Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Sango Island 4

by Fandybottom


Sango Island 4

Dengan suasana hati yang kacau aku kembali ke Ruang arsip pagi-pagi sekali. Aku harus senang atau sedih? Kalau aku senang berarti aku telah mengkhianati kak Hoe. Kalau aku sedih berarti aku telah menyia-nyiakan kesempatan itu. Antara berkhianat atau cinta… terus terang kepala ku terasa berat, aku yakin ada yang aneh dari diriku. Mungkinkah tadi malam Zar sempat membiusku? Hamparan pasir putih di Merfghu seakan terpantul kelangit. Hari yang cerah dan sangat menyenangkan jika aku habiskan berdua dengan Kak Hoe. Rencananya siang ini aku akkn kembali ke Sango untuk mmelanjutkan tugasku. Kasihan juga terlalu lama meninggalkan Noyi dan Shero disana. Kerajaan Merfghu adalah sebuah kerajaan kecil yang memiliki pulau-pulau yang sangat menakjubkan. Aku sebenarnya berasal dari pulau Kariku, pulau penghasil Ubi jalar yang terletak di timur Merfghu. Semenjak remaja aku sudah tinggal di kota untuk bersekolah. Ayah dan Ibuku sudah lama tiada. Aku di asuh oleh pamanku. Ayah an Ibuku meninggal akibat kecelakaan laut saat aku masih berusia 11 tahun. Jika aku mengingatnya aku sering meneteskan air mata, karena sebenarnya,aku sejak kecil jarang sekali mendapatkan kehangatan keluarga dari mereka. Ayahku seorang penambang emas diwilayah kerajaan tetangga, beliau hanya bisa bersama-sama kami apabila hari-hari besar saja. Sedangkan ibu ku adalah pelayan sebuah rumah makan. Beliau bekerja dari sore hingga tengah malam, dan ketika siang beliau terlihat kelelahan sehingga biasanya hanya tidur dan baru beraktifitas ketika siang hari. Padahal tatkala siang aku pun jarang berada di rumah. Pagi aku sekolah dan siang aku mengikuti pelatihan Ferroka, yaitu sebuah pelatihan yang bertujuan untuk mempersiapkan calon-calon anggota pasukan kerajaan. Dari Ferroka lah aku bisa masuk ke pasukan Moikzura ini. Dikerajaan Merfghu, tidak ada ketentuan batas tinggi minimum jika ingin menjadi pasukan kerajaan. Karena pasukan kerajaan Merfghu di ukur berdasarkan kesehatan fisik dan kecakapannya dalam mempergunakan Pengendalian yaitu Sirial( pengendalian benda padat), Omizo( pengendalian benda cair), dan Hille( pengedalian benda gas). Sejauh ini aku hanya cakap dalam jurus sirial, karena untuk menguasai omizo atau hille perlu latihan yang sangat keras mengingat benda cair atau gas tidak memiliki bentuk yang tetap. Namun apabila ingin bergabung di pasukan Cerrad 07 , penguasaan ketiga jurus ini adalah sebuah keharusan bahkan di Cerrad 07 ada beberapa orang yang mmampu menguasai jurus Narjgarfic G(jurus penguasaan dimensi ruang dan waktu). Kembali kepada orang tua ku… oleh karena itulah aku sering merasa kesepian apabila ada dirumah, jangankan berharap makan bersama tiap hari, satu bulan sekalipun aku sudah merasa sangat bahagia. Tapi aku memahami keadaan kami yang masih perlu banyak uang untuk menyambung hidup. Menjadi anak yang