Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Pertemuan di Kawah Putih, Bagian 1

by Uwe Reytel


Rasanya capek..lelah ... Habis meong memang begitu...apalagi kalau satu malam sampai tiga kali... Ternyata Ricky capek juga. Kami belum mandi...kami masih di ranjang, telanjang bulat... Indah sekali permainan tadi...aku menikmati semuanya. Ricky tahu apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kenikmatanku. Wah....aku sekarang puaaas....Pantatku memang masih terasa sakit sedikit....soalnya selalu aku yang ditempong... Ricky orang yang "top". Sebenarnya aku ingin mencoba pantatnya juga....tapi itu hal yang "tabu". Ricky tak mau ditempong. Biarin ... aku memang orang yang sebenarnya "bottom"...jadi nyamber... Aku pertama kali bertemu dengan Ricky beberapa hari yang lalu....Kami mengobrol di alun-alun, dan akhirnya Ricky ikut ke hotel.... Sebenarnya kami mau one-night-stand saja, tapi ... karena ternyata cocok ... kami tidak berpisah lagi. Malam yang tadi sudah malam yang ketiga. Wah, berapa kali kami sudah melakukannya...? Pokoknya sering....kadang-kadang pada tengah malam juga. Kalau pagi hari, pasti...seperti baru tadi... Kami berpeluk-pelukan, bercium-ciuman lagi. Sisa spermaku masih dimana-mana: di perutku, di dadaku, di tangan Ricky juga...tapi kami belum mau mandi. Nantilah.. "Puas..?", tanya Ricky. "Kenapa bertanya...kamu tahu sendiri", jawabku. "Bukan hanya aku yang tahu....Yang lain tahu juga!" "Siapa tahu juga....?", tanyaku dengan nada yang kaget. "Pasti ada yang mendengar jeritanmu tadi... Pada saat kamu klewong suaramu kuaaaat sekali. Barangkali terdengar sampai resepsionis." "Aku tidak menyadarinya... Pada saat itu hanya kamu yang kupikirkan..." "Jangan bohong....." Ricky tersenyum. "Aku tahu...kamu memang nakal sekali. Siapa tahu...barangkali tadi kamu khayalkan meong dengan resepsionis. Apalagi orangnya cucok juga...." Aku memeluk Ricky dengan erat. "Lekong itu tidak begitu cucok. Tak mungkin aku mau dengan dia. Apalagi aku sudah mendapat cowok keren ini..." "Aduuuh... sekarang kamu sudah pintar merayu gombal", jawab Ricky. "Dimana kamu belajar?" Kami tertawa dan mulai cium-ciuman lagi. "Kamu tadi menjerit juga, Rick..", aku mulai ngomong lagi... "Benar? Coba ceritakan...bagaimana reaksiku pada saat itu..?" " Pertama nafasmu memburu...Mukamu memerah....." "Dan setelah itu...?" "Setelah itu gerakanmu tambah cepat. Kalau kamu menjelang orgasme, tusukan kentimu agresip sekali...Dan kalau kamu sudah mulai merintih‚oh...aaah..hampiiiir...‘, aku sudah tahu bahwa semprotan pejumu tak bisa dihindari lagi...", ujarku. "Kenapa harus dihindari...?, tanyanya. "Tak harus dihindari", jawabku. "Tapi kadang-kadang aku ingin menikmati tusukanmu lebih lama lagi..." "Lebih lama lagi....tak bisa...Pada saat tertentu pertahananku pasti bobol...apalagi kalau kontolku menikmati kehangatan lubang ini". Ricky tersenyum dan memasukkan jarinya kedalam lubang pantatku. "Kalau mau ditempong lebih lama lagi, kamu harus mencoba lekong yang lain...", tambahnya. "Tak usah", jawabku. "Jangan takut...aku puas denganmu...." "Aduuuh, gombal lagi...", komentar Ricky. Aku takut gara-gara omonganku tadi, Ricky terhina; makanya aku bilang: "Aku kira kalau sudah terangsang benar, pertahanan selalu bobol. Aku juga begitu. Pada saat tertentu spermaku mau keluar...ejakulasi tak bisa ditunda lagi!" "Tapi ada lekong juga yang bisa tahan lamaaa sekali!" "Darimana kamu tahu...?", tanyaku. Ricky tersenyum. "Udah kusaksikan sendiri....", jawabnya. "Bagaimana? Tolong diceritain...!" " Jangan terlalu curious...." Ricky tersenyum lagi. "Jangan mencoba membongkar rahasia orang!" "Aku kira hubungan kita udah begitu mesra, kenapa masih mau punya rahasia semacam itu!?, protesku. "Oke...kamu boleh tahu...". Mata Ricky menatapku. "Aku