Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Nikmatnya Pantat Oom Tommy

by Robin_gayner


Nikmatnya Pantat Oom Tommy

Oom Tommy berusia 37 tahun, pekerjaannya sebagai karyawan perusahaan minyak di kota Jakarta. Penampilannya sangat menarik. Wajahnya masih ganteng karena ia adalah seorang peranakan Arab-Sunda-Jawa. Postur tubuhnya tinggi, atletis dan berisi. Dadanya bidang dan berbulu, pinggangnya ramping dan bokongnya keras dan mantap. Gerak-geriknya penuh percaya diri, amat maskulin dan tenang penuh kematangan.

Istrinya bernama Tante Shinta berumur sekitar 33 tahun dan juga bekerja di perusahaan asuransi asing. Tapi sayang dari perkawinan itu mereka tidak dikaruniai anak. Sehingga Oom Tommy membujuk kakaknya yang tinggal di Jogja , agar menyekolahkan anak tunggalnya yang bernama Jerry untuk tinggal bersama Oon Tommy dan Tante Shinta agak bersekolah di Jakarta dan dianggap sebagai anak angkat. Karena keterbatasan ekonomi Kakak Oom Tommy setuju menitipkan Jerry untuk diasuh dan disekolahkan di Jakarta.

Keinginan untuk memiliki anak sudah tidak memungkinkan lagi karena rahim Tante Shinta sudah diangkat karena adanya gejala kanker rahim. Karenanya perhatian mereka terhadap Jerry sangatlah berlebihan. Sejak kecil mereka selalu memanjakan Jerry dan memenuhi semua permintaannya apapun itu. Bila Jerry masuk angin sedikit saja mereka akan dibuatnya kalang kabut.

Jerry Adalah pemuda remaja yang tampan berusia 16 tahun dan baru di kelas 1 SMU. Sepintas penampilannya tak berbeda dari para pemuda sebayanya, padahal Jerry sebenarnya menyembunyikan perasaan yang ganjil didalam hatinya karena diam diam, Jerry merasa punya kecenderungan rasa suka terhadap sesama lelaki. Tapi sebagai remaja yang sedang tumbuh dewasa, hal itu tak pernah diperdulikan rudy.

Kejadian diawali ketika Tante Shinta tugas melakukan pelatihan asuransi diluar kota selama 1 minggu. Di rumah cuma ditunggui oleh Oom Tommy, Jerry dan seorang pembantu setengah baya Mbok Inah namanya. Seperti biasa, pada malam hari Jerry sedang belajar untuk menghadapi Ebtanas minggu depan. Ia tengah sibuk berkutat dengan soal-soal latihan ketika Ayah angkatnya datang membawa makanan kecil untuknya sambil menenteng majalah.

"Rud, ini ada oleh-oleh dari Bogor tadi siang untuk menemani kamu belajar," kata Ayah angkatnya sambil meletakkannya di atas meja belajar Jerry. "Kapan Oom datang, kok suara mobilnya tidak kedengaran," tanya Jerry sambil tetap memelototi soal-soal sulit di depannya. "Baru saja Rud, ini Oom sudah pakai kain sarung karena mau mandi," jawab Ayah angkatnya. "Sambil menunggu air panasnya Oom mau membaca majalah dulu di kamarmu," sambung Ayah angkatnya sambil merebahkan diri di ranjang yang membelakangi meja belajar Jerry. "Ya, boleh saja tapi jangan sampai ketiduran nanti malah nggak jadi mandi," timpal Jerry.

Singkat cerita Jerry kemudian berkonsentrasi lagi dengan belajarnya. Akhirnya setelah hampir 1 jam ia merasakan matanya mulai lelah, ia memutuskan untuk tidur saja. Sewaktu Jerry beranjak dari kursinya dan membalikkan badannya, tatapannya terpaku pada atletis yang teronggok di atas ranjangnya. Rupanya karena terlalu kelelahan, Ayah angkatnya ketiduran.

Posisi tidurnya tidak karuan. Tangannya telentang sementara kakinya mengangkang lebar. Kain sarung Ayah angkatnya nampak tersingkap sehingga paha kukuh Ayah angkatnya bisa terlihat jelas. Jerry bingung, apakah harus membangunkan Ayah angkatnya atau menikmati pemandangan indah dan langka ini dulu. Sebelumnya ia tidak pernah berpikiran kotor terhadap Ayah angkatnya sendiri tapi entah kenapa dan setan mana yang merasuki dirinya sehingga ia merasakan rangsangan ketika melihat paha Ayah angkatnya.

