Dipaksa telanjang bulat : Rasanya jadi new recruit !
submitted April 8, 2005
Categories: In Indonesian
Siapapun pasti akan malu jika harus melepas baju dan celananya di depan orang banyak, meskipun di depan sesama jenis.Itulah perasaan yang aku rasa-kan sewaktu jadi "new recruit",yaitu waktu untuk pertama kalinya masuk kampus kawah Candradimuka sebagai kadet baru yang disebut : calon prajurit taruna [Capratar].
Candradimuka adalah suatu kampus akademi militer di suatu negara di dunia. Disitulah aku dibentuk jadi lelaki sejati dan dididik jadi perwira yang tangguh, tanggap, tanggon dan trengginas.
Sebagai "new recruit" atau orang yang baru masuk militer tentu saja banyak hal yang baru bagiku yang mengakibatkan shock mental!Perlakuan kepada new recruit di semua negara hampir sama yaitu mereka segera dihadapkan cara hidup dan gaya hidup yang amat militeristik penuh kekerasan dan kejantanan. Kejamm dan sadiss!
Oleh karena itu,pendidikan militer sangat tepat bagi cowok homosex yang doyan s/M. Sebab dalam lingkungan pendidikan militer,mereka akan terus-menerus dihadapkan pada kenikmatan sex yang luar biasa, yaitu sebagai siswa atau taruna : "harus telanjang bulat dan sering disiksa" dan sebagai pelatih atau senior "bebas untuk menyiksa cowok muda remaja yang sedang telanjang bulat".[Karena itu, cepetan dong daftar sekarang. Sekarang lagi pas pendaftaran jadi taruna !].
Seperti halnya para new recruits dari US Marine Corps, maka begitu sampai di kampus Candradimuka yang harus aku [dan teman-teman satu angkatan] harus lakukan adalah apel untuk dihitung dan didaftar.
Bagiku saat itu sangat mendebarkan.Betapa tidak! Para perwira dan para bintara yang menerima dan mengawasi kami saat itu semuanya tampan, jantan, kekar, kelaki-lakian, atletis dan tampak sadis!
Lengan mereka - otot biseps dan triseps begitu besar,kekar dan menggiurkan.Sebagian dari mereka menggenggam cemeti [pecut] besar di tangannya! Dada mereka tampak menonjol ke depan dan perut dan pinggang mereka tampak rata dan kekar! Sikap mereka sangat tegas lugas. Wajah mereka yang tampan menunjukkan garis keramahan seorang guru tetapi dengan nuansa militeristik yang jantan, keras, kejamm dan sadiss!
Belum-belum, kontolku sudah ngaceng melihat pemandangan yang demikian indah dan amat jantan kelaki-lakian itu.Pikiran homosex cabulku sudah menyatakan bshwa: "Aku siappp menyerahkan diriku[pasang badan] untuk diapakan saja oleh lelaki-lelaki yang tampan,jantan dan kekar itu!". Saat itu aku berkhayal : betapa nikmatnya jika cemeti besar itu dilecutkan dengan keras ke tubuhku!
Fantasi cabulku membumbung: Mula-mula terdengar suara ujung cemeti yang beradu dengan kulitku : CETTARR!,terdengar seperti suara letusan pistol! Dilanjutkan dengan rasa pegal di bagian tubuhku yang kena hajaran cambuk itu, kemudian disusul pedas, pedih, perih, nyeri di kulitku dan nikmat di kontol dan otakku ..! Jiwaku, nyawaku terasa moksa ke Nirvana naik ke surga yang ketujuh! Ta'i!
Pada proses penerimaan [reception] di US Marine, para new recruits disuruh melepas pakaian sipil-nya dan langsung diberikan beberapa set seragam termasuk pakaian dalam. Setelah itu mereka akan dibersihkan [cleaned], yaitu rambutnya dipotong gaya "crew cut" [cepak].Tetapi di Candradimuka ternyata berbeda keadaan dan prosedurnya.
Di kawah Candradimuka, setelah apel, maka para calon prajurit taruna [Capratar],disuruh melepas seluruh pakaiannya dan dalam keadaan telanjang bulat mereka dicukur rambutnya. Ada beberapa tukang cukur - yang agaknya juga militer.Mereka bertubuh amat kekar, mengenakan singlet dengan celana militer dan sepatu boot [laars]. Karena hanya mengenakan singlet,maka kami bisa terlihat rambut ketiak mereka yang tumbuh dibawah lengan -biseps dan triseps mereka yang amat kekar dan berotot itu!
Pada saat diperintahkan melepas seluruh pakaian kami [termasuk kancut], tampak beberapa orang di antara Capratar itu ragu-ragu!Sepertinya mereka menunggu reaksi temannya yang lain. Karena ada sebagian Capratar yang tampak ragu-ragu ketika diperintah bertelanjang bulat, maka salah satu perwira membentak:"Cepat!Cepat!Lepas pakaiannya!" Sehingga mereka yang ragu-ragu, terpaksa segera melepaskan pakaiannya sekaligus memelorotkan kancutnya sehingga jembut, kontol dan biji peler mereka bisa dilihat dengan jelas! Setelah mereka telanjang bulat,tampak wajah mereka kemalu-malu-an, karena semua lekuk tubuh, kontol,jembut dan biji peler mereka bisa dilihat semua orang yang hadir di situ!