pernah main ‚three in one‘ ". "Dengan siapa?" "Beberapa minggu yang lalu – sebelum kita bekenalan - aku kebetulan bertemu dengan Benny dan Ijul. Mereka ternyata hemong juga. Dan mereka sudah lama berpacaran. Benny punya rumah sendiri, Ijul tinggal di rumahnya." "Terus...?!" Tentu aku ingin tahu semuanya. "Biasa. Mereka bosan main berdua terus. Mereka ingin variasi juga. Makanya aku diajak ke rumah mereka. Tentu aku mau...apalagi Ijul cucok sekali..." "Dan Benny?" "Tipe Benny agak macho. Keren. Tapi aku dengan Benny tak nyamber...", ujar Ricky. "Mengapa?" " Benny memang orang yang top. Dia paling suka meng-anal. Jadi sebenarnya Ijul menjadi "isterinya". Ijul memang selalu bottom – seperti kamu juga. Kalau satu hari pantatnya tak ditempong, dia sudah tak tahan lagi. Gatalia..." "Dan Benny...?" "Waktu aku ikut ke rumah mereka, dia memang ada harapan bisa menempongku...", kata Benny. "Dan .. bagaimana... Apa kamu kasih pantatmu...?" Sekarang Ricky hampir terhina: "Mana mungkin...? Kamu tahu...itu tabu buatku. Itu belum pernah terjadi..." "Tapi bagaimana kamu dengan Benny...?" "Dia memang sudah gila dengan pantatku. Wah, lubangku dijilatinya teruuus... Makanya dia kecewa sekali karena dia tak boleh pakai pantatku. Tapi karena Ijul udah gatalia, tak jadi masalah juga. Ijul bersedia melayani kami berdua...." "Bagaimana caranya...?", tanyaku. "Lubangnya dimasukin dua kontol sekaligus...?" "Bukan...mana mungkin... Pertama aku yang boleh menempongnya. Benny yang menonton. Enak juga main di muka orang lain. Apalagi sambil aku main dengan Ijul, pantatku dan bijiku selalu diciumi dan dijilati Benny..Jadi aku cepat orgasme juga...". "Dan setelah itu?", aku ingin tahu.... "Setelah itu Ijul ditempong Benny ...dalam beberapa variasi. Wah...lama sekali. Aku kira paling sedikit setengah jam. Kalo udah hampir mau klewong, Benny berhenti lagi.... Makanya tadi aku bilang memang ada cowok yang bisa tahan lama. Aku kira kamu pasti puas ditempong Benny!" "Bisa jadi...", jawabku. "Tapi sekarang aku tidak mau memikirkan masalah Benny... Sekarang hanya ada satu orang ... namanya Ricky ....!" Bibirku mendekati bibir Ricky lagi. Kami mulai mencium. Lidah Ricky terasa didalam mulutku. Kami saling pelukan...dan karena memang capek, kami tidur lagi. Beberapa hari lagi kami sudah bangun pagi-pagi. Soalnya kami bosan hanya berjalan-jalan di kota Bandung. Aku pengen ke daerah Ciwidey, persisnya ke Kawah Putih. Aku pernah membaca tempatnya indah sekali....dan sampai sekarang aku belum pernah kesana. Ricky juga belum pernah. Karena hari minggu, ada banyak kendaraan umum. Tak usah charter mobil. Pada siang hari kami sudah sampai di tujuan. Pemandangan memang indah sekali...Kami turun kebawah, jalan-jalan, menikmati panorama dari atas...Akhirnya kami sudah melihat semua. Tapi sebelum pulang, kami makan di warung dulu. Dan karena cuacanya dingin, enak juga minum bandrek. Tiba-tiba Ricky kaget: "Uwe... lihat kesana...di tempat parkir..." "Ada apa?" "Apa kamu melihat dua orang yang turun dari mobil...?" "Lihat. Siapa itu?" "Dengan dua orang itu aku pernah...." Ricky menyela kalimatnya. Dia tersenyum, karena dia menyadari ada banyak orang di warung ini yang bisa mendengar suaranya. Dia mulai berbisik waktu dia melengkapi kalimatnya: "Dengan dua orang itu aku pernah main bertiga!" "Jadi...itu Benny dan Ijul?", tanyaku. Ricky tersenyum lagi: "Wah, kamu masih mengingat nama mereka. Jadi kamu terkesan juga mendengar ceritaku dulu..." "Siapa si Benny...?", tanyaku. "Cowok yang agak besar ...itu Benny. Dia pakai baju yang merah...." Wah...walaupun aku hanya bisa melihat dari jauh, tampaknya Benny memang orang yang kekar dan "jenti"... "My god .... Benny memang kayak lekong eslong", aku bilang kepada Ricky dalam bahasa gaul untuk menerangkan