Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

A Love Story, Part 3

by Calvin Mulya


Malam itu kami berdua tidur nyenyak sekali, entah pukul berapa kami terlelap setelah saling memuaskan. Keesokan paginya, tiba-tiba mataku terasa silau. Segera kubuka mataku dengan agak malas dan kulihat sinar matahari masuk dari jendela langsung menyinari tempat tidur kami berdua. Ternyata aku lupa menutup tirai jendela kamarku semalaman. Jam meja yang ada di samping tempat tidurku menunjukkan pukul 06.00.

Aku mengalihkan pandangan ke arah Michael yang sedang terlelap dalam pelukanku. Tangannya masih merangkul tubuhku, sementara wajahnya bersandar di atas dadaku. Raut wajahnya menunjukkan rasa damai yang sangat mendalam, seperti seorang anak kecil yang sedang tidur dalam dekapan hangat ayahnya. Nafasnya bergerak berirama dan menerpa hangat di dadaku. Aku belai-belai rambutnya sambil sesekali kucium mesra di keningnya. Rambut yang sangat aku sukai baik bentuknya, warnanya, wanginya, mirip seperti rambut yang ada di iklan-iklan shampoo yang sering muncul di televisi. Tak bosan-bosannya aku menghirup bau aroma yang keluar dari rambut kekasihku itu.

“Say, bangun say.... sudah pagi….. kamu nggak kerja?”, dengan perlahan-lahan aku bisikkan lembut di telinganya. Dia mulai membuka matanya perlahan-lahan dan menengadah ke arahku sambil tersenyum,

“Eehhh morning.... sudah pagi ya.... jam berapa nih….“, dia menyapaku sambil menguap, ekspresi wajahnya lucu sekali, seperti seorang anak kecil yang sedang menguap, sangat menggemaskan. Langsung saja kudaratkan ciuman tepat diatas bibirnya yang sedang menguap itu. Dia tampak sangat terkejut dengan tindakanku itu, tapi dia segera membalas ciumanku. Kami berciuman cukup lama menikmati bibir masing-masing yang mengeluarkan bau aroma khas laki-laki yang baru bangun tidur. Hal itu bukanlah sesuatu yang menjijikkan bagiku jika kulakukan terhadap orang yang sangat kucintai. Justru aku sangat ingin mengenal dirinya seluruhnya, luar dan dalam.

Setelah puas dengan melumat bibir dan menikmati aroma khas masing-masing, kami segera bangkit dari atas tempat tidur dan berjalan sambil berpelukan menuju kamar mandi. Acara mandi pagi itu diawali dengan menggosok gigi masing-masing setelah itu aku mulai melakukan ritual cukuran yang hampir setiap pagi kulakukan. Michael membantu mengoleskan shaving gel di seluruh dagu dan daerah sekitar bibirku, kemudian dengan perlahan-lahan mulai kucukur rambut-rambut yang menumbuhi daerah dagu dan sekitar bibirku. Michael mengamati dengan mimik yang sangat serius, sementara aku hanya bisa tersenyum melihat gayanya yang lugu itu.

Setelah selesai dengan ritual cukuran, kami segera menuju ke arah shower dan segera memutar kran mandi. Maka memancurlah air hangat yang mengguyur membasahi tubuh kami berdua. Di bawah guyuran air shower, Michael mulai menuangkan shampoo ke atas kepalanya dan mulai mencuci rambutnya, sementara itu aku mulai menuangkan sabun cair di tanganku dan mulai menyabuni seluruh tubuhya. Kugosokkan telapak tanganku ke seluruh tubuhnya, mulai dari lehernya, turun ke pundaknya, turun ke kedua ketiaknya, begitu kugosok-gosok ketiaknya, dia mulai mengeluarkan desahan-desahan ringan. Terus kulanjutkan ke arah dada dan puting susunya. Kuusap-usap kedua puting susunya sambil sesekali kupuntir-puntir ujungnya dengan jariku. Desahannya mulai menguat dan nafasnya mulai memberat. Aku tidak mau berlama-lama di situ, kemudian segera turun ke perutnya, aku segera berjongkok dan melewati penisnya yang sudah setengah ngaceng itu. Aku langsung menyabuni kakinya, naik ke betisnya dan akhirnya ke pahanya. Dia memandangku dengan terheran-heran mengapa aku melewati penisnya, padahal aku tahu dia sangat menantikan saat-saat itu. Tapi aku berlagak pura-pura nggak tahu. Terus saja kulanjutkan aktivitasku tanpa menghiraukannya. Kemudian kubalikkan badannya dan menyabuni punggungnya, turun ke arah pantatnya yang bulat dan menggemaskan. Aku menyabuni kedua bongkahan pantatnya sambil berlutut lalu mulai mengusap-usap lembut lubangnya, dia memejamkan matanya dan mendesah perlahan sambil agak menyorongkan pantatnya ke belakang, saat dia betul-betul menikmati usapanku, tiba-tiba kuselipkan ujung jariku masuk ke dalam lubangnya itu. Dia sangat terkejut dengan tindakanku itu dan mengeluarkan jeritan ringan yang agak tertahan,

