Mentor : pembimbing untuk merasakan siksaan!
submitted April 22, 2005
Categories: In Indonesian
LETNAN BENNY
Letnan Benny adalah salah seorang perwira yang bertugas sebagai mentor. Mentor atau pembimbing bertindak untuk mempersiapkan para pemuda sipil yang segera akan dimiliterkan [militerisasi].
Karena itu pada waktu-waktu tertentu ia harus bertugas di kawah Candradimuka - suatu kampus akademi militer, dimana pemuda-pemuda dibentuk jadi militer sejati.Tentu saja dengan penyiksaan dan penghajaran yang kejam di luar batas-batas peri kemanusiaan.
Secara organik Letnan Benny ditempatkan di suatu kesatuan yang bertanggung-jawab di bidang diklat [pendidikan dan latihan] dan juga pengembangan sumber daya manusia.Sebagai perwira pertama yang masih muda,sekitar 28 tahun, dia sudah diberikan tanggung jawab menguji para calon [pendaftar] yang akan jadi taruna akademi militer. Dia juga bertanggung-jawab dalam mengembangkan cara-cara pembentukan fisik dan mental calon perwira.
Pemilihan Letnan Benny dalam tugas itu sangat tepat. Karena fisik, mental dan penampilannya memang layak jadi panutan,model,dan idola lelaki sejati!Tubuhnya tinggi besar 170/75, atletis dan ketat berotot. Kontol dan biji pelernya besar [tak kalah dengan ukuran kontol kuda Arab atau kuda Australia] dengan kulup yang sudah disunat ketat[high and tight] seperti model sunat kontol anggota Green Berrets US Army! Jika dibandingkan dengan kontol orang, mungkin kontol Letnan Benny sama besarnya dengan kontol Ricardo Gelael yang ukuran kontolnya amat terkenal di Jakarta itu.
Jembutnya, tumbuh luas, hitam dan tebal, seakan melatarbelakangi kontolnya yang ukuran mega-cock itu! Jika bulu keteknya dibiarkan tumbuh juga lebat, tetapi Letnan Benny rajin mencabuti bulu keteknya! Jika dia mengangkat kedua lengannya ke atas maka di ketiak-nya hanya tampak jejas hitam yaitu bekas pertumbuhan rambut di ketiaknya itu! Ta'i!
Letnan Benny yang oleh adik kelasnya di Akademi Militer dipaggil "Mas Benny" atau "Bang Benny" adalah kombinasi dari kegantengan Mas Tommy Tjokro [Metro-TV], kejantanan Bang Abdul Rahman Rasjid [Metro-TV] dan keketatan tubuh Primus Yustisio dengan nuansa kekejaman dan kesadisan Perwira CPM [sekarang POM].
Sebagai angggota Tim Penguji, dia ikut menguji dalam tes penampilan lahiriah.Di samping itu dia juga ikut mengembangkan cara-cara "pembentukan" mental calon perwira yang dilakukan dengan cara penghajaran dan penyiksaan Calon Prajurut Taruna [Caparatar] dan Taruna yang sekejam-kejamnya di luar batas perikemanusiaan tapi tidak mengakibat-kan kecacatan, kematian dan kegilaan! Sungguh, bukan pekerjaan yang mudah, tetapi amat sangat menyenangkan buat Letnan Benny!
PENEMUAN JENIUS
Salah satu penemuan jenius dari Tim Pembentukan Fisik dan Mental Taruna adalah "sunat tanpa anestesi". Sunat tanpa anestesi [apalagi dengan metode freehand] terkenal sebagai siksaan berat karena nyerinya luarbiasa.Tapi tidak menyebabkan cacat, mati atau gila. Malahan sunat di-claim sebagai "baik untuk kesehatan" dan mengurangi penularan HIV/AIDS dan Penyakit Kelamin bahkan mencegah kanker penis. Sebagai variasi, sunat tanpa anestesi bisa dibuat agar bertambah nyeri dengan cara : 1) memperlambat proses pengeratan atau pengguntingan kulup, atau dengan 2) sekali-sekali mengoleskan alkohol pada luka guntingan kulup.
Sunat tanpa anestesi bagi Taruna yang masih kulup,dilakukan pada saat mereka naik ke tingkat-2. Banyak Abituren [Alumni] Akmil yang kemudian menerapkan kewajiban sunat [tanpa anestesi] di kesatuan yang dipimpinnya bagi anggotanya yang masih kulup atau bagi anggota yang sunatnya dianggap kurang sempurna.Karena terlalu sedikit kulup yang digunting [dibuang] pada waktu mereka disunat sewaktu masih anak-anak.
