Mencabuli Rahman, penjaga villa Mas Teguh
submitted March 29, 2006
Categories: In Indonesian
KISAH NYATA,BUKAN FANTASI
Kalau mau jadi penulis cerita yang baik harus pandai berkhayal dan berfantasi. Susahnya, aku tak pandai berkhayal, berfantasi dan berbohong, jadi terpaksa aku menuliskan apa-apa yang aku alami - kisah-kisah nyata.
Masalahnya adalah mau tidak mau kalau aku cerita kisah nyata selalu melibatkan orang lain. Lalu bagaimana kalau kisah nyata itu juga menyangkut masalah sex? Apalagi sex sejenis, alias homosex?Ambillah contoh apa yang aku telah lakukan pada Rahman,pagi ini![Aku mengetik cerita cabul bejat sialan ini, malam hari]
RAHMAN TIDAK JADI KUENTOT
Tadi malam Rahman aku suruh menginap di villa Mas Teguh[Mas Teguh adalah "Pemilik" diriku atau yang menurut istilah hubungan s/M dalam bahasa Inggris disebut :"Master"].Semula,malam tadi aku berniat mau mencabuli Rahman, tapi aku urungkan. Karena jam 20:00 Rahman langsung tidur, mungkin dia kecapean.
Siangnya Rahman narik Angkot,jadi supir tembak, karena ada temannya, yang supir Angkot, harus ke Puskesmas mengantar isterinya yang melahirkan.
Malam tadi, Rahman tidur di sampingku.Karena dia ganteng,aku "terpaksa" menciumi bibirnya yang sensual. Waktu Rahman aku ciumi bibirnya, dia tidak terbangun dari tidurnya. Mungkin nyenyak sekali.Rahman hanya menggeliat dan berguman :
"Mmmmph"
Tubuhnya yang atletis dan bertelanjang dada amat menawan dan membikin kontolku jadi ngaceng. Tapi nafsu bejatku aku tahan-tahan! Sebetulnya enak juga kalau malam itu bisa ngentot dengan Rahman yang cakep dan atletis itu! Ta'i!
RAHMAN YANG GANTENG
Sebagai piaraan atau slave [budak] Mas Teguh aku diharuskan tinggal di villa beliau. Tapi karena aku juga bekerja sebagai Satpam, maka kalau aku bekerja atau jaga [piket] di kantor, Rahman lah yang ditugasi menjaga villa! Kalau aku atau Mas Teguh sedang ada di villa,maka Rahman tinggal di rumah orang tuanya, tak jauh dari villa.
Rahman tamatan SMA ayahnya petani.Dengan kondisi ekonomi negara yang morat-marit dan tak pernah beres ini, sudah pasti Rahman susah cari kerja. Oleh Mas Teguh,Rahman dipekerjakan jadi penjaga dan pengurus villa dan beri gaji sekedarnya. Aku pun sering memberi uang pada Rahman. Karena dia baik hati, rajin dan ramah!
Sekali-sekali kalau ada kesempatan, Rahman jadi supir-tembak Angkot yang banyak berseliweran di daerah itu.Kadang-kadang dia juga suka ngojek menggunakan motor yang dibelikan Mas Teguh!
Entah siapa yang mengajari Rahman berpakaian[mungkin Mas Teguh?],karena dia sering tampil modis [fashionable]. Kadang-kadang aku berpikir -seharusnya Rahman jadi foto model, peragawan, pemain sinetron, atau presenter TV seperti Mas Tommy Tjokro dan Bang Abdul Rasyid! Atau ikut pemilihan Abang Jakarte seperti Mas Tommy Tjokro [Abang Jakarte Pusat 2003].Ta'i!
Mungkin tidak mudah mencari anak muda ganteng sebaik Rahman.Umurnya sekitar 19 tahun, kulitnya coklat terang, wajahnya tampan,tubuhnya atletis, lengannya [biseps] indah sekali. Membikin aku gemas.
Kalau Rahman sedang membersihkan villa, maka dia selalu buka baju! Sehingga tubuhnya yang ketat, indah,dan atletis itu bisa aku pandangi!Perutnya six packs, dadanya menonjol ke depan dengan dua puting susu yang seakan menancap di atasnya dan tampak tegang melenting - seperti siap untuk dijilat, diremas atau dijepit dengan penjepit puting susu [tit clamp]!Indah sekali.