baik dan membanggakan orang tua adalah satu-satunya cara yang mungkin bisa aku perbuat saat itu. Kecelakaan kapal itu sungguh sangat tak terduga mengingat kapal yang ditumpangiorang tua ku adalah kapal terbaik di Merfghu. Mereka di sapu badai ketika pulang dari sebuah acara keluarga dipulau Twelo. Saat itu aku sedang menghadapi ujian dan kedua orang tuaku menitipkan aku pada paman. Padahal aku sangat berat melepaskan kepergian mereka,karena saat itu ayah sedang libur dari pekerjaannya selama satu minggu. Aku sangat rindu saat-saat seperti ini. Tapi ayah berjanji akan mengajak kami ke Merfghu setelah pulang dari Twelo. Namun janji hanya tinggal janji karena sampai kapanpun janji itu tidak akan pernah terwujud… sungguh aku benar-benar meneteskan air mata menulis cerita ini. Hanya sepasang tumpukan tanah yang bisa aku pegang sebagai pengingat terhadap kedua orang tuaku. Sudah cukup ya… aku benar-benar tak sanggup untuk menceritakannya. Siang ini Zar mendatangiku di pelabuhan. Kami sudah berjanji untuk pergi ke Sango bersama-sama. “Fand kamu masih marah sama aku. Maaf ya Fand… maaf Banget. Mohon Fand … aku rasanya bisa mati apabila kamu tidak memaafkan ku…”, Zar memelas. Huh! Mulut pria seperti Zar sukar untuk aku percaya. “Mati aja..”,hawabku denagn ekspresi dingin. “Benar begitu Fand?”. Aku hanya mengangkat bahu. Aku rasa mana mungkin Zar mau mati karena aku… mungkin dia Cuma ingin meyakinkan aku saja. Aku berjalan menuju kapal penumpang meninggalkan Zar. Setelah aku masuk kedalam kapal aku menoleh kebelakang, tak tampak Zar naik kekapal padahal tangga sudah dinaikkan. Aku mulai cemas memikirkan kata-kata Zar tadi. Akupun bergagas keburitan kapal yang sudah berangkat dan… aku lihat sebuah tas yang aku yakini punya Zar tergeletak di dermaga. Tanpa pikir panjang lagi akulangsung melompat ke air dan berenang menuju dermaga. Tak aku temui Zar. Aku melihat ada tetesan darah di lantai dermaga. Aku semakin panik, aku coba mencari-cari kesekitar dermaga tetapi tak ku temukan Zar. Jangan-jangan…. Benar dugaan ku zar menyeburkan diri kelaut setelah melukai tangannya dengan pisau. Aku langsung terjun kelaut dan mencari tubuh Zar. Tampak lah air yang sedikit berwarna merah akibat darah Zar. Aku peluk tubuhnya dan aku seret ke tepi pantai. Segera aku meminta bantuan kepada orang-orang disekitar dermaga untuk membawa Zar ke Rumah pengobatan. Aku hanya bisa mondar-mandir diluar ruangan, menanti kabar dari dokter. Dan tak lama kemudian… “Bagaimana dok keadaan Zar? Apakah di baik-baik saja? Parah kah? Dok??”, aku panik melihat ekspresi wajah dokter yng kurang enak dilihat. “Dia kehilangan banyak darah. Tetapi untungnya kami masih punya stok darah dan nyawanya bisa tertolong…”. “Syukurlah… aku samgat cemas dok…”. Mendengar penuturan dokter aku sedikit merasa lega. “Kamu keluarganya? Melihat dari pakaian mu, kau pasukan Moikzura kan?”