Perlahan didekatinya tepian ranjang dengan hati berdebar-debar. Diperhatikan dengan seksama tubuh Ayah angkatnya yang atletis dan wajahnya yang ganteng dari ujung kaki sampai ujung kepala. Jerry menyadari ternyata Ayah angkatnya sangat macho dan menggairahkan. Kemudian dengan tangan gemetaran diberanikannya dirinya mengelus-elus kaki Oomnya sampai ke paha. Begitu kekar dan hangat kulit Ayah angkatnya ia rasakan. Ketika menyentuh paha yang ditumbuhi bulu-bulu lebat, Jerry merasakan kehangatan yang makin terasa mengalir ke telapak tangannya.

Kemaluannya menjadi menegang keras dan membuat celananya terasa sesak dan ketat. Jantungnya makin berdegup kencang ketika ia meneruskan rabaan tangannya makin jauh ke arah pangkal kaki yang masih tertutupi kain sarung Ayah angkatnya. Kulit tangannya merasakan hawa yang makin hangat dan lembab ketika tangannya makin jauh menggerayangi pangkal kaki Ayah angkatnya yang bak belalang itu. Gerakannya terhenti ketika ia merasa telah meraba tonjolan berukuran besar tertutup oleh bulu-bulu yang lebat sekali dan terasa hangat. Beberapa saat ia meraba-raba batang yang masih lembek dan hangat itu.

Akhirnya dengan rasa penasaran ia singkapkan kain sarung Ayah angkatnya ke atas. Sehingga kini di depan matanya terlihat peralatan kelamin dan bagian selangkangan Ayah angkatnya. Bulu-bulu yang sangat lebat nampak tumbuh di sekitar anus, kemaluan sampai perut bagian bawah. Begitu panjang-panjang dan lebatnya bulu kemaluan Ayah angkatnya sampai kemaluan Ayah angkatnya agak tertutupi.

Kemudian dengan tangannya ia sibakkan bulu-bulu kemaluan di sekitar kemaluan Ayah angkatnya. Sehingga kini kemaluan Ayah angkatnya nampak jelas terlihat. Batang daging yang panjang bulat di selangkangan kelihatan kokoh walaupun masih tertidur berwarna agak kegelapan. Bila diperhatikan bentuknya mirip monster yang berleher panjang. Ooh, inilah kontol laki laki dewasa seperti dalam atlas anatomi, batin Jerry sambil mengusap-usap tonjolan liat itu.

Kemudian jarinya ia gerakkan menyentuh kemaluan Ayah angkatnya dan pada daging pada kantong buah pelirnya. Hidungnya lalu disorongkan ke dekat kemaluan itu. Sambil membelai belai bebuluan yang mengitari kemaluan Ayah angkatnya itu, Jerry menghirup-hirup aroma khas laki laki yang menyengat dari kemaluan Ayah angkatnya itu.

Tak puas dengan itu, ia meneruskan dengan jilatan keseluruh sudut selangkangan Ayah angkatnya. Sehingga kini batang kemaluan di hadapannya basah kuyup oleh air liurnya. Sementara tangan satunya berusaha melepaskan ikatan kain sarung Ayah angkatya, dan setelah lepas, kini tubuh atletis Ayah angkatnya lebih terbuka lagi. Muka Jerry sampai terbenam seluruhnya ditengah selangkangan kemaluan Ayah angkatnya yang sangat besar itu, ketika dengan gemas ia memasukkan batang kemaluan Ayah angkatnya kedalam mulut Jerry lalu lidahnya dijilatkan pada monster itu.

Sementara itu Oom Tommy masih tetap lelap dalam mimpinya dan tidak menyadari sedikitpun apa yang dilakukan anak angkat yang sangat disayanginya terhadap dirinya. Tampaknya ia benar benar kelelahan setelah seharian tadi pergi keluar kota menghadiri resepsi pernikahan kerabat jauhnya. Dengkurannya malah makin keras terdengar.