Sekali-sekali aku juga mencuri pandang kedua belah ketiaknya untuk mencari tahu kelebatan dan pola pertumbuhan bulu keteknya!
Waktu tanpa sadar dia mengangkat lengannya ke atas maka tampaklah bulu keteknya yang tumbuh ringan - tapi amat kelaki-lakian! Seakan menjadi tanda bukti kedewasaan, kejantanan dan kelaki-lakian Rahman. Air liurku terbit ketika aku disuguhi pemandangan bulu ketek Rahman dan aku terangsang jadinya!
Kontolku jadi ngaceng, menegang, keras dan dari lobang kencingku keluar cairan mazie [pre-cum].. ssssr...dan menyebabkan lobang kencingku lengket ke kain kancutku yang sangat minim dan dirancang rendah itu [maximum exposure].
MENCABULI RAHMAN
Aku jarang ada di villa pagi hari, karena jam 05:00 aku sudah harus berangkat ke kantor atau berangkat piket.Padahal nikmat sekali kalau bisa memandangi Rahman bekerja,menyapu,mengepel,cuci mobil atau membersihkan kolam renang - sambil telanjang dada.
Kalau Rahman sedang bekerja, maka makin lama dia bekerja maka tubuhnya makin basah oleh keringat dan lama-kelamaan jadi berkilat-kilat! Kalau aku tak dapat mengendalikan nafsu bisa-bisa Rahman aku terjang untuk aku cabuli sepuas-puas nafsu bejatku! Mana tahaaan?! Ta'i! Kontol!
Tadi pagi, aku off tidak tugas dan tidak piket. Karena malamnya aku gagal mencabuli Rahman, maka pagi itu aku merasa bahwa aku harus dan aku akan mencabulinya, aku menganggap bahwa tubuh pemuda itu [juga kontol, biji peler,lobang pantat dan puting susunya] adalah milikku yang sah! Ta'i!
Aku terus mengamati Rahman yang bekerja dengan cermat dan cekatan. Aku sendiri, seperti biasa, jika di rumah selalu bertelanjang dada saja.
Waktu Rahman selesai bekerja,dia mencuci tangan, di wasbak atau sink [tempat cuci piring].Sedang dia asyik cuci tangan, aku dekati dia, aku peluk tubuhnya yang basah oleh keringat dari belakang, lengket tetapi terasa nikmat. Dia kaget dan dia berkata kebingungan :
"Mas...." Aku gesekkan tubuhnya yang basah ke tubuhku yang sudah telanjang dada.Lalu aku lumat bibirnya dan aku cipok, aku sedot ludahnya dengan bernafsu.
Rahman nanar, terpana, bingung, tak tahu harus berbuat apa, tapi dia menurut saja .....Aku saja terus bertindak!
Supaya dia tidak bisa bergerak, dengan lenganku yang kekar Rahman aku piting.Lalu dalam keadaan setengah kupiting,Rahman aku bawa ke kamar tidur dan dia aku rebahkan terlentang di tempat tidur.
Aku menindihi dia sambil bibirku kembali melumat bibirnya dengan bernafsu.Sementara itu,aku terus sibuk memelorotkan celana dan kancut Rahman dan celana serta kancutku sendiri. Celana boxer dan kancutku dan juga celana Rahman beserta kancut-nya terjela-jela di paha kami masing-masing.
Aku tak perduli! Segera saja kontolku yang sudah ngaceng sekali itu aku gesekkan dengan bernafsu ke arah paha depannya, kontol, biji peler dan jembutnya. Keringatnya membasahi bagian bawah tubuh kami,membuat gesekkan kontolku jadi terasa licin di bagian bawah perut dan paha Rahman. Aku merasa bersatu dengan tubuh Rahmanku yang sudah lama aku inginkan itu! Nafasku memburu karena nafsu dan seakan darahku menggelegak sampai ke kepalaku! Sedangkan Rahman, seperti pasrah dan menurut saja waktu aku perkosa.Dia tidak melawan. [Bisa jadi dia sudah biasa dicabuli Mas Teguh!, waktu aku sedang tidak berada di villa]
Rupanya Rahman ngaceng juga kontolnya,akibat aku gesekkan dengan kontolku. Bahkan lobang kencing-ku yang menganga aku paksakan supaya bergesekan dengan lobang kencingnya - terasa nikmat, perih bercampur baur! Belum pernah aku melakukan yang seperti itu.....