“Aaahhkkkk.....kamu lagi ngapain say, bikin orang kaget aja. Tapi enak juga kok, terusin please....???“

Begitu mendengar komentarnya, aku sengaja langsung menghentikan aktivitasku dan segera berdiri. Dia sedikit kecewa dengan tanggapanku itu, tapi aku pura-pura tidak tahu dan segera menyabuni diriku sendiri sambil dibantu oleh tangannya. Tetapi aku tidak mengijinkannya untuk menyentuh kontolku barang sedikitpun, berulangkali aku menampik tangannya ketika ingin menyentuhnya. Kesal dengan perlakuanku ini, dia segera membalikkan badannya memunggungiku dan mulai menyabuni dirinya sendiri. Lalu tiba-tiba, aku langsung memeluk tubuhnya dari belakang, kulingkarkan tanganku di perutnya, tubuh kami menempel dengan sangat erat. Lalu mulai kugesek-gesekkan tubuhku ke tubuhnya, sambil kuciumi telinganya. Dia sangat terkejut dengan tindakanku itu dan mulai membalikkan kepalanya ke belakang dan berusaha untuk melihat ke arahku. Langsung saja kulumat bibirnya dan kucium dengan sangat dalam. Dia membalas dengan melumat bibirku juga. Kemudian kuturunkan tanganku ke arah kontolnya yang sudah full ngaceng itu dan mulai menggosoknya dengan perlahan. Mulai kumaju mundurkan tanganku di kontolnya.

“Eeemmppp...... eeemmppp...... eeemmppp......“, dia hanya bisa mendesah-desah saja karena mulutnya kulumat dengan bibirku. Sementara itu kuusap-usapkan kontolku di sela-sela pantatnya, kunaikturunkan di sepanjang belahannya itu. Benar-benar membangkitkan gairah kami berdua. Dia segera melingkarkan tangannya ke belakang, mencari kontolku yang sudah full ngaceng juga dan mencoba untuk memegangnya sambil mengocok pelan. Kami saling mengocok kontol masing-masing sambil melumat bibir masing-masing di bawah guyuran air hangat dari shower. Kemudian dia berusaha untuk membimbing kontolku masuk ke dalam lubangnya, aku segera melepaskan ciumanku,

“Jangan sayang.... jangan sekarang ini....“, aku menolak ajakannya itu.

“Kenapa say.... aku sudah sangat kepengen nih.... please masukkan sekarang Vin.....please…..“, dia mengiba kepadaku.

“Jangan sayang…jangan hari ini.... sebentar lagi kita kan masih harus bekerja…. Aku nggak mau kamu merasa tersiksa seharian hanya akibat ulahku ini. Jangan sekarang ya...“, aku mengecup bibirnya dengan lembut dan segera melanjutkan kegiatan kami sebelumnya. Kali ini kami berdiri berhadapan, kemudian kulumat bibirnya dengan sangat kuat dan mulai mengocok kontol masing-masing.

“Eeemmpp.... eeemmpp.... eeemmpp....Vin aku sudah mau keluar, Vinnn.... aku sudah mau keluar Vinnn......“

“Keluarin say... kocok terus yang kuat say.....terusss say.......terussss......“

“Eeemmpp..... eeemmpp....eeemmmpp.... I’m cumming say... I’m cumming ……..”

