Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Tukang Listrik

by Eros


Hari Minggu itu, aku tinggal di rumah sendirian, anak2 dan istriku sedang ke luar rumah. Karena ada kerusakan listrik, aku panggil tukang listrik langgananku. Sebut saja namanya Edo. Orangnya berkulit sawo matang, sekitar 29 – 30 tahunan umurnya, berkumis, agak tinggi semampai, perutnya bak papan keras, dan bulu jembutnya tumbuh sapai ke pusar. Aku bayangkan bulu jembutnya pasti tebal mengitari kontol dan buah pelernya. Parasnya cukup menarik hati. Setelah datang, menchek kotak sekring, katanya ada kabel yang perlu diperbaiki. Ia melepas celana panjangnya, dan hanya memakai celana pendek dan singlet. Bulu di pahanya tampak begitu lebat, aku bayangkan tentunya jembutnya akan lebih lebih lebat lagi. Dibalik kaus singletnya, terlihat bulu menyembul pada dadanya yang bidang. Pentilnya juga jelas tercetak di kaos singletnya. Tentunya enak dimainkan dan dihisap-hisap. Kemudian ia naik ke dalam atap lantai dua. Daripada bengong, aku iseng2 buka internet. Computerku bisa digunakan dengan memakai baterai. Iseng2 aku lihat2 gambar2 cowok telanjang, karena sudah lama aku nggak lihat. Rindu juga. Kalau orang2 berada di rumah sulit juga untuk melihat berlama-lama. Aku nggak sadar rupanya Edo telah selesai memperbaiki dan sudah berdiri dibelakangku. Aku nggak sadar bahwa telah agak lama dia ikut lihat internet dengan adegan2 syur. Kontolku sudah ngaceng keras waktu itu karena lihat dua pria sedang bergelut dan yang satu sedang dientot. Kelihatannya Edo suka juga dengan adegan itu. Tapi dia hanya diam saja. Computer aku matikan, dan aku katakan pundakku pegal karena pegang mouse terlalu lama, aku katakan, aku ingin panggil tukang pijat. Edo mengatakan kalau ia bisa bantu aku. Tentu saja aku terima dengan senang hati. Ia mulai memijit pundakku, leher, kepala dan punggungku. Pijatan tangannya bak aliran listrik. Aku bergetar dan suhu badanku memanas. Aku duduk dikursi dan ia berdiri dibelakangku. Tubuh bagian depan Edo menempel di punggungku. Ah ... terasa ada sesuatu yang mengganjal Ketika memijat pundakku, tangannya menyusup ke arah dadaku. Ia memijat-mijatnya dan meremas-remas, dan kemudian jari2nya mulai meyentuh bagian pentil. Ia mulai memelintir-melintir kedua pentilku. Tak kusadari aku melenguh keenakan ach..... Kenapa pak, katanya nikmat jawabku sekenanya. Pentilku mengeras dan terus dipelintir dan dijepit-jepit dan dua jarinya, bagai listrik menyengat tubuh bagian bawahku, kontolku ngaceng keras sekali. Aku juga merasakan kontolnya mengeras. Rasanya cukup gede juga nempel dipunggungku. Edo kemudian menggesek-gesekannya di punggungku. Bagaimana sudah lumayan Pak, katanya. Ya, jawabku. Tanggannya kemudian terus turun ke pusar dan terus ke kontolku di remas2nya kontolku dan juga buah pelirku. Aku tak tahan dan berdiri. Kami kemudian berhadapan dan saling berciuman. Lidah kami saling bergelut, dan tangannya mulai melucuti pakaianku. Pantatku diremas-remas dan telunjuknya mulai mencari-cari lobang kenikmatanku. Telunjuknya dimasukkan ke dalam anusku keluar masuk, aku melenguh kenikmatan. Kemudian Edo menanggalkan semua pakaiannya. Bodynya bagus, tinggi semampai, dan dadanya ditumbuhi bulu. Kontolnya yang gede bergurat dengan urat2, dihiasi dengan jembut yang lebat juga sudah ngaceng dengan arah berdiri cenderung ke perut. Jadi membuat sudut 30 derajad ke arah perut. Oh...pemandangan yang indah dan mengasyikkan sekali. Edo minta aku mengulumnya. Aku jilat ujungnya dan aku hisap-hisap kepala kontolnya yang gede itu sambil memainkan lidahku memutari kepala kontolnya yang panas dan bulat itu. Edo melenguh-lenguh bak banteng liar. Lalu dia mencoba memasukkan seluruh kontolnya kedalam mulutku. Hanya separoh yang masuk karena terlalu panjang untuk masuk semuanya. Kontolnya yang hitam itu rasanya lezat sekali. Aku hisap2 bagai meghisap es cream horn. Kami pindah ke sofa, ia kemudian juga menghisap kontolku aku juga menghisap kontolnya. Sambil menghisap jarinya mencari lobang di antara bongkahan pantatku, kemudian dimainkan kedalam anuskan. Aku jepit ketat2. Ia berkata, wah lobangnya sempit sekali, Pak, boleh aku entot? Kemudian ia duduk di sofa dan aku duduk di atas Edo dengan