Puas menggesekkan kontolku ke jembut dan kontol serta biji pelernya, aku merasa harus dan akan menyodomi lobang pantatnya. Mungkin saja bo'ol nya masih perawan [ Seandainya Rahman memang belum pernah dicabuli Mas Teguh yang kontolnya ukuran king size itu!]
Aku balikkan tubuh Rahman sampai telungkup dan aku tarik kedua kakinya kelantai supaya aku bisa mudah menyodomi lobang pantatnya.Kemudian,dengan setengah berdiri setengah berlutut, aku bengkek belahan pantat Rahman sehingga aku bisa melihat bulatan lobang pantatnya dan ..... tanpa ampun, tanpa pelicin [lubricant],bo'ol Rahman aku embat dengan kontolku!Karena aku sodok kontolku dengan kasar, maka Rahman kaget kesakitan dan setengah berteriak :
"SAKIT MAS!!"
Teriakannya membikin aku tambah terangsang dan membangkitkan nafsu sadisku.Dengan sengaja aku pompakan kontolku dengan kasar ke bo'ol Rahman. Lalu bokongnya yang ketat kelaki-lakian itu aku tampar dengan telapak tanganku berkali-kali PLAK! PLAK! PLAK! PLAK! PLAK!, baik yang kiri maupun yang kanan! Sehingga dia berteriak lagi :
"AGH. SAKIT MAS!!"
Dalam keadaan tubuhku makin berkeringat, sambil susah payah menyodokkan kontolku ke dalam bo'ol Rahman,tanganku mencari-cari kontolnya untuk aku kocok-kocok!Lalu aku sinkronkan gerakan kontolku kedalam bo'olnya dengan gerakan kocokan tanganku di kontolnya : maju-maju, mundur-mundur, maju-maju, mundur-mundur,...makin cepat,makin cepat, makin cepat dan waktu aku sudah tak bisa menahan dorongan pejuhku untuk keluar, maka akhirnya aku muncratkan pejuhku kedalam poros usus [rectum]Rahman : CROOOOOOOOOOT!CROOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOT! CROOOOOOOOOOOOOOOOOOOT!CROOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOT! ....banyak sekali volumenya,disusul satu detik kemudian dengan muncratnya pejuh Rahman ....... CROOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOT!CROOOOOOOOOOOOOOOOOOT! Volume pejuh Rahman tidak kalah banyaknya dengan pejuhku.
Tanganku berlumuran pejuh Rahman, karena waktu pejuhnya muncrat tanganku sedang menggenggam kontolnya sambil mengocok dengan agak kasar!!!.
Puncak syahwat itu terasa nikmat, indah, jantan dan anehnya aku malah merasa jadi lelaki sejati. Karena sudah berhasil memperkosa dan mencabuli Rahman!
Setelah puas mencabuli dan memperkosa Rahman! Rahman aku baringkan baik-baik telentang di atas tempat tidur,telanjang bulat!Wajah Rahman tampak kelelahan dan rona wajahnya menunjukkan tarikan kesakitan! Mungkin tadi aku terlalu kasar waktu merojok bo'olnya dan mengocok kontolnya. Juga tadi aku menampar bokongnya [buttocks} dengan tamparannya yang terlalu keras : PLAKKK!Padahal tangan dan lenganku amat berotot berkat latihan beban intens dan latihan karate!
Kombinasi ketampanan Rahman ditingkah tubuhnya yang atletis telanjang bulat dengan wajah yang kelelahan dan kesakitan itu, terasa amat indah dan amat merangsang nafsu berahiku!
Aku juga masih telanjang bulat dan kontolku terasa mulai keras dan mengencang lagi melihat Rahman dalam keadaan seperti itu. Mau tidak mau aku jadi berpikir,apakah Rahman perlu aku cabuli sekali lagi? Karena hari masih pagi dan nafsuku masih menggebu-gebu! Itu berarti bahwa sisa-sisa persediaan pejuh di dalam kedua biji pelerku masih banyak!
Aku membaringkan diri di samping Rahman,menunggu saat yang tepat untuk mencabuli dan memperkosa-nya sekali lagi! Biarlah Rahman istirahat dulu! Tapi setelah itu, dia akan aku hajar lagi!!!!
[TA'I!]