Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Bercinta dengan polisi 2

by Medanpunya


Jam 5 pagi aku terbangun karena merasa sesak hendak kencing alias pipis. Kulihat dia tidur lelap menyamping menghadap aku. Selimut yang kami pakai agak melorot sampai sebatas lutut. Sarung yang dia kenakan juga melorot sedikit lebih dalam. Saat aku duduk, aku memperhatikan wajahnya yang lelap dalam dengkurannya. Karena masih mendengkur, aku menyempatkan melotot selangkangannya. Ternyata dia ngaceng, dengan posisi menyamping, searah ban celana dalamnya. Besar juga ukurannya. Tetapi masih seimbang dengan badannya yang mulai gendut, walau gak gendut-gendut amat. Ada sampai 4 menit aku menikmati pemandangan itu. Namun karena air burungku sudah amat sesak akupun turun dan melangkah ke kamar mandi sambil memperbaiki posisi celana pendekku, dan juga kontolku yang ngaceng melihat pemandangan tadi.

Sehabis pipis, sebelum naik tidur kembali, aku menambahkan kayu ke perapian yang masih sedikit membara. Kutuang sedikit minyak agar langsung menyala. Di samping api yang sudah menyala kujerangkan ceret tempat air tehku yang terbuat dari stainless steel. Hanya sekedar memanaskan karena itu adalah air minum yang sudah dingin.

Aku kembali menuju tempat tidur. Yang pertama sekali kuperhatikan tetap selangkangannya. Namun aku heran posisi kontolnya yang mengarah sesuai ban celana dalamnya tadi, sekarang suadah tegak lurus mengarah ke pusarnya. Kepala kontolnya yang tak bersunat, menyembul keluar melewati lingkar kepala jamurnya. Dan posisi tidurnyapun sudah terlentang, namun selimutnya masih sebatas lutut. Karena dia tidak mendengkur lagi, aku cepat-cepat mengalihkan pandanganku dan perhatianku. Aku kembali merebahkan badan dan kutarik selimut dan memperbaiki selimut buat dia. Tanganku kuletakkan di atas perut.

Mungkin karena pengaruh kuselimuti tadi, diapun bergerak kembali menyamping mengarah ke badanku. Aku diam saja. Aku mulai memejamkan mata kembali walau aku tau pasti aku takkan bisa tidur lagi. Dalam pikiranku aku teringat adegan film Brokeback Mountain. Dalam hati juga aku tersenyum sendiri andainya itu terjadi oleh kami. Belum habis aku memengahayalkan film tersebut, tangannya bergerak menangkap setengah jari telunjukku. Dalam hati aku berpikir apa sih maksudnya? Sekejap itu juga aku ad aide. Kudorong jari telunjukku ke arah genggamannya. Dan dia semakin mempererat genggamannya. Kutarik sedikit dia melepas. Kudorong kembali dia kembali menggenggam erat. Kuyakini itu adalah sebuah kode atau sinyal atau lampu hijau. Serta merta kuputar badanku mengarah kepadanya. Dia kupeluk erat dan ternyata diabalasnya dengan pelukan erat pula. Lalu aku tak segan-segan menempelkan mulutku ke mulutnya yang dibalasnya dengan kuat. Aku menghindari spasi antara mulutnya dengan mulutku agar tidak terlalu jauh. Agar aroma nafas naga tidak tercium. Dia malah lebih melumat lidahku. Dan lidah serta bibirku saling bergantian lumat melumat.

Tanpa bicara apa-apa, dia menarik badanku dengan pelukannya ke atasnya. Kini aku telah berada di atas perut dia, tanganku mulai menjelajah dalam kaus polisinya. Dan tangan kananku kerhasil menangkap putting susunya dan langsung kupilin dengan lembut. Sementara tangan kiriku menjelajah dengan susah payah di bagian punggungnya. Kedua tangannya dalam pelukannya yang makin erat, mengelus dan menggosok punggungku dalam kausku. Sangat nikmat sekali. Pantatku kutekan sambil kugesek-gesekkan. Terasa sekali kedua kontol kami sudah maksimal kerasnya.