. “aku temannya dok. Ya aku memang pasukan Moikzura dan aku ditugaskan untuk melindungi Zar”. “Ohhh baik.. kamu sudah menghubungi keluarganya?”. “Belum dok”. “Segera beritahu keluarganya ya. Saya mau ke pasien yang lain”. Sungguh aku merasa bersalah telah mengatakan hal yang tak harus aku ucapkan dari bibir manisku. Sungguh tak ada tujuan sedikitpun untuk menyuruh Zar benar-benar melakukan itu. Aku sangat menyesal. Sore harinya, seluruh keluarga Hereca mendatangi kami di Rumah pengobatan Merfghu. “Apa yang terjadi Fand”, tanya nyonya Hereca. “Aku tidak tahu nyonya… aku tidak tahu…”. Mana mungkin aku mengatakan kalau Zar mencoba bunuh diri karena aku tidak memaafkannya yang telah menyetubuhi ku. Tuan Hereca,Nyonya Hereca,Inbi dan kak Hoe masuk kedalam kamar perawatan Zar. Sungguh aku tidak sanggup berkata apa-apa aku merasa akulah orang paling dungu yang pernah hidup didunia.. Aku terduduk dikursi tunggu. Dengan terus mencoba menahan air mata penyesalanku. Tak lama kemudian kak Hoe datang menghampiri ku. “Sayang.. ada apa sih sebenarnya? Ceritakan pada kakak”, kak Hoe mengusap kepalaku. “Aku tidak bisa menceritakannya disini kak.. aku takut…”. “Baiklah… Kita cari tempat yuk, sekalian kita minum. Kelihatannya kamu capek sekali”. Kak Hoe dan aku pergi mencari kedai di sekitar area Rumah Pengobatan tersebut. Setelah mendapatkan kedai, kami masuk dan kak Hoe memesankan minum untuk kami. “Fand… pasti ada sesuatu yang terjadi anntara kalian. Benarkan?”. “Aku… aku… minta maaf kak aku tidak bermaksud mengatakan nya”, mataku berkaca-kaca. “Mengatakan apa Fand?”. Dua gelas minuman tersaji di meja kami. “Aku yang menyuruh zar bunuh diri”. “Kok bisa?? Aku tidak paham sayang… tolong jelaskan ke aku”. “Tapi kakak janji jangan marah ya..”. “Iya.. kakak Janji”. Aku menghela nafas… “Malam tadi zar mennginap di asramaku dan Zar menyetubuhiku. Dia membius aku kak. Aku sangat marah dan jengkel padanya. Dia berusaha meminta maaf padaku sampai dia bilang akan mati saja apabila aku tidak memaafkannya. Aku tetap tidak memaafkannya, karena aku merasa sangat ragu untuk memaafkannya atau tidak. Ketika kapal ke Sango sudah berangkat, tak kutemukan Zar naik ke kapal. Aku pun cemas dan memutuskan untuk kembali kedermaga. Aku tidak menemukan Zar disana, lalu aku lihat ada tas dan tetesan darah. aku semakin khawatir dan mencari Zar kebawah dermaga. Hingga aku lihat warna air yang memerah., akibat darah Zar.. maafkan aku kak…”,aku meneteskan air mata. Kak Hoe mendekatiku dan memelukku mesra, mencoba menenangkan ku. “Ini bukan salahmu sayang… Zar lah yang salah. Begitulah Zar. Dia sangat keras. Kamu masih sakit sayang? Maafkan Zar ya..”