Menyempurnakan kelaki-lakian Rahman!
submitted April 4, 2006
Categories: In Indonesian
BERBARING TELANJANG DI LANTAI
Wajah Rahman tampak amat kesakitan.Dia berbaring di lantai, terlentang dan telanjang bulat tidak berpenutup selembar benang pun juga. Kedua kaki-nya terkangkang lebar, kedua tangannya menyangga kepalanya agar tidak sakit mengenai lantai yang keras itu!Dengan posisi kedua lengan seperti itu maka kedua belah ketiaknya bisa dilihat jelas [exposed atau terpapar] oleh yang hadir disitu!
Jembutnya yang hitam tampak lebat tebal tumbuh luas.Di hamparan jembutnya itu terpancang kontol-nya yang besar dan pada bagian leher dari kepala kontolnya tampak luka yang merah bekas sayatan. Rahman memang baru saja disunat lagi! Ukuran kontol Rahman tampak lebih besar dari ukuran rata-rata kontol remaja seumurnya.Rahman berumur 19 tahun.
Dari ketiaknya yang exposed[terpapar] itu tampak bahwa bulu ketek Rahman tumbuh ringan saja,hanya sekedar jadi bukti kelaki-lakian dan kedewasaan-nya. Bulu ketek Rahman yang tumbuh sedikit itu tampak kontras jika dibandingkan dengan jembut-nya yang lebat dan tumbuh luas itu!
Untuk mengurangi rasa nyeri yang amat sangat karena baru saja disunat ulang, Rahman disuruh berbaring di lantai yang dingin tanpa alas apa-pun dan bertelanjang bulat.
Dinginnya lantai katanya dapat mengurangi rasa nyeri pada luka bekas sayatan di kulupnya. Kulup-nya sudah terkudung semua dan kontolnya sudah tersunat ketat [high and tight] seperti sunatan kontol serdadu Amerika Serikat: Marine Corps dan Green Berret, yang oleh dinas diwajibkan harus sunat! Sama halnya seperti agen rahasia Jerman Timur [Republik Demokrasi Jerman] yang terkenal dengan nama "Stasie" dulu yang semuanya diwajib-kan untuk sunat!
Pagi itu Rahman disunat oleh Dr. Jonathan secara militer [tanpa anestesi]. Cara sunat yang luar biasa nyerinya ini biasa dilakukan di akademi militer waktu menyunat Taruna yang masih kulup [belum sunat] dan juga di rumah tahanan militer saat menyunat tahanan militer yang masih kulup kontolnya.Banyak Taruna dan tahanan militer yang jatuh pingsan kesakitan [neorogenic pain] akibat cara sunat yang amat pedih itu [excruciating pain]. Katanya rasa nyeri dan perih itu akan terus terasa sampai satu-dua jam setelah sunat.
Sebelumnya Rahman tidak tahu bahwa dia akan disunat lagi pagi itu!Hari itu memang jadwal Dr. Jonathan datang di villa itu untuk berenang. Dr Jonathan secara rutin berenang di kolam renang yang ada di villa yang ditunggui Rahman. Villa itu milik Kolonel Teguh.
Kolonel Teguh,pemilik villa itu, adalah pimpinan atau tepatnya komandan dari Dr.Jonathan, seorang dokter militer berpangkat Mayor. Kedua Perwira Menengah itu bertugas di kesatuan yang mengawasi disiplin [Provos - CPM] dari suatu angkatan di suatu negara yang tidak perlu disebut namanya.
Sebetulnya Rahman sudah disunat waktu dia masih kecil di kampung.Rahman pernah bercerita padaku bahwa ia masih ingat betapa nyeri rasanya waktu dia disunat.
Dia disunat pertama kali waktu umur enam tahun oleh Dukun Sunat yang disebut Bengkong. Bengkong menyunat dengan cara tradisonal, yaitu mengguna-kan sebilah bambu yang tepinya sudah ditajamkan [sembilu]. Kata Rahman nyerinya bukan main dan Rahman agaknya tidak pernah akan lupa rasa nyeri yang amat sangat itu!Meski saat dia mengalaminya dia baru berumur enam tahun!
