Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Untuk Pertama Kali

by Kontol Polisi


Tiap sore jika ada waktu, aku selalu berolahraga untuk menjaga vitalitas tubuhku. Apalagi tugasku sebagai polisi yang menuntutku harus selalu siap dan fit dalam segala situasi. Renang, fitness, bulutangkis atau hanya sekedar jogging, kulakukan bergiliran setelah pulang kerja.

Sore itu, aku berencana jogging. Sudah 3 hari aku tidak olahraga karena kesibukan sehingga membuat tubuhku terasa pegal-pegal dan cepat capek. Untuk itulah, saat ada waktu langsung, aku gunakan untuk menggerakkan badan. Setelah semua pekerjaan selesai, aku langsung cabut. Ketika akan berangkat, tiba-tiba ada rekan kerja yang memanggilku.

“jie, mau kemana?” ternyata Eko yang memanggilku. Rekan kerja yang belum ada 1 bulan ini pindah ke tempat dimana aku bertugas sekarang. Aku belum terlalu dekat dengan dia selain untuk urusan kerja.

“mau joging. Dah lama gak gerakin badan” jawabku sambil mengambil helm dan memakainkannya di kepalaku.

“wah, boleh tuh. Bisa ikutan gak?” eko berkata sambil mendekat ke arahku.

“hm...boleh, lagian aku juga gak ada temen”

“kalo gitu aku ambil tas dulu. Pake motormu saja ya?” kata eko. Aku hanya mengangguk. Lalu, eko masuk ke kantor lagi untuk mengambil tas. Eko seumuran dengan aku. Orangnya cukup ramah dan cerdas. Dia salah satu petugas yang paling cepat menanjak prestasinya. Aku menunggunya sambil duduk di atas jok motorku. Tak lebih dari 5 menit eko muncul dengan membawa tasnya.

“yuk...” kata eko kepadaku sambil membonceng. Di jalan, eko membonceng dengan melingkarkan tangannya di pinggangku. Wah, aku agak risih karena belum pernah ada laki-laki yang memegangku seperti itu. Tapi aku diam saja, toh gak terlalu mengganggu.

“mau joging dimana jie?” tanya eko sambil mendekatkan kepalanya ke depan.

“biasanya di sekitar stadion” “enak tempatnya?”

“lumayanlah. Gak terlalu ramai dan cukup rindang, pokoknya nyaman!” terangku. Tidak lebih dari 15 menit, kami sudah sampai. Aku dan eko langsung turun untuk mulai joging. Seperti biasa, aku memakai celana pendek dan t-shirt saat joging. Sedang eko, memakai celana pendek dengan kaos tanpa lengan. Kuamati sebentar, penampilan eko sangat menarik. Wajahnya memang gak terlalu cakep, biasa-biasa saja. Tapi sosoknya yang manly sangat enak untuk dipandang. Tubuhnya gagah, gak gemuk dan gak kurus. Otot lengannya terlihat sedang, dengan dada yang pastinya bidang. Aku mengamati penampilan eko saat dia sedang melakukan pemanasan. Aku jadi heran, kok aku bisa-bisanya mengamti penampilan eko ya? Tak berapa lama kemudian, aku dan eko mulai joging. Kami berlari mengitari track di luar stadion bola. Kami hanya lari-lari kecil beriringan.

“tempat ini memang asyik jie” kata eko memulai obrolan.

“iyalah, apapun pilihanku pasti asyik” candaku.

“ah, bisa aja kamu” kami ngobrol sambil terus memacu kaki. Satu putaran sudah terlewati. Belum banyak keringat yang keluar.

“ko, setahuku kamu asli sini kan?” gantian aku yang bertanya.

“iyah, daerah pinggiran situ. Tapi saat penempatan dulu, aku malah ditugaskan ke kota lain. Tapi, untungnya sekarang sudah kembali ke sini lagi”

“jadi sekarang kamu tinggal sama orangtuamu lagi?”

