Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Perampokan

by NN


Aku bekerja di sebuah perusahan jasa. Aku melakukan tugasku seitap hari dengan rutin, tugasku adalah mencatat semua sirkulasi barang dan biayanya. Semua itu kujalani hampir 2 tahun, tidak ada yang istimewa. Hanya bosku yang tampan, tapi juga jahat, bosku berusia 27 tahun, ia sangat tampan, tapi aku tidak tahu apakah tubuhnya kekar atau tidak, karena ia selalu memakai setelan jas seperti biasanya seorang bussinesman. Wajahnya sangat tampan, rambutnya hitam pendek, hidungnya mancung. Sampai pada suatu hari, ketika aku sedang menunggu rombongan petugas keuangan, yang terdiri dari 3 petugas yang menerima konsumen dan seorang satpam yang bertugas mengawal brankas. Biasanya satpam yang membawa brankas keluar dari mobil kedalam kantor, ialah seorang pria yg sudah berumur 40-an dan gemuk sekali. Tapi kali ini aku tercengang melihatnya, dengan tangannya yg kekar, sorang satpam muda yg masih berusia sekitar 20-an menarik brankas dari mobil ke kantor. Aku memperhatikan satpam itu sampai aku tidak mencatat barang yg masuk sampai aku ditegur. Lalu aku langsung menyerahkan tugasku kepada anak buahku, lalu aku langsung menuju ke kantor. Aku pura-pura melihat catatan sambil berusaha mencuri pandang ke satpam itu. Satpam itu benar-benar tampan, rambutnya yang hitam pekat dipotong pendek seperti ABRI, tapi tidak terlalu cepak. Kulitnya berwarna sawo matang muda, alisnya cukup tebal, matanya tajam, hidungnya agak mancung, bibirnya pas dengan proporsi wajahnya. Jakunnya kelihatan menari-nari ketika ia berbicara. Seragam satpamnya yang berupa kemeja putih tampak begitu pas dengan tubuhnya yg gempal. Celana biru tuanya tampak ketat membalut kakinya, dan sampai dibawah, ia memakai sepatu kulit hitam bertali. Aku benar-benar ingin tahu siapa namanya, lalu aku mendekatinya ketika ia sedang duduk-duduk menjaga. “Satpam baru ya mas?” tanyaku “Iya baru mulai hari ini?” jawabnya dengan suaranya yg tegas “Darimana?” “Aku dari Bandung” jawabnya Lalu aku meninggalkannya setelah bersalaman dengannya, namanya Bambang Hariyanto. Aku melanjutkan pekerjaanku selama 1 tahun lagi, sambil terus mengagumi Bambang, namun setelah itu aku berencana untuk merampok perusahaan itu, karena walaupun aku sudah bekerja selama 5 tahun, aku tidak mendapat kenaikan gaji, dan tuntutanku selalu ditolak dengan alasan yg tidak masuk akal. Selain itu aku selalu diolok-olok didepan anak buahku oleh bosku. Bosku juga sering memaki-maki aku dengan kata-kata kotor, kalau aku salah, sedang kalau aku bebruat yg benar dan menguntungkan perusahaan, ia tidak berkata apa-apa. Tapi apa yg benar-benar membuatku marah adalah bosku menampar aku didepan banyak orang. Dan yang membuatku benar-benar ingin membalas dendam, adalah aku akan di PHK tanpa pesangon sepeserpun. Bosku belum memberi tahuku akan hal ini, tapi aku melihat diagendanya bahwa aku akan di PHK bulan depan. Aku merencanakan perampokan ini bersama seorang temanku yg bernasib tak jauh dari aku. Kami merencanakan akan merampok tempat itu besok malam. Pada siang ini, aku dipanggil oleh bosku, aku langsung masuk kekantornya, dan aku menanyakan ada apa. Bosku mengatakan bahwa aku harus menjemput seorang bule dari bandara, bule itu adalah pengawas dari kantor pusat di Swedia. Langsung saja aku berangkat dengan bersungut-sungut. Aku menunggu di bandara selama 2 jam sambil mengomel, lalu kulihat pesawat singapore airline yang dari swedia dan transit di singapura telah “landed”. Langsung saja aku cepat-cepat ke pintu keluar penumpang sambil mengacungkan tulisan bertuliskan “Mr. Matt Phillips”. Aku sudah sangat capek mengangkat tulisan itu