DIPAKSA SUNAT LAGI
Suatu kali Rahman dan aku bersama Kolonel Teguh [yang biasa dipanggil orang Mas Teguh] berenang di kolam renang yang ada di villa. Seperti biasa karena di sekitar kolam renang itu tidak ada orang lain, kami bertiga [Rahman, Mas Teguh dan aku] berenang telanjang bulat saja tidak mengena-kan kancut dan tidak berpenutup selembar benang pun juga!
Saat itulah Mas Teguh memeriksa kontol dan kulup Rahman. Mas Teguh menyuruh Rahman duduk di kursi bertelanjang bulat. Dia memperhatikan sisa kulup Rahman dan menariknya maju mundur.Ternyata waktu Rahman masih kecil hanya sebagian dari kulupnya yang dipotong. Akibatnya bentuk sunatnya tampak longgar [loose].
Kalau Rahman sedang duduk dan kontolnya tidak ngaceng,maka tampak sebagian dari kepala kontol-nya tertutup oleh sisa kulupnya. Bahkan kulup di ujung bawah lobang kencingnya [frenulum] masih ada - tidak terpotong. Rahman juga pernah cerita padaku bahwa kalau hawa dingin dan kontolnya mengkerut [mengkeret] maka terkesan seperti dia belum sunat!Karena sisa kulup menutup sebagian besar kepala kontolnya [glans penis].
Bagi lelaki yang waktu disunat frenulumnya tidak dipotong maka bagian frenulum dari kontol itu akan terasa nikmat jika diraba-raba dengan jari.
Mungkin saja bagi Rahman bagian itu juga merupa-kan favoritnya kalau ia sedang ngeloco. Dengan cara mengelus-ngelus sisa kulup itu akan terasa nikmat di kontol, sehingga kontolnya menegang dan mengencang. Kepala kontol akan memerah-ungu dan berkilat-kilat. Jika sudah begitu, maka tinggal menyelesaikan locoannya di kontol supaya pejuhnya muncrat keluar dan berceceran kemana-mana dan dia akan merasa.... NIKMATTT!
Beberapa orang tukang sunat [apakah itu dokter, perawat atau dukun],ada juga yang dengan sengaja tidak memotong frenulum itu. Supaya lelaki yang disunat itu kelak tetap bisa merasakan nikmatnya gesekan di frenulumnya yang penuh dengan serabut syaraf, baik waktu dia sedang ngentot atau pun waktu dia sedang ngeloco dan mengocok kontolnya!
Jika bagian frenulum itu tidak dipotong waktu sunat maka sesudah sunat, seakan kontol itu ada jenggotnya atau ada dagunya. Cara sunat seperti itu disebut dorsumcision bukan circumcision.
Banyak tukang sunat yang memotong frenulum itu dengan alasan bahwa menurut aturan agama,seluruh kulup harus terkudung [terpotong] waktu disunat.
Tapi ada juga penyunat yang sengaja memotong frenulum itu karena waktu dipotong lelaki yang sedang disunat itu akan merasa amat sangat nyeri [sakit bukan main] karena banyak serabut syaraf disitu. Si penyunat tentu menikmati gelinjang kesakitan lelaki yang kulupnya sedang digunting itu! Sehingga nafsu sadisnya terpuaskan dan si penyunat melakukan tindakan itu sambil kontolnya ngaceng, karena terangsang oleh gelinjang tadi!. Ta'i!
Melihat masih ada sisa kulup dan bentuk sunatan kontol Rahman yang loose itu Mas Teguh mengata-kan bahwa Rahman harus disunat ulang! Mendengar itu Rahman merasa shock dan dia jadi ingat waktu dia disunat di masa kecilnya, pedih dan nyerinya bukan main!
Kata Mas Teguh :
"Rahman, kamu harus sunat lagi. Masih ada kulup mu yang belum dipotong. Sunat yang baik harus high and tight. Seluruh kulup harus terpotong. Sunatmu tidak sempurna. Kapan-kapan Dr Jonathan akan aku suruh kesini untuk menyunat kamu!"
"Kalau sunatmu belum sempurna kamu belum jadi laki-laki sejati", kata Mas Teguh pula!
Rahman secara spontan menggigil, dia ingat lagi betapa perihnya disunat dengan sembilu waktu dia berumur enam tahun.Tapi Rahman sudah tahu bahwa setiap kata-kata Mas Teguh selalu sudah final, seperti vonis, dan pasti akan dilaksanakan!