. Aku merasakan sebuah ketenangan yang sedari tadi aku inginkan. Terimakasih Tuhan atas seorang kak Hoe. Kak Hoe mengecup pipiku lembut dam mulai turun ke arah tepi bibirku. Aku tahu kak Hoe pasti rindu padaku,pada kehangatanku, tapi aku tidak bisa saat ini. Bibir lembutnya mulai menguak bibirku kemudian memaksa kan lidahnya menyapa lidahku. Walau kedai itu sepi dan kami duduk di pojok, tapi aku saat ini tidak siap untuk melayani nafsu kak Hoe. Aku mendorong kak Hoe agar dia melepaskan ciumannya. “Maaf kak, aku belum siap… besok saja ya kak”, tolak ku secara lembut. “Aku paham sayang… tapi besok janji ya… “. Aku mengangguk… tanda setuju. Malam pun tiba… aku dan kak Hoe tidur bersama, kak Hoe masih saja merayuku.. tapi sungguh aku masih belum bisa tenang. Kak Hoe telanjang bulat dan menggesek-gesekan kontolnya kepantatku. Aku diamkan saja semua yang kak Hoe lakukan padaku. Aku hanya tidak ingin mengecewakannya. Aku yang masih mengenakan pakaian lengkap, merasakan kekerasan kontol kak Hoe.. kadang-kadang dia juga mengarahkan kontolnya ketanganku dan juga ke arah mulutku, tapi hari ini aku sangat tidak bersemangat sekali. Akhirnya kak Hoe hanya mengocok kontolnya di depan mulutku hingga muncrat dan membasahi wajahku, setelah itu kami tertidur sambil berpelukan. Hari ini aku belajar sesuatu bahwa jangan sekali-kali mengatakan sesuatu tanpa sebuah tujuan. Minggu, 22 Januari Setelah mandi kak Hoe dan aku menjenguk Zar di rumah pengobatan Merfghu. Walau masih lemas Zar terlihat lebih baik. Ketika aku datang menjenguknya dengan kak Hoe, kelihatannya dia tidak senang. Ini tampak dari raut wajahnya ketika menyambut kami. Aduhhhh aku jadi semakin tidak enak nih. Aku takut kalau-kalau dia nekat lagi. Hari ini rencananya aku,Kak Hoe dan tuan Hereca akan kembali ke Sango. Sementara nyonya Hereca dan Inbi menunggui Zar. Siang harinya kami bertiga telah sampai di Sango. Kak Hoe terlihat buru menarik tanganku agar cepat sampai ke rumah. “Kak pelan-pelan.. ada apa sih?”. “Aku maunya sekarang Fand..”. “Ehhh nanti malam aja… aku kan udah janji”,tolakku. “”Sekarang aja ya…”,kak Hoe memaksa… “Aku balik ke Merfghu saja kalau begitu”. Aku ngambek. “Iya.. iya… sayang. Malam nanti saja”. Kak Hoe memegang kontol ngacengnya di balik celana hitam yang ia kenakan. Dasar pacar ku ini orangnya tidak sabaran. Aku menemui Noyi yang aku suruh mengambil arsip di kapal kemarin. Noyi menyerahkan arsip itu dan kami bertiga mengadakan rapat kecil di ruang tamu keluarga Hereca. Kami sudah menemukan titik terang bahwa pemilik kuat tanah itu dalah keluarga Hereca tetapi Sugu Eopha sebenarnya juga mempunyai sedikit andil ditanah ini. Kenapa ya? Setelah melalui perundingan dan analisa yang cukup panjang mengenai dokumen-dokumen yang kami kumpulkan, maka sebuah simpulan kami dapatkan bahwa Tuan Herecalah pemilik sah tanah di pulau Sango ini. TANAH bukan pulau Sango secara keseluruhan. Didokumen lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan dokumen Golhuf III, menceritakan cukup jelas bahwa kakek buyut Tuan Hereca ternyata memiliki saudara perempuan yaitu dari sebelah Sugu Eopha. Nah disinilah penjelasannya. Ayah dari kakek buyut Sugu Hereca membagikan harta warisan kepada kedua anaknya. Tanah di Sango untuk kakek buyut sugu Hereca dan tanah di Hitca