemuda remaja laki-laki dengan cara mencambuki mereka dalam keadaan telanjang bulat. Tak jarang ada yang mati,karena tidak kuat fisiknya dihajar dengan cambuk secara gila-gilaan begitu!
Para Capratar atau taruna adalah cowok pilihan yang pada waktu baru masuk Akmil berumur 18 - 20 tahun.Pada usia itu,jembut dan bulu ketek mereka sudah tumbuh sempurna. Kontol mereka juga sudah mencapai ukuran maksimal sedangkan pejuh mereka sudah diproduksi sejak 5 tahun sebelumnya, dalam biji peler mereka!
MENGOCOK KONTOL DI HADAPAN ORANG BANYAK
Pada waktu masuk,mereka dites akademis, physical fitness,psikologis,dan juga penampilan lahiriah. Mereka diparadekan dalam keadaan telanjang bulat di hadapan suatu Tim Penguji untuk diperiksa semua bagian-bagian tubuh mereka, termasuk juga keketatan otot mereka,bentuk pertumbuhan jembut/ bulu ketek/ bulu kaki,bentuk dan ukuran kontol, biji peler,lobang pantat dan puting susu mereka!
Selain diambil contoh darah dan kencing mereka, mereka juga disuruh menyerahkan air mani [pejuh] mereka untuk diperiksa. Ta'i!
Pemeriksaan kesehatan untuk taruna dan calon prajurit taruna dilakukan di alam terbuka atau di aula. Tidak ada tempat untuk bersembunyi dari ketelanjangan, semuanya harus terbuka dan harus bisa dilihat oleh semua yang hadir.
Begitu pula saat mereka menampung air kencing dan waktu mengocok kontol mereka untuk mengambil contoh pejuh. Mula-mula mereka mengocok-ngocok kontol mereka, lalu kontol mereka itu jadi makin tegang, makin tegang, dan akhirnya tampak mereka merasa kenikmatan pada puncak syahawat mereka.
Sebagian pemuda ada yang tampak kemalu-maluan sewaktu mengocok kontol dan mulai akan mencapai puncak syahwat, apalagi dalam keadaan mereka telanjang bulat, berkeringat dan banyak yang melihat.Tapi ada juga yang tenang saja menikmati perlocoan kontolnya masing-masing [Kontolll!].
Pada akhirnya,mereka tak bisa menahan lebih lama lagi kenikmatan di kontol mereka, akibat pejuh mereka sudah mendesak keluar, lalu pejuhnya pun dimuncratkan : CROOOOOOT! CROOOOOOT! CROOOOOOT langsung ditampung dalam botol tempat pejuh!Maka tempat pemeriksaan kesehatan itu akan semerbak bau pejuh yang baru muncrat! Para pemuda itu masih muda remaja dan vitalitas mereka masih tinggi.Karena itu pancaran pejuh mereka seakan tidak henti-hentinya, berdenyut-denyut di kontol mereka yang saat itu masih tegang kencang dan ujungnya merah berkilat-kilat. Lendir pejuh itu masih terus meleleh sampai beberapa lama, dari lobang kencing di ujung kontol mereka. Di tempat pemeriksaan kesehatan itu tak disediakan ada air apalagi tissue.Sementara itu hawa terasa panas menyengat.Apalagi para pemuda calon taruna itu di suruh menunggu di alam terbuka tanpa peneduh. Tak heran jika tubuh dan tangan para pemuda itu berlumuran keringat,air kencing dan pejuh! Indah sekali. Ta'i! Ta'i! Ta'i!
Kelak kalau mereka berhasil diterima,mereka akan sering dihajar, dicambuk dan disiksa oleh para senior dan pelatihnya [seperti Praja STPDN] dan bagi mereka yang belum disunat [kontolnya masih berkulup],pada akhir tingkat-1 wajib digunting kelupnya tanpa anestesi. Rasa pedih-nyeri kulup digunting tanpa pemati rasa akan 1000 kali lebih nyeri dan pedih dari pada rasanya bokong dihajar dengan pecut, kontol disetrum listrik atau pun paha ditempeli besi panas. Amat sangat pedih luar biasa [excruciating pain]!
[KONTOL YANG SEDANG MEMUNCRATKAN PEJUH: CROOOOT!]