bahwa Benny kelihatan seperti "lelaki asli". "Kamu goblok sekali dulu ...kenapa nggak mau membuka pahamu waktu diajak cowok yang keren itu...!" Ricky tertawa. "Aku tak kayak kamu. Ternyata kamu udah gatalia juga hanya melihat Benny dari jauh. Jadi ...kamu mawar ..." Mukaku memerah. "Jangan salah paham, Rick... Aku hanya mau dengan kamu....Hanya begini...kalo...." Ricky menyela kataku. "Tak usah gombal. Kalo mawar meong ama Benny, bilang aja. Soalnya aku pengen berselingkuh juga ... tapi tidak dengan Benny...Aku pengen sekali menikmati pantat Ijul lagi!" Aku masih bingung. "Tapi...Rick...bagaimana...kalo Benny tak mawar...!?? Ricky tersenyum. "Benny belum pernah meong dengan orang bule. Aku tahu... itu yang dia ingin dari dulu. Dia pernah bilang ingin sekali pakai pantat orang bule...Apalagi pantat kayak pantatmu yang ada banyak bulu..." "Jadi ... bagaimana sekarang...?", tanyaku. "Gampang. Lihat, mereka sedang turun ke kawah. Nanti kalau mereka datang lagi aku memperkenalkan kamu. Jadi...sebaiknya kita menunggu dekat mobilnya." Aku setuju. Sambil menunggu aku mulai mengkhayalkan apa yang bakal terjadi nanti malam. "Four in one" namanya. Pasti asyik juga ... hampir seperti orgy. Itu masih baru buatku. Aku belum pernah main ramai-ramai. Tapi semuanya harus dicoba...apalagi dengan cowok kayak Benny... Tapi pasti aneh juga rasanya meong di muka orang lain... Kalo pantatku dipakai Benny nanti, Ijul dan Ricky pasti menonton....jadi aku malu juga....soalnya siapa tak malu menjadi "obyek tontonan" dalam situasi seperti itu? Tapi ... kenapa harus malu? Kita hemong semua, dan Ricky dan Ijul akan melakukannya juga ... Kami lama menunggu...sudah hampir setengah jam. Benny dan Ijul belum kembali lagi. "Di mana mereka? Aku sudah merasa dingin...!" "Sabarlah...", jawab Ricky. "Kalo meong dengan Benny nanti, tak dingin lagi....! Ah ...lihat...mereka sudah datang...!" Ricky benar. Ijul dan Benny sudah kelihatan. Mereka sudah belok ke tempat parkir dan mendekati mobilnya. Baru sekarang Benny melihat kami yang menunggu. "Ijul...lihat...ada Ricky!" Tampaknya Benny kaget melihat kami disini. Ijul heran juga. Tapi dia ternyata senang sekali bertemu dengan Ricky lagi. Ricky langsung dipeluknya. Akhirnya aku diperkenalkan Ricky: "Ini Uwe...temanku dari Jerman." Kami bersalam-salaman. Benny tersenyum waktu kami menjabat tangan: "Ricky...aku nggak tahu kamu punya teman bule. Mengapa kamu dulu nggak bilang...?" "Kami baru kenal", jawab Ricky. "Baru ketemu disini?" "Bukan. Kami ketemu beberapa hari yang lalu..." Benny tersenyum lagi: " Ah begitu...jadi udah agak mesra ..Bagi-bagi dong...." Sekarang Ricky tersenyum juga: "Jadi...kamu mawar..!??!" "Mawar. Kamu tahu...aku sudah lama mau mencicipi lekong bule..." Ternyata Benny menyangka aku tak bisa bahasa Indonesia. Makanya dia ngomong begitu. Dia kira aku nggak mengerti apa-apa. Dia beralih padaku. "Where are you from? From Germany?", tanyanya dalam bahasa inggris. " Kenapa tanya...Ricky tadi udah bilang. Aku memang dari Jerman." Benny terkejut: "Oh....bisa bahasa Indonesia...!?!!" Ricky tertawa. "Tidak hanya bahasa Indonesia saja. Bahasa gaulnya canggih juga...." Muka Benny mulai memerah: "Oh...jadi kamu tadi mengerti omongan kami...?" "Mengerti", jawabku. "Tentu dia mengerti....dan dia senang juga. Soalnya aku tahu dia mawar juga.....", tambah Ricky. Benny belum percaya aku mengerti semuanya: "Kamu bisa bahasa gaul? Kamu tahu apa artinya kata mawar itu....?" "Mengerti", jawabku lagi. "Kamu mau meong denganku..." Ricky, Ijul dan Benny tertawa. "Dan kamu sendiri....mawar juga? Ricky bilang kamu mawar juga...." "Mawar dong...." Sekarang kami tertawa semua. Kami masih bercanda lima atau sepuluh menit. Aku memandang Benny dari dekat. Memang tipenya agak macho...seperti Ricky bilang