“iyah, aku anak bungsu. Sudah saatnya untuk jagain ortu. Apalagi, kakakku sudah mentas dan tinggal di kota lain” terang eko yang membuatku kagum padanya. Dua putaran sudah kami lalui. Keringat sudah mulai banyak. Kami masih melanjutkan lari lagi.

“kalo kamu sendiri, kos ya? Daerah mana?”

“kos daerah ****” jawabku singkat.

“senang gak tinggal disini?”

“senenglah, kotanya gak terlalu ramai, tapi juga gak terlalu sepi. Orang-orangnya pun sangat ramah. Jadinya aku gak terlalu merasa asing disini”

“ramahnya kayak aku donk” kata eko yang membalas candaku tadi. Aku hanya tersenyum. Kulihat juga eko tertawa kecil. Wajahnya terlihat manis dengan tawanya tersebut.

“sudah punya paca jie?” eko mulai bertanya soal pribadi.

“belum, dah 1 tahun ini menjomblo. Kalo kamu?”

“aku juga belum. Eh, masak kamu belum punya pacar. Kamu khan cakep, pasti banyak perempuan yang suka. Kalo aku perempuan, pasti aku naksir kamu!” canda eko.

“hahahaha...bisa aja kamu” komentarku dengan pikiran sedikit bingung dengan perkataan eko barusan. Tak dinyana, kami sudah 7 putaran dan menghabiskan waktu selama 20-an menit. Kami memutuskan untuk berhenti dan selesai.

“fuih....lumayan capek, tapi bikin badan jadi seger” ucapku sambil mengusapkan handuk ke wajah dan leher karena keringat yang sangat banyak.

“yoi...” kata eko yang sedang mengambil minuman kemasan dari tasnya dan kemudian meminumnya. Lagi-lagi, aku mengamati sosok eko. Keringat yang bercucuran di badan eko, menambah penampilan eko semakin menarik. Seksi! Satu kata yang cukup mewakili penampilan eko saat itu.

“eh jie, langsung ke rumahku saja ya?” suara eko mengagetkan lamunanku.

“gak apa-apa khan?kamu mandi di tempatku sekalian.. yuk..” kata eko lagi.

“ok deh, gak apa-apa” aku menjawab tanpa berpikir. Lalu kami berdua pulang menuju rumah eko. Sekarang eko yang gantian berada di depan.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, kami akhirnya sampai. Rumah di lingkungan yang tak terlalu ramai. “jauh juga rumahmu ko?” aku langsung bertanya saat sampai di sana. Eko tak menjawab. Ia langsung memasukkan motorku ke dalam pagar. Aku mengamati dari luar, rumah eko sangat sederhana. Namanya juga di desa. Eko membuka pintu dan langsung mempersilahkan aku masuk. Aku duduk di kursi ruang depan sembari menunggu eko yang masuk ke belakang. Tak berapa lama, eko muncul lagi dengan penampilan yang berbeda. Ia hanya mengenakan celana pendek saja sehingga seperti memerkan dadanya yang bidang dan perutnya yang sixpack. Aku yang melihat hal tersebut menjadi kaget dan terpesona.

“wah, gak ada orang dirumah. Mungkin lagi ada acara di tetangga” kata eko sambil duduk di dekatku. Kami saling terdiam sejenak.

“eh, kamu jadi mandi disini khan? Yuk..masuk aja” eko bangkit dari duduk dan mengajakku masuk ke dalam. Aku mengikuti eko dari belakang. Kami sempet berhenti di depan pintu belakang.

“itu kamar mandinya. Tapi sory, gak ada pintunya, namanya juga rumah didesa, jadi semuanya serba sederhana. Kalo baknya gak ada air, aku timba dulu deh” eko lalu berjalan ke arah sumur dan mulai menimba. Memang, belakang rumah eko ini tidak terlalu luas, tapi semua kegiatan yang berhubungan dengan air menjadi satu di situ. Mulai dari mencuci, mandi sampai buang air pun berada di tempat tersebut.

