Gay Erotic Stories

Hari hari telah kulewati, biasa saja, temanku telah pergi ke Malaysia untuk bertugas disana, tidak ada lagi rendeszvous gila di jalan tol, tidak ada lagi permainan di villanya di puncak dan tidak ada lagi orang lain yang dapat kunikmati senikmat dirinya.

Sampai pada suatu hari saya bertemu dengan seorang klien baru, dia bergerak dibidang engineering, orangnya ganteng tapi sombong dan arogan, saya adalah tipe orang yang sederhana dan fair, sehingga awalnya saya tidak suka dengan sikap orang tersebut, kita sebut saja Bas.

Bas, orangnya tinggi besar, kulitnya bersih, profilnya mediteran seperti orang Arab tetapi dia asli orang Indonesia, lengannya berbulu cukup lebat, tutur bahasanya tajam dan sedikit berkesan menyindir, tetapi karena dia kelihatan macho sekali, saya tidak keberatan untuk bekerjasama dengannya.

Kami memulai proyek kami dengan sering bertemu saat makan siang, dilanjutkan dengan rapat di kantornya, Bas adalah seorang yang amat memperhatikan makanannya, dia tidak pernah makan makanan berlemak lebih banyak sayur dan buah, pantas badannya bagus dan kelihatan sehat. Setelah sering ketemu dengannya baru saya sadari ternyata Bas adalah orang yang amat kesepian, dia sebetulnya amat penuh perhatian dan cepat tanggap tetapi entah apa yang pernah terjadi di masa lalu membuatnya bersikap tegar dan arogan, makin lama saya mengenalnya makin respek saya padanya ternyata Bas adalah seseorang yang smart dan berkelas walau kadang dia harus bekerja di lapangan yang keras dan kotor.

Proyek kami berjalan selama 6 bulan, hari ke hari saya isi dengan diskusi dan brain storming dengannya, sehingga kami berdua merasa klop, semua teman sampai cemburu karena biasanya Bas tidak mudah cocok dengan orang baru tetapi dengan saya kita sudah seperti sahabat lama, sering malam malam dia menyempatkan diri menelpon hanya menanyakan sudah makan atau belum, kebetulan kami tinggal tidak terlalu jauh masih sama sama di Jakarta Pusat, seingkali jika dia tahu saya belum makan malam dia menjemput saya dan kita sering makan baso Blok S atau pergi ke Kelapa Gading hanya untuk makan kemudian pulang, di situlah awal saya mengetahui bahwa dia adalah orang yang memang kesepian. Bas pernah berencana menikah tetapi ternyata kekasihnya meninggalkannya demi pria lain yang lebih kaya, oleh karena itu dia berjuang untuk berhasil, dan dia mengakui bahwa hanya sayalah yang bisa mengerti dan dia rasa klop untuk tempatnya berbagi, wah saya makin salut.