untuk saudara perempuannya. Namun dari kekurang jelasan dokumen para sugu lah yang membuat masalah ini meruncing. Apalagi setelah terdengar kabar bahwa di sango tertanam harta Golhuf III. Dengan hasil kesimpulan awal maka kami hanya tinggal menunggu putusan akhir di ruang pemutusan. Kami merapikan arsip yang berserakan dan kembali ke teman-teman yang lain. Di rumah ini ada lima orang yang berjaga termasuk kami bertiga. Deru ombak menyapa hamparan pasir-pasir pantai. Mengikis sedikit harapan yang ku tuliskan di atas pasir… sore itu aku duduk santai menikmati indahnya laut tatkala mentari menunduk ke barat. Huh… Tak lama kemudian terdengar langkah kaki mendekati ku dan Hap! orang itu langsung memelukku dari belakang dan mengecup pipiku. “Kak Hoe… “. “hahaha kamu manis banget sih sayang…”. Masih memelukku. Kami duduk berjejer,kak Hoe duduk dibelakang ku. “Kak seandainya nanti aku sudah kembali ke Merfghu apakah kakak masih mencintaiku?”. “Pertanyaan yang gampang. Ya tentu dong sayang. Aku akan tinggal di Merfghu.”. “Lalu bagaimana dengan perusahaan kakak?”. “Aku akan bertukar posisi dengan salah seorang manager anak cabang perusahaan di Merfghu”. “Bagaimana kakak menjelaskannya pada tuan Hereca?”, tanya ku. “Ayah pasti mengerti sayang.. tenang aja.. Aku tidak akan bisa jauh dari kamu. Baru ditinggal dua hari saja sudah ada yang menyetubuhi kamu. Apalagi aku tinggal lebih lama…”. Kembali sebuah kecupan mendarat di pipiku. “Ga ah kak. Kakak tuh yang paling hebat menurut aku…”. “sungguh? Enakan mana diantot Zar atau aku?”. “Kakak lah. Kan aku cintanya sama kakak”. “Ahhhh so sweet banget sayang…”. Kak Hoe mendorongku berbaring dipasir, kemudian kak Hoe mencium bibirku dengan lembut. Sekarang aku benar-benar bisa mengimbangi pagutan lidahnya yang tipis. Sambil berciuman, aku raba-raba tonjolan hangat di antara selangkangannya yang mulai menegang dan membesar. Walau masih terbungkus celana kami sudah saling merasa horny. Kak Hoe sekarang berada di atasku. Dia mengangkangi tubuhku sambil terus menciumi bibirku mesra. Tanganku mulai nakal masuk kedalam celana milik kak Hoe. Ohhhh hangat sekali kontol pacarku ini. Aku kocok-kocok pelan dengan sepenuh hati dan perasaan ku. Urat-urat nya yang perkasa terasa jelas di genggaman ku. Kepalanya yang lembut ditambah panjangnya yang aduhai benar-benar tiada duanya deh… pelan-pelan kak Hoe mulai mmbuka retsleting celananya agar kontol besar itu bisa tegak dengan sempurnanya. “Fand,, isap aja yah’. Aku mengangguk… Kak Hoe merangkak untuk mengangkangi wajahku tentunya dengan tujuan agar pisang hot nya tersebut dapat menikmati isapan mulutku sangat fantastis. Tanpa buang waktu lagi kontol kak Hoe langsung aku genggam dan aku masukan kedalam rongga mulutku. Aku jilati pelan-pelan dari lubang kencingnya, sampai batang kontol kak Hoe yang perkasa. Aku kerok pelan dengan gigiku. Aku rasakan kekerasan yang begitu sempurna dari batang hangat milik kak Hoe ini.