Oleh pilinan jariku di putting susunya, dia bergerak hebat dan melenguh dalam permainan mulut kami. Napas mualai memburu di antara kami. Tangan kirikupun bergerak lebih leluasa mempererat pelukannku. Setelah puas kedua putingnya kupermainkan, tangan kananku mulai menjalar ke bagian bawah meraba ke dalam celana dalamnya. Wow kugenggam kontolnya yang sudah mengeras seperti pentungan. Lumayan besar untuk genggamanku. Ukurannya sama dengan punyaku.

Tangannyapun tak kalah. Dia memasukkan kedam celanaku, bagian belakang. Dia meremas bongkahan pantatku. Aku merasa nikmat. Jari tangan kananku menjepit ban celana dalamnya dan kudorong ke bawah. Diapun tau dan mengangkat pantatnya sehingga celana dalamnya terbebas dari pantatnya. Diapun bertindak yang sama ke celanaku. Celana pendekku dan celana dalamku di dorongnya sekaligus.

Namun aku melepaskan mulutku dari mulutnya. Dan melorot dalam pelukannya. Mulutku menjelajahi jakunnya. Dia mengangkat dagunya tinggi-tinggi, sehingga aku bebas menjilatinya. Namun karena hasratku akan kontolnya, aku segera menarik kausnya ke atas agar mulutku mendarat di putingnya.

“Ahhhhhh…. Hmmmmpph…..hmphhhh” dia melenguh dan mengangkat badannya seakan menggeliat, saat aku menggigit kedua putingnya bergantian. Tangannya di kepalaku. Aku kemudian melorotkan badanku lagi. Dan kukecup bagian atas jembutnya. Dan tangan kiriku menggengam kontolnya dan kupilin-pilin ke pipiku dengan telapak tanganku. Tangan kananku masih memilin putting susunya. Dan sesekali kuusap dada dan perutnya saat jariku hendak berpindah ke putting yang lain. Aku melorotkan celananya lagi hingg lepas dari kakinya. Aku meremas-remas pahanya. Kemudian aku memasukkan kontolnya ke dalam mulutku. Kupaksa sebisa mungkin untuk mengulumnya.

“Ahhh…ahhhhh sshshshshsh….. ahhhhh” dia merasakan enaknya kulumanku. Kulihat dia menggigit bibir bawahnya menahan nikmat yang kuberikan. Aku sediri sambil berjongkok melepaskan kedua celanaku karena mersa olah gerakku terganggu. Setelah puas mengulum kontolnya, aku kembali merayap mengejar mulutnya, yang disambutnya dengan lahap. Dan kembali kami berpelukan sangat erat.

Dalam pelukan erat itu, dia meutar badan kami sehingga aku berada di bawah. Setelah bebarapa saat, dia melorot seperti yang kulakukan tadi. Tapi kali ini aku menarik kausnya ke atas dan diapun merentangkan tanggannya keatas. Terbebaslah kausnya. Kini dia sudah telanjang bulat. aku semakin gairah melihat dia bugil begitu.

Selama permainan ini kami tidak pernah kontak mata. Sekalipun aku beberapa kali melihat wajahnya. Tetapi dia selalu menutup mata. Yang ada hanya bibir yang komat kamit menikmat.

Dia menarik kausku kini yang kuimbangi dengan mengangkat badanku. Dia melepaskan kausku dan mencampakkanya ke pinggir tempat tidur. Dia langsung menuju kontolku dan mengulumnya. Memaju mundurkan kepalanya. Aku imbangi dengan mengangkat pantatku. Oh betapa nikmatnya kulumannya.

Beberapa saat kemudian aku menarik wajahnya menuju wajahku dan berciuman. Kembali permainan mulut dan lidah kami mainkan. Sambil berciuman, kontol dengan kontol juga selalu gesek menggesek, tekan menekan. Kemudian kuputar badan kami agar aku kembali di atas. Selama itu pula mulut tak pernah lepas. Kemudian dia melingkarkan kakinya di pahaku bagian belakang. Dia semakin mempererat pelukannya. Dan gesekan yang dia berikan di kontolnya semakin intens. Aku tau dia sudah dekat. Aku mengimbanginya dengan lumatan dan gesekan yang makin kuperketat.