Waktu Rahman terlentang bertelanjang bulat di lantai, sepuluh menit sebelumnya dia baru saja selesai disunat Dr Jonathan [Mayor Dr Jonathan]. Dr Jonathan adalah seorang dokter militer yang biasa menyunat secara militer, yaitu menyunat tanpa pemati rasa [anesthesi] sama sekali.Karena itu nyerinya luar biasa - tidak kalah nyerinya dengan disunat dengan sembilu!
Tak heran jika waktu disunat tadi,Rahman tampak tergelinjang-gelinjang menggeliat kaget, sangat kesakitan! Wajahnya yang tampan dan masih belia itu tampak jelas menarik rona muka yang amat kesakitan dan tubuhnya yang telanjang bulat itu bercucuran keringat dan berkilat-kilat!
Pagi itu,kami berempat berenang di villa:Rahman, aku, Mas Teguh dan Dr. Jonathan. Seperti biasa karena hanya ada kami di villa - maka kami ber-empat berenang telanjang bulat tak mengenakan kancut atau penutup apa pun! Kebiasaan untuk berenang sambil telanjang bulat juga diterapkan di akademi militer [akmil], karena pemakai kolam renang di akmil juga laki-laki semua, yaitu : taruna, dosen, pelatih dan instruktur laki-laki!
Kami berenang secara sitematis dari ujung ke ujung kolam bergantian.Setelah berlatih beberapa lap, kami istirahat dan kami duduk di tepi kolam bertelanjang bulat! Tubuh kami masih basah oleh air kolam.Ketika kami sedang ngobrol, tiba-tiba Mas Teguh berkata kepada Dr. Jonathan :
"John, coba Rahman disunat lagi.Masih ada kulup-nya yang harus dipotong"
"Siap Kolonel!", jawab Dr. Jonathan, dia bangkit mendekati Rahman dan memeriksa kontolnya lalu berkata :
"Ya Man. Masih ada kulup yang ketinggalan ini, kamu harus sunat lagi!" Lalu dia masuk ke villa untuk mengambil alat sunat!Di villa itu tersedia berbagai alat siksa - termasuk alat-alat sunat!
Di rumah tahanan militer dan juga di akmil,sunat tanpa anestesi sudah biasa dijadikan cara untuk menghukum dan menyiksa taruna atau para tahanan militer. Khususnya bagi mereka yang belum sunat atau sunatnya belum sempurna sehingga masih ada sisa kulup yang harus dipotong!
Tubuh Dr.Jonathan yang masih bertelanjang bulat itu tampak kekar dan berotot.Jembutnya lebat dan kontolnya besar. Otot dadanya amat menonjol ke depan dan perutnya six pack.Bulu keteknya tampak hitam terkempit di dalam ketiaknya. Bisepsnya yang yang putih dan kekar tampak kontras dengan bulu keteknya yang hitam!
Penampilan Dr. Jonathan seperti seorang bintang film : tampan,jantan dan menawan. Apalagi jika dia bertelanjang bulat - indah dan merangsang sekali. Maklumlah dia berdarah Eropa, bertubuh tinggi besar dengan dada bidang.Terus terang aku sering juga ngeloco sambil berkhayal tentang Dr. Jonathan - terutama membayangkan kontolnya yang besar, indah dan disunat ketat! Aku juga suka berfantasi tentang jembut dan bulu keteknya yang hitam, juga tentang kedua puting susunya yang selalu tampak tegang dan melenting!
Tak lama kemudian Dr. Jonathan kembali ke kolam renang membawa peralatan sunat yang tersimpan di villa. Kulihat wajah Rahman mulai resah, trauma masa kecil akibat disunat dengan sembilu masih menghantuinya.Tapi dia tidak punya pilihan lagi selain menurut saja.Rahman segan dan takut pada Kolonel Teguh yang sering menghajar dengan pecut kalau Rahman tidak menurut, tidak disiplin, atau melakukan suatu kekeliruan!
Dr.Jonathan menyuruh Rahman berbaring telentang di kursi malas yang ada di tepi kolam. Rahman menurut, air kolam yang tadi membasahi tubuhnya yang telanjang itu tampak mulai mengering. Tapi tubuhnya mulai basah dan berkilat oleh keringat yang mungkin mengucur di badannya akibat rasa takutnya!