“sini jie, gak usah sungkan” eko memanggilku setelah melihat diriku yang masih berdiri di depan pintu. Aku kemudian berjalan mendekat. Aku sempat juga melirik ke arah eko yang menimba air di sumur. Dia nampak kuat dan jantan saat menimba. Kulihat juga bulu ketiak eko yang tidak terlalu rimbun. Badan eko kembali berkeringat sehingga nampak mengkilat. Seksi sekali, pikirku.

“kamu mandi dulu saja, aku isi air dulu” kata eko saat aku sudah di dekatnya. Aku lalu masuk ke dalam kamar mandi tak berpintu tersebut. Meskipun tak berpintu, bukan berarti bisa dilihat dengan mudah, karena posisi untuk mandi tidak lurus langsung dengan pintu masuk kamar mandi. Di dalam aku, langsung buka baju dan menggantungkannya. Byurr..byur...segarnya pikirku saat aku mulai mengguyur badanku dengan air dingin. Kemudian, aku mengambil sabun dan mulai menggosok-gosok bagian demi bagian tubuhku. Tapi, tiba-tiba aku merasa ada seseorang yang masuk ke dalam kamar mandi. Dan saat aku menoleh ternyata eko.

“sory jie, mandi bareng saja ya?tubuhku sudah gatal semua” eko berkata dengan tubuh yang sudah telanjang bulat. Aku sangat kaget dengan apa yang kulihat di depanku. Tidak hanya tubuh eko yang menawan, tapi juga benda lonjong nan panjang di antara pahanya yang menggelantung. Kontol eko terlihat cukup besar dengan diameter yang tebal, warnanya sedikit lebih gelap dari kulitnya, dan dihiasi dengan bulu jembut yang tumbuh tidak lebat dan tercukur rapi disekitar kontolnya. Sungguh pemandangan yang indah. Aku sampai menelan air ludah saat melihat tubuh telanjang eko.

“kok melamun” tanya eko membuatku kaget.

“eh..enggak kok” aku malu saat eko mengetahui perbuatanku. Aku lalu memalingkan badan dan pura-pura melanjutkan menggosok badan. Jantungku berdegub kencang. Aku tidak tahu apa yang dilakukan eko dibelakangku. Tak ada suara apapun. 1 menit berlalu, hingga tiba-tiba ada yang memegang buah pantatku. Aku kaget dan langsung berbalik lagi. Ternyata tangan eko yang menyentuh pantatku.

“ko...apa yang kamu lakukan?” tanya sambil menoleh dan memandang wajahnya. Dia tidak menjawab. Ia malah meraba-raba pantatku dengan telapak tangannya. Aku semakin heran saja, namun aku juga bingung mengapa aku tidak berusaha untuk menghindar. Tangan eko semakin liar, sekarang ia meraba punggungku dan mendekatkan tubuhnya ke tubuhku. Kemudian, ia memelukku dari belakang. Langsung saja bibirnya menyosor leherku, tangannya meraba dadaku, dan bisa kurasakan juga kontolnya merapat di pantatku. Ough...aku melenguh saat ia mulai memagut leherku. Entah mengapa aku menikmati apa yang ia lakukan. Eko melakukan dengan penuh kelembutan. Bibirnya bergerak bebas di leherku, yang membuat birahi sontak naik seketika.

“ahhh....” aku mendesah pelan. Tangan eko turun ke bagian kontolku dan menggerayanginya. Baru kali ini kontolku dipegang orang lain. Tidak lama, Eko lalu membalikkan badanku, sehingga sekarang kami saling berhadapan. Dia memandang lekat mataku sambil tersenyum simpul. Tangannya meraba puting susuku, bergerak ke pundak, dan akhirnya bibirnyalah yang maju mencium bibirku. Ia mencium bibirku lembut, sedangkan bibirku hanya terdiam karena kaku. Semakin lama, ia mencium bibirku dengan penuh gairah. Lama kelamaan, aku tidak tahan juga dan membalas ciumannya. Sekarang, kami berciuman dengan penuh nafsu dan gairah. Sesekali bibir eko tidak hanya mencium bibirku, akan tetapi juga leherku. Benar-benar membuatku mabuk kepayang. Eko memainkan lidah di mulutku, dan kubalas seperti itu juga. Permainan bibir, mulut dan lidah kami begitu dasyatnya. Kemudian, mulut eko bergerak turun. Ia sentuh puting sebelah kananku, dan kemudian ia mengulumnya. Tidak hanya itu, ia menyedotnya dalam-dalam.

