Gay Erotic Stories

Selama bekerja di Timor Leste,aku sering sekali kontak dengan Tentara Austrlia yang ada disana. Maklumlah,karena aku Warga Negara Australia,jadi masuk akal kalau aku dekat dengan mereka. Salah satu teman dekatku adalah Dr Ian Lince, pimpinan tim kesehatan [medical team] Tentara Australia.

Ian [Dr.Ian Lince] masih muda, karena itu kami berdua merasa cocok satu-sama lain, karena sama-sama berjiwa muda. Tapi karena aku tidak doctor-minded, aku tidak pernah memanfaatkan hubunganku dengan Ian untuk berobat. Sebetulnya aku orang yang "anti-dokter" dan kalau aku merasa sakit, aku mengobati diri-sendiri[self medication].Tentu saja berdasarkan pengalaman dan referensi dari buku atau dari internet.

Terus terang aku tidak percaya dokter karena aku sendiri sering bekerjasama dengan dokter untuk memuaskan nafsu sex sejenis dan nafsu sadisku dengan mengirimkan cowok yang mau aku jadikan sasaran pelampiasanku ke dokter untuk diperiksa dan kadang-kadang untuk "disiksa", dengan alasan tindakan medis.

Biasanya cowok-cowok seperti itu adalah yang mau aku jadikan pembantu, supir atau Satpam.

Cowok yang akan aku sasaran pemuasan nafsu itu aku rekrut [recruit] dulu jadi pembantu, supir atau Satpam. Sebelum bekerja, aku suruh periksa kesehatannya ke dokter yang sudah janjian dan kerjasama dengan aku.Waktu sedang memeriksa cowok itu, dokter itu aku suruh mengatakan bahwa cowok itu harus disunat [kalau dia belum sunat],dengan alasan kesehatan.Atau harus disunat ulang [kalau cowok itu sudah sunat tetapi masih ada sisa kulup yang bisa dipotong lagi].

Karena butuh pekerjaan, biasanya cowok-cowok itu menurut saja!Tentu saja waktu cowok itu disunat [atau disunat ulang] aku ikut hadir.Aku menyamar jadi asisten dokter.Aku minta dokter itu menyunat cowok sialan itu tanpa anestesi.

Dengan demikian aku bisa menikmati gelinjang dan kaget cowok itu karena kesakitan dan rona wajah cowok itu waktu sedang kesakitan ketika kulupnya dipotong tanpa anestesi[tanpa pemati rasa]! Agh! Indah sekali! Aku suka itu!

Aku menyuruh dokter itu menyunat cowok korban itu dalam keadaan duduk telanjang-bulat, dengan kedua tangannya terangkat keatas, dalam keadaan diikat atau di rantai. Sehingga aku leluasa memandangi penderitaan cowok itu. Sambil aku juga menikmati pemandangan bulu-keteknya dan tubuh-telanjangnya bercucuran keringat serta berkilat-kilat! Menurut Ian, sunat tanpa anestesi diperkenalkan pertama kali pada Perang Dunia II[Second World War]. Dilakukan Tentara Amerika terhadap para tawanan perang atau Prisoner of War [POW] dengan alasan demi kebersihan di camp tempat tahanan militer. Padahal tujuan utamanya adalah untuk menyiksa dan menyakiti para tawanan perang!

Tentara Amerika melakukan sunat-militer terhadap Tentara Jepang yang sedang dalam tawanan mereka. Tindakan inovatif Tentara Amerika itu diulangi lagi di Irak,yang terungkap dalam skandal penjara Abu Ghraib!Tetapi karena semua lelaki Arab [Irak] sudah disunat, sampai seluruh kulupnya habis tak bersisa,maka tawanan-tawanan Irak itu hanya bisa ditelanjangi lalu dimain-mainkan serta disiksa secara sexual saja!

Pada Perang Dunia II Tentara Amerika belum tahu bahwa Tentara Amerika yang ditawan Jepang semua dibawa ke Jepang, dijadikan sasaran eksperimen-kedokteran.Tawanan Amerika itu tubuhnya dipotong-potong di fakultas kedokteran dalam kondisi masih hidup, tanpa diberi anestesi [vivisection].

Jika Tentara Amerika tahu, tentang tindakan vivi-section itu, mungkin Tentara Jepang yang ditawan itu, bukan hanya disunat, tanpa tetapi sekalian dibunuh saja!

Setelah Perang Dunia II sunat-militer dipraktek-kan terhadap kadet-kadet akademi militer dan para new-recruits [anggota baru] Korps Marinir Amerika[US Marine Corps] dan Korps baret Hijau [Green Berrets].Pada tahun 1950 - 1980,sekitar 80% laki-laki Amerika disunat waktu bayi. Karena itu yang bisa disiksa dengan cara sunat-militer hanya lah sekitar 20% saja.Jadi, hanya 20% dari para kadet akademi militer dan new-recruits Tentara Amerika yang dapat[harus] merasakan betapa pedihnya sunat -militer itu! Tentu saja sunat-militer itu tidak pernah dibahas secar terbuka. Terkadang anggota tim kesehatan yang diberi tugas melakukan sunat-militer itu pura-pura memberikan suntikan pemati rasa, padahal yang disuntikkan adalah zat lain atau diberi dosis yang amat rendah sehingga tidak memberikan efek pemati-rasa sama sekali.