Sampai pada suatu malam Bas mengajak saya berjalan jalan keliling Jakarta dan dia bercerita semua hal tentang dirinya, pada saat itu hati saya berdebar debar, tidak tahu kenapa mendadak saya ereksi, tidak tahu kenapa tetapi mungkin karena rasa sayang mulai timbul dalam hati saya, kami berhenti di lapangan parkir Monas dan dia berbalik duduk mengarah ke saya, pada saat itu hati saya berdebar makin keras karena dibawah temaram lampu Monas wajahnya makin terlihat macho dan sexy, kemudian dia pandangi saya dari ujung kepala smpai kaki dan dia menyadari bahwa saya sedang hard on, dia tersenyum dan dalam waktu yang amat cepat dia mencium saya, rasa kaget, suprprise dan senang bercampur menjadi satu, saya tidak siap tapi tidak menolak, dia bilang bahwa selama ini dia memperhatikan saya walau dengan gayanya sendiri dan dia merasa bahwa saya bukan hanya merasa klop tapi dia juga mulai sayang pada saya, hati rasa berhenti berdegup karena hal itu juga telah lama saya rasakan dan ternyata tidak bertepuk sebelah tangan, kami saling berangkulan dan dia mulai menuntun tangan saya ke selangkangannya ternyata dia juga sudah ereksi dan rasanya hangat sekali, perlahan saya buka ritsleting celananya dan ternyata dia tidak memakai celana dalam karena dia bilang celana dalam hanya untuk siang hari, dibalik celananya terdapat barangnya yang amat besar baik panjang maupun diameternya, tak tahan saya memandanginya tanpa menunggu aba aba saya langsung menghisapnya penuh kenikmatan, Bas hanya mengerang ngerang keenakan, tangan saya tidak berhenti disitu sambil menghisap kuat kuat tangan ini bergerilnya ke dadanya yang bidang dan ternyata berbulu lebat itu, saya mainkan putingnya yang mulai mengeras, Bas juga tidak mau kalah dia buka celana saya dan mulai memainkan penis saya dengan penuh kelembutan, ah rasa kangen ini terobati. Permainan gila dilapangan parkir itu berlanjut terus dan kami sudah saling mengisap penis masing masing, tanpa kami sadari ternyata ada orang mengintip dari balik kaca belakang, betapa kagetnya kami ketika orang tersebut menggedor pintu kami dengan kerasnya dengan tergesa gesa dan kaget campur takut Bas membuka jendela sedikit, orang tersebut marah marah dan memanggil temannya, saya takut bukan kepalang bagi saya dunia kiamat malam itu, kami disuruh merapihkan celana dan baju sekenanya kemudian mereka memaksa masuk mobil, Bas tetap bertahan tetapi satu orang ternyata satpan dan dia mengancam dengan pentungannya sehingga Bas menyerah, orang tersebut masuk mobil kami dan memaksa kami menjalankan mobil menuju pos terdekat.

Hati kami campur aduk ngak karuan saat itu dan perasaan malu, takut, cemas dan segalanya berputar didalam hati saya. Kedua orang tersebut memaksa kami untuk pergi ke pos dekat pasar baru, kami sudah pasrah......

Sesampainya di pos tidak seperti biasanya tempat tersebut sepi hanya ada satu polisi disana yang jaga, kami digiring masuk dan dimasukkan kedalam ruang periksa, kemudian kami ditinggal sebentar, saya hanya bisa berpandang pandangan, tetapi Bas menenangkan saya sambil memeluk saya, 10 menit berselang kedua orang tadi masuk ditemani pak polisi tadi, mereka dengan kasar menyuruh kami berdiri dan mencopot pakaian kami satu persatu, saya menolak dan mereka mengancam, akhirnya kami membuka semua pakaian kami sampai kami telanjang bulat, tanpa disadari penis saya muali bergerak lagi dan pak polisi tadi melihatnya, dengan kasarnya dia menyambar penis saya dan meremas remasnya, aduh sakitnya bukan main, saya kaget Bas berusaha membantu saya tapi dia disergap oleh kedua orang tadi, Pak polisi mulai sibuk mempermainkan penis saya lama lama lebih lembut dan tanpa saya sadari saya ereksi berat dan kelihatannya pak polis terangsang, dia buka semua pakainnya diikuti teman temannya dan dia memerintahkan saya untuk mengisap penisnya yang ternyata juga tidak kalah besarnya dengan milik Bas, setelah itu terasa semua suasana keras dan kaku mencair mendadak dan tanpa kami sadari kami berlima sudah bergumul di lantai, mereka bertiga tertawa dan mengatakan “emang enak....” ternyata mereka jugalah penyuka sejenis, saya teruskan permainan saya dengan Bas dan mereka mengijinkannya, kami nikmati semua ketakutan dan kenikmatan secara bersamaan, nikmatnya tidak dapat diceritakan kami saling menghisap saling menyodomi dan akhirnya kami pecah bersama sama, diiringi erangan kenikmatan yang panjang.

Betapa nikmatnya pangalaman malam ini, saya mendapatkan sesuatu pengalaman baru, ternyata kenikmatan yang dibarengi dengan ketakutan dan tekanan seperti menonton film action dan kenikmatan itu tidak bisa diceritakan rasanya.

Malam itu kami bermain berlima sampai tiga kali dengan kepuasan yang tiada tara.

Pengalamanku yang tiada tara ini sering saya ingat ingat bersama Bas, btw saya dan Bas masih tetap jalan dan sering datang ke lapangan parkir Monas tersebut .......