Indahnya kehidupan seorang budak sex
submitted March 17, 2006
Categories: In Indonesian
BUDAK SEX
Sebagian dari cowok homosex mempunyai dorongan sado-masochist,yaitu suka menyiksa dan disiksa. Sebagian di antara mereka sangat antusias untuk jadi budak, yaitu dikuasai dan dikendalikan oleh orang lain - seperti aku.Memang terasa aneh bagi mereka yang tidak memahami, tetapi bagi mereka yang bisa memahami,maka jadi budak dari seorang yang dicintai nikmatnya luar biasa,seperti nyawa yang telah moksa ke nirvana.Apalagi waktu sedang dihajar dan disiksa oleh Sang Master, dicambuk dengan cemeti dalam keadaan telanjang bulat tak berpenutup selembar benang pun jua. AGH! Ledzat nikmat luar biasa! Darah yang tertumpah, peluh yang mengalir dan pejuh yang muncrat merupakan pancaran keindahan dan kenikmatan berahi!Ta'i!
Setelah melanglang buana sekian tahun maka pada usia 27 tahun aku berlabuh di bawah kekuasaan seorang lelaki yang amat aku cintai, aku kagumi, aku segani dan aku nikmati, yaitu : Bang Abdul Rahman Rasyid. Bagi Pembaca MOTNES yang ingin tahu seperti apa yang namanya Bang Abdul Rahman Rasyid itu - aku silahkan menyalakan TV dan mencari channel Metro TV.
Bagaimana ceritanya sampai aku yang mula-mula hanya office boy lalu jadi Satpam dan akhirnya berlabuh jadi budak sex-nya Bang Abdul? Tentu panjang ceritanya. Tetapi logikanya adalah bahwa kedudukan Satpam di Indonesia tidak jauh dari kedudukan seorang pembantu rumah tangga [PRT], pramuwisma, babu, kacung,atau cleaning service. Karena itu tidak heran jika dari Satpam kemudian aku beralih tugas jadi kacungnya Bang Abdul dan sekaligus juga jadi budak sex-nya! Begitu juga halnya dunia selebritis tidak bisa lepas dari production house dan stasiun TV. Nah,di situlah kaitannya.
Bagiku menjadi kacung dan disuruh-suruh,dianggap rendah, jadi orang marjinal dan terpinggirkan adalah hal biasa. Apalagi aku memang berasal dari keluarga miskin. Pengalamanku jadi office boy sangat membantu aku dalam menempatkan diri sebagai kacung rumahan dan budak sex yang baik bagi Bang Abdul. Begitu juga pengalamanku jadi Satpam yang setiap enam bulan sekali selama seminggu diharuskan mengikuti latihan penyegaran keterampilan. Selama latihan ini, para Satpam dilatih oleh para instruktur militer yang kejam luar biasa dan suka sekali main tampar, main pukul, main tendang, main hajar dan main cambuk pakai ikat pinggang atau koppelriem. Pengalaman ini berhasil menempa diriku untuk siap dihajar dan disiksa oleh Master-ku : Bang Abdul Rahman Rasyid!
Menjadi budak sex adalah bagaikan biarawan atau biarawati yang telah menyatakan kaul kemiskinan dan keperawanan [selibat]. Karena itu walaupun gaji yang aku terima sebagai kacung amat sangat rendah, bahkan lebih rendah dari UMR, tetapi aku tetap ceria dan bahagia. Sebab, kenikmatan dan keledzatan yang aku rasakan dari hari ke hari, bagaikan extase atau puncak kenikmatan ilahiah dan tak mungkin dapat digantikan oleh gaji yang lebih besar!Apa gunanya gaji besar bagiku?