Segera saja aku jongkok di hadapannya dan kumasukkan kontolnya ke dalam mulutku, akhirnya,

“Aaahhhh…..aaahhhh….aaahhhh…..” Crooottt…….croootttt….. croootttt….. croootttt….. croootttt….. Muntahlah lahar panas itu di dalam mulutku lagi, aku langsung menelannya dan tidak membiarkannya untuk mengalir keluar dari mulutku. Michael memancarkan 7-8 kali semprotan pagi ini dan hebatnya aku berhasil menelan seluruhnya tanpa ada yang tercecer keluar. Setelah beberapa saat, dia mulai membuka matanya dan melihat ke arahku, sambil tersenyum manis. Aku masih dalam keadaan jongkok mengulum kontolnya yang sudah mulai melemas itu.

Tiba-tiba dia menarikku ke atas dan mendorongku dengan kasar ke arah dinding shower kemudian memasukkan kontolku ke dalam mulutnya. Dia menghisap-hisap dengan rakus seluruh kontolku sambil kedua tangannya memuntir-muntir puting susuku. Aku mulai menyodok-nyodokkan kontolku ke dalam kerongkongannya. Makin lama makin keras hentakannya, makin lama makin keras, makin lama makin keras, dan akhirnya,

“Aaahhhh…..aaahhhh……aaahhhh……”Crooottt…….croootttt….. croootttt….. croootttt….. croootttt….. Aku memuntahkan pejuhku didalam mulutnya. Dia berusaha untuk menelan semua cairan maniku itu dengan rakusnya sambil terus disedot-sedot sampai habis. Setelah mulai kembali tenang, aku angkat tubuhnya, kudorong dia ke arah dinding dan kuhimpit dengan kasar. Kemudian kulumat bibirnya dengan rakus. Dapat kurasakan aroma maniku di dalam bau nafasnya.

Kami segera menyelesaikan mandi kami dan setelah itu segera berpakaian serta mempersiapkan diri untuk berangkat ke kantor. Michael, hari itu mengenakan setelan biru muda dan hitam dengan dasi biru tua. Sementara aku mengenakan setelan gaya konvensional, baju putih dan celana abu-abu tua serta dasi warna gelap. Sebelum keluar dari kamar, aku tarik dia ke arahku kemudian kulumat sekali lagi bibirnya. Rasanya tidak bosan-bosannya aku mencium bibirnya yang tipis itu, bahkan seandainya bisa aku tidak akan pernah melepaskannya lagi. Kami segera turun ke ruang makan untuk sarapan, pagi itu mbok Yem menyediakan roti bakar dengan telur mata sapi,

“Pagi Nyo.... eehhhh ada Nyo Michael juga toohh.... nginep lagi ya nyo kemarin malam….?“

“Ya mbok… habis kemarin pulangnya sudah kemalaman. Kasihan kalo Calvin harus nganter saya pulang ke kost, kan jauh jaraknya”, jawabnya sambil tersenyum nakal ke arahku. Aku balas senyumannya sambil mengedipkan mata kepadanya. Kami segera menyantap sarapan dan bergegas ke garasi samping. Tampak Paidi sedang mengelap mobilku, dia adalah sopir papaku, umurnya sekitar 40-an dan orangnya sangat baik,

“Pagi Nyo...hari ini mau dianterin ke kantor? Kan papa di Jakarta, jadi saya ndak ada kerjaan nih.“

“Nggak usah Pak, terima kasih. Saya bawa sendiri saja, nggak enak kalo ditungguin, nggak bebas. Mendingan Bapak bersih-bersih taman aja. Sudah agak nggak karuan tuh bentuknya. Mari Pak, saya tinggal dulu.’

Segera saja kami masuk ke dalam mobil dan berangkat meninggalkan rumah. Aku mengantarkan Michael dahulu. Setelah sampai di halaman kantornya, aku segera menggenggam tangannya sambil menatap matanya dengan mesra,

“Sampai nanti sore ya, sayang. I love you….”

