Peristiwa di kamp latihan Piedras, Colombia
submitted March 11, 2006
Categories: In Indonesian
Setelah kasus penyiksaan Kadet [Taruna] militer di Peru pada tahun 2000-an yang memakan korban lima orang kadet meninggal setiap tahun, muncul lagi berita tentang penyiksaan new-recruits atau prajurit baru di Colombia.
Dari Peru pernah disiarkan rekaman video tentang bagaimana para instruktur militer menyiksa para Kadet [Taruna]di Akademi Militer.Ada Kadet yang digantung di pohon kemudian dipukuli.Ada Kadet yang sedang disetrum dengan listrik sehingga berteriak-teriak kesakitan. Rekaman video juga pernah disiarkan tentang suatu latihan pasukan khusus di Canada - dimana para calon pasukan khusus merayap dalam keadaan telanjang disirami sampah kepalanya dan kemudian dipaksa mengisap kontol temannya. Kejadian di Peru dan Canada telah mengakibatkan debat di parlemen dan juga pemecatan beberapa pejabat militer!
Sementara itu di Colombia,21 orang prajurit baru [new-recruits] yang sedang dilatih dasar-dasar kemiliteran[basic training] mengalami penyiksaan kejam di luar batas peri kemanusiaan di Kamp Diklat [Pendidikan dan Pelatihan] di Piedras, Wilayah Tolima - Colombia. Siksaan itu dilakukan dengan alasan memberikan hukuman karena ke-21 orang prajurit baru ini gagal mengikuti suatu ujian fisik kemiliteran.
Prajurit-prajurit baru ini dipukuli, dihajar dan dicambuk, mereka juga diberi sengatan listrik pada kontol, biji peler,puting susu, ketiak dan lobang pantatnya. Mereka juga diperkosa dan dada serta wajahnya ditempeli besi panas. Foto-foto di surat kabar dan majalah 'Semana' dan 'El Tiempo' yang terbit di Bogota menunjukkan hasil siksaan kejam di tubuh-tubuh prajurit sialan itu!Antara lain berupa luka bakar di dada dan wajah pemuda-pemuda yang berumur 18 tahun itu. Tai!
Peristiwa di Peru dan Colombia sebetulnya bukan hal yang luar biasa,bahkan sangat umum dilakukan di kalangan militer di seluruh dunia.Kamp Diklat dan Akademi Militer pada dasarnya adalah pusat penyiksaan yang dianggap legal. Siksaan dilaku-kan dengan teramat kejam dan sadis terhadap para calon anggota militer atau anggota baru dan di luar batas peri kemanusiaan.
Yang dilakukan oleh Tentara Amerika di penjara Abu Ghraib - Irak adalah tindakan yang biasa dilakukan terhadap para new-recruit [prajurit yang baru masuk] di berbagai angkatan dan juga di perguruan tinggi. Tradisi menyiksa orang baru disebut inisiasi [initiation] atau perpeloncoan [hazing].Anehnya tradisi ini - baik di kalangan militer mau pun sipil di Amerika Serikat, selalu saja disertai tindakan berbau tindakan seksual seperti disuruh telanjang bulat atau disuruh onani.
Tradisi untuk menyiksa "anak baru"[new recruits] atau prajurit baru merupakan tradisi yang lazim dipraktekkan di dunia militer. Di Sparta [Yunani Kuno] setiap tahun dilakukan uji kekuatan dengan pencambukan pada anak laki-laki remaja.Anak laki-laki remaja disuruh telanjang bulat di suatau panggung di tempat umum - kemudian dicambuki. Tidak jarang ada yang mati karena tidak tahan dicambuk.
Di dunia militer, agar para pelatih, instruktur, Kadet Senior [Taruna Senior] bisa menyiksa new-recruits - kapan saja mereka suka - maka yang paling umum dilakukan di seluruh dunia adalah mencari-cari kesalahan dari para new-recruits itu kemudian menghukum mereka.
Penyiksaan juga sering dilakukan di lingkungan para-militer [Hansip, Satpam] serta pseudo-militer. Kebiadaban yang dilakukan oleh para Praja Senior di STPDN Jatinangor [Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri] merupakan contoh kekejaman di lingkungan psedo-militer.
Kesalahan selalu dapat dicari-cari. Yang paling sering dijadikan alasan untuk menghukum para new recruits adalah "kesalahan" berupa : "berbicara kurang" dan "berdiri kurang tegap".
Suatu "kesalahan" yang tidak bisa diukur atau diidentifikasi oleh siapa pun kecuali oleh para instruktur atau Kadet Senior[Taruna Senior] yang sedang berselera atau bernafsu ingin menyiksa orang.
Di STPDN Jatinangor, setiap malam, para Praja Senior mendatangi barak Praja Yunior [Praja Muda] untuk melakukan "Apel Barak". Dalam Apel barak itu semua Praja Muda harus bertelanjang bulat. Apel barak sellau didahului denga push up dan sit up 250 X. Jika ada Praja Muda yang tidak kuat maka mereka akan dicambuk sebagai tebusan. Kalau mereka hanya kuat 200X, maka mereka akan dicambuk 50X tapi dengan ayunan yang amat sangat keras, sekuat tenaga Praja Senior yang bertugas mencambukinya!
