Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

I'm Straight, or At Least I Think So, Part 1

by Anteprima


“Pak, applicant PR Manager yang baru-baru kapan mau diwawancara?” “Harusnya kapan?” “Ya secepatnya, sih?” “Oh. Hm. Kamu aja deh kalau gitu.” “Ya ampun Bapak, tega amat.” “Memangnya ada berapa orang, Cin?” “14. Makasih lho, Pak.” “Hehe, ya udah kita bagi dua. 7 hari ini, 7 besok.” “Bapak mau hari ini atau besok?” “Besok.” “Oke, makasih Pak.” “Yap.”

Wah, setengah delapan. Nggak berasa juga ya hari ini. Pintar juga si Cindy mengatur jadwal saya, sampai-sampai nggak terasa capeknya, tahu-tahu sudah jam segini. Masih ada tenaga nggak ya untuk work-out? Masih deh. Sekarang cabut dari kantor, perjalanan ke gym 10 menit, tutupnya jam setengah sepuluh. Yap, masih sempat.

--

Malam begini kok lumayan ramai ya? Ada lima enam orang di ruang ganti, beberapa diantaranya saya kenal, tapi sisanya muka-muka baru. Buru-buru saya menuju locker, menaruh tas di sofa dekat situ dan mengeluarkan celana pendek serta t-shirt. Lari 10 menit, pull up 5 set lalu mandi, cuma itu rencana work-out saya malam ini, dan sepertinya cukup untuk membuang sisa energi, jadi nanti tidurnya lebih enak, lebih nyenyak. Sambil mengeluarkan kemeja dari dalam celana, membuka ikat pinggang, membuka sepatu dan kaus kaki, tiba-tiba ada orang lain di samping saya, sepertinya sedikit bingung. “43 dimana ya, Mas?” “Itu, itu. Dibawah situ.”, sambil menunjuk dua pintu di sebelah locker saya. “Oh iya. Makasih. Nomernya nggak urut ya, jadi susah.” “Ganjil dibawah, genap diatas.”, jawab saya sambil membuka kancing manset. “Wah kok kosong ya, terus ambil handuknya dimana?” “Terus ke sana, mentok belok kiri, nanti ada orangnya kok, minta aja sama dia.”, baru nih orang. Cepat-cepat saya memakai kaus dan celana pendek, supaya cepat selesai dan bisa santai di whirpool dulu.

--

Semoga whirpoolnya kosong deh, saya lebih suka sendirian di situ. Sebenarnya bukan apa-apa, tapi memang lebih enak berendam di whirpool tanpa memakai apa-apa, telanjang aja. Jadi dengan hanya berbalut handuk saya menuju ruang steam, dan yap, tidak ada orang. Setelah bershower hangat supaya badan saya bisa berdaptasi dengan panasnya air whirpool, handuk saya gantungkan dan dengan cuek saya masuk whirpool. Selama ini saya memang beruntung, selalu kedapatan ruang whirpool untuk saya sendiri, jadi yang selalu saya lakukan adalah duduk bersandar pada dindingnya dan menatap langit- langit diatas. Kalaupun ada dua tiga orang lainnya, jadinya mata saya tutup. Bukan apa, malas aja lihat cowok-cowok lain telanjang, nggak ada untungnya. Lagipula kalau melamun seperti biasanya kalau saya sedang sendiri di sini, bisa-bisa dikira stress. Not that I care, tapi itu hanya kebiasaan saya. Kegiatan melamun di whirpool ini kadang-kadang membuat saya merasa, well, seksi, hehehe. Maka dari itu juga saya lebih senang sendirian di sini, jadi bisa sambil pegang-pegang gitu. Kalau ketahuan orang lain kan bisa berabe juga. Tetapi saya tahu diri kok, kalau memang nggak tahan ya saya selesaikan di kamar mandi, bukan di sini. Malas juga kalau lagi berendam tiba-tiba ada pejuh berenang-berenang seenak jidat. Apalagi kalau itu bukan pejuh saya, hahaha, geli. Hmm. Sepertinya kontol saya mulai ngaceng. Karena tertutup buih-buih dari jet whirpool dan tidak kelihatan dari atas, saya cek kontol saya dengan tangan. Benar, sudah setengah naik. Saya rebahkan sedikit lagi punggung saya, lalu saya mulai meraba-raba dada. Kalau sejauh ini aja sih nggak apa-apa, masih normal. Banyak kan orang yang meraba-raba dada sebagai reaksi dari ke-santai-an mereka. Saya cek kanan-kiri, belum ada orang lain yang masuk. Sambil terus meraba-raba dada dengan tangan kanan, tangan kiri saya sanggakan pada pinggir kolam kecil itu, jadi posisinya masih normal. Sebenarnya takut kepergok juga, tapi cuek, setengah ngaceng sih, gimana dong. Setelah men-cek sekali lagi, saya mulai rabaan dada mulai saya rubah menjadi rabaan puting. Sasaran saya sekarang puting sebelah kiri. Seluruh telapak saya menutupi dada kiri, lalu jari tengah dan telunjuk saya usap-usapkan pada putingnya. Ahh.. Sedikit lagi.. Yak, mulai keras juga putingnya. Kontol saya sudah tegak penuh, bisa saya rasakan. Pelan-pelan saya pindahkan tangan kiri ke dada kanan, puting yang sebelah mulai ingin dikerasin. Jadilah kedua tangan saya mengerjai puting kanan-kiri. Dengan telunjuk dan jempol saya jepit dan pelintir-pelintir. Aahhh... makin enak... Hmm, kontol saya juga harus dapat bagian nih, lalu saya tekan batangnya ke arah perut, kepala kontolnya menunjuk keatas dan batangnya saya tekan-tekan dengan tangan kanan, sementara tangan kiri saya gantian mengerjai puting kiri. Nikmat. Kontol saya ngaceng total. Buih-buih air semakin membuat saya terangsang.