Michael membalas genggamanku sambil tersenyum kepadaku,

“Thanks ya sudah dianterin, have a nice day. I love you too…..”

Setelah dia masuk ke dalam gedung, aku segera keluar dari halaman kantornya dan kuarahkan mobilku menuju kantor tempatku bekerja. Hari itu terasa begitu sangat cerah, hatiku berbunga-bunga, semuanya terasa begitu indah. Entah apakah ini yang dinamakan orang lagi jatuh cinta??? Saat menjelang makan siang, tiba-tiba handphoneku berbunyi tanda ada sms masuk,

’Halo say, sudah makan? Can’t stop thinking bout you. Nanti sore mau jemput jam berapa? Love you’

Ternyata sms dari Michael, segera saja kubalas sms-nya,

‘Hi juga, aku lagi makan. Nanti aku jemput jam 6 sore ya. Can’t wait till this evening. Love you too.’

Tanpa terasa hari itu berakhir begitu cepat, dan senangnya lagi besok adalah weekend, berarti hari libur yang panjang sedang menanti untuk dihabiskan bersama dengan kekasihku. Jam sudah menunjukkan pukul 17.20 dan suasana di kantor sudah mulai sepi. Aku segera bersiap-siap untuk meninggalkan ruanganku dan bergegas menuju ke gedung parkiran. Tepat pukul 18.05 aku sampai di halaman kantor Michael, segera aku handphone dia untuk segera keluar.

“Hallo sayy.... sorry ya...lama nunggunya? Gimana kerjaan hari ini? Lancar-lancar?....“

“Nggak kok, aku baru aja nyampe... Kerjaan lancar-lancar aja, tapi aku agak sakit kepala nih....“

“Sakit kepala??... Kok bisa, sudah minum obat?? Aku ada niih di tas kalo kamu mau….“, katanya sambil membuka tas untuk mencari obat sakit kepala.

“Nggak usah say, sekarang sudah sembuh kok. Lha wong sakit kepala karena mikirin kamu terus. Obatnya ya harus ketemu kamu dong,“ kataku sambil memegang tangannya kemudian kucium dengan mesra.

Dia hanya bisa tersenyum mendengar jawabanku itu, sambil menutup kembali tasnya.

“Kita ke gym yuk, say. Aku pengen renang nih.“

“Ayyuuk, aku juga sudah waktunya renang nih. Kan kemarin nggak bisa, karena ikut nganterin ortumu ke airport. Tapi aku nggak bawa baju renang lho.“

“Kita pulang dulu aja, kan tempatnya dekat sama rumah. Kamu pake aja baju renang yang kemarin baru dibeli itu. Aku pengen liat gimana bentuknya di badan kamu. Pasti bikin ngiler semua orang deh. Makanya aku harus ikut renang nih, buat jagain kamu supaya nggak diambil sama orang lain.“

“Nggak lah say, kan luar dalam sudah ada yang punya. Orang lain sudah nggak kebagian nih, sudah diborong habis.“

Kami sama-sama tertawa mendengar gurauan tadi. Segera kupacu BMW ku menuju ke rumah dan aku parkir tepat di depan pintu pagar. Mbok Yem sedang merapikan ruang tengah,

“Sore Nyo, sudah pulang yaa…. mau makan apa malam ini?”

“Nggak usah Mbok. Saya sama Michael mau pergi berenang. Nggak enak perutnya kalo makan dulu. Nanti kita cari makan di luar saja“

Kami segera mengganti baju kerja kami dengan baju yang santai, lalu memasukkan semua keperluan renang ke dalam tas ranselku. Setelah siap semuanya, kami segera berangkat.

Malam itu, kolam renang tidak terlalu ramai, mungkin dikarenakan besok adalah hari raya Imlek, sehingga banyak orang yang melakukan ritual keagamaan pada malam itu. Kami segera berganti baju dan terjun ke dalam kolam. Celana yang dikenakan Michael sangat sexy, berwarna hitam, berbentuk segitiga dan sangat mini. Tampak jelas tonjolan kontolnya di tengah-tengahnya. Kalo tidak mengingat berada di tempat umum, pengen segera kuraba tonjolannya yang sangat menantang itu. Michael memang perenang yang hebat, aku tidak pernah dapat menyaingi kecepatannya walaupun sudah berusaha sekuat mungkin. Setelah puas menyusuri kolam renang selama satu jam, kami segera masuk ke tempat bilas dan berganti baju.

