Dicabuli mantan instruktur di Mess Perwira
submitted April 20, 2006
Categories: In Indonesian
Namanya saja Mess Perwira,maka sudah pasti semua penghuninya perwira dari jenis laki-laki. Mess untuk perwira perempuan biasanya tidak disebut Mess Perwira,karena bukan hanya dihuni perempuan yang berpangkat perwira tetapi juga perwira dan bintara perempuan atau bahkan bisa juga tamtama perempuan, karena jumlah perempuan di lingkungan militer hanya sedikit.
Setamat dari akademi militer, aku ditugaskan di suatu pasukan elite atau pasukan elit yang di Indonesia lazim disebut pasukan khusus.Sungguh aku merasa sangat beruntung, sebab meskipun aku terlahir sebagai seorang homosex murni, tulen, 100% dengan score 5 dan tanpa minat kepada lawan jenis [perempuan] sedikitpun tetapi secara fisik aku benar-benar jantan, kelaki-lakian tanpa ada nuansa perempuan, kebanci-bancian atau sissy sedikit pun! Aku juga amat bersyukur karena aku dikaruniai fisik dan mental yang kuat dan hebat, otak yang cerdas dan sikap yang tanggap,tanggon dan trengginas!
Kelebihan lain adalah bahwa aku punya wajah yang lumayan tampan rupawan. Sewaktu aku masih duduk di bangku SLTP dan SMU/SMA, tidak sedikit cewek yang tergila-gila padaku. Bukan tidak mungkin di antara teman-temanku yang cowok ada juga yang diam-diam terpikat padaku!
Kalau lah di antara cewek dan cowok yang naksir aku ada yang pernah melihat bagian dalam tubuh-ku - khususnya kontol dan biji pelerku - aku yakin mereka akan makin tergila-gila kepadaku. Karena memang ukuran kontolku istimewa besarnya, tidak kalah dengan ukuran kontol Ricardo Gelael dan mungkin hanya bisa dikalahkan oleh ukuran kontol kuda Arab atau kuda Australia! Ta'i!
Semua itu menjadi modal dasar bagiku untuk dapat menghadapi lingkungan pasukan elit yang keras dan kejam! Itu pula sebabnya aku berhasil lulus dalam latihan komando maupun latihan-latihan militer lainnya untuk mendapatkan berbagai jenis kualifikasi yang harus dipunyai anggota pasukan khusus!
Seperti lazimnya semua perwira dan anggota yang baru bergabung di pasukan khusus kami, maka aku juga harus melewati proses inisiasi atau masa perpeloncoan yang kejam! Apa yang aku alami pada masa inisiasi hanyalah suatu proses membuktikan laki-lakianku dan membuktikan kebenaran pemeo bahwa "tentara tak mengenal rasa sakit" dan aku berhasil melewatinya dengan sukses!
Sudah bukan rahasia, inisiasi di dunia militer adalah tak jauh dari : dipaksa melakukan latihan fisik berat gila-gilaan, dicambuk dengan cemeti, paha ditempeli besi panas atau solder panas,dan juga diberi sengatan listrik! Bagiku yang juga seorang sado-masochist - semua siksaan yang aku harus jalani itu justru membangkitkan kenikmatan sexual yang masochistik dan terasa militeristik !
Apalagi yang bertugas melakukan siksaan-siksaan itu adalah para senior yang tampan, jantan,dan atletis dengan otot lengan, dada dan perut yang indah! Mana tahaaan!???!!!.Pada waktu mereka melecuti tubuhku yang telanjang dengan teramat keras, aku justru merasa nyawaku bagaikan moksa ke nirwana. Setiap lecutan cemeti yang mereka ayunkan dengan sekuat tenaga mereka ke tubuhku seakan menghantarkan enersi kelaki-lakian yang ada dalam tubuh mereka yang teramat jantan ke dalam badanku yang bertelanjang bulat!
Bagaikan suatu elektroshock yang teramat dahsyat dan nikmat! Kami anggota-anggota baru pasukan khusus itu - tidak perduli berpangkat, perwira, bintara atau tamtama - wajib melewati proses itu. Tiap kali lecutan cemeti menghunjam kulit tubuh kami yang telanjang bulat,maka kami harus berteriak dengan suara lantang :
"KOMANDO!".
Apabila besi panas atau solder panas ditempelkan ke paha kami, maka kami juga harus meneriakkan dengan nyaring :
"KOMANDO!"
