Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Ada Apa Dengan Rangga? Part 4

by Nicholas Saputra


Borne mengerang-erang keenakan, menikmati sodokan jari telunjuk Rangga yang keluar masuk dalam lobang pantatnya. Sensasinya begitu hebat. Kenikmatan yang ia peroleh dari sodokan jari Rangga membuatnya menggelinjang-gelinjang keenakan. Matanya merem melek menahan nikmat. Tanpa disadarinya giginya menggigit-gigit kecil batang kontol Rangga yang masih keluar masuk berirama dalam mulutnya. Gigitan Borne merupakan kenikmatan tersendiri bagi Rangga. Semakin lama, lobang pantat Borne semakin relaks menerima sodokan jari Rangga. Jari Rangga semakin mudah menerobos lobang sempit kemerahan itu. Menyadari hal itu Rangga mulai ikut memasukkan jari tengahnya kedalam lobang itu. Erangan Borne semakin keras, "Ahhhh...Nggahhh..." Kini tiga jari Rangga telah asik keluar masuk lobang pantat Borne. Sambil merojok lobang itu lidah Rangga tidak henti-hentinya terus menjilat-jilat selangkangan dan kontol Borne. Nampaknya Borne sudah sedemikian terangsang. "Nggah...fuck gua gahh...fukghhh guaehh!!" perintahnya lirih dengan suara bergetar. Ditolaknya tubuh Rangga. Lalu dicarinya mulut bagus Rangga. Dilumatnya mulut itu. Kemudian ia pegangi kedua pipi Rangga, dengan mata sayu ia berkata, "Nggahh..lo bikin gua horny banget...loh harus bertanggung jawab..Sekarang lo harus fuck gua!" Rangga tersenyum nakal mendengar perintah Borne itu. "Beneran nih?" tanyanya. Borne hanya menjawab pertanyaan itu dengan tidur telentang dan membuka lebar-lebar pahanya. Ditariknya tubuh Rangga sehingga menindihnya. Rangga yang mengerti kenginan Borne segera mengambil posisi. Dikangkangkannya paha Borne diantara pinggangnya. Diarahkannya kepala kontolnya ke arah lubang pantat Borne. Dengan tangan kanan Rangga menggenggam kontolnya, lalu mulai menyodokkan kontolnya ke mulut lobang pantat Borne. Terasa licin lobang itu, namun sempit banget. Rangga agak susah meloloskan kepala kontolnya yang gede itu kedalam lobang pantat Borne. Namun dipaksakannya juga. "Aghhhhhhh.."erang Borne saat merasakan sebuah benda gemuk dan keras menerobos lobang pantatnya. "Sakit Nggah...sakit." Rangga diam, terus berkonsentrasi menerobos lobang pantat Borne senti demi senti. Borne masih terus mengerang, namun ia tidak meminta Rangga menghentikan kegiatannya. Borne memejamkan matanya menahan sakit sambil tangannya terus meremas dada bidang Rangga. Keringat telah membanjiri kedua tubuh cowok SMU yang ganteng-ganteng itu. Rambut keduanya telah basah oleh keringat. Sementara di sudut lain gudang itu ketiga teman Borne menghentikan kegiatan sexnya memperhatikan adegan panas Rangga dan Borne. Pelan namun pasti kontol Rangga akhirnya masuk seluruhnya kedalam lobang sempit Borne. Jembut lebat Rangga menggesek-gesek buah pantat dan selangkangan Borne. Rangga mendiamkan sebentar kontolnya dalam lobang pantat Borne. Diresapinya kehangatan lobang pantat Borne yang menjepit keras kontolnya. Dipandanginya wajah Borne yang ganteng dan basah oleh keringat. Menyadari bahwa Rangga hanya diam dan tidak melakukan aktifitas Borne membuka kedua matanya yang terpenjam. Kedua cowok ganteng itu saling memandang dengan penuh sayang. Tiba-tiba Borne menarik wajah Rangga, lalu diciuminya bibir merah milik cowok ganteng itu. Keduanya kembali saling berpagutan dengan penuh nafsu. Lidah keduanya berperang dalam gelora nafsu. Sambil berciuman dengan lembut Rangga mulai menggoyang pantatnya maju mundur. Lembut sekali. Setiap tarikan dan dorongan pantat Rangga membuat batang kontolnya keluar masuk menggesek dinding lobang pantat Borne yang licin dan hangat. Borne mengerang, Borne terangsang. Lumatannya pada bibir Rangga semakin keras. "Hmmppppppppp...erghhhh....eghhhh......rghhkk......" Goyangan pantat Rangga semakin berirama. Sekali-kali diputarnya pantatnya. Rupanya cepat juga Rangga berimprovisasi. Borne semakin keenakan dengan goyangan Rangga. Tangannya meremas-remas punggung Rangga menahan nikmat. Keduanya