“Vin, kita cari makan dulu yuk, aku sudah sangat kelaparan nih.”

“Ayyuuukk, aku juga sangat lapar nih sayyy..... Kamu mau makan apa??“

“Terserah deh, gimana kalo kita makan bubur ayam Cafe 88. Enak nih, makan hangat-hangat setelah berenang. Gimana menurutmu?....“

Aku segera mengarahkan mobilku ke sana. Kita memesan 2 mangkuk bubur ayam dengan beberapa lauk dan 2 gelas air jeruk manis. Setelah selesai makan kita segera balik ke rumah. Setelah memarkir mobil di garasi, kami segera masuk ke dalam kamar. Aku langsung masuk ke kamar mandi dan mengisi bath-tub dengan air hangat. Sambil menunggu air penuh, aku menyalakan stereo-set ku dan memutar lagu-lagu oldies kesukaanku. Tampak Michael sedang berbaring di atas karpet sambil menonton acara tv. Malam itu hampir semua station tv menyajikan acara sehubungan dengan peringatan hari raya Imlek. Aku langsung berbaring di sampingnya dan kutarik badannya ke dalam pelukanku. Dia meletakkan kepalanya di pundakku sambil terus menonton acara tv. Beberapa saat kemudian, aku menarik tangannya agar mengikutiku ke kamar mandi dan berendam di dalam bath-tub bersamaku. Kami segera saling membuka pakaian masing-masing. Aku masuk terlebih dahulu ke dalam bath-tub, disusul olehnya. Dia merebahkan diri membelakangiku dan bersandar di dadaku. Aku peluk dia dari arah belakang sambil menggosok-gosok dadanya dengan kedua tanganku. Kuciumi kepala dan telinganya. Dia menikmati setiap sentuhanku sambil memejamkan kedua matanya. Samar-samar terdengar suara lagu-lagu oldies yang mengalun dengan lembut.

“Mike, aku sangat bersyukur bisa memilikimu. Tidak pernah kubayangkan bahwa aku akan menikmati suasana seperti ini bersama kamu. Aku benar-benar sangat mencintaimu, sayang“, aku cium dengan lembut telinganya.

“Aku juga Vin, selama ini aku hanya dapat bermimpi untuk dapat berada di dalam pelukanmu. Aku tidak menyangka bahwa akhirnya hal ini menjadi kenyataan. Vin jangan pernah engkau tinggalkan aku, ya. Aku sangat mencintaimu, sayang.“

Di luar terdengar hujan sedang mengguyur dengan deras, sesekali terdengar suara guntur yang menggelegar. Sementara itu, aku merasakan suasana yang sangat berbeda di dalam kamar mandiku, suasana yang damai dan nyaman. Ya, aku sedang memeluk dengan erat Michael, di dalam nikmatnya kehangatan air hangat bath-tubku. Aku pejamkan kedua mataku, kurebahkan kepalaku ke belakang, sambil terus menggosok-gosok tubuh Michael dengan mesra.

