Carlos dari Santiago de Chili
submitted April 16, 2006
Categories: In Indonesian
SANTIAGO DE CHILI
Kota Banda Aceh sudah menggeliat kembali setelah diterjang tsunami. Duka nestapa seakan telah terlupa.Meskipun demikian masih banyak pengungsi yang tinggal di tenda-tenda yang panas, tanpa air bersih, tanpa WC dan tanpa aliran listrik yang memadai.
Orang asing, relawan, organisasi internasional LSM,entah siapa lagi,sebagian besar sudah pulang ke negeri asalnya - meninggalkan tanah nestapa yang baru dilanda bencana itu. Tinggallah satu atau dua orang kulit putih [bule] yang masih tampak berkeliaran di Bumi Serambi Mekkah itu.
Salah satunya adalah Carlos - pemuda asal Cili [Chile] yang bekerja di suatu organisasi asing [internasional] yang bergerak di bidang bantuan pembangunan perumahan. Carlos lahir di ibukota Cili - Santiago yang terkadang disebut Santiago de Chili - untuk membedakan dengan kota Santiago-Santiago yang lain yang bertebaran di Amerika Latin. Carlos anak orang kaya yang hartanya didapat secara turun temurun.
Tetapi setelah rezim Allende digulingkan oleh Jenderal Pinochet yang kemudian jadi diktator - keluarganya banyak kehilangan aset. Oleh karena itu, keluarga Carlos mulai mengubah paradigmanya dan mulai: "Go international" yaitu meninggalkan Cili untuk mencari nafkah di negara lain!Karena itu pula lah Carlos bergabung dengan organisasi internasional,tidak bergabung dengan perusahaan keluarganya.
Sangat jarang ada orang Amerika Latin [Selatan] yang bekerja di Indonesia.Mungkin karena jarak dari Indonesia ke Amerika Latin sangat jauh, mungkin karena masalah bahasa,atau mungkin juga karena untuk mereka, bekerja di Indonesia tidak menarik!
TELANJANG BULAT DI HOTEL
Carlos orangnya supel, simpatik, flexibel dan cepat menyesuaikan diri. Mungkin juga karena di Amerika Latin banyak orang miskin, banyak orang korupsi, dan banyak pelanggaran HAM [Hak Asasi Manusia - sehingga dia tidak canggung ketika berada di Indonesia.
Umur Carlos sekitar 30 tahun atau tiga tahun lebih tua dari aku. Meskipun Carlos lebih tua dan bule tetapi tampangnya yang ganteng - imut-imut dan baby face - membikin gemas orang yang melihat!
Aku disuruh bos-ku membantu Carlos. Mendampingi-nya,menjadi penterjemah dan juga mengawal Carlos kemana-mana!Salah satu paman Carlos adalah teman dekat abang bos-ku.Paman Carlos dan abang bos-ku pernah sama-sama mengikuti pendidikan militer di Fort Benning - Amerika Serikat! Tentu saja waktu itu Indonesia belum kena embargo militer Amerika Serikat!
Sebagai seorang insinyur dan arsitek, Carlos harus mundar-mandir Jakarta - Banda Aceh PP. Dia mengawasi pembangunan rumah-rumah penduduk yang disponsori organisasi internasional tempat dia bekerja. Jadwal kerja Carlos adalah 3 hari di Banda Aceh dan 3 hari di Jakarta.
Menurut Carlos, keberadaanku sangat membantu dia. Karena aku bukan hanya jadi penghubung dan penerjemah tetapi aku juga mengingatkan apa-apa yang boleh dan tidak boleh dikerjakan Carlos - selama berada di Indonesia [sesuai dengan budaya setempat] agar dia tidak dimusuhi orang dan agar pekerjaannya bisa lancar!
Di Jakarta, Carlos tinggal di sebuah hotel yang Satpam-nya terkenal putih-putih dan banyak yang ganteng. Di Banda Aceh dia tinggal di sebuah rumah yang dikontrak organisasi tempat dia bekerja. Rumah itu merangkap kantor dan nilai kontraknya hampir mencapai 1 milyar rupiah per tahun. Di Banda Aceh memang kontrak rumah jadi mahal pasca tsunami, karena banyaknya hotel dan rumah yang hancur diterjang tsunami.
Selama 6 bulan Carlos tugas di Indonesia selama itu pula aku harus mendampingi Carlos kemana dia pergi. Oleh karena itu hubunganku dengan Carlos makin lama main dekat saja.