Karena aku toh tinggal di rumah Bang Abdul tanpa bayar dan mendapat makanan cukup dari Bang Abdul, meskipun kadang-kadang [atau sering-sering] hanya sisa- sisa makanan di piring makan Bang Abdul. Tetapi itu sudah lebih dari cukup! Memakan sisa-sisa makanan Bang Abdul merupakan kehormatan besar bagiku - seperti halnya para abdi dalem keraton yang juga merasa bangga dan bahagia jika bisa makan sisa-sisa makanan Sang Raja.
MINUM PEJUH,PELUH,IDUH[AIR LUDAH],DAN UYUH [AIR KENCING]
Aku lah cowok satu-satunya yang setiap hari bisa menelan pejuh Bang Abdul, menjilati peluh atau keringatnya, mandi atau minum air kencing Bang Abdul yang langsung dipancarkan dari lobang kencing di ujung kontolnya yang besar, indah dan disunat ketat [high and tight] serta terpancang di hamparan jembutnya yang hitam, lebat, tumbuh luas, teramat indah dan sangat jantan kelaki-lakian!
Kalau aku sedang bernasib baik, maka Bang Abdul berselera mencipoki bibirku yang sensual tapi amat kelaki-lakian.Maka aku jadi berkesempatan mencicipi air ludahnya yang lender dan gurih!
Rasanya tidak kalah nikmat dengan sup sarang burung walet yang jika pesan di restoran Cina harganya tidak kurang dari Rp 100.000,- per mangkok itu.
Selain pejuh dan iduh [air ludah], aku juga suka menjilati keringat [peluh] Bang Abdul. Jika pagi hari, setelah selesai jogging 5 km bersama aku dan juga latihan beban, maka tiba di rumah, kami melakukan pendinginan. Pada waktu itu masih ada sisa-sisa cucuran peluh di sekujur tubuh Bang Abdul. Maka aku boleh menjilati peluhnya yang sudah mulai dingin tetapi gurih dan asin itu! Nikmattt! Terasa aku minum cairan dari surga!
Tentu saja air kencing [uyuh] Bang Abdul yang amat berkhasiat untuk kesehatan itu juga secara rutin aku konsumsi.Kalau aku boleh memilih, aku memilih menghirup kencing Bang Abdul langsung dari kontol beliau. Meskipun resikonya, kalau sampai tercecer dari mulutku, aku akan langsung dihajar Bang Abdul - sebagai hukuman - sampai pingsan!
Hanya aku pula yang bisa menjilati keteknya yang ditumbuhi rambut[bulu ketek] yang tampak teramat sangat merangsang bagi mereka yang melihatnya! Bau ketek Bang Abdul sudah bukan masalah bagiku bahkan aku sudah amat sangat menikmatinya. Bau ketek Bang Abdul sudah terpateri di otakku dan jika tercium olehku selalu membikin kontolku jadi ngaceng dan tidak jarang sampai aku keluar mazie [pre-cum].Karena sepanjang hari aku selalu telanjang bulat, maka pre-cum yang keluar kadang-kadang menetes atau menempel di pahaku.Sedangkan jika aku sedang berpakaian dan berkancut, maka per-cum itu melengketkan lobang kencingku kekain kancutku dan kalau lengketan itu dilepaskan maka akan terasa perih di ujung kontolku!
TELANJANG BULAT SEPANJANG HARI DAN MENJILATI PEJUH DI LANTAI
Bagiku pakaian menjadi tidak terlalu penting! Karena setiap hari dan sepanjang hari aku wajib dan diharuskan bertelanjang bulat tak berpenutup selembar benang pun jua! Karena jika sedang ber ada di rumah Bang Abdul juga bertelanjang bulat sepanjang hari!Beliau hanya mengenakan penutup kalau ada tamu atau kalau ke luar rumah saja. Aku juga hanya boleh berpakaian kalau ada tamu atau ke luar rumah saja!
Kalau tamunya teman dekat, terkadang Bang Abdul hanya mengenakan kancut yang amat minim [maximum exposure] tanpa baju. Semua kancut dan supporter milik Bang Abdul sangat minim [maximum exposure and minimum coverage] dan semuanya diimport dari luar negeri - harganya amat mahal untuk ukuran Indonesia, yaitu sekitar US $ 20, - sampai US $ 50,- [antara Rp 180.000,- - Rp 450.000,-].