dulu. Badannya kekar dan tinggi. Kalo dilihat dari tampilannya orang tidak bisa menduga bahwa dia gay. Pasti ada banyak cewek juga yang engaguminya...Mukanya agak bulat, tapi tidak terlalu bulat juga, apalagi karena rambutnya disibak di tengah dan disisir ke depan, hampir sampai ke alis matanya. Benny berkumis, tapi kumisnya tidak begitu tebal. Dadanya tampak bidang, lengannya berotot. Singkat kata....dalam bahasa gaul... Benny lekong yang jenti .... Aku benar-benar penasaran menikmati kejantanannya. Kalo Ijul, lain lagi. Tipenya menarik juga .... mukanya manis.... Apa yang mencolok memang bibirnya yang besar. Wah...pasti enak juga bercium-ciuman dengan Ijul. Tubuh Ijul memang tidak sekekar Benny, tapi tidak feminin juga...Pokoknya cucok.... "Dingin disini. Aku nggak tahan. Mari kita pulang ke Bandung lagi. Kalian membawa mobil juga?", tanya Benny. "Tidak", jawab Ricky. "Kami tadi naik angkut." "Kalo begitu naik mobil kami aja. Pokoknya kita pulang barengan." Ijul dan Ricky naik ke belakang. Aku duduk didepan, disamping Benny yang menyopiri mobilnya. Jalan ke Ciwidey berliku-liku. Jadi Benny harus berkonsentrasi ... nggak bisa memandangku. Tapi aku memandangnya terus... Mudah-mudahan dia tadi nggak hanya iseng saja. Kalo aku nanti nggak jadi ditempong Benny, pasti kecewa berat... Aku mulai mengkhayalkan lagi: nanti malam di Bandung, cowok keren yang duduk di sampingku akan "mengagahiku". Ricky memang cucok juga, tapi kalau dibandingkan dengan Benny ....Benny memang "unggul". Sosoknya kayak bintang sinetron... Tiba-tiba Benny tersenyum sambil melihat ke kaca spion. "Aduuuh...Ijul... apa yang kamu lakukan? Udah nggak tahan lagi...mau berselingkuh didalam mobil?" Aku melihat ke belakang. Ricky dan Ijul sudah bermesraan dan bercumbu-rayu... bukan hanya dengan ciuman yang biasa. Lidah mereka sudah saling mengulum... Pantaslah Ricky tak keberatan menyerahkanku kepada Benny. Soalnya setelah melihat Ijul, dia sudah nggak tahan lagi.... "Ada apa, Benny? Cemburu?", tanya Ricky. "Tidak. Tapi jangan bermesraan di mobil. Bagaimana kalau aku menjadi horny melihatnya...nanti aku nggak ada konsentrasi menyopiri mobil lagi..Bahaya dong...." "Wah ... kamu hanya iri karena belum bisa bermesraan dengan Uwe!" Benny tersenyum lagi. "Aku orang yang sabar. Kamu tahu istilahnya ‚sabar subur‘? Biarin sekarang harus sabar, nanti tambah nikmatnya!" Kami diam lagi. Beberapa menit kami tidak mengobrol. Ricky dan Ijul tidak berciuman lagi. Soalnya jalannya sekarang tidak begitu sepi seperti tadi, karena kami sudah hampir di kota Ciwidey. Benny mulai berbicara lagi: "Ricky ... bagaimana berkenalan dengan Uwe?" "Biasa... di alun-alun. Waktu itu sudah jam 10 malam. Aku tidak sendiri.. ada dua teman lagi. Mereka pertama melihat Uwe yang duduk di bangku." "Terus..?" "Mereka mengajakku menyapanya. Pertama aku segan, tapi karena diajak terus, aku mulai ngomong dengan dia. Ternyata dia bisa bahasa Indonesia." "Dan dua temanmu itu...?" "Setelah beberapa menit, mereka pulang. Jadi kami sempat ngobrol berdua." Benny ingin tahu lanjutannya juga: "Dan setelah itu .. langsung meong?" Sekarang aku yang menjawab: "Kenapa tidak? Ternyata Ricky mawar ... aku mawar juga... makanya aku mengajak Ricky ikut ke hotel." Benny ternyata orang yang curious. Dia ada pertanyaan lagi: "Uwe ...aku memang kenal dengan Ricky juga. Makanya aku tahu... ada masalahnya juga kalau mau meong dengan Ricky..." "Masalahnya apa?" "Ricky punya tabu juga. Kalau meong dia nggak mau kasih pantatnya! Dia tidak mau ....." Ricky menyela pembicaraan Benny: "Apa salahnya....? Persis seperti kamu juga. Kamu nggak mau dikentot juga....!" "Itu lain lagi! Tapi sebenarnya pantatmu yang besar itu cocok sekali untuk ditempong!" Kami tertawa semua. "...Uwe...kalau meong dengan Ricky, bagaimana