Banyak persamaan antara aku dan Carlos, khusus-nya dalam menjaga physical fitness [kebugaran]. Tiap hari Carlos jogging dan latihan beban dan dua kali seminggu dia berenang.Kalau Carlos di Jakarta, aku hanya menemaninya pada jam kerja atau kalau ada acara keluar malam hari. Tetapi kalau di Banda Aceh aku selalu menemani Carlos kemana dia pergi.
Di Jakarta, kadang-kadang Carlos minta ditemani aku di kamar hotel. Mungkin karena dia kesepian. Seperti yang dilakukan oleh semua cowok bule, kalau sedang di rumah, Carlos telanjang bulat saja. Carlos tidak ragu atau risih bertelanjang bulat di depanku, mungkin karena dianggapnya aku sesama lelaki.Oleh karena itu aku hafal bentuk bagian-bagian tubuh Carlos, luar dalam.
Karena Carlos ganteng dan tubuhnya bagus - atletis, meskipun dia telanjang bulat,tetap enak dipandang dan walaupun Carlos seorang Latino, tapi dia sunat - seperti umumnya orang-orang kaya di Amerika Latin yang meniru-niru kebiasaan orang Amerika Serikat, yaitu [dulu] menyunat semua anak laki-lakinya begitu lahir!
Aku paling senang melihat kontol Carlos yang besar, terkesan kekar, dan disunat ketat! Ukuran biji peler Carlos juga cukup proporsional dengan ukuran kontolnya yang besar itu.Sejak semula aku melihat kontol Carlos yang besar itu, aku sudah berharap bahwa pada suatu waktu aku akan bisa menghisap dan menjilatinya!Pasti nikmat! Ta'i!
Sedangkan jembut,bulu ketek dan bulu-bulu badan-nya hanya sekedarnya saja - tetapi jelas dapat dilihat rambut atau bulunya! Sehingga menambah keindahan Carlos dalam ketelanjangannya yang sempurna!
Sikapnya yang wajar saja dalam keadaan telanjang bulat membuat aku juga tidak risih ataupun jadi terangsang berdekatan dengan Carlos yang bugil tak berpenutup selembar benang pun jua itu.
Tetapi kalau Carlos mengambil posisi tertentu, seperti berbaring menelentang telanjang di kursi malas sambil mengangkat kedua lengannya ke atas, sehingga seluruh bagian depan tubuhnya exposed, maka mau tidak mau jantungku berdegup keras dan darahku seakan menggelegak sampai ke otak dan kontolku jadi ngaceng sampai keluar mazie [pre-cum].Mau rasanya aku membenamkan tubuhku ditubuh nya yang telanjang dan terlentang itu. Tentunya setelah terlebih dulu aku juga melepas penutup tubuhku sampai aku telanjang bulat!
Kalau aku ada di kamar Carlos dan dia telanjang bulat maka untuk mengimbangi Carlos, aku juga kadang-kadang terpaksa harus telanjang bulat - selama menemaninya! Apalagi kalau aku menginap. Untunglah aku rajin jogging, latihan fisik dan latihan beban sehingga tubuhku tidak kalah ketat-berototnya dengan tubuh Carlos.
MAIN CABUL DENGAN CARLOS
Suatu hari di Jakarta, Carlos mengeluh badannya pegal-pegal dan dia merasa capek. Aku kasihan. Karena itu aku tawarkan untuk massage. Kebetulan aku punya ijazah massage.Dia setuju dan mulailah aku memijit badannya yang telanjang bulat itu! Kebetulan waktu itu aku juga sedang telanjang bulat! Mula-mula semuanya berjalan biasa.
Aku memijit bagian punggungnya,Carlos telungkup. Kemudian aku suruh menelentang, karena aku mau massage bagian depan tubuhnya sebentar - antara lain bagian dadanya.Tapi,baru saja aku memijit dadanya yang keras dan kenyal itu Carlos menarik leherku dan menciumi bibirku Tentu saja aku tak punya pilihan selain menikmatinya!
Aku tak mau menyia-nyiakan peluang emas itu dan karena itu aku juga melumati bibir Carlos yang sensual,jantan,kelaki-lakian. Saat itu aku juga bisa merasakan gesekan nikmat kulit wajahku dengan jejas bekas cukuran cambang, kumis dan jenggotnya yang sudah tercukur rapi tetapi masih terasa jejas-jejasnya di kulitku. Nikmat!
