Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Pertama

by Ubay


Aku dulu kuliah di sebuah PTS terkenal di Bandung. Walaupun badanku bukan termasuk badan atletis, tampangku lumayan ganteng menurut teman-temanku, karena aku turunan Jawa-Belanda. Selama kuliah, aku mempunyai beberapa teman dekat, termasuk Mas Didi. Sebenarnya ia lebih tua 5 tahun dariku, dan sudah lulus dari PTN terkenal di Bandung. Ia sudah seperti kakak buatku. Ia selalu membantu aku dan selalu berada di sampingku saat aku membutuhkan pertolongan apapun. Seiring dengan segala perhatiannya, akupun menjadi bertambah sayang pada Mas Didi, seperti layaknya seorang adik menyayangi kakaknya. Namun semuanya berubah karena suatu malam..... Saat itu aku menginap di tempat Mas Didi karena aku sedang menghadapi persoalan berat, sehingga aku tidak ingin sendirian. Dan pertama kalinya selama pertemanan kami, aku menangis tersedu-sedu di pelukan Mas Didi, yang mendekapku penuh kasih sayang. Dan setelah itu, aku tertidur di pangkuan mas Didi setelah puas menguras air mataku. Entah berapa lama aku tertidur, tiba-tiba aku setengah terbangun karena ada sensasi aneh menjalar dalam diriku, yang berubah menjadi rangsangan yang luar biasa nikmat. Dalam keadaan seperti itu, kurasakan sentuhan-sentuhan hangat di sekitar selangkanganku, yang membuat kontolku menegang. Saat kusadari ternyata ada tangan yang sedang menggosok-gosok selangkanganku, yang baru kusadari adalah tangan Mas Didi. Dalam sadarku, aku ingin menepiskan tangan Mas Didi dari selangkanganku yang masih terlindung oleh celana dalam dan celana pendekku, namun rangsangan yang luar biasa telah menjalari diriku, sehingga akhirnya aku tenggelam dalam kenikmatan. Tak lama kemudian, Mas Didi yang berbaring di sebelahku, mulai memasukkan tangannya ke dalam celana pendekku, lalu mengelus-elus tonjolan kontol yang menegang di balik celana dalamku. "Aaaahhhh.....aaaaahhhhh......" aku tak dapat menahan diri untuk tidak merintih. Sentuhan lembut jemarinya menciptakan sensasi luar biasa padaku, sehingga aku tak mampu lagi menahan rintihanku. Kurasakan salah satu lengan mas Didi menelusup di bawah kepalaku dan memeluku erat, sementara tangan satunya tetap menggosok-gosok tonjolan kontolku yang semakin menegang. Antara sadar dan tidak, tanganku mencengkeram lengan mas Didi, sambil sesekali meremasnya saat rangsangan itu muncul menjadi-jadi. Tak lama kemudian, Mas Didi memeloroti celana pendek dan celana dalamku sampai kontolku yang tegang itu mencuat keluar. Mas Didi melepaskan pelukannya dariku, sambil berbisik pelan,"Kamu tenang aja, Bay.... Aku nggak akan nyakitin kamu..." lalu memelorotkan celana pendek dan celana dalamku sampai lepas, hingga aku hanya mengenakan t-shirt saja. Didukung udara malam Bandung yang dingin, kontolku semakin tegang tak tertahankan. Kurasakan genggaman satu tangan mas Didi yang hangat di batang kontolku, dan satu lagi memuntir puting dadaku sehingga menimbulkan rangsangan yang luar biasa dalam diriku, sementara aku hanya merintih-rintih nikmat, sambil menggelinjang penuh nafsu. Sesaat kurasakan sesuatu yang lembut menyentuh kepala kontolku, menari-nari di lubang kencingku dan menjalar sepanjang batang kontolku hingga ke bawah buah zakarku. "Aaaaahhhh...... aaaaaakkkhhhh....." Aku merintih-rintih saat kusadari ternyata sentuhan lembut itu adalah lidah mas Didi yang menjilati seluruh bagian kontolku. Lalu kurasakan kepala kontolku dimasukkan ke dalam mulutnya, berlanjut ke seluruh batang kontolku, lalu dikeluar-masukkan terus di dalam mulutnya, begitu seterusnya, sampai tanganku meremas-remas sprei menahan kenikmatan yang begitu hebat. Tubuhku menggelinjang seiring dengan rintihan penuh nafsu yang keluar dari mulutku, saat kurasakan hangatnya rongga mulut mas Didi yang sibuk menghisap kontolku. Terkadang mas Didi mengangkat pantatku, dan membiarkan pantatku bergerak-gerak naik turun sementara kontolku keluar masuk dalam mulutnya yang hangat. Tiba-tiba, tangan mas Didi menahan kedua pahaku yang meregang-regang, dan menghisap-hisap kontolku dengan penuh nafsu, sehingga aku tak bisa menahan diri lebih lama lagi. "Aaaaaahhhh......aaaaaakkkhhhhh........aaaaaaaakkkkkhhhh........aaaaaahhhh...... cret....crrooooootttt.....crrroooottt…..... crrrroooooottttt...." Aku meregang-regang sambil merintih-rintih nikmat, saat aku mencapai puncak kenikmatan tiada tara. Cairan maniku memuncrat bertubi-tubi di wajah mas Didi, sementara tangan mas Didi mengocok-ngocok batang kontolku dan lidahnya menjilati bagian bawah kepala kontolku yang bulat lonjong dan membengkak itu. Samar-samar kudengar mas Didi berkata lirih, "Ayo Bay..... bucatin semuaaa.... yaaa..... Bay... keluarin semua...." sambil terus mengocok-ngocok kontolku yang seolah tiada henti mengeluarkan cairan putih kental. Sesaat setelah tetes terakhir cairan maniku keluar, aku merasa lemas tak terkira, seolah semua seperti mimpi indah penuh kenikmatan. Antara sadar dan tidak, kulihat mas Didi menggesekkan kontolnya yang tegang dengan kontolku yang sudah melintang lemas di atas tubuhku, dan kurasakan semprotan cairan kental membasahi perutku. Kemudian Mas Didi membersihkan cairan kental yang membasahi tubuhku dengan tissue, lalu merebahkan tubuh besarnya di sebelahku, lalu memelukku dari belakang, sambil berbisik," Selamat tidur, Bay......"

###

2 Gay Erotic Stories from Ubay

Kisah Rama [part 1]

Aku tinggal di rumah orang tuaku di daerah sejuk dan asri. Orang tuaku tinggal di kota yang berbeda, sehingga aku hanya tinggal bersama seorang pembantu dan supirku. Pembantuku seorang anak laki-laki bernama Rama, 16 tahun dari sebuah desa di daerahku. Walaupun pembantu, Rama punya wajah yang cukup tampan dengan kulit kecoklatan. Suatu malam sekitar pukul 3 pagi yang dingin.... aku

Pertama

Aku dulu kuliah di sebuah PTS terkenal di Bandung. Walaupun badanku bukan termasuk badan atletis, tampangku lumayan ganteng menurut teman-temanku, karena aku turunan Jawa-Belanda. Selama kuliah, aku mempunyai beberapa teman dekat, termasuk Mas Didi. Sebenarnya ia lebih tua 5 tahun dariku, dan sudah lulus dari PTN terkenal di Bandung. Ia sudah seperti kakak buatku. Ia selalu membantu

###

Web-04: vampire_2.0.3.07
_stories_story