caranya?", Benny ingin tahu. Sebelum aku bisa menjawab, Ricky sudah menjelaskannya: "Aku menempong, Uwe ditempong!" Benny tersenyum lagi. "Jadi ... Uwe ... kamu suka kalau ditempong?" Ricky menjawab lagi: "Oh...itu yang paling indah untuk Uwe. Dia seperti Ijul juga...kalau sudah satu hari nggak ditempong, dia tak tahan lagi. Pantatnya sudah gatalia..." Aku agak malu diomongin begitu, tapi harus diakui: apa yang Ricky bilang memang benar. Dan bagus juga kalau Benny tahu apa yang paling kusukai, biar dia nanti tak ragu-ragu.... Benny memang senang apa yang diceritain Ricky: "Wah..kalau begitu, kamu nanti harus kasih pantatmu. Aku mau ngentotmu..." Kata-kata Benny itu membuatku senang sekali. Lekong jenti ini mau meong denganku. Dan tidak hanya itu ... dia mau menikmati menu yang paling istimewa dalam hubungan intim ... dan semua itu pasti di depan mata Ricky dan Ijul! Kalau hanya mengkhayalkannya, aku sudah mulai horny berat... Aku sudah tidak sabar lagi ... kapan kita sampai di Bandung...?!!! Apalagi antara Soreang dan Bandung ada macet lagi. Jadi lama sekali perjalanannya.... Kami langsung menuju rumah Benny yang letaknya di daerah Buahbatu. Sesampainya di rumah, kami duduk di ruang tamu dulu. Ijul langsung ke dapur untuk masak kopi. Ternyata dia menjadi "ibu rumah tangga" disini. Kami beristirahat, minum kopi .... dan menunggu. Memang lucu juga: tadi di mobil sudah jelas apa acaranya di rumah Benny nanti ... tapi sekarang tak ada yang berani untuk mulai. Akhirnya Benny bilang: "Hei .. Ricky..Ijul....kenapa diam-diam aja...? Tadi di mobil udah kemesraan, kenapa sekarang malu-malu...?" Ijul hanya tersenyum. Ricky yang menjawab: "Kalau aku, aku tak malu-malu. Tapi aku memang sopan. Aku menunggu ajakan tuan rumah lebih dulu..." "Ah begitu....". Benny bangun dari kursinya. "Oke .... sebaiknya kita pindah ke kamar aja..." Benny membuka pintu kamarnya, dan kami masuk semua. Bagus juga kamar Benny dan Ijul itu. Yang penting...ada springbed yang besar. Springbed ini akan menjadi panggung kegiatan kami... "Uwe ... kesini....!" Benny sudah naik ke ranjang dan mengajakku mengikutinya. Kami langsung mulai berpeluk-pelukan .... Ricky dan Ijul sudah mulai juga.... Sebentar lagi bibir Benny mendekati bibirku. Aku merasakan nafasnya dari dekat....Hidung kami saling mengadu, bibir kami bersentuhan.... dan tidak hanya bibir kami. Langsung – tanpa ragu-ragu – Benny memasukkan lidahnya kedalam mulutku. Lidah kami saling mengulum....Aku benar-benar menikmatinya... dan Benny juga. Kami saling menatap dari dekat.... Tiba-tiba Benny berhenti dengan ciumannya. Dia mulai menelanjangiku....mulai dengan kaos yang aku pakai. Ternyata dia senang melihat dadaku yang berbulu... "Wah...Ijul...lihat...ada karpet!" Ijul dan Ricky melihat ke arah kami...Benny mulai menciumi dan menjilati dadaku... Ricky tersenyum. "Uwe memang ada banyak bulu....apalagi di pantatnya...", komentarnya sambil memeluk Ijul. Aku tidak membuat apa-apa. Aku hanya menelentang di ranjang dan menikmati ciuman Benny di dadaku... Wah, sekarang putingku menjadi sasarannya. Dia menjilatinya.... dan dia mengigitnya juga... Memang rasanya sakit sedikit, tapi aku menikmatinya. Dari tadi kentiku udah ngaceng....memang kelihatan...di bawah celana ada tonjolan. Tapi Benny tidak puas hanya melihat tonjolan itu saja. Dia mau melihat semua .... Sambil perutku dan daerah di sekitar pusarku dipermainkan dengan lidahnya, kancing dan ritsleting celana jeans yang kupakai dibukanya. Aku membiarkannya aja....dan aku membiarkan juga waktu celana jeans itu dilorot Benny. Sekarang aku hanya pakai CD lagi..... Benny mulai menciumi pahaku.... dia meraba tonjolan CDku ...wah...asyik rasanya. Kentiku memang ngaceng ... keras sekali. Siapa tidak menjadi horny berat kalau dimanjakan