Menarik sekali melihat Taruna disunat tanpa anestesi. Taruna yang disunat terlentang di atas meja operasi dengan posisi setengah duduk. Kedua tangannya terangkat keatas diborgol ke besi meja operasi. Kedua kakinya mengangkang lebar dan per-gelangan kakinya diborgol pada besi meja operasi bahagian kaki. Dalam posisi demikian bahagian depan tubuh pemuda yang bertelanjang bulat itu exposed kepada yang hadir.Mata semua yang hadir terfokus pada kulup yang membungkus ujung kontol-nya,kedua biji peler dan jembutnya yang terpapar [exposed].
Si Taruna tidak bisa bergerak sama sekali,karena dia "resrtraint" dan terfiksasi di meja operasi pada bagian pinggang,paha,dan pergelangan tangan dan kaki dengan sabuk-sabuk kulit. Sesuai tehnik operasi modern maka jembutnya dibiarkan, tidak dicukur, melainkan ditipiskan [trimmed ] saja, supaya tidak mengganggu proses penyunatan.
Sebelum Taruna itu naik ke meja operasi, dilaku-kan massage pada seluruh bagian tubuhnya oleh sesama Taruna yang akan disunat[bergantian] agar lebih relax dan supaya waktu kulupnya digunting tidak terlalu banyak darah yang keluar. Sebelum disunat, taruna itu juga dikocok kontolnya, atau disuruh ngeloco sampai keluar pejuhnya. Agar se-sudah sunat dia tidak ngaceng, sampai luka sunat-nya sembuh. Sebab, jika kontolnya ngaceng akan memperlambat penyembuhan luka sunatnya. Lukanya akan terbuka lagi setiap kali dia ngaceng. Bisa juga sebelum sunat, Taruna itu disuruh ngeloco tiap hari selama seminggu agar biji pelernya benar-benar kosong dari pejuh - sehingga kontol-nya loyo tidak ngaceng selama seminggu!
Setelah restraint dipasang dan Taruna terfiksasi kuat di meja opersai, dia disuruh mengatur dan melatih pernafasannya [sebagai ganti anestesi]. Pada waktu itulah kulupnya digunting perlahan. Keratan pertama amat mengagetkan,karena nyerinya bukan main.Taruna tampak kaget, tergelinjang dan tak jarang berteriak tertahan : "AAAAGH!", amat kesakitan! Sementara itu wajahnya menarik muka sangat kesakitan. Terkadang Taruna seperti ingin memberontak, tapi fiksasi terlalu kuat.Sehingga dia tidak bisa bergerak sedikit pun. Akibatnya tubuhnya berkeringat karena menahan sakit yang teramat sangat.Tubuhnya yang telanjang bulat itu tampak berkilat-kilat oleh keringat. Sebagian Taruna ada yang merintih-rintih karena tak tahan rasa pedih yang amat sangat di kulupnya. Siksaan teakhir adalah sewaktu luka kulup dijahit. Tiap tusukan jarum di tepi luka kulup itu terasa amat menyakitkan Taruna yang gagah dan jantan itu.
Jika proses sunat telah selesai, Taruna diberi minum dan disuruh latihan nafas,kemudian disuruh turun dari meja operasi. Dia dipapah ke suatu sudut untuk dibaringkan dilantai telanjang bulat. Berbaring di lantai yang dingin telanjang bulat akan bisa mengurangi rasa nyeri akibat guntingan kulup. Selama seminggu, Taruna tidak diizinkan berpakaian [agar kontolnya tidak tergesek-gesek kain celana atau kancut yang bisa memperlambat penyembuhan luka sunat itu]. Menurut Taruna yang disunat "secara militer", pengguntingan kulup tanpa anestesi adalah 10 kali terasa lebih nyeri dibandingkan dengan : punggung dihajar dengan pecut kawat, atau paha ditempeli besi panas atau pun kontol diberi sengatan listrik: NYERI PEDIH LUAR BIASA!!!
WAJIB MENCABUTI BULU KETEK
Letnan Benny adalah perwira yang tampan, tubuh-nya berkulit putih bersih. Jika rambut ketiak [bulu ketek]-nya sedang tidak dicabuti, maka kontras sekali biseps-trisepsnya yang ketat dan berotot,berwarna putih bersih itu ditingkah oleh bulu keteknya yang hitam lebat, amat indah! Tapi terkadang Letnan Benny mencabuti bulu ketek-nya sampai bersih.
Kebiasaan mencabuti bulu ketek ini dimulai waktu dia masih berstatus Capratar di Akademi Militer [Akmil].Waktu itu,Capratar yang kedapatan ketiak-nya berambut selembar saja, pasti akan dihukum dengan penyiksaan kejam oleh para Taruna Senior. Hukuman yang diberikan kadang-kadang : tempelan besi panas di paha, sengatan listrik di kontol atau puting susu atau lecutan cambuk yang ber-ujung kawat tajam di punggung. Sungguh sadiss sekali!
