“Siapa kamu!?” Pertanyaan Pak Satpam tersebut sangat mengejutkanku. Aku rasa lebih tepat jika disebut dengan hardikan. Kalau bertanya kok nadanya sadis amat? “Ssss…” tentu saja aku sangat gugup untuk menjawab pertanyaan (hardikan) tersebut. “Siapa!!” kali ini benar-benar berupa hardikan. “Tri, Pak…” dengan susah payah kukumpulkan keberanianku untuk menjawabnya. “Mau apa di sini!?” lagi-lagi hardikan. “Mmmm…” Sial! Kenapa aku masih gugup saja ya? “ Heh dengar, nggak kamu!?” “Sss…saya… mmm….mau… nyari da…un bu… at… obat, Pak” “Daun apa!?” kali ini tanganku dipelintirnya. Sakit sekali! “Aduh! Sakit, Pak…” . “Jawab yang jujur: mau apa kamu di sini?”. Pelintirannya tetap belum dilepaskan. “Maaf, Pak…. Saya…” tak berani aku melanjutkan untuk berbicara jujur. “Saya panggilkan teman-teman saya baru kamu mau bicara?!” ancamnya. “Jjjj..jangan, Pak…” aku memohon padanya.. Aku tidak berani kaburKetakutanku bertambah mendengar ancamanya Aku tak mau berbohong. Biar aku jujur saja! “Maaf, Pak…” aku tidak berani meneruskan ucapanku. Kupandangi wajah satpam itu. Kesangaran di wajahnya bertambah.. “Aku benar-benar bisu. Takut sekali.. “Kamu nyari ini, kan?” ia mendekati aku yang terduduk lemas. Kurasakan kepalaku di tarik ditekan bagian tubuhnya yang kenyal. Kontolnya! “Buka..” perintahnya. Aku sudah menginginkannya sejak awal. Kubuka perlahan celana seragam tersebut. Aroma lelaki sudah terasa menyengat. Aku mengelus onggokan kontol yang masih tertutup kancut tersebut. “Keluarin…” kupelorotkan kancut satpam tersebut. Benda yang sangat kuinginkan itu langsung mencuat. Kokoh. Besar Panjang. Hitam. Kekar. “Isep….” Segera kumasukkan batang hangat tersebut ke mulutku. Kumainkan dengan penuh nafsu. Ia bergetar kenikmatan. “terus….terus…” racaunya. Aku mengikuti kemauannya dengan semakin merangsang kontolnya dengan berbagai teknik jilatan dan hisapan. Namun,…. “John! Di mana lu?” terdengar suara dari depan pos. Satpam, yang ternyata bernama John itu, mendorong kepalaku. Ia segera merapikan celananya. Akh, aku sangat terkejut. Permainan belum selesai! “Sembunyi kamu di situ!’” perintah satpam sadis itu, sambil mendorongku ke kolong tempat tidur. Pak John sendiri langsung ke arah depan, menemui orang yang memanggil tadi. “Ada apa, Mad? Teriak-teriak begitu lo!” kudengar suara Pak John. Ia terdengar santai. Gila! Aku sendiri gemetaran di kolong tempat tidur. “Ini habis muter…” suara si Mad. “Saya ngantuk banget ini, numpang tidur boleh kan?” Hah…. Aku semakin bergetar. “Gi dah sana! Tapi jangan kelamaan nanti Si Bos ngamuk!” Pak John mengizinkan. “Hhh… Jali gila! Paling-paling lagi ngasah peler tuh orang!” mungkin yang dimaksud Si Bos. Kudengar Pak John terbahak-bahak. Lucu? Aku sendiri menjadi terangsang. “Ah elo! Kayak nggak pernah aja!” suara Pak John. “Gua mah nggak sesering dia, saban hari ngeloco!” si Mad mengejek. “Lo ke sini bukan mau tidur kan? Mau coli kan lo?!” Pak John langsung memvonis. Glekk. Aku semakin terangsang. “Yah begitulah…. Maklum sudah tiga hari nggak dikeluarin…” suara si Mad. Kuintip dia sedang memelorotkan celananya. Sayang aku tidak bias melihat utuh tubuhnya. Hanya sebatas betis ke bawah. “Dah buruan lo! Jangan lama-lama! Nanti si Jali benar-benar dating, mati lo!” Pak John kembali bicara. “Santai sobat… ach…” si Mad menggoda. “Ngentot, lo!” Pak John memaki. “Kocokin gua John… ouch..” “Peler lo!... Gua cari rokok dulu” “Siip…lo balik gua dah kelar… okh nikmat John…” “KONTOL” suara Pak John menjauh. Si Mad tertawa. Aku mati-matian menahan nafas dan hasrat. Tapi tiba tiba,”heh siapa lo ?” dan si Mad yang cukup ganteng itu melihat ke arahku dengan kaget dan agak emosi,”sini ! keluar lo “ katanya lagi dengan nada kesal,”ampun bang,saya cumin di suruh pak John”,kataku. ”diam lo,cepet isepin kontol gua ! “ Langsung aja gua jongkok wow kontolnya cukup gede juga,kata gw dalam hati,lalu mulai gw jilatin tuh kontol,gw jilat dari kepala kontolnya,turun kepangkalnya teruz mpe jembutnya gw isep aromanya,terus,”plokk” masuklah seluruh batang kontol itu ke dalem mulut gw,batang kontol yang cukup gemuk itu bikin mulut gw penuh smpe yang keluar dari mulut gw cman bunyi desahan