Apprenticeship: Acara magang jadi taruna
submitted April 4, 2005
Categories: In Indonesian
MAGANG
Apprenticeship atau "magang" adalah suatu proses dimana seseorang belajar atau berlatih untuk mampu bekerja dalam profesi tertentu. Misalnya, untuk menjadi pandai besi maka seseorang bekerja dan belajar pada seorang pandai besi senior.Pada saatnya kelak si pemagang dapat berdiri sendiri dan bekerja sebagai pandai besi profesional.
Pada waktu aku jadi Capratar [Calon Prajurit Taruna]di suatu Akademi Militer [Akmil] di suatu negara [yang tidak perlu aku sebut namanya] juga ada acara magang, yaitu : "magang jadi taruna".
Masa Caparatar berlangsung selama 3 bulan dan merupakan masa "latihan dasar militer" yang di Amerika Serikat dikenal dengan sebutan "boot camp".Seperti halnya semua latihan dasar militer atau boot camp [apalagi untuk calon kadet atau calon taruna alias new recruit]selalu dilakukan dengan cara sekejam dan sesadis mungkin di luar batas-batas perikemanusiaan! Demikian pula hal-nya di Akmil tempat aku menuntut ilmu!
CEMETI
Cambuk, pecut atau cemeti merupakan alat paling penting bagi para taruna senior dalam membentuk dan mendisiplinkan kami agar dapat jadi tentara sejati. Tiada hari - atau bahkan mungkin - tidak jam tanpa lecutan cemeti senior di tubuh kami - yang selalu bertelanjang dada atau bertelanjang bulat.Suara cemeti yang beradu dengan kulit kami para Capratar,seakan tidak ada putus-putusnya : Ceprett!Ceprett!Ceprret! atau Jeppret! Jeppret! Jeppret! atau Whett! Whett! Whett!.
Suara yang timbul itu berbeda-beda sesuai dengan bentuk dan ukuran pecut yang dihajarkan ke tubuh kami dan juga kerasnya taruna senior mengayunkan pecutnya ke tubuh Capratar yang hampir selalu telanjang bulat!Capratar dilarang bersuara kalau sedang dihajar, tetapi selalu saja ada Capratar yang kaget karena merasa amat kesakitan kalau tanpa alasan apa pun tiba-tiba dihajar dengan pecut sekuat tenaga oleh seorang senior. Maka biasanya secara spontan Si Capratar sialan akan menjerit tertahan : AAGHH! Sesuatu tindakan yang amat terlarang dan amat tercela bagi seorang Capratar.Sebagai hukuman, maka Si Capratar akan diberi sengatan setrum kontolnya atau biji peler-nya. Bisa juga ketiak, puting susu atau lobang pantat Capratar sialan itu yang kena setrum. Seringkali Capratar itu jadi kejet-kejet, mules, mencret atau tak jarang keluar pejuhnya kalau kelenjar prostatnya kena setrum dari arah lobang pantat!
Acara wajib yang harus diikuti semua Capratar adalah setiap hari Sabtu dan Minggu "magang" di kamar atau rumah taruna senior di asrama Akmil. Jadwalnya adalah dari pukul 05:00 pagi hari Sabtu sampai pukul 08:00 hari Minggu keesokan harinya. Hanya 28 jam saja, tapi penderitaan yang harus kami alami tak ubahnya bagaikan 28 jam di neraka. Tiap 2 Capratar magang sekaligus melayani 6 taruna senior.
Selama magang, prinsipnya kami melayani taruna senior, tapi kenyataannya kami jadi budak dan sasaran nafsu sadis dan siksaan mereka.Tidak ada seorangpun dari taruna senior yang akan memberi-kan bimbingan pembinaan yang selayaknya kepada Capratar yang jadi pemagang itu.Alih-alih mereka hanya malahan memberikan lecutan-lecutan cemeti, sengatan listrik,sundutan rokok atau besi panas, dan berbagai siksaan yang mereka sukai dan cipta-kan. Para Capratar harus telanjang bulat selama magang dan banyak taruna senior yang memasangkan borgol atau rantai di kaki atau tangan Capratar sialan itu. Sehingga para Capratar pemagang itu benar-benar seperti budak penampilannya!
BUDAK
Para taruna senior memanggil kami bukan dengan panggilan "Capratar" tapi :"Budak", atau "Hei, budak!" kalau akan memerintah atau menyuruh kami melakukan sesuatu.Mereka menyuruh kami melakukan sesuatu yang selalu tidak ada manfaatnya, selain hanya untuk memuaskan nafsu sadis mereka saja! Misalnya : dipaksa push up atau sit up ratusan kali, dipaksa merayap kesana kemari tanpa tujuan dalam kedaan telanjang bulat di bawah hajaran keras pecut mereka, dipaksa mengepel ruangan berkali-kali sambil dilecuti dengan cambuk, ada juga yang dipaksa untuk gulat telanjang bulat berjam-jam dibawah hujan ayunan pecut!
Selama jadi budak, para taruna senior itu tidak pernah memberi atau mengizinkan budak-budaknya makan atau minum. Jika kedapatan budak mereka mencuri-curi makan-minum, misalnya minum air keran, maka tak segan-segan para taruna senior itu menghajarnya sampai pingsan semaput tidak sadarkan diri.