Setelah Rahman menelentang, kedua tangannya di borgol dan dirantai ke ujung-ujung kursi malas. Sehingga kedua belah ketiaknya bisa terlihat jelas. Bulu keteknya yang sedikit tampak basah oleh keringat bercampur sisa air kolam tadi! Kedua kakinya juga dirantai kebagian ujung kursi malas diarah kakinya!Pinggangya difiksasi dengan semacam sabuk! Dalam posisi seperti itu, Rahman tampak bagaikan seorang tawanan yang siap akan disiksa! Rahman terpasung kuat [restrained] tak bisa bergerak sedikit pun juga!
Dr. Jonathan yang masih saja telanjang bulat itu mengambil kursi dan diletakkannya dekat Rahman. Kemudian dia pergi ke sebuah keran dekat kolam renang untuk mencuci tangan. Selesai mencuci tangan Dr. Jonathan memasang glove atau sarung tangan karet di kedua tangannya, kemudian dia duduk di arah kontol Rahman untuk menyunat sisa kulupnya.
Aku yang juga masih telanjang bulat karena juga baru selesai berenang, berlutut disamping Rahman untuk membantu kalau-kalau ada yang harus aku lakukan.
Sekali-sekali aku melihat Rahman menggelinjang, wajahnya yangtampan menunjukkan rona amat sangat kesakitan. Dr Jonathan memotong sisa kulup yang tinggal sedikit itu dengan gunting chirurgis [gunting bedah].Tubuh Rahman bercucuran keringat karena amat kesakitan.Sekali-sekali Dr. Jonathan menyapu luka sunat Rahman dengan alkohol untuk membersihkan darah yang keluar dan tiap kali Dr. Jonatahn melakukan hal itu Rahman - tergelinjang kaget kesakitan.Pastilah luka kulup yang pedih itu bertambah perih jika dioles alkohol! Mata Rahman berair karena amat kesakitan, tapi dia tetap bertahan - tidak pingsan! Meskipun amat sangat kesakitan.Nyata bahwa Rahman betul-betul pemuda jantan,tahan sakit dan tahan banting!
Kolonel Teguh yang juga masih bertelanjang bulat karena juga baru saja selesai berenang, berdiri di sampingku sambil mengawasi proses sunat itu dan berkata :
"Tahan Man! Sakit sedikit. Kamu laki-laki!"
Rahman tampak amat menderita! Apalagi waktu luka sunatnya dijahit untuk meghentikan perdarahan. Tiap kali Dr. Jonathan menusukkan jarum bedah di kulit dekat luka sunat, Rahman tampak menggeliat dan menggigit bibir - untuk mengatasi rasa sakit yang amat sangat itu!
Akhirnya siksaan selama setengah jam itu selesai juga. Dr. Jonathan melepaskan semua borgol dan rantai dan Rahman disuruh duduk. Wajahnya masih menunjukkan rasa sakit yang amat sangat. Aku mengambil segelas air es dan memberikan kepada Rahman untuk diminum.
Dr.Jonathan menyuruh Rahman bangkit.Aku membantu Rahman berdiri, karena dia tampak sempoyongan. Mungkin karena masih merasa teramat sangat nyeri pada luka sunat dikontolnya!Kemudian Dr.Jonathan menyutuh aku membaringkan Rahman di lantai dalam posisi terlentang bertelanjang bulat, sekedar mengurangi rasa nyeri. Kata Dr. Jonathan :
"Lantai yang dingin itu akan mengurangi rasa sakit!"
Aku, Dr. Jonathan dan Mas Teguh masih telanjang bulat dan aku lihat kontol kami bertiga tampak sudah ngaceng semua! Akibat melihat adegan sunat yang sadis, jantan dan amat kelaki-lakian itu!
"Threesome!!", perintah Kolonel Teguh. Maksudnya agar kami bertiga melakukan threesome - NGENTOT BARENG BERTIGA!
"Siap Kolonel!", aku dan Dr. Jonathan menjawab serempak.
"Kamu isap kontol Jonathan dan aku hajar pantat- mu!', katanya lagi kepadaku!
"Siap Kolonel!", jawabku.
Dr.Jonathan mengambil posisi terlentang di kursi malas tempat Rahman tadi disunat.Aku mengambil posisi berlutut - memberangkang seperti seekor anjing!