posisi berhadapan. Aku turunkan badanku sambil memegang kontolnya yang gede itu. Anusku yang sudah agak gatal rasanya enak ditempel kepala penisnya yang keras. Pelan2 kontolnya yang gede itu masuk cm demi cm, ah.... sakit, berhenti, kemudian turun lagi......dan blesss....semua masuk, penuh rasa rongga anusku. Aku mulai turun naik dan dia menyedot-nyedot pentilku, serta tanggannya meloco kontolku. Ah....rasanya seperti disorga ketujuh. Edo melenguh ah ah....ehmm....ssst sshh ssshh ....dan aku terus turun naik sambil mengetatkan rongga anusku. Lobang anusku serasa penuh sesak oleh kontolnya yang hitam besar itu. Kontolnya terasa bergeser naik turun dalam anusku. Edo mulai liar, ia minta berganti posisi, ia di atas dan aku di bawahnya sambil kontolnya tetap merojok lobang anusku. Ku lihat di kaca, tubuh kami saling bertautan ketat sambil mulut kami saling berperang lidah. Kulitnya yang sawo matang tampak kontras dengan kulitku terlihat di kaca. Ah..... asyik juga melihat permainan kami di cermin. Kami terus bergumul sambil aku mengocok kontolku. Hanya suara lenguhan dan desahan yang terdengar. Kumisnya yang tebal bergesekan dengan kumisku. Edo terus merojok lobangku naik turun. Hanya terdengar suara ah.....eh sshhh ....achh...... Aku goyang pantatku ke kiri ke kanan. Edo semakin melenguh keenakan, sambil dengan ganas menyerang lobang anusku maju mundur liar sekali. Nikmat sekali rasanya. Buah pelernya menampar sisi anusku berkali-kali bila ia menekan semua kontolnya yang hitam itu masuk seluruhnya sambil memutar-mutar yang aku imbangi dengan putaran2 pantatku. Sepuluh menit kemudian, Edo mendengus dengus bak banteng liar, ia meremas dadaku dan terus memelintir pentilku. Aku juga terus mengocok kontolku, dan crot..crot keluar pejuku sehingga lobang anusku semakin mengetat sempit sekali, meremas-remas kontolnya yang binal dan gede itu. Pantatnya maju mundur semakin sering. Edo semakin melenguh keenakan...ah..ah...sshhh shhhh....jepit, remas terus terus. Nikmat sekali rasanya. Dia bilang akan keluar. Kemudian crot....crot semua air maninya tertumpah di dalam anusku, hangat terasa. Kami berpelukan erat sekali melepaskan rasa puas kami. Sejam kemudian kami bilas di kamar mandi, namun rupanya Edo masih horny lagi, dia bilang mau ngentot aku lagi. Sambil berdiri, aku naikkan satu kakiku ke atas bath tube, lalu Edo mengentot aku sambil berdiri, dan ia mengocok kontolku sambil ngentot. Sesekali aku menengok ke belakang sambil berciuman. Entotannya bukan main, bak kuda binal. Rongga anusku semkin mengetat karena aku sedang ejakulasi. Ah....oh ...ohh....... Edo ngentot bagai banteng liar, katanya ia sudah tidak main selama sebulan. Sepuluh menit kemudian pejunya keluar crot..crot hangat serasa di dalam rongga anusku. Aku bertemu Edo beberapa kali lagi untuk memperbaiki listrik rumahku, tak lupa bila ada kesempatan menikmati tubuh kami masing2. Namun suatu hari, Edo menelepon mau pulang kampung, aku bilang kalau ke Jakarta mampirlah ke rumahku. Aku berharap bisa bertemu lagi dengannya atau orang yang agak mirip dia. Silahkan email ke erosch36@hotmail.com Due to international translation technology this story may contain spelling or grammatical errors. To the best of our knowledge it meets our guidelines. If there are any concerns please e-mail us at: CustomerService@MenontheNet

###

2 Gay Erotic Stories from Eros

Rudal Pramuniaga

Malam itu aku kehabisan rokok, karena kelupaan membelinya tadi pagi, lalu aku segera bergegas ke toko langganan terdekat di kompleks perumahanku. Sesampai disana, aku lihat ada pramuniaga baru, seorang pria muda sekitar 23 tahun. Rambutnya dipotong cepak, alisnya tebal, berkumis, berkulit sawo matang agak gelap, warna kulit kesukaanku, berbadan biasa ukuran asia, parasnya maskulin,

Tukang Listrik

Hari Minggu itu, aku tinggal di rumah sendirian, anak2 dan istriku sedang ke luar rumah. Karena ada kerusakan listrik, aku panggil tukang listrik langgananku. Sebut saja namanya Edo. Orangnya berkulit sawo matang, sekitar 29 – 30 tahunan umurnya, berkumis, agak tinggi semampai, perutnya bak papan keras, dan bulu jembutnya tumbuh sapai ke pusar. Aku bayangkan bulu jembutnya pasti tebal

###

Web-01: vampire_2.0.3.07
_stories_story