benar-benar telah dibawa nafsu sampai melupakan ketiga cowok lain yang melotot melihat keduanya mengentot dengan mesra. Nampaknya baik Borne maupun Rangga sudah melupakan perseteruan mereka. "Ah..ah..ah...ah..ah...ah.....,"desah Rangga "Eghhh...erghhh...erghhh...erghhh...erghhh..," erang Borne "Plak..plak..plak...plak.." bunyi tamparan paha Rangga di belahan pantat Borne "Cprut..cprut..cprut..cprut..'" suara kontol Rangga yang bergesek dengan lobang pantat Borne yang licin dan seret. Tiba-tiba goyangan Rangga semakin cepat, cepat.. seperti piston. Desahannya makin cepat. Keringat semakin membanjiri tubuhnya. Wajahnya kemerahan. Borne pun semakin cepat mengimbangi goyangan itu. Kontolnya pun digesek-gesekkan ke perut Rangga yang licin. Tangannya mulai mencakar-cakar punggung Rangga. Lumatan keduanya semakin dalam, nafas keduanya semakin tidak beraturan. "Ah.ah.ah.ah.ah.ah.ah.ah.ah.ah.ah.ah.ah.ah.ah.ah.ah.ah.ah.ah.ah." "Eghhh...erghhh...erghhh...erghhh...erghhh..eghhh...erghhh...erghhh...erghhh...erghhh..," Goyangan pantat Rangga semakin cepat, menekan dalam-dalam lobang pantat Borne. Goyangan pantat keduanya semakin tidak beraturan. "Bornhhh...guahhh..maughhh..keluarghhh...ahh...ahhh....ahhh" kata Rangga "Samah..samah...Nggahhhh..arghhh" jawab Borne Lalu dengan sekali sentakan Rangga membenamkan kontolnya dalam ke lobang pantat Borne. Demikian pula Borne mendesakkan kontolnya keras ke perut Rangga. Keduanya mengerang keras, tak peduli apakah suara mereka keluar dari gudang itu. Adit, Dito, dan Bram melotot melihat dua cowok ganteng itu. "ARghhhhhhhhhhhh....." erang keduanya Kontol keduanya berkedut-kedut mengeluarkan sperma, "crot..crot..crot..crot...crot...." Rangga menarik wajah Borne, melumat bibirnya. Keduanya berpagutan sambil menikmati semburan sperma mereka yang banyak. Pagutan yang lama dan dalam, karena semburan sperma mereka yang banyak... Hingga akhirnya pagutan itu melemah seiring dengan selesainya semburan sperma itu. Keduanya tergeletak lemas. Tubuh Rangga masih menindih tubuh Borne. Kontol Rangga masih bersarang dalam lobang pantat Borne yang mencengkeram erat batang kontol itu. "Teng..teng..teng..teng..teng..!" Lonceng sekolah berbunyi nyaring. Tapi kelima cowok itu tidak ada yang bereaksi. Rangga dan Borne masih menikmati persenggamaan mereka yang benar-benar nikmat. Sementara Adit, Dito, dan Bram masih bengong akan peristiwa yang terjadi didepan mereka. Tak sadar kalo mereka pun sudah menyemburkan spermanya. "Born..," kata Rangga berbisik lirih sambil menjilat telinga Borne "Hmmm," jawab Borne sambil mengusap-usap punggung Rangga sayang, "Apa Ngga??" tanyanya "Udah bel sekolah," "Jadi?" "Balik yuk" Borne kemudian mencium dada Rangga, mencupangnya. "Ayo.." Rangga kemudian bangkit dengan lemas. Dicabutnya kontolnya yang masih setengah keras. Bersamaan dengan dicabutnya kontol itu, spermanya tumpah dari lobang pantat Borne. Sementara di perut dan dada Rangga berceceran sperma kental Borne. "Liat nih perbuatan elo," senyum Rangga pada Borne. Borne tertawa kecil. Diambilnya celana dalamnya lalu dibersihkannya sperma itu. Rangga membantu Borne membersihkan sperma itu. Sambil keduanya asik membersihkan Rangga bertanya, "Ancaman lo masih berlaku nih Born?" "Ancaman yang mana?" tanya Borne. "Kalau gua masih ganggu Cinta bagaimana?" "O, yang itu. Masih dong. Kalau lo gangguin Cinta lagi, lo bakalan gua kerjain lagi," jawab Borne senyum nakal. "Asik dong kalo gitu." jawab Rangga membalas dengan senyum nakal juga. Keduanya tertawa. Lalu segera berpakaian. "Eh, lo bertiga kok masih bengong aja. Ayo cabut!" bentak Borne kepada ketiga temannya. "Eh, pakai baju dulu dong lo bertiga. Masak telanjang gitu mau cabut!" Bentak Rangga. Borne dan Rangga ketawa ngakak melihat Adit, Dito, dan Bram yang sudah bersiap-siap menyerbu pintu keluar masih dalam keadaan telanjang bulat. Tamat Ada yang punya saran mengenai kelanjutan hubungan Rangga, Borne dan ketiga temannya. Email gua ya ke : nicholassaputra2000@yahoo.com