"Mulai!, perintah Kolonel Teguh, seakan kami akan mengadakan manuver militer!
Aku mengisap kontol Dr.Jonathan, sementara itu Mas Teguh menyodokkan kontolnya ke dalam lobang pantatku sambil mengocok kontolku.
"Sinkronkan gerakanmu", perintah Kolonel Teguh kepadaku! Aku menghentikan isapan mulutku di kontol Dr. Jonathan - dan menjawab :
"SIAP KOLONEL!"
Kemudian aku berusaha mensikronkan gerakan mulut-ku mengisap kontol Dr. Jonathan dengan gerakan kontol Mas Teguh menghajar lobang pantatku dan gerakannya mengocok kontolku!
Maju-maju, mundur-mundur, maju-maju, mundur- mundur.Begitu terus,terasa nikmat!Sekali-sekali kami berhenti sebentar agar rasa nikmat bisa dipertahankan lebih lama dengan menahan puncak syahwat.Setelah kami ngentot- berhenti-ngentot-berhenti selama setengah jam,tubuh kami jadi ber-keringat, berkilat dan terasa nikmattt!!!
"Aku hampir keluar!" kata Kolonel Teguh.Aku tak menjawab tapi aku percepat saja gerakan mulutku mengisap kontol Dr. Jonathan!
Maju-maju-maju,mundur-mundur-mundur,terus,terus, teruuus, teruuus, sinkron, sinkroon, sinkrooon, dengan locoan tangan Mas Teguh di kontolku dan embatan kontol Mas Teguh di bo'olku dan ...AAGH! AAGH!... keluar!... dan.. CROOOOOOOT! CROOOOOOT! CROOOOOOT! CROOOOOOT! secara hampir bersamaan kontol kami memuncratkan pejuh masing-masing! AAAAGH.. nikmat.. lampiaass!
Mulut, dagu dan dadaku berlumuran pejuh Dr. Jonathan. Pejuh Dr. Jonathan yang volumenya amat banyak itu juga tumpah-ruah menceceri jembut, biji peler dan paha serta perut Dr.Jonathan. Bau pejuh semerbak di tempat itu! Itu gabungan bau pejuh kami bertiga!
Mas Teguh melepetkan pejuhku yang berceceran di tangannya ke punggung,dada,dan lenganku - untuk membersihkan tangannya dari ceceran pejuhku!
Belahan pantat dan selangankanganku terasa licin dan lengket karena sebagian pejuh Mas Teguh di muncrat dengan sengaja di luar poros ususku!
Aku merasa agak perih di kontol dan bo'olku!Tadi Mas Teguh mengocok kontolku dengan kasar, begitu juga waktu dia menyodokkan kontolnya ke dalam lobang pantatku!
Sebagai seorang perwira militer,Mas Teguh memang selalu bertindak tegas,keras dan kasar! Caranya itu sangat sesuai dengan jiwanya yang jantan, kelaki-lakian, dan militeristik!
Aku menengok Rahman!Dia sudah tertidur dilantai, terlentang telanjang nulat. Kontolnya yang masih agak memerah itu tampak layu tapi sudah tersunat ketat [high and tight] seperti diinginkan Mas Teguh - Sang pemilik Rahman.
ANAK ASUH KOLONEL TEGUH
Setelah hidup Rahman ditanggung oleh Kolonel Teguh maka dia harus mengikuti semua kemauannya. Sebetulnya bukan hal yang mudah untuk mengikuti kemauan Mas Teguh. Sebagai seorang tentara yang berpangkat Perwira Menengah [Kolonel],memang Mas Teguh selalu bersikap keras dan kejam kepada bawahannya dan kepada para tahanan militer yang berada di bawah pengawasannya.
Sikap keras dan kejam itu juga dilakukan kepada Rahman yang sudah jadi semacam anak asuhnya. Di samping itu, Mas Teguh memang bertekad untuk menjadikan Rahman seorang laki-laki sejati yang tanggap, tanggon dan trengginas tak kalah dengan para Taruna Akmil!
Rahman disuruh tinggal di villa Mas Teguh di Cisarua, sekalian dia menunggui dan mengurus villa itu! Rahman kuliah di UT [Universitas Terbuka], jadi di tidak perlu sering-sering meninggalkan villa! Karena materi kuliahnya dikirim per pos.
[TA'I]