Kemudian dia mengangkat pantatnya setinggi mungkin dan gesekan ku perkuat. Seiring dengan lenguhannya di mulutku, aku merasakan lahar panas membasahi pusar dan kontolku. CROT…..CROT…..CROT.CROOTTTTTTTTT. Dan terkahir dia menurunkan pantatnya. Dan kuluman bibirnyapun melemah. Namun aku masih kuat mengesekkan kontolku ke kontolnya. Aku melepaskan kulumanku dari mulutnya dan kubenamkan wajahku ke telinganya. Aku merasakan getaran yang dalam di tubuhku. Aku tahu aku sudah dekat, kubenamkan wajahku sedalm mungkin dan pelukanku kupererat. Seakn dia tahu, diapun mengimbanginya. Dan kemudian menyemburlah laharku diatas perutnya. CROT………CROT……..CROT.CROT…CROTTTTTTTT…

Aku berhenti sejenak di atas tubuhnya. Pelukan kami sudah melemah.

Kemudian aku medaratkan mulutku kemulunya dan disambutnya. Kemudian aku mengangkat wajahku barulah dia membuka matanya. Dia tersenyum, akupun tersenyum. Kembali kulumat bibirnya sebentar dan kutarik kembali. Dia masih tersenyum

“Terima kasih ya! “ katanya, yang langsung kusambut dengan menempel jari telunjukku ke bibirnya. Kemudian aku menjatuhkan badan dan mengambil kausku tadi. Kemudian aku melap sperma yang sudah meluas di perut kami. Setelah itu aku turun dan mengambil celanaku dan langsung kukenakan. Kubiarkan dia masih di tempat tidur. Aku menoleh ke dia dan aku tersenyum, diapun tersenyum. Aku melangkah ke perapian, mengambil ceret dan membawanya untuk membuatkan kopi.

Ku lihat jam menunjukkan 05.30.

(bersambung)

###

7 Gay Erotic Stories from Medanpunya

Bercina dengan polisi 3

Sambil membuatkan kopi dua gelas, aku merasa geli sendiri mengingat kejadian tadi. Ketika aku menginginkan pelukan seperti di film Brokeback Mountain, eeehh pucuk dicinta ulam pun tiba. Bedanya dengan film tersebut, kalau di film tersebut, adegannya adalah adanya penolakan dari kawannya, sedangkan yang baru terjadi, justru malah lebih suka.Aku membawakan kopi yang kubuat ke dekat tempat

Bercinta Dengan Polisi 4

BERCINTA DENGAN POLISI 4Maaf buat semuanya kalau bercinta dengan polisi 4 ini telat datangnya!Bibirkupun dan lidahkupun mempermainkan putingnya yang kiri dan kana. Dia merasa nikmat yang luar biasa. Dia bergumam entah apa. Tangannya mengusap-usap punggungku. Kadang dia mempererat pelukannya sehingga wajahku menempel habis di teteknya berakibat aku susah bernapas. Namun seakan tahu dia

Manager Financial Dan Aku

Lebaran baru saja kita lewati. Aku jadi ingat sebuah cerita yang tersimpan di kepalaku semasa lebaran beberapa tahun yang dulu. Kurang lebih tiga tahun yang lalu semasa aku kerja.Bila lebaran tiba, ada peraturan di tempat kerjaku dulu, satu orang Supervisor beragama non muslim bertugas sebagai piket harian di siang hari untuk menghandle tamu ataupun hal-hal lain yang sifatnya tidak selalu

Manger Finacial dan Aku 2

Sebelum cerita ini kulanjutkan, perlu kujelaskan bahwa, nama-nama dalam cerita ini adalah rekaan belaka. Bila ada kesamaan dalam berbagai hal, itu hanya kebetulan semata. Dan sorry banget karena cerita lanjutan ini datangnya sangat jauh jaraknya dengan cerita sebelumnya. Dan ini dia…………….Setelah keluar dari gerbang security, aku lebih memilih diam tak bicara. Aku memilih diam agar dia merasa

###

Web-01: vampire_2.0.3.07
_stories_story