Sewaktu aku masih jadi Capratar, pada suatu hari Sabtu, aku [Erik]dan temanku satu angkatan Alex, magang pada 6 orang taruna senior yang tergolong paling kejam dan sadis pada waktu itu. Mereka merupakan 6 taruna senior yang paling ganteng, bertubuh atletis berotot ketat dan nilai-nilai akademisnya paling tinggi seangkatannya!Karena mereka taruna pilihan maka pada waktu mereka Capratar juga jadi sasaran empuk penghajaran dan penyiksaan kejam serta sadis para senior mereka sebelumnya!
Tak heran jika setelah mereka jadi taruna senior mereka mewariskan tradisi "baik",yaitu menghajar dan menyiksa Capratar dan taruna yunior dengan cara sekejam-kejamnya! Di STPDN kebiasaan atau tradisi menghajar dan menyiksa para Praja Yunior[Praja Muda] disebut "membina". Sedangkan di Akmil, penghajaran dan penyiksaan kejam terhadap Capratar ini diberi nama : "membentuk".
Ada satu kebiasaan "baik" di Akmil, yaitu bahwa jika berada di kamar atau asrama masing-masing - di luar jam belajar atau jam dinas - para taruna senior lebih suka telanjang bulat. Mereka hanya mengenakan supporter jika latihan beban, jogging atau olahraga permainan seperti : basket, bola voli atau bola sepak. Jika latihan renang siapa pun juga di Kampus Akmil,baik dosen, instruktur, taruna atau Capratar - harus telanjang bulat! Di lokasi sekitar kolam renang Akmil merupakan lokasi tanpa penutup [harus telanjang bulat]!
Kami melapor tepat jam 05:00 pagi dan kami sudah harus telanjang bulat. Borgol sudah harus kami pasang di pergelangan tangan sebelah kiri dan di pergelangan kaki sebelah kanan.Kunci ke-2 borgol yang terikat dirantai,kami gantungkan di leher. Telanjang bulat kami berdua berdiri dengan sikap sempurna dihadapan ke-6 taruna senior yang semua-nya juga telanjang bulat itu!
Pada waktu itu kebetulan Alex masih kulup [tidak sunat kontolnya], begitu kami datang melapor di asrama ke-6 taruna senior sialan itu, salah satu dari mereka menarik kulup Alex kedepan, dengan sebilah pisau, dia memotong kulup Alex. Tentu saja Alex kaget tergelinjang kesakitan dan tanpa sadar menjerit AAAGH!keras sekali,tapi tertahan, karena Alex sadar bahwa kalau diapa-apakan oleh senior dia tidak boleh "berbunyi" sedikit pun.
Tanpa ampun si taruna senior menampar pipi Alex dan menonjok perut Alex sambil membentak : "Diam kau!".Alex mundur jatuh terjengkang ke belakang, kontolnya berlumuran darah.Dengan sebuah pecut, si taruna menghajar paha Alex berkali-kali dan berteriak : "Pergi kau ke klinik, urus kulup kau itu!". Potongan kulup Alex yang itu ditepiskan oleh si taruna senior jauh-jauh di rerumputan! Mulut Alex merah berdarah seperti orang makan sirih,karena tamparan keras tangan karate taruna senior tadi memecahkan gusinya sampai berdarah-darah!
Alex cepat-cepat bangkit, dan dengan wajah yang tampak amat kesakitan berkata: "Siap Mayor!". Alex berlari ke klinik sambil memegangi kontol-nya yang berdarah-darah karena kulupnya dipotong begitu saja oleh si taruna senior sialan, kejam, sadiss, tak berperi kemanusiaan itu. Sementara Alex lari beranjak pergi, si taruna masih saja melecuti punggung dan bokong Alex sampai bilur , lebam,lecet dan berdarah! Si taruna senior masih sempat membentak Alex: "Sekali lagi kau berani bersuara waktu kuhajar, kupotong kontol kau itu semuanya!".
Sementara itu 5 orang taruna senior lain melihat perbuatan si taruna tadi sambil tertawa-tawa sadis.Kemudian seorang taruna lain mendekati aku dan bertanya : "Kau sudah sunat?". "Siap! Sudah Mayor", jawabku. Dia menunjukkan sebuah kawat, lalu katanya :"Kalau begitu, gimana kalau lobang kencing kau kusodok kawat".
Langsung dia menyodok lobang kencingku dengan kawat, sakitnya bukan main! Aku mencoba menahan tapi tak kuat, aku tergelinjang, air mataku spontan keluar! "Banci! kau!" bentaknya,"Belum apa-apa sudah nangis!" dia mencabut kawat dari lobang kencingku dan melecuti aku sekeras-keras-nya dengan cemeti, sambil berkata :"Aku jadikan kau laki-laki betulan!"sementara aku masih sikap sempurna dan bertelanjang bulat. Kelima taruna senior lainnya juga ikut melecuti aku. Jeprett! Jeprett! Jeprett!, entah berapa kali, mungkin puluhan kali.Aku merasa lemas karena kesakitan dan terjatuh. Tapi mereka terus saja melecuti tubuhku sekeras-kerasnya. Aku tidak tahan lagi dan jatuh pingsan, semaput tidak sadar! Ta'i!
[JEMBUT PRIMUS YUSTISIO]