“oughhhhhh...........” desahku. Mulut eko lalu bergerak ke perutku, hanya sebantar ia mencium lembut, hingga akhirnya eko jongkok. Sekarang, wajah eko tepat berada di depan kontolku. Kontolku masih tertidur pulas, hingga kemudian eko memegangnya dan mengcocoknya pelan. Aku melihat muka eko yang sepertinya menikmati kontolku. Dimainkan pula biji pelerku dengan jarinya seperti sedang memainkan bola pingpong. Kontolku yang dirangsang otomatis menjadi menegang. Saat sudah sangat menegang, eko memasukkan ke dalam mulutnya.

“oughhhhh...” desahanku yang semakin besar. Belum pernah sebelumnya kontolku masuk ke dalam mulut orang lain, laki-laki lagi. Aku takjub akan kenikmatan yang kudapat. Eko memainkan kontolku dengan lembut dan penuh perasaan sehingga aku seperti kecanduan. Kontolku dimasukkan ke dalam mulut, lalu dikeluarkan, dijilat-jilat dengan lidah sebentar, lalu dimasukkan lagi, saat di dalam di sedot dalam-dalam, dikeluarkan lagi, dan seterusnya yang dilakukan berulang kali.

“arghh..argghh...” aku sampai menggelinjing saat kenikmatan kudapatkan. Tidak hanya kontolku yang dijamah eko, lobang anusku pun diobok-obok dengan jari tengah eko. Memang, tidak masuk sepenuhnya ke dalam, karena hanya bermain-main di luar saja, tapi itu sudah membuatku kelimpungan tak terkira. Sedotan mulut eko semakin liar, aku seperti akan mencapai puncak.

“argh..ko..argh...” erangku, namun saat akan mencapai klimaks, eko malah menghentikan semua yang dilakukannya pada tubuhku. Aku kecewa. Wajahku menjadi sedikit cemberut karena belum klimaks. Namun, eko tidak bermaksud mengecewakanku. Ia lalu berdiri dan menghadap ke arahku. Tanpa bicara, ia langsung mencium bibirku lagi dan mendorong tubuh pelan ke tembok. Tubuhku bersandar di tembok, dengan bibir yang masih berpagutan dengan bibir eko. Tidak hanya itu, tangan kami saling meraba-raba bagian tubuh satu sama lain. Dan yang penting, eko menggosok-gosokkan kontolnya yang sudah tegang ke kontolku. Kontol kami saling bergesekan yang menimbulkan rasa nikmat. Kadang kurasakan rasa geli saat bulu jembut eko menggesek bagian tubuhku, tapi itu malah membuat sensasi lebih. Kami masih berciuman. Bau keringat menyegat dari tubuh kami berdua. Kedua tangannku memegang pantat eko yang padat. Sedangkan tangan eko memegang pundakku. Kami sempat berhenti berciuman, lalu mengocok kontol kami berdua secara bersama dengan menggunakan tangan eko.

“ough...argh....” kami berbarengan mendesah. Kemudian kami melanjutkan saling menggesekkan kontol kami dengan posisi yang masih sama. Sekarang. Setelah kurang lebih 15 menit memadu birahi, nafas kami sudah ngos-ngosan. Jantung kami pun sudah berdetak lebih cepat. Eko terus saja menekan dan menggesek-gesekkan kontolnya di atas kontolku. Gerakannya makin cepat, hingga, sepertinya aku akan mencapai klimaks terlebih dahulu.