begitu...Aku mulai mengerang: "hhhmmmm...hmmm...teruuuus". Rintihanku itu membuat Ricky dan Ijul curious. Mereka berhenti dengan kegiatannya dan melihat ke arah kami. "Wah... Benny udah tak tahan lagi...", kata Ricky sambil tersenyum. "Kami baru bercumbu-rayu sedikit, dan dia juga hampir menelanjangi Uwe...." "Kenapa hampir....?" Sekarang Benny tersenyum juga. "Lihat .... Uwe sudah telanjang bulat..." Dan sambil mengatakannya, dia melorot CDku juga. Sekarang aku bugil. Kentiku berdiri seperti tiang. Aku menyadari: hanya aku yang telanjang bulat ... yang lain belum. Jadi .. aku menjadi obyek tontonan mereka bertiga. "Besar juga kentinya", kata Ijul. "Tapi...nggak disunat...", tambahnya. "Nggak apa-apa", kata Ricky.... "Kalau mau melihat kepala kentinya, kulupnya harus ditarik kebawah. Begini caranya..." Sekarang tangan Ricky terasa...Dan sebentar lagi kepala kentiku tak tersembunyi lagi....Benny mulai menjilati biji pelerku....Ricky masih ngocokin kentiku. "Aku mau pegang juga." Ijul tidak mau hanya ngliat aja...jadi sekarang gilirannya ngocokin...tapi hanya untuk sebentar .... soalnya lidah Benny mulai mendekati batang kentiku.... Aku merintih lagi, apalagi pada saat Benny mulai mengesong. Sekarang kentiku didalam mulut Benny, dikulum lidahnya lagi..... Pada saat yang sama Ijul mulai mengelus-elus biji pelerku. Tiba-tiba Benny berhenti mengesong. Masih ada yang lain yang mau dilihatinnya dan diperiksainnya... "Oke..Uwe... sekarang kamu harus nungging. Aku mau melihat pantatmu dan lubang cintamu..." Aku mematuhi perintahnya. Ternyata Benny terangsang sekali melihat pantatku yang berbulu itu. Tapi waktu dia melihat lubangnya, dia mulai tertawa... "Wah ... susilnya mengangga ... udah sering dipakai...!", ujarnya. "Apa semua itu hasil pekerjaanmu, Ricky?" "Mana bisa", protes Ricky. "Kami baru kenal.... Waktu aku pertama kali menempongnya, lubangnya memang udah gituan. Tapi .. yah .. sebenarnya lubangnya tidak begitu besar. Lubang Ijul lebih besar lagi... sudah seperti terowongan mina." "Ember", kata Benny. "Harus dong. Apalagi kentiku jauh lebih besar daripada kentimu yang kelinci itu." Aku amat terangsang mendengar omongan mereka. Ada tiga orang yang ngeliat semua bagian tubuhku dari dekat....dan aku membiarkannya... Tiba-tiba Benny memasukkan jarinya ke lubangku.... "Enak...?", tanyanya. "Enaaaaak", jawabanku. "Tunggu sebentar lagu...kalau kentiku masuk, pasti lebih enak lagi". Benny memang benar-benar mau menempongku..... Tapi sebelumnya, aku mau melihat Benny telanjang juga..... "Benny...aku sekarang mau membuka pakaianmu juga...", permintaanku. "Boleh...", jawab Benny. "Tapi setelah itu kamu harus kasih pantatmu..." Sekarang kami berbaring lagi di ranjang. Kami berpeluk-pelukan....dan aku merasakan ciuman maut si Benny lagi. Aku mulai menelanjangi Benny .... pertama kaosnya dibuka.... Dan semua yang tadi Benny lakukan sekarang kulakukan juga... Aku menciumi dan menjilati dadanya, kadang-kadang lidahku naik ke lehernya, kadang-kadang turun ke perutnya. Dan tentu putingnya tak kulupakan juga. Tapi sasaran utama memang daerah yang paling sensitif didalam celananya. Ada benda yang keras juga...yang menonjol.... Aku mulai meraba-raba tonjolan itu... wah... pasti besaaaar. Makanya aku cepat melorot celananya. CD yang Benny pakai agak kecil...seksi benar.....bentuk kentinya udah kelihatan. Sebenarnya aku langsung mau melorot CDnya juga, tapi aku masih bisa mengendalikan keinginan itu. Soalnya aku mau meniru cara Benny tadi.... dia tidak langsung melorot CDku, dia menjilati pahaku lebih dulu. Makanya aku begitu juga..... lidahku sibuk di pahanya, antara pahanya lagi... sambil tanganku meraba-raba tonjolan itu... Setiap kali kalau hidungku mendekati CDnya, wah... sudah bisa dicium suatu aroma khusus lekong yang