Sejak praktek penyiksaan dengan sunat-militer ini dilakukan di Amerika,maka praktek ini menyebar ke seluruh akademi militer di seluruh dunia. Pada saat cerita ini ditulis, semua kademi militer di dunia mempraktekkan sunat-militer terhadap semua kadet baru yang belum sunat atau sunatnya belum sempurna.Terlalu longgar[loose] memotong kulupnya tidak ketat [tidak "high and tight"]. Praktek sunat-militer juga dilakukan secara luas. Bukan hanya di kalangan militer tapi juga di berbagai tempat yang memungkinkan untuk menyiksa lelaki. Termasuk di penjara-penjara Amerika,rumah yatim piatu[orphanage],dan terhadap para new-recruits.

Waktu Perang Dingin[Cold War 1950 - 1990],di Blok Soviet,sunat-militer diwajibkan di kalangan agen rahasia "Stasie" di Jerman Timur.Di Korea Selatan sunat-militer diperkenalkan oleh Tentara Amerika yang bertugas di pangkalan-pangkalan militer di Korea Selatan. Hingga saat cerita ini ditulis, sekitar 90% laki-laki Korea Selatan sunat.Mereka selalu memilih prosedur sunat-militer agar mereka dapat benar-benar merasakan "passage to manhood".

Karena itu lelaki Korea Selatan rata-rata disunat setelah dewasa,pada usia 20-30 tahun.Mereka bukan disunat oleh orang-tuanya,tapi sunat atas kemauan dan kesadaran sendiri. Karena "lelaki yang tidak sunat, bukan laki-laki!". Pada waktu Perang Vietnam tahun 1960-an, semua Tentara Amerika dan Tentara Australia yang akan diberangkatkan ke Vietnam juga diwajibkan untuk disunat secara militer. Sunat-militer dianggap sangat tepat untuk kalangan militer. Di samping dijadikan uji-kelaki-lakian [dalam menahan sakit] juga efiesien[murah],karena tidak memerlukan obat bius [obat anesthesi,obat pemati rasa].

SUNAT-MILITER DI TIMOR LESTE

Di Timor Leste, sunat-militer dilakukan terhadap semua anak berandalan laki-laki yang tertangkap dan yang kemudian ditahan di rumah-rumah tahanan militer yang dikelola oleh Polisi PBB dan Tentara Australia.

Yang melakukan sunat-militer pada anak berandalan itu adalah anggota Tentara dan Polisi PBB asal Malaysia.Salah seorang di antaranya adalah teman dekatku Azir [Azir Ibni Almarhum Tun Dato' Haji Abdullah Ibni Almarhum Tuanku Abdul Rahman].

Azir bukan dokter atau perawat,tapi dia terlatih menyunat tanpa anestesi. Anak-anak berandalan [laki-laki] yang baru ditangkap dan baru saja dimasukkan ke rumah tahanan, oleh Azir langsung dipaksa telanjang-bulat dan tanpa ampun kulupnya ditarik ke depan, kemudian dijepit dengan alat penjepit. Lalu langsung pada bagian kulup yang dijepit itu dipotong tanpa anastesi: SRET! Maka langsung kulup itu terpotong dan bagian sisanya tertarik ke belakang dan jadilah kontol remaja beranbdalan Timor-Porto itu tersunat ketat [high and tight].

Karena cepatnya tindakan Azir,umumnya remaja yang disunat itu tidak sadar.Mereka baru sadar setelah kulupnya terkudung[terpotong] dan merasakan nyeri yang teramat sangat di luka-sunatnya.

Jika Azir sedang iseng, berselera menyiksa, maka remaja yang akan disunat itu disuruh duduk di sebuah meja, lalu ditelikung kedua tangannya ke belakang dan diborgol. Begitu juga pergelangan kakinya. Kemudian,tanpa ampun kulupnya dipotong tanpa anestesi. Biasanya remaja sialan itu jadi sadar akan apa yang sedang dialaminya, sehingga waktu kulupnya dipotong Azir,remaja itu menjerit kesakitan dan berteriak : "AAGH!". Keras sekali!

EPILOG

Berbeda dengan di Timor Barat [Timor Indonesia], budaya sunat tidak dikenal sama sekali di Timor Leste.Oleh karena itu para remaja Timor-Porto di rumah tahanan Dili tidak tahu bahwa pemotongan kulup mereka adalah prosedur medis yang lazim.

Di Timor Barat dikenal tradisi "sifon", yaitu tradisi sunat pada laki-laki yang diikuti dengan tindakan mengentoti perempuan yang tidak perawan [sudah pernah dientot], sehari setelah laki-laki itu disunat.Dengan maksud "buang sial" atau mem-buang "panas" yang ada pada laki-laki yang baru disunat itu!Perempuan yang dijadikan sasaran buat entotan adalah janda,pelacur atau perempuan lain-nya yang sudah pernah ngentot dan tentu saja mau dientot!

Para remaja Timor Leste yang disunat di rumah tahanan, umumnya mengira bahwa pemotongan kulup mereka adalah sebagai hukuman.Sebab,sebagai anak berandalan mereka sering mengacau. Ada juga yang mengira tindakan memotong kulup [menyunat] itu sekedar buat menyakiti atau menyiksa mereka saja.

[POTONG-KULUP]