Seperti halnya yang dialami para pembantu rumah tangga, kacung dan budak, bagiku berlaku pula bermacam-macam aturan atau prosedur yang harus aku ikuti dan aku laksanakan. Salah satunya ada lah bahwa semua pejuh Bang Abdul yang keluar harus masuk ke dalam tubuhku! Padahal Bang abdul kadang-kadang ngeloco sembarangan dan pejuhnya tercecer di lantai. Yach! Mau tidak mau, suka tidak suka, aku harus menjilati ceceran pejuhnya yang jatuh di lantai dengan lidahku dan kemudian pejuh bercampur debu dan kotoran itu harus aku telan kedalam perutku! Ta'i!
Oleh karena itu aku selalu membersihkan lantai rumah Bang Abdul dengan baik agar jika aku harus menjilati ceceran pejuh di lantai, maka pejuh yang masuk ke ususku tidak bercampur kotoran!
Bang Abdul juga sering memaksa aku menjilati lobang pantatnya [rimmimg],untuk itu Bang Abdul berbaring setengah duduk [telanjang bulat],lalu beliau mengangkangkan kedua pahanya lebar-lebar, dan sambil berlutut dan telanjang bulat,dengan lidahku, aku menjilati lobang pantatnya yang berbau khas lobang pantat Bnag Abdul itu itu!
Untuk mampu menjilati lobang pantat dan ketiak Bang Abdul aku harus "belajar" dulu. Mula-mula aku tidak tahan juga. Tapi berkat paksaan Bang Abdul yang dibantu dengan lecutan cemeti yang diayun amat keras di punggung, bokong, dada dan pahaku, sampai kulit tubuhku lecet-lecet dan berdarah, maka lama-kelaman aku terbiasa juga dengan bau ketek dan bau lobang pantat beliau!
SELALU SIAP MENGAYUN CEMETI
Jika sedang di rumah, Bang Abdul tidak pernah lepas dari cemetinya. Di tiap sudut rumah Bang Abdul juga tersedia cemeti. Sehingga jika beliau sedang berselera menghajar aku, beliau tinggal merenggutkan cemeti dan mengayunkan ke tubuhku sejadi-jadinya dan semau-maunya.Ada cemeti yang jika diayunkan dan menghunjam kulitku berbunyi : whett! whett!, whett!Ada yang berbunyi: cetarr!, cetarr!, cetarr! Kalau mau menghajar aku, Bang Abdul tidak perlu mencari-cari alasan [seperti Taruna Senior yang mau menghajar Taruna Yunior], Bang Abdul bisa menghajar aku kapan saja beliau mau dan tanpa alasan apa pun!Lecutan cemeti Bang Abdul terasa pegal,perih dan nyeri, sudah pasti meninggalkan lecet berdarah. Karena itu, setiap saat selalu saja ada lecet berdarah di tubuhku yang selalu telanjang bulat itu - semua itu ada lah hasil ayunan cemeti Bang Abdul yang dihunjam-kan dengan sekuat tenaga otot karate beliau dan dengan sekeras-kerasnya!!!
Meskipun demikian kadang-kadang Bang Abdul juga mencari-cari alasan untuk menghajar aku.Biasanya jika pagi-pagi beliau ingin menyiksa aku, maka beliau memaksa aku mengulum kontolnya,sementara kontol beliau aku kulum dalam mulutku, beliau sengaja kencing ke dalam mulutku, tentu saja aku tidak bisa mengatur aliran kencing beliau agar masuk sekaligus kedalam ususku. Akibatnya air kencing beliau tumpah-ruah kemana-mana! Sebagai hukuman, beliau menghajar aku sesuka beliau dan sekejam-kejamnya, terkadang sampai aku pingsan, semaput tak sadarkan diri dan berlumuran darah!
