Gay Erotic Stories

Aku dan Deni bersama-sama dengan cewe kami pergi jalan-jalan dan makan di sebuah kafe. Maklumlah, agar tampak kelihatan lebih gaya kami mencari pacar. Anda pasti sudah tahu yang namanya Wanita, kalau sudah bikin gosip berhentinya susah sekali. Hingga kami berdua bisa ngantuk dibuatnya. Untuk menghilangkan kejenuhan kami, akhirnya Deni dan aku meminta ijin cewe kami untuk jalan-jalan memesan makanan yang lain sementara mereka menunggu disini. Soalnya mendengar pembicaraan masalah pakaian, model dan pokoknya yang berbau wanita membuat kami mabuk. Acarapun berubah menjadi kencan aku dan Deni. Kami berdua berjalan-jalan dan kahirnya singgah di sebuah kafe yang menjual banyak minuman. Kami pun ngobrol berdua dan tanpa sengaja tangan Deni merangkul pundakku. Dalam keramaian yang hiru pikuk itu aku secara tak sengaja sambil berbincang-bincang dengan Deni langsung memegang tangan Deni yangmerangkul pundakku. Aku memegang tangannya cukup lama dan kumainkan karena tanpa sadar aku senang sekali dengan kehalusan tangan Deni. Aku kaget ketika tiba-tiba saja pembicaraan kami terhenti dan Deni memandangku dengan wajah aneh. Akupun menjadi berkeringat dingin dan menunduk sambil tersenyum. Tanpa sadar kulihat sesuatu akan keluar dari celana Deni. Deni melepaskan rangkulannya dan langsung membawa tanganku menuju permukaan celananya. Kuturuti saja maunya dan kuremas-remas kontolnya sementara Deni menahan enaknya remasanku. Tiba-tiba kami sadar kalau kami terlalu lama disini dan aku mengajak Deni kembali. Deni justru berkata, mungkin cewe-cewe kita sudah pulang. Sebaiknya kita pulang saja yuk... Kebetulan yang membawa mobil adalah Deni, dan kami kembali sebentar ke cafe untuk melihat cewe-cewe yangkami ajak tadi. Ternyata mereka sudah pulang (entah karena lama menunggu atau bosan ditinggal lama). Akhirnya kami menuju mobil dan langsung tancap gas meninggalkan tempat tersebut. Sesampainya di sebuah jalan yang sepi, Deni meminggirkan kendaraannya di tempat yang gelap. Setelah mobil berhenti, ia langsung menarik wajahku dan melumat bibirku. Tanpa pikir panjang kulumat bibirnya. kamipun akhirnya larut dalam heningnya malam. Deni pun mulai meraba kontolku dan membuka retzletingku dan langsung mengocok-ngocok kontolku sambil melumat bibirku. Aku pun tak mau kalah kubuka retzletingnya dan kukocok kontolnya. Ia langsung melepas ciumannya dan menarikkepalaku menuju kontolnya.... Aku langsung menjilati dan menghisap kontol yang besar itu. Sementara aku asyik menjilati dan mengkulum kontol Deni, deni meraba dan mengocok kontolku hingga tanpa sadar spermaku muncrat keluar membasahi jok mobil Deni. Deni pun berhenti memainkan kontolku dan kini memgang kepalagu dan mengendalikan kepalaku semakin cepat dan dalam kontolnya masuk kedalam mulutku. Hingga akhirnya cairan putih menetes dalam mulutku yang kemudian kuteguk dan kujilati kontolnya yang besar itu. Akhirnya kami pun berciuman lagi dengan nikmatnya hingga akhirnya kami disadarkan oleh larutnya malam. Akhirnya kami mengnci garasi kami rapat-rapat dan langsung menghidupkan mobil dan menju rumah kami masing-masing. Sesampai dirumah aku terus membayangkan peristiwa itu. Hingga hari ini aku dan Deni masih sering berhubungan, sementara cewe-cewe tukang gosip itu kami tinggalkan. Hubungan kami semakin dekat dan bahkan kami berencana untuk membeli rumah dan tinggal bersama agar setiap saat bisa bersama menikmati sorga dunia. Due to international translation technology this story may contain spelling or grammatical errors. To the best of our knowledge it meets our guidelines. If there are any concerns please e-mail us at: CustomerService@MenontheNet