Saya dengar suara telapak kaki. Sesaat itu juga saya kembali dalam posisi normal – tenang, dalam hal ini saya sudah expert.

Ternyata si ‘baru’ tadi. Aduh, kenapa sih dia musti coba semua fasilitas sekarang juga? Nggak ada waktu lain apa? Mana saya lagi asyik begini, dengan kontol ngaceng pula. Payah deh. Lalu si ‘baru’ memberikan senyum sopan. Sepertinya dia telanjang, dan benar aja, dia buka handuknya lalu kontolnya langsung mencuat keluar. Badannya oke, pasti bukan pengguna gym pertama kali. Mungkin pindahan, atau mungkin guest. Lalu dia masuk whirpool dan duduk sedikit berjauhan dari saya, tapi tetap saja kolamnya kecil. Dan saya masih ngaceng, masih horny. Susah turunnya nih. “Udah lama di sini, Mas?” “Lumayan, tiga tahunan. Baru?” “Iya, baru sign-up tadi siang. Adra.”, sambil menjulurkan tangannya. “Pascal.”, dia nggak tahu tangan saya habis pegang-pegang kontol. Dan saya masih aja ngaceng. Risih nih!

Bersambung.


###

3 Gay Erotic Stories from Anteprima

! Randra dan Gary - Kakak Adik Asyik! Part 1.

Dua hari setelah birthday-bash kemarin, Mark, Gary dan saya kembali bertemu untuk makan malam. Setelah ngobrol kesana kemari seputar segalanya, Mark dengan muka yang berubah serius bertanya kepada kami berdua. “Ehm, sorry ya, tapi gue harus tanya sama kalian berdua.”, saya dan Gary saling pandang, lalu mencondongkan badan sedikit ke depan, ingin tahu kenapa pertanyaan Mark

! Randra dan Gary - Kakak Adik Asyik! Part 2.

You know, ternyata dunia kerja tidak semenyenangkan yang saya kira. Belum seminggu saya bekerja, sudah kurang lebih tiga puluh map yang saya bawa bolak-balik rumah dan kantor. Sampai dua hari yang lalu saya bisa menghitung sampai 27, tetapi sekarang saya hanya bisa mengira-ngira, pokoknya kurang lebih tiga puluh. Sungguh. Sangat. Merepotkan. Jadilah saya duduk di belakang meja

I'm Straight, or At Least I Think So, Part 1

“Pak, applicant PR Manager yang baru-baru kapan mau diwawancara?” “Harusnya kapan?” “Ya secepatnya, sih?” “Oh. Hm. Kamu aja deh kalau gitu.” “Ya ampun Bapak, tega amat.” “Memangnya ada berapa orang, Cin?” “14. Makasih lho, Pak.” “Hehe, ya udah kita bagi dua. 7 hari ini, 7 besok.” “Bapak mau hari ini atau besok?” “Besok.” “Oke, makasih Pak.” “Yap.” Wah, setengah delapan. Nggak

###

Web-01: vampire_2.1.0.01
_stories_story