Sewaktu Letnan Benny masih berstatus Capratar, setiap selesai senam pagi,seluruh Capratas harus melepaskan pakaiannya termasuk kancutnya sampai telanjang bulat tak berpenutup selembar benang pun. Demikian juga setiap apel malam. Pada waktu Capratar telanjang bulat,para Taruna Senior akan memeriksa apa saja yang ingin mereka periksa dan apapun juga yang mereka temukan bisa jadi alasan untuk menghajar atau menyiksa Capratar sialan itu. Para Capratar selalu disiksa dalam keadaan bertelanjang bulat, sehingga Taruna Senior bisa lebih leluasa untuk memilih bagian tubuh mana yang akan disakiti dengan kejammm dan sadisss!
Yang diperiksa Taruna Senior antara lain ada- lah ketiak Capratar. Jika diketemukan ada ketiak Capratar yang tidak bersih dari bulu ketek maka pecut Taruna Senior akan diayunkan sekeras-keras-nya ke tubuh Capratar sialan itu sampai penuh bilur,lebam,lecet berdarah. Pertumbuhan jembut yang tidak rapi atau "sikap berdiri yang dinilai kurang tegap" bisa jadi alasan penyiksaan kejam di luar batas perikemanusiaan.[ Cara-cara biadab inilah yang lalu ditiru oleh para Praja Senior bejat, sialan, ta'i, di STPDN - Jatinangor ].
Terkadang tanpa alasan yang jelas, Taruna Senior memaksa seorang Capratar onani sampai pejuhnya muncrat berceceran di lantai. Kemudian Capratar sialan itu masih dipaksa untuk menjilati pejuh-nya sendiri yang berceceran di lantai - dengan lidahnya - sampai lantai itu bersih dari pejuh!
Karena itu setiap senam pagi dan apel malam di kawah Candaradimuka selalu saja tercium semerbak bau pejuh. Pejuh yang muncrat dari kontol para Capratar itu bisa karena dipaksa ngeloco oleh Taruna Senior atau bisa karena ada Caparatar yang amat sangat ketakutan akan dihajar Taruna Senior sampai-sampai pejuhnya muncrat keluar ber-ceceran.
Kalau ada Capratar yang keluar pejuhnya karena ketakutan, pasti tidak akan luput dari hukuman kejam para Taruna Senior: "Kenapa kamu keluar mani!",bentak Taruna Senior,sambil membentak dia melayangkan tamparan keras kekedua pipi Capratar sialan itu! Tamparan itu akan disusul dengan lecutan cemeti keras dan berkali-kali ke tubuh Capratar yang sedang lemess karena pejuhnya baru saja muncrat keluar itu! Ta'i!
Tentu saja pengalaman-pengalaman Letnan Benny yang amat jantan militeristik selama dia jadi Capratar[dan Taruna Senior] inilah telah yang berhasil membentuk dia menjadi lelaki sejati dan perwira yang tanggap, tanggon dan trengginas seperti sekarang!
Pengalaman itu juga jadi modal baginya untuk menciptakan cara-cara penyiksaan dan penghajaran yang kejam dan mengakibatkan nyeri [sakit] hebat [excruciating pain], tidak meninggalkan bekas di tubuh para Capratar dan Taruna sialan, dan tidak mengakibatkan cacat, mati atau gila! Sehingga, penyiksaan dan penghajaran itu benar-benar akan membentuk fisik dan mental Capratar dan Taruna itu jadi lelaki dan militer sejati!
TES PENAMPILAN LAHIRIAH
Pemuda remaja sipil yang akan dijadikan militer adalah pemuda pilihan usia 18 - 20 tahun yang sudah lulus test kesehatan,psikologis,akademis, dan tes penampilan lahiriah. Pemuda-pemuda ini dimiliterkan melalui pendidikan militer di suatu akademi yang terkenal sebagai Kawah Candradimuka dimana pemuda pilihan dibentuk menjadi perwira yang tanggap, tanggon dan tregginas.
Tes "penampilan lahiriah" dilakukan dengan cara menyuruh calon telanjang bulat di hadapan suatu Tim Penguji yang semuanya laki-laki. Kemudian calon disuruh mengangkang dan mengangkat kedua lengannya ke atas [spread eagled].Dalam keadaan begitu semua bagian depan tubuhnya diperiksa : kontol,biji peler,jembut,puting susu, bulu ketek dan semua otot-otot tubuhnya,terutama otot dada, otot perut, biseps , triseps dan otot paha serta betisnya.