###

9 Gay Erotic Stories from Fandybottom

Sango Island

Sango IslandCerita fiktif ini adalah sebuah Imajinasi yang berdasarkan cerita nyata ku, hanya saja ada hal-hal khusus sebagai petunjuk yang memang benar-benar ada termasuk beberapa seorang yang menjadi tokoh utama cerita ini.Senin,12 DesemberAwan putih begitu cantik menaungi tepian langit gugusan kepulauan Merfghu. Terdapat sekitar 22 pulau kecil yang sangat menakjubkan. Sentuhan agung

Sango Island 2

Sango Islaand 2Aku mencoba meresapi tekstur keras senjata milik kak Hoe. Ohhh… Pisang surga itu mulai menjadi-jadi di bawah pantat ku. Semakin liar dan memburu. Walau batang itu masih tersembunyi dibalik celana Kak hoe,tetapi sodokannya begitu terasa di daerah sensitif ku.. aku sangat terangsang dan menikmati perlakuan kak Hoe pada ku. Sekujur tubuh ini rasanya sudah pasrah jika kak Hoe

Sango Island 3

Sango Island 3Dan tak lama kemudian.. nafas kak Hoe semakin memburu dan…Crrroooottt…crrrooootttt…crooottttt! Menyemburlah pejuh sang pangeran tampanku kedalam anusku.“Kak.. aku mau pejuh mu.. please…ohhh”.“Okkkkhhh”.Kak Hoe Menggenggam erat kontolnya dan mencabut benda itu dari dalam lubangku.. dia mengangkangi wajahku dan mengarahkan kontolnya kedepan mulutku. Aku membukakan mulut

Sango Island 4

Sango Island 4Dengan suasana hati yang kacau aku kembali ke Ruang arsip pagi-pagi sekali. Aku harus senang atau sedih? Kalau aku senang berarti aku telah mengkhianati kak Hoe. Kalau aku sedih berarti aku telah menyia-nyiakan kesempatan itu. Antara berkhianat atau cinta… terus terang kepala ku terasa berat, aku yakin ada yang aneh dari diriku. Mungkinkah tadi malam Zar sempat membiusku?

Sango Island 5

Sango Island 5Begitu sempurna tuhan menciptakan tubuh sang pangeran dari Sango ini. Perlahan-lahan aku coba memasukan benda mulus nan menggoda itu kedalam mulutku. Aku resapi segala kenikmatan yang mulai menjalar di ujung lidahku. Kangen sekali rasanya mencicipi pejuh kak Hoe. Seluruh batang itu telah mendiami rongga mulutku hingga menyentuh kerongkongan. Walau terasa sangat sukar memasukkan

Sango Island 6

Sango Island 6Malam hari ini suasana semakin dingin. Pijarnya lampu di gang-gang rumah tuan Hereca semakin menimbulkan efek menegangkan. Sementara diluar hujan gerimis mulai menyapa. Aku sekarang berkeliling untuk mengecek keadaan, jam pada saat itu menunjukan pukul 10:34 pm. Lantai demi lantai aku jajaki. Di sekitar pantaipun terlihat dari lantai tiga rumah ini.“siapa itu?”. Aku melihat

Sango Island 7

Sango Island 7Kamis, 26 JanuariPelan-pelan aku buka mataku…dari celah kelopak mata ini, tampak sebuah langit-langit ruangan yang putih bersih. Aku coba menolak rasa sakit yang aku derita dan terus membukakan mata. Oh… tidak… aku sekarang tengah terbaring diruang pengobatan. Tubuh ku terasa remuk dan perih. Luka-luka di tubuhku sekarang benar-benar mengaduh. Aku ingin mencari kak Hoe dan

Sango Island 8

Sango Island 8Tubuhku tampak begitu memikat sekali. Kak Hoe mulai menepuk-nepuk pantatku, mungkin supaya aku merasa lebih siap untuk menerima kontolnya sebentar lagi. Pertama-tama kak Hoe menyapukan air ludahnya yang kental ke permukaan batang perkasa itu. Dia usap rata kesetiap sisi kontolnya. Beberapa kali dia ulangi hal tersebut agar kontol kak Hoe benar-benar licin da siap menyentuh

Sango Island 9

Sango Island 9“Aku akan membunuh pria ini kalau kalian berani macam-macam terhadapku. Serhu memang sangat bodoh! Tak bisa aku andalkan”. Wanita itu semakin menekankan pisaunya keleher kak Hoe.“Tolong… lepaskan kak Hoe…”,aku mulai memelas.“Siapa anda? Apa tujuan anda mengambil arsip kerajaan?”,tanya tuan Zanu.“Tujuan ya? Hmmmpp.. Aku Nareda Nujuvu,sang Acellour (sebutan untuk pahlawan

###
Popular Blogs From MenOnTheNet.com

Please support our sponsors to keep MenOnTheNet.com free.

Web-01: vampire_2.0.3.07
_stories_story