“ough..ough..oughhhhhhhhhhhhhh” akhirnya aku mencapai klimaks. Dibarengi dengan keluarnya mani putih kental dari lobang kontolnya. Maniku muncrat sehingga mengenai perutku dan perut eko, serta mengotori kontol kami berdua.

“ah..ah...ahh...” aku sampai mengadahkan kepala karena kenikmatan yang baru pertama ini aku rasakan. Eko sendiri belum mencapai klimaks. Karena kontolku sudah kembali keukuran semula, eko akhirnya melanjutkan dengan mengocok kontolnya sendiri dengan tangannya.

“ah..ah...” eko tampak berusaha untuk mencapai klimaks. Aku yang melihat hal tersebut, seperti mendapat komando, langsung saja jongkok dan langsung memegang kontol eko. Melihat itu, eko melepaskan kocokan tangannya dan membiarkan aku yang melakukan sesuatu pada kontolnya. Awalnya aku bingung apa yang harus kuperbuat karena belum pernah melakukan ini sebelumnya. Tapi, entah dari mana, aku mendapat naluri untuk memasukkan kontol eko ke dalam mulut.

“oughhhhh..........” lagi-lagi eko menggerang saat kontolnya mulai masuk ke dalam mulutku. Bau menyengat dari kontol eko dan jembut eko, masuk ke dalam hidungku. Bau yang lama kelamaan mulai aku suka. Aku mengocok kontol eko seperti apa yang kulihat saat eko melakukan sesuatu pada kontolku. Aku masukkan ke dalam mulut, aku sedot, aku keluarkan, aku jilat, aku kocok dengan tangan, semua cara aku coba.

“argh...argh....” desah eko. Sepertinya dia menyukai apa yang kulakukan. Kontol eko yang sekitar 18cm, sangat besar sehingga kadag aku kerepotan untuk memainkannya.

“ough...ough...” eko menggerang sambil menjambak-jambak rambut kepalaku. Eko sepertinya akan mencapai klimaks. Eko sampai memaju mundurkan pantatnya supaya kontolnya bisa keluar masuk di dalam mulutku dengan sempurna.

“argh...argh...” gerakan pantat maju-mundur eko semakin cepat. Mulutku sampai capek karena kontol eko yang mengoralnya dengan liar. Hingga akhirnya...

“ough..ough..arghhhhhhhhhhhhhh.........” crot...crot.... Mani putih kental hangat muncart dan mengenai mukaku.

“ah..ah..ah...” nafas eko yang terputus-putus karena rasa nikmat. Aku sendiri masih jongkok dan membersihkan sisa-sia pejuh dari mukaku. Kulihat kontol eko kembali lemas dan seperti ukuran semula. Kontol eko memang sangat indah. Aku semakin menyukainya. Eko alu memintaku berdiri. Ia lagi-lagi mencium bibirku, kali ini dengan penuh kelembutan dan perasaan. Aku sampai melayang dibuatnya. Ia berhenti, lalu berkata sesuatu.

“kamu menyukainya?”. Aku hanya mengangguk pelan. Ada sedikit perasaan malu di hatiku. Ia lalu memegang kepalaku dan merebahkannya di dadanya. Ada nuansa kehangatan yang muncul saat itu.

“nantinya, kita nikmati saja ini semua bersama-sama” katanya pelan yang langsung aku iyakan dalam hati.

Tamat

...............

Birahi2polisi@yahoo.com


###

Popular Blogs From MenOnTheNet.com

Please support our sponsors to keep MenOnTheNet.com free.