Maka jadilah acara massage itu berubah jadi satu acara percabulan sejenis.Aku mulai memeluk tubuh Carlos dari depan dan terasa amat nikmat saat dada dan puting susuku bergesekan dengan tubuh Carlos.Demikian juga saat bagian pinggulku - ter-masuk kontol, biji peler dan jembutku, bergesek dengan kontol, biji peler dan jembut Carlos Si Latino itu - terasa nikmat! Dalam keadaan intim dengan Carlos begitu yang tercium justru bau harum minyak rambut, deodoran dan after shave- nya - bukan bau keteknya.
Sementara itu tanganku mengembara ke puting susu Carlos, ketiak, kontol dan lobang pantatnya.Aku merasa nikmat bisa menjamah-rayah menjelajah tubuh Carlos yang benar memang tampan dan jantan itu! Maklumlah Carlos seorang Latino! Keteknya yang berambut ringan itu terasa sudah basah oleh keringat waktu aku sodok dengan jariku, begitu juga bo'olnya. Aku sengaja memain-mainkan lobang kencingnya dengan jariku sehingga Carlos agak menggelinjang kaget, karena bagian yang sensitif di kontolnya itu tersentuh jariku!
Kemudian aku mengambil inisiatif memerosotkan tubuhku ke bawah supaya mulutku bisa menikmati kontol Carlos yang besarnya melebihi ukuran kontol Ricardo G. itu. Lalu dengan sengaja aku balikkan badanku supaya kontolku bisa diisap oleh Carlos dan setelah semuanya siap - kami pun menyelaraskan ritme isapan kami dalam gaya 69 yang cabul itu! Ta'i!
Tubuh kami berdua terasa licin karena keringat kami masing-masing yang keluar bercucuran akibat percabulan sejenis yang amat intens itu! Cukup lama kami menikmati percabulan itu. Mau rasanya aku berada dalam keadaan 69 begitu dengan Carlos seumur hidup. Atau mau aku mati saat itu karena aku sudah mendapatkan Carlos untuk aku cabuli! My dream comes true!
Kalau akan dicabuli Mas Teguh [pemilik-ku], aku biasa dihajar dulu dengan cemeti! Oleh karena itu mula-mula persetubuhan dengan Carlos terasa seperti makan nasi tanpa sambal, karena tanpa foreplay lecutan cemti yang pedih itu. Tetapi kemudian aku tetap merasakan nikmatnya bergulat dengan tubuh Carlos dan juga bergelimang dengan keringat!Apa ada yang lebih nikmat dari pada ber-gumul,bergulat sambil telanjang bulat dengan laki-laki tampan,jantan,menawan seperti Carlos? TIDAK ADA!
Makin lama rasa nikmat di kontol, puting susu, dan jiwa rohaniku makin meningkat dan makin meningkat,nikmat, nikmat,nikmat dan ...AAAAAGH! Akhirnya aku tidak tahan lagi dan bersiap-siap untuk mencapai puncak syahwat - kalau bisa pejuh ku muncrat bareng dengan pejuh Carlos! Maka isapan kami pun kami percepat : isap-jilat isap-jilat isap-jilat... dan Carlos berbisik :
"Let's cum together ....",yang artinya :"Muncrat bareng yok...."
Kontol kami makin lama makin nikmat,puting susu kami juga seakan makin terasa nikmat, kencang, akhirnya aku menganggap sudah cukup menikmati jilatan lidah dan isapan mulut Carlos dan aku berusaha untuk mengeluarkan pejuhku dengan cara senikmat-nikmatnya .... CROOOOOOOOT!!CROOOOOOT! CROOOOOOOOT!.... Pejuhku sudah muncrat, disusul muncratnya pejuh Carlos satu detik kemudian!
Saat kami main cabul itu, izin tinggal Carlos di Indonesia hanya tinggal 2 minggu lagi. Itu lah percabulanku yang pertama dan terakhir dengan Carlos! Karena setelah percabulan itu - Carlos sibuk menyiapkan kepulangannya ke Cili! Dua minggu setelah percabulan kami, Carlos pulang ke Cili. Setelah Carlos pulang, seperti biasa tidak ada kabar berita lagi tentang dia! Entah kemana Carlos! Seperti tak tentu rimbanya!
[KONTOL]