Demikian pula jika listrik disengatkan ke tubuh kami yang mengakibatkan tubuh kami jadi terkaget menggeliat dan menggelinjang,karena merasa,nyeri pegal tak keruan seluruh di tubuh kami,kami pun harus meneriakkan kata :
"KOMANDO!"
Bagi anggota baru yang belum sunat atau sudah yang sunat tapi dinilai belum sempurna sunatnya. Misalnya hanya disunat dorsumcisio, frenulumnya tidak dibuang waktu sunat, atau terlalu sedikit kulup yang dibuang waktu sunat sehingga tampak longgar [loose],maka siksaan itu masih ditambah dengan proses pengguntingan kulup [sunat] secara militer. Yaitu sunat tanpa anestesi yang rasanya pasti lebih pedih dan lebih nyeri dibandingkan lecutan cemeti!
Pada waktu gunting dikeratkan untuk pertama kali kekulup anggota baru yang belum sunat atau belum sempurna sunatnya, maka anggota baru itu juga harus berteriak lantang :
"KOMANDO!"
Setiap hari di masa inisiasi yang satu minggu itu, tubuh kami yang telanjang bulat selalu jadi basah oleh cucuran keringat dan berkilat-kilat, dihiasi oleh memar, lebam dan lecet berdarah akibat lecutan cemeti yang teramat keras yang berhasil merobek kulit kami!
Selesai dihajar begitu para kami anggota baru yang sedang dalam proses inisiasi itu diharuskan saling "mengobati" luka-luka lecet kami akibat lecutan cemeti dengan alkohol 70%. Rasanya amat sangat pedih! Bahkan mungkin lebih pedih dari luka lecutan itu sendiri! Setiap kali alkohol yang pedih dioleskan ke luka lecet kami, maka kami semua juga harus berteriak nyaring :
"KOMANDO!"
Di samping siksaan kejam di luar batas-batas peri kemanusiaan, tentu saja kami tidak lepas dari latihan fisik yang luar biasa beratnya.
Lari puluhan kilometer merupakan makanan kami tiap hari. Sit up, push up, pull up dan scott jump ratusan kali juga menjadi hidangan kami tiap hari.Itu masih dianggap terlalu ringan jika setiap perintah belum disertai dengan lecutan cemeti yang KERASS di tubuh kami yang nyaris telanjang bulat itu!.
Jika waktu kami sedang dihajar dan disiksa kami harus telanjang bulat, maka waktu latihan fisik kami diharuskan mengenakan kancut yang teramat minim dan maximum exposure!Maksudnya adalah agar kami tidak menderita hernia [kondor, burut]!
Kancut yang pakai dirancang kuat untuk mencegah kondor tapi sangat minim [minimum coverage] dan benar-benar hanya menutupi kontol dan biji peler kami serta belahan pantat kami. Praktis sebagian dari jembut kami tetap terlihat,apa lagi jika anggota baru itu jembutnya lebat dan tumbuh luass!
Setelah melalui proses latihan, inisiasi berupa siksaan-siksaan yang luar biasa kejam di luar batas peri kemanusiaan maka resmilah aku masuk keluarga pasukan khusus dan aku diperintahkan komandan untuk tinggal di Mess Perwira. Di Mess Perwira inilah kelak aku merasakan lagi nyawaku seakan moksa ke nirwana - melalui proses pelaki-lakian!
Aku masuk Mess perwira hari Jum'at dan di Mess Perwira aku melapor pada Kapten Jeffri seorang perwira yang sempat jadi instruktur waktu aku jadi taruna akademi militer. Oleh penghuni Mess Perwira, Kapten Jeffri dianggap sebagai Komandan Mess.
Hari sudah agak sore ketika aku tiba di Mess dan aku langsung lapor pada Kapten Jeffri.Tiap week end biasanya para perwira penghuni mess menginap di rumah keluarganya atau ke luar kota, untuk refreshing. Kecuali satu dua orang yang sedang tidak ada cara sehingga terpaksa tinggal di Mess.
Kapten Jeffri sedang di kamar dan oleh penjaga mess aku disuruh menghadap ke kamar,aku mengetok pintu dan setelah ada jawaban aku masuk dan memberi hormat secara militer :
"Lapor!Letnan Erik menghadap",aku segaja melapor secara informal tanpa menyebut NRP-ku segala.
Kapten Jeffri yang kelak aku panggil Bang Jeffri itu sedang berbaring telanjang bulat di tempat tidur. Bertelanjang bulat di Mess adalah hal yang biasa dilakukan oleh para perwira militer.