nikmat,lalu mulai ku maju mundurkan mulutku,si mad yang cakep itu Cuma mendesah desah nikmat aja sambil matamya terpejam,tanganku tak mau hanya diam saja,tanganku mulai merogoh ke tubuh bagian atasnya,mulai mencari cari putting susunya, Lalu kupencet pencet,dan ku tarik tarik serta mengusap ngusapnya, yang membuatnya mendesah kenikmatan,lalu tiba tiba,”ngapain lu pake punya gw Mad ? “,Tanya si john agak kesal, Lalu aku segera menjadi banal menak kaki pak John mendekat,membuka celananya dan bergantian antara mengocok dengan tangan dan mengulumnya,antara mulut pak John dan si Mad,hingga akhirnya nafas mereka berdua trdengar memburu dan akhirnya CRRROOTTTTTTT CCCROOOOTTTTTT CRROOOOTTT, tumpahlah pejuah kedua pejantan itu di mukaku sampai meleleh ke dada telanjangku,lalu mereka berdua langsung saja ambruk ke kasur ukuran satu orang dan langsung meutup mata.tertidur karena kelelahan dan efek obat tidur ringan yang kucampurkan dalam minuman ringan yang tadi siang aku sempat berikan pada mereka berdua dan pasti membuat mereka merasa sangat sangat ngantuk,kesempatan itu tak kusiasiakan,aku menelanjangi mereka berdua,memfoto tubuh telanjang mereka dan memposisikan mereka dalam barbagai pose panas tanpa mukaku terlihat dan hanya muka mereka berdua saja,lalu setelah puas dengan barang yang bias klu pakai untuk mengancam,aku menikat mereka berdua kencang dengan posisi berdiri dena tangan terangkat dan tali tang kuikat pada kuda kuda atap,lalu aku mulai menikmati tubuh kedua orang tampan ini sepusku,tentunya setelah mengunci pos satpam ini, Lalu aku mengambil tongkat satpam dan memukulkanya ke pantat kedua satpam itu dari pertama secara perlahan hingga lama lama menjadi cukup keras dan mereka berdua terbangun,sebelu mereka berdua menjerit jerit aku segera mencari lakban tapi tak ad,jadi aku mengambil cd kedua orang tersebut dan menyumpalnya ke mulut masing masing satpam itu,ku ambil jepit pakaian dari plastic yang kutemukan dan menenjepitkanya pada putting susu kedu satpam itu,tubuh mereka ku bentur berturkan,lalu kontol mereka ku tarik hingga mereka mengerang kesakitan terus menerus,lalu aku menemukan Viagra atau pemacu nafsu dan ku minumkan pada masing masing satpam itu,tentunya secara paksa dan cepat dengan membuka supat cd dan langsung menutupnya supaya mereka tak sempat menjerit,lalu aku mulai mencubit kontol satpam satpam itu hingga mereka terus saja menjerit tertahan,dan aku mengambil cemeti dari dalam ranselkulalu mulai ku cambuk kedua satpam itu,lalu kuambil lilin lilin dari dalam ranselku dan kunyalakan diantara kaki kaki mereka dan satunya kupegang lalu kudekat dekatkan ke mereka supaya mereka berdua bercucuran keringat,dan akhirnya tubuh mereka basah kuyup oleh keringat seperti hasis di siram air,dan aku mulai menjilati tubuh satpam satpam itu yang terasa sangat nikmat,dimulai dari dadanya,jepitan pakaian pada puting susu mereka yang membuat putting susu mereka memerah ku lepas dulu dan kujilat jilat putting susu mereka membuat kontol mereka ngaceng terus,apalagi Viagra yang tadi kuminumkan sepertinya juga mulai bereaksi,lalu jilatanku mulai neik ke ketiaknya,kujilati ke 4 ketiak itu bergantian,lalu aku mulai memecut tubuh mereka lagi,lalu kontolku yang sudah tegak menantang itu ku tusuk tusukan ke anus kedua polisi itu secara bergantian diiringi dengan jerit kesatikatn tertahan kedua satpam itu,dan kembali ku siksa mereka sampai aku puas,dan sebagai penutup aku mengocok dan mengoral lagi kedua kontol SUPER-EXTRA-JUMBO itu sampai keluar dan mereka sepertinya tidak kuat dan pingsan lagi, Lalu aku melepaskan ikatan mereka berdua memakaikan pakaian mereka lagi,lalu aku pulang kerumahku dan mencetak foto” tadi lalu kumasukkan amplop bersama selembar surat yang berisi :
Aku sudah mencabuli kalian berduan,dan aku sudah memfoto tubuh telanjang kalian dan tentunya aku sangat menikmati tubuh kalian yang memang sangat nikmat itu,aku masih menyimpan soft copy dari foto itu,dan kalu kalian bertingkah dengan membeberkanya,maka aku tak segan segan untuk menyebarkan foto kalian berdua itu,foto yang kukirim bersama surat ini adalah bukti kehomoan kalian, Thanks ya atas tubuh kalian