terus, setiap ada orang bule yang keluar, aku mengangkat tulisanku tinggi-tinggi, tapi orang itu mengacuhkannya. Sampai akhirnya aku tidak lagi mengangkat tulisan itu karena terlalu capek. Lalu aku melihat ada seorang bule yang sangat ganteng. Bule itu berambut pirang cepak, matanya biru, hidungnya mancung. Dia mengenakan celana jeans biru yg agak ketat, lalu kaos biru dengan dirangkap kemeja kotak-kotak, Dia mengangkat 1 tas besar ditangan kirinya. Aku berharap dia adalah orangnya. Lalu aku mengangkat tulisan itu tinggi-tinggi. Dia melihat kearah sini, tapi diacuhkannya. Wah bukan itu orangnya pikirku. Lalu orang terakhir keluar. Mana Mr. Matt pikirku. Lalu aku mulai berjalan kemobil sambil membawa tulisan itu di sisiku. Lalu tiba-tiba dari belakang ada yang memanggilku.. “excuse me, I’m Mr. Matt Phillips” Langsung saja aku menoleh, dan ternyata orang yang sangat ganteng itu orangnya “Oh, hi Mr. Phillips. I’m sorry I didn’t see you before” aku meminta maaf “Oh no, I’m sorry I didn’t notice you” belanya “Ok, Mr. Phillips. Let’s go, my boss is waiting for you” “Just call me Matt” “Ok, Matt, Let’s go” kataku lagi “ok, hey what’s you name anyway?” tanyanya “Oh, My name is Tommy” “Nice too meet you Tommy” “Nice too meet you too Matt”sapaku lagi Lalu kami menuju ke mobil dan berangkat ke kantor. Dalam perjalanan ke kantor kami berbicara yang aneh-aneh, tapi aku tetap memperhatikan ketampanannya, tubuhnya, dia begitu sempurna. Setelah mengantar Matt ke bosku Chandra Budianto, aku tidak ada perkerjaan, aku langsung pulang untuk menyiapkan perampokan besok hari. Aku menyiapkan segala sesuatunya, aku pergi ke toserba, aku membeli tali, lakban, pisau, dan pistol mainan, aku juga membawa kain untuk menyumpal para penjaga. Besoknya aku menjalankan pekerjaanku sepaerti biasa. Waktu makan siang aku merencanakan segala sesuatu dengan rekanku Mario. Pada waktu kami pulang, kami langsung menuju kerumahku. Kami langsung mengenakan pakaian hitam-hitam dan topeng hitam. Aku langsung memasukkan semua perlengkapan kedalam tas. Kami langsung berangkat pukul 11 tepat. Sesampainya dikantor, aku memarkir mobil agak jauh agar tidak ketahuan. Lalu kami mengendap-ngendap menuju ke pintu masuk. Disana diluar dugaan yang menjaga adalah satpam Bambang, bukankah ia harus mengantar brankas. Aku tidak peduli lagi, langsung saja kami menuju ke pos satpam itu. Bambang sedang membaca koran membelakangi kami. Lansung saja Mario mengeluarkan pisaunya dan menaruhnya di leher Bambang. “Angkat tangan, Mas. Kalau tidak mau lehermu putus” to be continued---- Due to international translation technology this story may contain spelling or grammatical errors. To the best of our knowledge it meets our guidelines. If there are any concerns please e-mail us at: CustomerService@MenontheNet


###

2 Gay Erotic Stories from NN

Perampokan

Aku bekerja di sebuah perusahan jasa. Aku melakukan tugasku seitap hari dengan rutin, tugasku adalah mencatat semua sirkulasi barang dan biayanya. Semua itu kujalani hampir 2 tahun, tidak ada yang istimewa. Hanya bosku yang tampan, tapi juga jahat, bosku berusia 27 tahun, ia sangat tampan, tapi aku tidak tahu apakah tubuhnya kekar atau tidak, karena ia selalu memakai setelan jas

Perampokan II

Bambang terlihat sangat kaget, dan ia berusaha melawan, ia berusaha meraih pistol di sabuk senjatanya, tapi Mario menekan pisau lebih kuat ke leher Bambang. “Eit, jangan berani-berani, Angkat tangan”Bentak Mario Bambang langsung mengangkat tangannya. Aku langsung mengambil sabuk senjatanya. Mario menendang Bambang, sampai Bambang jatuh terjerembab. “Tetap telungkup, tangan dibelakang

###

Web-02: vampire_2.1.0.01
_stories_story