Kemudian calon disuruh balik kanan dan menunduk dalam-dalam sambil membengkek belahan pantatnya dengan kedua tanggannya. Dalam posisi si calon begitu maka Tim Penguji bisa memeriksa lobang pantatnya. Jika kontol si calon belum disunat, dia harus menarik ujung kulupnya kebelakang dan membalikkannya, agar Tim Penguji bisa memeriksa apakah bagian dalam kulup calon banyak tai kulat-nya [smegma] atau tidak.
Calon yang kontolnya lebih besar dari ukuran rata-rata, akan disuruh ngeloco agar Tim Penguji bisa memeriksa seberapa baik kontol yang besar itu bisa memuncratkan pejuhnya dan juga berapa banya volume pejuhnya. Karena itu sewaktu pejuh calon sudah akan keluar,si calon harus menampung pejuhnya yang keluar dalam suatu gelas supaya volume pejuh yang dimuncratkan bisa diukur.
Meskipun Tim Penguji semuanya laki-laki, tetapi tidak semua pemuda pilihan yang mengikuti "tes penampilan lahiriah" itu PD [Percaya Diri]. Apa lagi tes penampilan lahiriah itu dilakukan di aula besar dan semua calon [yang jumlahnya bisa lebih seratus orang] hadir bersamaan. Ada saja calon yang tampak risih dan tampak sekali kemalu-maluan bertelanjang bulat dihadapan puluhan mata itu.Terutama apabila calon harus mengocok kontol-nya di hadapan Tim Penguji dan calon lainnya.
Calon yang kulup [tak sunat], juga sering tampak kemalu-maluan waktu harus menarik dan membalik-kan ujung kulupnya untuk dicek ada-tidaknya tai kulat.Seringkali kontol mereka jadi ngaceng dan kepala kontolnya [glans penis] tampak merah ungu berkilat, sewaktu kulup mereka tarik-tarik atau balik.
Di masa yang lalu,setiap calon harus melepaskan pakaiannya di depan Tim Penguji.Dewasa ini,untuk alasan praktis, para calon disuruh melepaskan pakaiannya di luar aula dan mereka masuk aula sudah dalam keadaan bertelanjang bulat tidak ber-penutup selembar benangpun. Dengan cara ini para calon seharusnya lebih PD, karena semuanya sudah sama-sama telanjang bulat, kecuali Tim Penguji saja yang berpakaian.
Komunikasi antar Tim Penguji dengan calon yang sedang diperiksa dilakukan melalui pengeras suara. Sehingga semua yang hadir bisa mendengar dengan jelas pembicaraan dan jawaban pertanyaan Tim Penguji kepada calon. Pertanyaan yang harus dijawab adalah yang berkaitan dengan tubuh calon, seperti: 1) umur berapa jembutnya tumbuh, 2)umur berapa bulu keteknya tumbuh,3)umur berapa air maninya mulai keluar,4) waktu calon ngeloco -biasanya berkhayal tentang apa, 5) umur berapa mimpi basah, 6) bagaimana perasaan calon waktu pertama kali melihat jembut dan bulu keteknya mulai tumbuh.
Pokoknya disitu calon benar-benar ditelanjangi lahir batin, luar dalam. Kalau calon tidak mau menjawab pertanyaan,maka Tim Penguji akan terus mengulangi pertanyaannya berulang-ulang sampai dijawab. Kalau jawabannya diragukan kebenarannya maka Tim penguji akan terus melacak sampai calon terpojok dan menjawabnya dengan jujur dan benar.
Tes penampilan lahiriah dan tes kesehatan merupa-kan tes yang paling menarik bagi para calon mau-pun para penyelenggara seleksi calon taruna. Tak lain karena dalam kedua tes itu seluruh calon harus telanjang bulat.
Pada tes kesehatan para semua calom diharuskan menyerahkan contoh air kencing dan air mani[atau pejuh] untuk diperiksa di laboratorium. Untuk praktis dan agar tidak membuang waktu,para calon itu harus mengeluarkan contoh kencing dan pejuh-nya di tempat itu juga dan mau tidak mau dilihat oleh semua yang hadir!
Tidak heran jika tes kesehatan dilakukan secara periodik di akademi militer bagi seluruh taruna dan juga di berbagai kesatuan, ada yang 6 bulan sekali dan di Akmil tiga bulan sekali.
Setiap kali kembali IB [Izin Bermalam] maka tiap Taruna harus diperiksa kontolnya untuk diperiksa apakah ada kencing nanah [gonorrhoea]atau tidak. Pemeriksaan kontol ini dikenal dengan : periksa laras.
MENTOR
Letnan Benny juga bertindak sebagai Mentor para Calon Caparatar, yaitu ada 3 hari pertama para Capratar itu memasuki kawah Candradimuka.