###

6 Gay Erotic Stories from Nicholas Saputra

Ada Apa Dengan Rangga?

Borne sangat kesal melihat Rangga yang dengan cueknya memanggil Cinta di Lapangan Basket saat pertandingan basket putri. Dengan kesal Borne mengajak gengnya untuk ngerjai Rangga. Bersama tiga orang temannya Borne mendatangi Rangga yang sedang asik membaca buku "Aku"nya di gudang sekolahan. "Eh, ngomong apa lu sama Cinta?" bentak Adit, teman Borne galak kepada Rangga "Ada apa rupanya,

Ada Apa Dengan Rangga? Part 2

Rangga, Adit, Dito, dan Bram tak berkedip menyaksikan Borne yang dengan cueknya mempertontonkan kontolnya. Adit, Dito, dan Bram serasa tak mempercayai apa yang dilihatnya saat itu. Dua tahun bersahabat akrab sejak duduk di kelas 1 mereka berempat selalu bersama-sama baik disekolah maupun di luar sekolah. Selama hubungan persahabatan mereka terjalin tak pernah sekalipun mereka saling

Ada Apa Dengan Rangga? Part 3

Jilatan Rangga membuat Borne terangsang hebat. Secara tidak disadarinya pantatnya mulai bergoyang berirama, maju mundur. Tangannya mulai meremas-remas rambut kepala Rangga. Rangga sendiri mulai menikmati sensasi yang timbul akibat kulumannya di kontol Borne. Secara sadar ia merasakan bahwa kontolnya pun mulai membesar. Celana dalamnya serasa bertambah sempit dan tak sanggup menahan

Ada Apa Dengan Rangga? Part 4

Borne mengerang-erang keenakan, menikmati sodokan jari telunjuk Rangga yang keluar masuk dalam lobang pantatnya. Sensasinya begitu hebat. Kenikmatan yang ia peroleh dari sodokan jari Rangga membuatnya menggelinjang-gelinjang keenakan. Matanya merem melek menahan nikmat. Tanpa disadarinya giginya menggigit-gigit kecil batang kontol Rangga yang masih keluar masuk berirama dalam mulutnya.

Bimbang (Lanjutan Ada Apa Dengan Rangga?)

Sepulang sekolah, sambil berjalan menuju mobil Milly, tiba-tiba Maura nyeletuk, "Eh, tau enggak lo semua, kalo ternyata Rangga itu keluarganya gak jelas!" "Maksud lo?" tanya Milly yang sukanya pengen tau meskipun kalau udah dijelasin sering gak nyambung. Cinta diam, kelihatannya tidak perduli, namun telinganya terus menunggu jawaban Maura atas pertanyaan Milly. "Maksud lo?" ulang Milly

Bimbang, Bag 2

“Gua sebenarnya kurang jelas juga Ta, tapi yang pasti elo jauhi aja deh dia. Soalnya gua denger keluarganya berbahayaghhhhh,” terang Borne, sekuat tenaga ia berusaha menahan desahan napasnya. Namun di akhir kalimatnya tiba-tiba Rangga melakukan gerakan menjepit dengan lobang pantatnya membuat Borne tanpa sadar mengerang. Untuk menghindari kecurigaan Cinta, Borne menutup lobang mikropon

###

Web-04: vampire_2.0.3.07
_stories_story