membuatku makin terangsang. Ijul dan Ricky sudah hampir telanjang juga....tinggal CDnya juga. Dan...pada saat ini...Ricky melorot CD Ijul itu. Kenti Ijul yang ngaceng itu kelihatan...tapi hanya untuk sementara. Soalnya Ricky langsung mulai mengesong. Sekarang aku tidak mau menunggu lebih lama lagi. Tapi aku membuka CD Benny itu secara pelan-pelan....pertama sedikit aja....sekarang jembutnya yang tebal itu kelihatan....setelah itu sedikit lagi...batang kentinya yang keras itu kelihatan .... akhirnya aku nggak sabar lagi...aku menarik CDnya sampai ke lututnya.... Aku kaget juga melihat kenti Benny yang ngaceng itu. Wah.. besar ...lebih besar daripada yang aku punya. Dan lebih panjang juga. Memang disunat.....jadi kepala kontol nggak tersembunyi..warnanya merah...langsung kelihatan. "Aduuuh....besar sekali", kukatakan dengan nada yang kaget. Ricky dan Ijul tertawa. "Takut?", tanya Ricky. "Jangan lupa...sebentar lagi kontol yang gede itu akan maju-mundur didalam lubangmu!" "Oh...justru itu yang aku pengen", jawabku. Setelah itu aku tak bisa bicara lagi. Soalnya aku mulai mengesong. Wah..sulit juga memasukkan benda sebesar itu kedalam mulutku.... Benny diam aja. Kadang-kadang dia mengerang sedikit. Dia menikmati apa yang kulakukan... Dan aku memang tahu bagaimana memanjakan lekong horny kayak Benny dengan mulutku dan dengan lidahku. Kadang-kadang aku menyedot kontolnya...kadang-kadang aku hanya menjilati kepala kentinya ...kadang-kadang lidahku turun sampai ke bijinya. Dan memang perbatasan antara kepala dan batang kontolnya tak kulupakan. Aku memang tahu... ini tempat yang paling sensitif. Sambil melakukan itu aku memang bingung juga: aku belum pernah ditempong kontol segede itu... Bagaimana rasanya nanti...pasti sakit juga. Apalagi kalau Benny bisa tahan lama... Ijul dan Ricky sudah mulai main dalam posisi 69. Itu yang aku pengen juga.... Makanya aku mengganti posisi. Sekarang Benny dan aku main dari samping: aku mengesong kontolnya, dan kontolku di-esong Benny juga. Tentu aku tak hanya mengesong saja. Lidahku menjilati bijinya juga, pahanya, dan setelah itu mendekati pantatnya dan lubangnya. Bagus pantat Benny...di sekitarnya lubangnya ada bulu juga. Lubang itu kelihatan sempit...aku memang tahu...Benny nggak mau ditempong. Makanya aku ragu-ragu – barangkali dia nggak suka juga kalau lubangnya dijilati. Tapi aku pengen mencobanya .... dan ternyata Benny menikmatinya. Sekarang lidahnya mendekati pantatku juga.... dan ...benar ..... lidahnya mencari sasarannya...ialah anusku...Tanpa ragu-ragu Benny mulai menjilati lubangku.... Wah...sekarang kami mesra sekali....lidahku sibuk di anus Benny yang sempit itu, dan pada saat yang sama lubangku dimanjakan lidah Benny juga... Kami lama sekali main dalam posisi 69.... kadang-kadang kami saling mengesong, kadang-kadang kamu saling menjilati semua daerah yang sensitif....Itu yang bisa kulihat: Kegiatan kami nggak jauh berbeda dengan kegiatan Ijul dan Ricky. Soalnya mereka berdua di samping kami ... di ranjang yang sama. Tapi akhirnya mereka mengganti posisi. Soalnya Ricky tak tahan lagi...dia mau menikmati pantat si Ijul itu. Ternyata mereka mau doggy style dulu. Ijul nungging, Ricky berlutut dibelakang...kentinya ngaceng...tapi dia belum siap juga... "Mana ada pelicin?" tanyanya. Benny membuka laci lemari kecil disamping ranjang dan memberi Ricky jelly itu. Ricky mengambilnya dan melumuri kentinya dan lubang Ijul juga. "Oke...Uwe...kamu sekarang boleh siap juga. Sekarang saatnya yang kamu tungguin sudah tiba." Benny ambil jelly lagi dan mau melumuri kontolnya dengan jelly itu juga. Jadi.. dia nggak mau menunggu sampai Ijul dan Ricky selesai. Dia mau mulai dengan segera...Tapi ... sebenarnya aku ingin sekali menonton adegan antara Ricky dan Ijul dulu. Pasti