Bang Abdul tak pernah "menyuruh" aku, melainkan beliau selalu "memaksa" aku melakukan sesuatu, karena perintahnya selalu diikuti dengan lecutan cemeti, pukulan koppelriem, tamparan, tendangan, tonjokan,sundutan rokok,tempelan besi panas atau sengatan listrik!
Jadi betapa indah dan jantan kehidupan seorang kacung yang merangkap jadi budak sex seperti aku. Tak ada seorang pun yang tahu tentang hubunganku dengan master-ku yang ganteng, jantan, sexy dan sadiss luar biasa itu. Kami tinggal di suatu apartemen yang konstruksinya cukup bagus, karena itu suara lecutan cemeti atau rintihan kesakitan ku kalau sedang disiksa ketarlaluan oleh Bang Abdul tidak tembus suaranya ke aparteme sebelah-nya! Di samping itu, aku memang sangat dilarang untuk "berbunyi" kalau sedang dihajar setengah mati oleh Bang Abdul.Jangankan aku menjerit atau beteriak kesakitan, jika aku mendesah saja, maka Bang Abdul biasanya sudah "murka" setengah mati dan hukumannya adalah tempelan besi panas yang membara di pahaku atau memberi sengatan listrik di berbagai bagian tubuhku yang sensitif seperti kontol,biji peler,puting susu,ketiak atau lobang pantat!
Karena itu aku selalu berusaha keras menahan diri jangan sampai keluar suara kalau Bang Abdul sedang menyiksa aku dengan teramat sangat kejam. Akibatnya air mataku jadi keluar dan tubuhku bercucuran keringat menahan rasa nyeri yang amat sangat. Kalau air mataku keluar karena menahan sakit, seringkali juga dijadikan alasan oleh Bang Abdul untuk menghukum aku!
DISUNDUT BESI PANAS DAN ROKOK MENYALA
Besi panas merupakan penalti yang terkejam bagi-ku untuk setiap pelanggaran yang aku lakukan meskipun tidak sengaja.
Sundutan rokok menyala ke kulitku juga merupakan favorit Bang Abdul. Meskipun sakitnya luar biasa kalau aku disundut dengan besi panas atau rokok menyala oleh,tapi tidak ada artinya dibandingkan dengan masalah yang lebih besar yang diakibatkan yaitu bahwa luka sundutan besi panas atau rokok menyala biasanya amat lama sembuhnya dan selalu meninggalkan bekas parut luka bakar di kulitku! Ta'i!
Kalau Bang Abdul sedang iseng, maka aku diharus kan bergerak dengan merayap. Supaya aku tidak bisa bangkit maka kedua tanganku diborgol ke belakang, di bagian paha dan pergelangan kakiku juga dipasangi rantai pengunci.Sehingga jika aku mau bergerak, aku harus bersusah payah merayap sambil telungkup bertelanjang bulat! Terkadang aku dibiarkan dalam keadaan seperti itu selama 24 jam penuh,sehingga aku tidak bisa berbuat apa-apa.Bahkan jika mau kencingpun aku harus merayap ke kamar mandi dan waktu aku kencing, maka air kencingku akan membasahi seluruh bagian depan tubuhku, dada dan perutku. Karena itu aku harus menahan kencing sepanjang hari, tidak makan dan tidak minum. Belum puas dengan itu, Bang Abdul masih menambah lagi keisengannya dengan melecuti tubuhku sampai badanku penuh bilur, lebam, dan lecet berdarah!
ANTICLIMAX
Betapa pun juga, aku merasa bahwa semua yang aku alami adalah suatu keindahhan, kenikmatan, dan kejantanan belaka dan aku merasa sangat dan bahagia. Itulah tujuan hidupku yang terakhir. That is my ultimate goal! Ta'i!
[JEMBUT DAN BUKU KETEK BANG ABDUL RAHMAN RASYID]