16 Gay Erotic Stories from Kontol Polisi

Aku dan Mas Narto

Namanya Narto, aku biasanya memanggil dengan mas narto karena memang usia dia yang lebih tua dari aku. Usia mas narto tepatnya 32 tahun, usia yang sangat matang untuk ukuran laki-laki. Jujur, aku mengakui kalau mas narto memang menarik. Mukanya tidak terlalu tampan, tapi tidak terlalu jelek juga. Tipe mukanya, tipe-tipe orang desa. Dengan tubuh 175cm/78kg mas narto terlihat cukup gempal namun

Artis Dangdut

Sore itu, entah mengapa aku sangat horny. Ingin sekali aku melampiaskan nafsuku untuk bercinta. Aku baru sadar kalau sudah 1 minggu aku tidak ml. Kepalaku pusing dan yang ada dipikiranku hanya sex, sex dan sex. Sebenarnya ada rencana untuk ml malam nanti. Tapi, rencana tersebut urung kulaksanakan karena tiba-tiba aku mendapat tugas untuk mengomandani para polisi yang menjaga sebuah acara

Basic Instinct #1

#1 Malam sekitar pukul 23.00 di sebuah hotel kelas menengah, seorang pria berbulu terlihat telanjang bulat di atas ranjang. Tubuhnya yang besar tergolek pasrah dengan tangan diborgol dan kaki diikat. Selain itu, mulutnya tertutup sehingga ia tidak bisa berteriak. Dari raut mukanya, terlihat ia sangat ketakutan. Padahal, belum ada setengah jam lalu ia baru saja melampiaskan nafsu birahinya.

Basic Instinct #2

Malam, sekitar pukul 9, bowo menuju kos rio. Bowo sempat bertanya kepada seseorang mengenai letak kamar rio. Ternyata kamar rio ada di lantai 3. Setelah dicari-cari, kamar rio berada paling pojok. Sampai di depan pintu, Bowo mengetuk pintu, namun tidak ada jawaban. Dan karena pintu terbuka, ia memutuskan untuk langsung masuk ke dalam kamar. Saat Bowo masuk, ia melihat sebuah kamar yang suasananya

Basic Instinct #3

“well..well...siapa yang datang” kata Rio sebagai reaksi atas kedatangan Bowo yang tiba-tiba. “apa yang tadi pagi masih kurang?sehingga anda harus kembali kesini?” tanya Rio genit. “jangan salah sangka. Saya datang kesini karena ada kaitan dengan kasus” jawab Bowo. “kasus lagi, kasus lagi. Apa tidak ada hal lain yang ada di benak kamu, honey?” tanya Rio sekali lagi sambil mendekat ke

Basic Instinct #4

#4 Bowo dan Rio sedang makan malam bareng. Mereka terlihat mesra. “ke kos yuk?” ajak rio. “mau apa?” “ah, pura-pura gak tau” “oo..udah mulai gatel lagi?” “aduh, mana ada pantat gak gatel kalo ada kontol polisi gedhe!” kata Rio berkelakar. “hahahaha..ada-ada saja” “ayo...” ajak rio sambil berdiri dan menarik tangan Bowo. Lalu, mereka keluar dari tempat makan dan menuju kos.

Basic Instinct #5

Di balik jeruji besi yang gelap dan pengap, tubuh rio digantung dengan kedua tangannya dirantai dan dikaitkan dengan atap. Ia hanya mengenakan celana dalam saja. Wajahnya tampak kusut dan capek. Sudah lebih dari 10 jam ia ditahan tanpa diberi makan atau minum. Ia juga belum dimintai keterangan apapun, dan tidak diperbolehkan untuk menghubungi siapapun. Ia hanya bisa meratapi nasibnya. Namun,

Basic Instinct #6

#6 Pagi itu, suasana kantor polisi masih sepi. Bowo sudah datang dan langsung masuk ke ruangannya. Masih dengan pikiran yang kacau, ia mulai membuka file-file yang ada. Saat itulah, matanya tertuju pada sebuah novel. Novel tersebut adalah novel yang ditulis oleh Rio. Sempat bowo akan mengambil novel tersebut, tapi tiba-tiba ia urungkan niat tersebut. Bowo sepertinya sudah bertekad untuk