Seain itu mereka juga "diperiksa" untuk dicari kesalahannya agar ada alasan para Praja Senior menyiksa atau menghajar.Setiap malam, para Praja Senior itu selalu memaksa para Praja Muda itu untuk onani dan jika pejuh mereka sudah keluar harus ditampung dengan kedua tangan oleh para Praja Muda.Jika ada pejuh yang tercecer dilantai maka pejuh itu harus dijilati dengan lidah oleh para Praja Muda sialan itu. Terkadang tercecer-nya pejuh juga dijadikan alasan oleh para Praja Senior untuk memberi "hukuman" dengan menyiksa, menghajar atau memperkosa Praja Muda.
Lobang pantat para Praja Muda itu juga sering disodok[disodomi]oleh Praja Senior dengan botol, gagang sapu atau benda-benda lain seperti dildo [kontol buatan dari kayu atau plastik]. Biasanya dildo yang dipakai adalah dildo yang permukaan-nya bertonjolan seperti duri-duri!. Terkadang, para Praja Muda yang ganteng dan atletis-berotot diperkosa lobang pantatnya secara bergantian oleh para Praja Senior dengan kontol mereka!Tak heran jika lobang pantat semua Praja sudah tidak ada yang perawan lagi. Sebab selama mereka masih Praja Muda,lobang pantat mereka sering diperkosa oleh seniornya!
Beberapa Praja Muda juga mengaku bahwa lobang kencing mereka disodok dengan kawat oleh Praja Senior sehingga selama seminggu air kencing dan pejuh mereka selalu bercampur darah!
Menurut Esteban salah seorang new-recruits di Kamp Piedras - yang sempat diwawancarai oleh majalah Semana, selama dua minggu pertama berada di Kamp Piedras, para new-recruits tidak diberi pakaian sama sekali. Mereka dipaksa bertelanjang bulat selama dua minggu itu.Tapi semua kegiatan dan latihan tetap dilaksanakan.Termasuk kegiatan di kelas,latihan militer,dan olah raga. Esteban juga menceritakan bahwa para instruktur militer juga sering bertelanjang bulat saja. Sehingga suasana di Kamp Militer itu seperti suasana di Kamp Nudis. Para instruktur itu selalu membawa alat pemukul kayu atau cemeti! Pasti alat siksa itu dipakai untuk memukul atau mencambuki pare new-recruits.
Para new-recruit itu pun tidur tanpa alas atau kasur. Malam hari mereka tidur menggeletak di di suatu bangsal terbuka tanpa dinding bertelanjang bulat. Seminggu dua kali mereka diharuskan tidur beratapkan langit beralaskan rumput di lapangan sepak bola - bertelanjang bulat! Meskipun di Amerika Latin, termasuk di Colombia, tidak ada tradisi sunat, tetapi di Kamp Piedras berlaku ketentuan bahwa semua new-recruits wajib sunat.Untuk itu maka semua new-recruits dipaksa untuk disunat dulu! Kamp Piedras punya seorang dokter yang sangat terampil melakukan sunat dan dapat membuat proses sunat terasa amat sangat nyeri dan pedih karena dilakukan tanpa anestesi sama sekali. Beberapa new-recruit juga disunat sebagai hukuman.Karena dianggap melakukan suatu kesalahan maka ada new-recruit yang kulupnya digunting atau dipotong oelh instruktur-nya.
Setelah itu barulah si prajurit baru sialan itu disuruh ke Klinik Kamp untuk dibereskan luka sunatnya oleh petugas kesehatan. Banyak prajurit baru yang jatuh pingsan karena kesakitan akibat diperlakuakan atau disiksa seperti itu!
Menurut Esteban,para new recruits itu bergantian disunat, setiap hari dua orang. New-recruits atau soldados novelas itu disuruh duduk di atas meja telanjang bulat dalam keadaan mengangkang sementara itu kedua pergelangan kakinya diborgol ketat dan disambung dengan rantai ke kaki meja. Kedua lengan terangkat ke atas dan pergelangan tangannya pun diborgol. Sehingga tubuh si new-recruit yang bertelanjang bulat itu benar-benar terpapar[exposed].Yang hadir bisa melihat dengan jelas, kontol, biji peler, jembut, puting susu dan bulu ketek new-recruit itu!
Dalam keadaan seperti itu Komandan Kamp Diklat melakukan "keratan kehormatan". Dengan sengaja Komandan sadis itu menyentakkan keratan atau guntingan kulup sehingga si parjurit itu tampak kaget, nanar, karean kesakitan dan berteriak keras sekali : "AAAAAAAAGH!"
Setelah dilakukan keratan kehormatan maka Dokter Kamp akan menyelesaikan penyunatan itu sampai selesai. Dokter selalu mengusahakan agar proses penyunatan itu senyeri mungkin.Karena itu banyak new-recruits yang jatuh pingsan semaput karena merasa amat kesakitan.
Dengan sengaja, Dokter membersihkan luka sunat dengan alkohol berulang-ulang supaya si prajurit muda yang berumur 18 tahun itu terbelalak karena kesakitan.Sehingga peluhnya bercucuran disekujur tubuhnya.Tubuhnya yang telanjang bulat itu jadi tampak berkilat-kilat. Sementara wajahnya yang muda ganteng imut itu menunjukkan tarikan wajah yang amat sangat kesakitan. Sadis! Tapi indah dan jantan sekali! Ta'i!
[PEJUH]