merangsangkan sekali ... lebih bagus dari blue film. Namanya "life show".... Makanya aku bilang: "Belum...tunggu dulu...." "Kenapa?" Benny tampak kecewa. "Jangan lupa... kamu sudah berjanji mau kasih pantatmu" "Jangan kawatir..." Aku mencoba menenangkan Benny. "Tentu aku mau ditempong. Tapi aku belum pernah menyaksikan adegan yang hot dari dekat. Jadi ... kalau kamu tidak keberatan kita nonton dulu apa dilakukan mereka..." Benny setuju: "Oke...boleh juga.... Aku memang dulu sudah pernah melihatnya. Kamu benar...menarik juga..." Makanya kami menyaksikan adegan yang amat merangsangkan. Pertama Ijul ditempong Ricky dalam doggy style. Kalau aku meong dengan Ricky, kami biasanya mulai dengan posisi itu juga. Aku mendekati mereka supaya aku bisa melihat semua. Kontol Ricky masuk-keluar dan maju-mundur dalam lubang Ijul. Ijul merintih: "aduuh...aaah..yaaaah...ooohhhh". Aku mulai menjilati pantat Ricky yang bergoyang. Itu yang meningkatkan kenikmatannya...dia mulai merintih juga...Sebentar lagi, mereka mengganti posisi. Sekarang Ijul telentang, kakinya bersandar diatas punggung Ricky. Posisi ini ternyata lebih bagus lagi untuk menonton. Sambil menjilati biji Ricky, aku bisa melihat (dari dekat lagi!) kontol Ricky yang masuk-keluar, maju-mundur didalam lubang pantat Ijul! Adegannya memang seperti dalam blue film ... tapi ini bukan film...Ini benar-benar terjadi pada saat ini juga.. dan aku bisa menyaksikan semua! Pantat Ricky bergoyang kuat. Tiba-tiba dia merintih lagi: "ohhh...Ijuuuul....enak sekaaaaaliiiii.". Nafasnya memburu.... Aku memang tahu: kalau reaksi Ricky sampai begitu, dia sedang menjelang orgasme. Dengan jariku kupegang sebagian batang kenti Ricky ... dan benar: kontolnya mulai berdenyut... Dia sedang mengeluarin spermanya ... Sebentar lagi Ricky mencabut kontolnya. Aku memasukkan jariku kedalam lubang Ijul ... basah semua...!!! Sekarang Ricky sudah puas, tapi Ijul belum. Dan Benny dan aku juga tambah terangsang setelah menyaksikan adegan yang hot itu antara Ricky dan Ijul. "Oke ... Uwe... sekarang tak ada alasan lagi...Sekarang kamu harus siap untuk ditempong", kata Benny. "Bagaimana dengan Ijul?; tanyaku. "Ijul belum keluarin juga...". "Itu tugasmu juga", jawab Benny. "Sambil kamu menikmati tusukan kentiku, kamu bisa mengesongnya..." Dan itu yang kami lakukan.... Siapa pengen tahu apa yang terjadi pada saat itu, harus membaca lanjutan cerita ini (Pertemuan di Kawah Putih - Bagian 2)...

###

3 Gay Erotic Stories from Uwe Reytel

Pertemuan di Kawah Putih, Bagian 1

Rasanya capek..lelah ... Habis meong memang begitu...apalagi kalau satu malam sampai tiga kali... Ternyata Ricky capek juga. Kami belum mandi...kami masih di ranjang, telanjang bulat... Indah sekali permainan tadi...aku menikmati semuanya. Ricky tahu apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kenikmatanku. Wah....aku sekarang puaaas....Pantatku memang masih terasa sakit

Pertemuan di Kawah Putih, Bagian 2

Sekarang Ricky sudah puas, tapi Ijul belum. Dan Benny dan aku juga tambah terangsang setelah menyaksikan adegan yang hot itu antara Ricky dan Ijul. "Oke ... Uwe... sekarang tak ada alasan lagi...Sekarang kamu harus siap untuk ditempong", kata Benny. "Bagaimana dengan Ijul?; tanyaku. "Ijul belum keluarin juga...". "Itu tugasmu juga", jawab Benny. "Sambil kamu menikmati tusukan

Semuanya Mulai di Gua Jepang ...

Semuanya mulai di gua Jepang ... By Uwe Reytel Sambil minum kopi dan makan kue di toko Canary, saya mengingat apa yang sudah saya alami selama saya di Bandung. Wah .. asyik juga... Baru kemarin malam saya datang dengan bis dari Jakarta. Waktu itu saya belum punya kenalan di kota ini. Dan sekarang ... ? Paling ada Irwan ...! Memang baru kenal ... tetapi pertemuan kami yang

###

Web-01: vampire_2.0.3.07
_stories_story