Melihat sikap sebagian Capratar yang kemalu-malu-an seperti itu,maka salah seorang perwira segera memberi penjelasan: "Untuk mereka yang malu-malu dengan badannya sendiri,ada obat yang mujarab di tangan saya",sambil dia menunjukkan sebuah pecut besar!Lalu dia menghunjamkan satu lecutan cambuk di lantai sehingga terdengar suara pecut beradu dengan lantai: "CETTARR!" seperti suara letusan senapan. "Dengan satu kali hajaran pecut ini, saya jamin rasa malu langsung hilang!" katanya lagi. "Tahun lalu ada Capratar yang saya obati dengan tiga kali lecutan cemeti. Pahanya lecet berdarah, tetapi kebiasaan malu-malu pada badan-nya sendiri ,hilang lenyap seketika!", tambahnya lagi, dengan nada enteng, tapi sadiss!
Mendengar suara lecutan dan cerita si perwira itu,para Capratar itu tampak ada yang menggigil ketakutan.Mereka membayangkan betapa pedih rasa-nya jika cemeti besar itu diayunkan ke tubuhnya yang bertelanjang bulat dengan kerass, oleh perwira yang amat berotot itu! Tak lama kemudian di tempat itu tercium bau pejuh, agaknya ada beberapa Capratar yang amat sangat ketakutan sehingga mereka stress berat dan secara refleks, spontan kontolnya memuncratkan pejuh : CROOOOT! CROOOT! CROOOT! Capratar yang berdiri di samping-ku aku lihat memuncratkan pejuh dari kontolnya. Muncratan pejuhnya menceceri aspal ditempat kami apel bertelanjang bulat itu!Pemuda yang pejuhnya muncrat itu menunduk kemalu-maluan! Dia mengurut kontolnya untuk mengeluarkan sisa pejuh yang masih tersisa di lobang kencingnya. Supaya sisa pejuhnya itu tidak meleleh di lobang kencing-nya!."Gua stress!", katanya kemalu-maluan.
Tapi sebagian Capratar [yang betul-betul lelaki sejati] tampak dengan tenang, segera, dan penuh percaya diri melepas pakaiannya satu per satu, termasuk kancutnya,sehingga mereka pun telanjang bulat tidak berpenutup selembar benang pun! Maka segera aku bisa melihat bentuk dan ukuran kontol dan biji peler mereka. Juga bentuk otot dada dan perut mereka! Tentu saja aku juga bisa melihat jembut dan bulu ketek mereka dan bulu-bulu lain seperti bulu dada, bulu perut maupun bulu kaki mereka [kalau ada].Itulah saat yang paling indah dalam hidupku, yaitu melihat puluhan pemuda remaja pilihan, calon perwira yang bertelanjang bulat sempurna! Sebagai seorang Capratar baru, saat itu,tentu saja aku sendiri juga harus ber-telanjang bulat dan sebagai homosex bejat,kontan kontolku jadi mengeras. Mulai ngaceng! Begitu pula kedua puting susuku jadi kencang, tegang, melenting ketat dan terasa nikmat! Ternyata sebagian dari temanku Capratar baru,juga banyak yang kontolnya ngaceng!
Bahkan salah seorang Caparatar yang tinggi besar berwajah seperti Donny Kusuma [pemain sinetron] dan berotot seperti binaragawan - dengan ukuran kontol yang besar,bagaikan kontol kuda Australia itu, begitu tegang kontolnya sehingga batangya tegak keatas seperti sangkur terhunus dan nyaris menempel ke hamparan jembutnya yang tumbuh luas, hitam dan amat tebal itu!Aku bisa melihat lobang kencingnya juga membasah oleh cairan mazie [pre-cum].Melihat pemandangan yang merangsang,kontol-ku juga jadi tambah tegang,kencang, dan gembung. Dasar ta'i!
Para Capratar itu disuruh memasukkan pakaian yang baru dilepaskan masing-masing ke dalam sebuah kantong plastik yang disegel dan diberi nama pemiliknya.
Setelah semua melepaskan penutupnya,maka ratusan Capratar itu pun membentuk barisan pemuda remaja pilihan yang seluruhnya bertelanjang bulat tidak berpenutup selembar benangpun.Lalu salah seorang perwira membagikan gunting kecil dan pinset.
Tak lama kemudian bergiliran rambut kepala kami dicukur cepak seperti lazimnya cukuran rambut tentara. Karena hanya ada 5 orang tukang cukur, maka yang lainnya harus menunggu giliran. Mereka yang sedang dicukur, duduk di bangku tanpa sandaran dan tanpa diberi kain penutup. Sehingga potongan rambut mereka berjatuhan ke bahu, dada, perut, dan bagian tubuh mereka lainnya yang telanjang bulat itu.
Sambil menunggu giliran dicukur, kami diperintah saling bantu mencabuti bulu ketiak kami masing-masing dengan pinset dan merapikan pertumbuhan jembut kami dengan gunting yang telah dibagikan!