Dia tidak bangkit dari tempat tidur melainkan memiringkan tubuhnya ke arah aku sehingga aku bisa melihat kontolnya yang besar dan jembutnya yang lebat serta tubuhnya yang atletis ketat dan berotot itu. Waktu aku masih taruna,Bang Jeffri adalah instruktur favoritku karena tubuhnya yang indah, kontolnya yang besar dan wajahnya yang tampan! Bang Jeffri adalah instruktur renang dan para instruktur serta taruna di akademi militer memang berlatih renang bertelanjang bulat saja! Karena itulah aku hafal ukuran kontol dan bentuk badan Bang Jeffri.Kemudian Bang Jeffri berkata :
"Kalau kau mau tinggal di mess ini, kamu harus inisiasi dulu" kata Kapten Jeffri.
"Siap, Kapten!" jawabku!
"Telanjang!", kata Bang Jeffri memerintah.
"Siap, Kapten!" jawabku dan aku segera melucuti penutup badanku sampai telanjang bulat!Kemudian aku berdiri tegap dengan sikap sempurna!
Aku sudah diberitahu sebelumnya bahwa jika aku datang pertama kali di Mess Perwira itu sebaik-nya aku menuruti semua perintah Komandan Mess!
"Push up 200 kali", perintah Bang Jeffri.
"Siap, Kapten!", jawabku, aku memgambil posisi pus up dan mulai melakukan push up bertelanjang bulat sambil menghitung :
"Satu... dua...tiga...", aku push up sampai hitungan 200 dan aku mengambil sikap sempurna lagi.
"Sit up 300 kali" perintah Bang Jeffri lagi.
"Siap, Kapten!",aku menjawab, mengambil posisi sit up dan langsung sit up sambil menghitung :
"Satu...dua...tiga...", sampai hitungan ke-300.
Tubuhku yang atletis ketat berotot dan telanjang bulat itu bercucuran keringat dan berkilat-kilat karena gerakan fisik yang intens itu.
"Berlutut, kedua tangan ke atas",dia memerintah lagi!
"Siap, Kapten!", aku menurut, berlutut dengan kedua tanganku ke atas,seperti posisi orang yang menyerah!
"Ngangkang kau!",perintahnya lagi!
"Siap, Kapten!", jawabku sambil mengangkangkan kedua pahaku lebih lebar! Lalu terdengar suara lecutan cemeti :
"Jeprett!",keras sekali!
Pahaku terasa perih,nyeri, rupanya dia mencambuk pahaku! Tetapi karena ancang-ancangku kuat, aku tidak terjatuh, meskipun agak kaget juga tiba-tiba dihajar dengan cemeti begitu! Pahaku terasa perih. Pasti lecet berdarah! Lalu terdengar :
"Jepprett! Jepprett! Jepprett!", berkali-kali diikuti rasa pegal,pedih,perih nyeri di berbagai bagian belakang tubuhku : punggung, bokong, paha belakang, dan betis!Kalau terasa pedih sekali maka aku terpaksa mennggeliat kesakitan!
Bang Jeffri menghajar aku dengan cemeti berkali-kali tanpa mengatakan apa-apa! Setelah puas dia berhenti!Aku masih kuat,tidak pingsan,dan tidak jatuh!
"Nungging kau!", perintahnya lagi.
"Siap, Kapten!", jawabku lagi!
Aku mengambil posisi menungging dan ... tiba-tiba aku merasa lobang pantatku dimasuki sesuatu yang keras tapi kenyal, lalu aku juga merasakan tangannya mengocok kontolku.
Lalu Bang Jeffri menggampar kedua belah bokong ku bergantian dengan telapak tangannya:
"PLAKK! PLAKK! PLAKK!, dan Bang Jeffri mulai memompakan kontolnya kedalam lobang pantatku dan dia mensikronkan kocokan tangannya di kontolku dengan embatan kontolnya di bo'olku - ritmis : maju, mundur, maju, mundur, maju kocok, mundur kocok, maju kocok, mundur kocok, dan akhirnya : CROOOOOOOOOOOOOT!CROOOOOOOOOOOT!CROOOOOOOOOOOT!, pejuh kami muncrat hampir berbarengan!
Aku merasa nikmat, perih, pegal, sakit bercampur baur dengan rasa bangga bahwa aku dicabuli Bang Jeffri yang aku kagumi sejak dulu! Itulah cerita cabul tidak bermoral di Mess Perwira pada hari pertama aku tiba. Rupanya untuk tinggal di Mess Perwira aku masih harus di-inisiasi lagi! Ta'i! Tapi itulah kehidupan tentara dan pasukan elite dan aku suka itu!Itu namanya kehidupan laki-laki sejati!
[PANTAT]