Beberapa lama kemudian, air di dalam bath-tub mulai mendingin. Aku segera mengajak Michael untuk menyudahi acara berendam bersama malam itu. Kami lalu memakai kimono tanpa mengenakan apapun didalamnya, segera kugandeng Michael untuk menuju ke kamar tidur. Pas saat kami berada di dalam kamar, lagu yang terdengar adalah lagu milik Louis Armstrong yang berjudul “What a wonderful world”. Segera kumatikan tv, kuredupkan lampu kamar dan kutarik Michael ke dalam pelukanku dalam keadaan berdiri. Kupeluk dia dengan erat sambil mulai menggerak-gerakkan tubuh kami mengikuti alunan lagu itu. Michael menyandarkan kepalanya di pundakku sambil melingkarkan tangannya di pinggangku. Tangan kananku membelai-belai rambutnya sementara tangan kiriku menggosok-gosok mesra punggungnya. Kemudian mata kami saling menatap dengan mesra, aku pandang bola matanya dan berusaha untuk masuk ke kedalamannya. Lama kami saling menatap. Menjelang akhir lagu, kucium lembut bibir tipisnya itu, aku cium dalam sekali sambil menikmati aroma nafasnya. Lalu kami saling membuka kimono masing-masing, sehingga sekarang dalam keadaan telanjang bulat. Segera kubimbing dia ke arah tempat tidurku dan masuk ke dalam selimut. Kumatikan stereo-set dan lampu kamarku. Kutarik Michael ke dalam pelukanku, dia meletakkan kepalanya di atas dadaku dan memelukku. Aku rasakan hangat tubuhnya mengalir ke dalam tubuhku dan desah nafasnya menerpa hangat di dadaku. Seperti malam sebelumnya, kami tidur dalam keadaan telanjang bulat dan berpelukan di bawah selimut yang tebal sampai keesokan harinya.

Any comment, send email to: calvin_sby@yahoo.com

###

6 Gay Erotic Stories from Calvin Mulya

A Love Story, Part 1

Perkenalkan, namaku Calvin, umur 27 tahun, orang Surabaya asli. Sebagai anak pertama dalam keluarga keturunan, aku dituntut untuk segera meneruskan garis keturunan ayahku. Untuk melimpahkan kewajiban tersebut kepada adikku satu-satunya tidak memungkinkan karena dia adalah seorang cewek. Dalam tradisi kami, hanya anak laki-laki saja yang dapat meneruskan garis keturunan keluarga. Itulah sebabnya

A Love Story, Part 2

Suasana jalanan di kota Surabaya malam itu terasa sepi dan lengang, di beberapa jalan tertentu terlihat sedikit genangan air akibat hujan yang baru saja turun mengguyur kota. Jam sudah menunjukkan angka 21.30. Michael menyandarkan kepalanya di pundakku, sementara aku masih mendekap erat tangan kanannya di dalam dadaku, sesekali kucium rambutnya yang menyentuh pipiku, rambut yang sangat indah,

A Love Story, Part 3

Malam itu kami berdua tidur nyenyak sekali, entah pukul berapa kami terlelap setelah saling memuaskan. Keesokan paginya, tiba-tiba mataku terasa silau. Segera kubuka mataku dengan agak malas dan kulihat sinar matahari masuk dari jendela langsung menyinari tempat tidur kami berdua. Ternyata aku lupa menutup tirai jendela kamarku semalaman. Jam meja yang ada di samping tempat tidurku menunjukkan

A Love Story, Part 4

Suasana malam itu terasa begitu hangat dan nyaman. Kami tidur sambil berpelukan di bawah selimut, sementara di luar sana hujan sedang mengguyur dengan lebatnya yang sesekali diiringi dengan suara kilat yang menggelegar bersahutan. Aku rasakan kehangatan tubuh Michael mengalir masuk kedalam dan menyatu dengan kehangatan tubuhku. Hembusan nafasnya menerpa dadaku dengan lembut secara berirama. Kami

Sopir Papaku, 1

Sore itu sepulang dari bandara mengantarkan kedua orang tuaku ke Jakarta, aku merasa sangat lapar sekali. Kulirik jam yang ada di dashboard mobil menunjukkan pukul 19.30. Pantas saja perutku terasa keroncongan. “Pak Mat, kita makan di Restaurant Kemuning dulu ya. Saya kelaparan nih.” “Baik mas, mau di tempat yang baru atau yang lama?” “Yang baru aja Pak, dingin, ada AC nya.“ Pak Mat

The Love

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memberikan kebahagian kepada pasangan yang, mungkin, sedang mengalami masalah, atau mungkin juga kepada pasangan yang baru yang ingin menikmati dan menjaga kehidupan bahagia anda. Jika memang benar masalah itu ada atau anda ingin menikmati kehidupan yang lebih bahagia lagi, berikut ini adalah beberapa saran yang terbaik yang bisa saya berikan: 1.

###

Web-02: vampire_2.0.3.07
_stories_story