Kami diperintah bekerjasama berpasangan dua-dua. Yang akan dicabuti bulu keteknya harus berbaring terlentang di aspal dengan kedua tangan di bawah kepala, sehingga kedua belah ketiaknya exposed menghadap ke atas dan temannya bisa dengan mudah mencabuti bulu keteknya sambil berjongkok atau duduk bersila telanjang bulat! Karena beberapa Capratar ada yang sempat memuncratkan pejuhnya, karena ketakutan, maka sebagian Capratar itu ada yang harus berbaring di atas ceceran pejuh teman-nya. Mereka dilarang menghindari ceceran pejuh, karena perwira pengawas akan membentak :"Jangan bergeser! Baring di situ!".
Bau ketiak laki-laki bercamnpur bau pejuh mulai tercium semerbak di tempat apel itu, karena ada puluhan ketek Capratar muda remaja exposed dan terpampang ke atas!Apalagi hari makin siang dan sinar matahari terasa makin panas terik di tempat parkir kampus Candradimuka yang beraspal itu. Tubuh kami yang telanjang bulat bercucuran keringat dan berkilat-kilat! Aspal itu terasa panas untuk tempat berbaring. Tapi kami tidak berani mencari posisi lain selain berbaring karena kami akan kena bentak perwira pengawas yang semuanya menggenggam pecut itu! Walaupun memang belum ada Caparatar yang sempat dicambuk pagi itu!
Kamipun saling bantu mencabuti bulu ketek dan merapikan jembut pasangan kanmi. Salah seorang perwira memberi instruksi: "Cabuti bulu ketek sampai bersih! Nanti kalau diperiksa keteknya masih ada rambutnya akan dihukum cambuk dengan pecut ini 100 kali!" katanya mengancam. Sambil dia menghunjamkan pecutnya beberapa kali ke lantai : "CETTARR! CETTARR! CETTTARR!". Ta'i!
Kami diberi waktu "bekerja" setiap 100 hitungan. Setiap 100 hitungan kami tukar tempat, sebagai pencabut dan yang diabuti bulu keteknya.Kami bergantian menghitung sampai seratus. Untunglah, bulu ketek partnerku tidak terlalu banyak. Bulu ketek partnerku mirip bulu ketek Primus Yustisio atau Thomas Djorghy.Dalam 100 hitungan, kedua belah ketiak partnerku sudah klimis. Sehingga aku bisa melanjutkan merapikan jembutnya yang tumbuh luas, tebal dan berwarna hitam.
Kami bergantian mencabuti bulu ketek dan merapi-kan jembut kami masing-masing.Partnerku orangnya ganteng seperti Pimus Yustisio, berotot ketat.
Di atas hamparan jembutnya itu, "terpancang" kontolnya yang besar,sebesar kontolnya Ricardo Gelael atau seukuran kontol kuda Australia. tapi disunat ketat [high and tight] seperti bentuk sunatan kontol para anggota Green Berret Corps US Army! Kontolnya itu disangga oleh dua buah biji peler yang juga berukuran besar, sebesar biji peler kuda Arab! Di bagian tengah kontolnya tampak jelas parut bekas luka sunat/circumcision scar.
Cleaning atau mencabuti rambut ketiak, merapikan jembut dan memendekkan rambut kepala, merupakan tradisi yang ditiru Akmil dari tradisi US Marine Corps.Bedanya, di kampus Candradimuka,kami harus bertelanjang bulat waktu dicukur. Sedangkan new recruits US Marine Corps dicukur dalam keadaan mengenakan celana boxer dan baju kaos [T-shirt].
Seluruh proses pencukuran dan penelanjangan itu makan waktu sekitar 2 jam. Setelah selesai maka tubuh kami yang telanjang bulat itu penuh dengan potongan rambut dan terasa gatal. Demikian pula lapangan apel itu jadi penuh rambut dan potongan jembut serta bulu ketek para Capratar sialan itu. Kami diperintahkan mengumpulkan potongan rambut itu dengan kedua tangan kami sampai benar-benar bersih.Bertelanjang bulat kami mengumpul-kan sisa potongan rambut dan jembut itu diaspal, rambut itu ada juga yang bercampur ceceran pejuh.
Tambah siang,hari tambah panas,kami merasa haus dan kelaparan.Tapi kami tak diizinkan meninggal-kan lapangan apel yang panas terik itu!
Kami masih harus berada di situ sampai 3 jam kemudian.Beberapa di antara Capratar itu pingsan kepanasan dan kehausan. Tapi pemuda-pemuda yang pingsan itu dibiarkan terkapar telanjang bulat di aspal yang panas - semaput!
Kemudian kami diberi makan siang nasi kotak,kami harus makan bertelanjang bulat, duduk di aspal yang panas membara itu.Tangan kami yang barusan mengunmpukan jembut dan bulu ketek dan bercampur ceceran pejuh itu terpaksa kami gunakan untuk makan.Karena sendok plastik pun tak disediakan.
Itulah kehidupan militer, kata seorang perwira pengawas sialan itu. Ta'i!
[JEMBUT]