Basic Instinct #7

#7 “hey!” teriak andi. Lalu dengan sigapnya, ia lari mendekat ke arah ranjang dan langsung menubruk tubuh bowo sehingga keduanya sekarang bergulat di atas ranjang. Keduanya sama-sama telanjang. Karena tenaga andi lebih kuat, andi sepertinya yang akan memenangkan pergulatan tersebut. Ia menindih tubuh bowo. Andi memegang kedua tangan bowo dan membekapnya. “jangan harap kamu bisa lari. Kamu

Birahi 2 Polisi (bag 1)

BIRAHI 2 POLISI (Bag.1) Briptu. Ajie (26 tahun) adalah seorang polisi muda di sebuah kota kecil. Wajahnya sangat tampan sebagai seorang polisi, mungkin lebih cocok sebagai model atau bintang sinetron. Tubuhnya yang 175cm/65kg, sangat proposional dan berkulit putih. Sebagai seorang polisi muda, ia kurang suka dengan kehidupan di kota kecil. Ajie cenderung menyukai kota besar beserta

Birahi 2 Polisi (bag 3)

BIRAHI 2 POLISI (Bag.3) Hubungan seks antara joko dan ajie makin lama makin panas. Mereka semakin liar dan tidak memperdulikan waktu maupun tempat. Salah satu buktinya adalah saat mereka melakukan hubungan seks di tempat terbuka di saat siang bolong. Siang itu, sekitar jam 12 siang saat jam istirahat, joko mengajak ajie makan siang bareng. Setelah selesei makan, mereka tidak langsung balik ke

Birahi 2 Polisi (bag 4)

BIRAHI 2 POLISI (Bag.4) Malam itu, udara di luar cukup dingin. Angin berhembus dengan kencang, menambah dinginnya malam. Namun, berbeda dengan hawa di luar, di sebuah kamar malah terjadi sebaliknya. Suasana di kamar tersebut sangat panas karena sedang terjadi persetubuhan antara dua manusia sejenis. Mereka adalah bripda. joko dan briptu. ajie yang sama-sama berprofesi sebagai polisi. Mereka

Birahi 2 Polisi (bag 5)

BIRAHI 2 POLISI (Bag.5) Malam terakhir menjelang keberangkatannya ke aceh, joko memenuhi permintaan ajie untuk mau dikentot. Ajie sudah ingin sekali merasakan nikmatnya lobang joko, makanya dia tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Malam itu, mereka berdua sudah berada di dalam kamar. Mereka belum melakukan hubungan seks, hanya mengobrol ringan saja di atas ranjang. “udah siap khan jok?”

Birahi 2 Polisi (bagi 2)

BIRAHI 2 POLISI (Bag.2) Setelah perstiwa malam pertama yang menggairahkan, hubungan joko dan ajie semakin mesra dan panas. Meskipun di kantor mereka berusaha bersikap biasa-biasa saja seperti layaknya hubungan kerja, namun di luar kantor, mereka seperti pasangan suami istri yang sedang bulan madu. Tiada malam tanpa bercinta. Mereka selalu menghabiskan malam dengan tidur bersama, bisa di tempat

Di Bengkel Motor

Siang itu, aku harus pergi ke bengkel karena ada sedikit masalah dengan sepeda motorku. Awalnya aku menuju ke bengkel langgananku. Akan tetapi, niat tersebut aku urungkan karena bengkel tersebut sangat penuh. Bisa saja aku menunggu, toh aku adalah pelanggan sehingga akan dapat prioritas. Namun waktuku tak banyak karena pekerjaan yang sudah menanti. Oleh karena itu, aku memutuskan untuk mencari

Untuk Pertama Kali

Tiap sore jika ada waktu, aku selalu berolahraga untuk menjaga vitalitas tubuhku. Apalagi tugasku sebagai polisi yang menuntutku harus selalu siap dan fit dalam segala situasi. Renang, fitness, bulutangkis atau hanya sekedar jogging, kulakukan bergiliran setelah pulang kerja. Sore itu, aku berencana jogging. Sudah 3 hari aku tidak olahraga karena kesibukan sehingga membuat tubuhku terasa

###

Web-01: vampire_2.1.0.01
_stories_story