Sambil tetap mengulum kemaluan besar itu, Jerry meraih dada Ayah angkatnya yang bidang dengan tangannya. Diremas-remasnya perlahan dada yang bidang dan berbulu itu. Rasanya hangat dan keras. Lalu tangannya berpindah di sekitar puting tetek kecoklatan. Ketika tangannya meraba raba puting tetak dengan lembut, ia merasakan denyutan-denyutan di kemaluan Ayah angkatnya yang ternyata membesar semakin tegang!. Sementara itu dalam tidurnya Ayah angkatnya terlihat bernapas dengan berat dan mengerang perlahan seperti orang yang sedang sesak napas.

Melihat ekspresi muka Ayah angkatnya yang seperti orang sedang bergairah seperti dalam film film porno yang pernah ditontonnya, Jerry makin gemas. Sehingga sambil lidahnya semakin liar menjilati batang yang sudah ngaceng itu lalu ia meludah dan ia menusuk-nusukkan jari tangannya ke dalam celah lubang anus Ayah angkatnya. Makin ke dalam rasanya makin panas, lembab dan sempiit. Ada pijitan-pijitan lembut dari lubang anus Ayah angkatnya yang membuat jari tangannya seperti dijepit-jepit.

Makin lama lubang itu makin melebar oleh tusukan jari tangan Jerry.. Ayah angkatnya kini makin keras mengerang dan terengah-engah dalam tidurnya. Rupanya ia merasakan kenikmatan dalam mimpi, ketika kemaluan dan lubang anusnya dijadikan barang mainan oleh anak angkatnya. Pinggulnya mulai menggeliat-geliat dan kakinya ikut bergerak gerak dan tanpa disadari, ayah angkatnya membalik tubuhnya sampai tengkurap.

Melihat tingkah Ayah angkatnya yang sangat menggoda itu, Jerry tanpa banyak berpikir lagi segera melepaskan kaos dan celananya. Sehingga kini ia berdiri di depan tubuh bugil Ayah angkatnya yang tidur tengkurap dengan keadaan bugil pula. Walau Jerry baru berumur 15 tahun tapi badannya terlihat besar dan kekar serta penisnya mencuat kokoh dan besar ke atas. Urat-urat penis itu tampak beronjolan seperti ukiran yang mengelilingi penisnya yang berukuran panjang 18 cm dan diamerer batang 4 cm.

Kepala penisnya yang sebesar bola tenis terlihat kemerah-merahan dan mengangguk-angguk seperti terlalu besar untuk dapat disangga oleh batang kemaluannya. Ia ingin menusukkan batang penisnya ke dalam lubang anus Ayah angkatnya, tapi ia ragu-ragu apakah lubangnya tadi cukup. Ia kini membandingkan ujung penisnya dengan celah sempit ditengah dubur Ayah angkatnya. Sepertinya bisa jika dipaksakan, pikirnya kemudian, lalu dia mengambil body-cream yang licin dari atas lemari dan membalurkan pada batang alat vitalnya.

Nekad, lalu Jerry naik ke atas ranjang dan sepasang pahanya yang kekar menggeser kedua kaki ayah angkatnya sampai selangkangannya terbuka lebar. Ditempelkannya ujung penisnya ke celah mulut "monster" yang hangat dan lunak itu. Dengan diarahkan satu tangannya ia berusaha menusukkankan penisnya ke bibir lubang dubur yang berwarna kemerahan setelah sebelumnya anus itu diberi juga body-cream untuk melicinkan.

Mulut liang anus Ayah angkatnya terasa sempit sekali, tapi karena adanya krim pelicin yang sudah dibubuhkan tadi membuatnya agak licin. Dengan mendorong pantatnya kuat-kuat, sebagian kepala penisnya berhasil masuk dijepit mulut anus yang kelihatan rapat tersebut. Jerry merasakan agak sedikit pegal di kepala penisnya karena jepitan kuat liang dubur. Sementara Ayah angkatnya mulai memperlihatkan kesadaran dari tidurnya.

Sebelum Ayah angkatnya benar-benar terjaga, Jerry menekankan kuat-kuat pinggulnya ke arah pantat Ayah angkatnya sambil merebahkan diri diatas tubuh bugil Ayah angkatnya. Kemaluannya dengan cepat menerobos masuk dengan cepat ke dalam lubang yang relatif sempit itu. Bunyi "blesss...!!!" nampak keras terdengar ketika penis besar Jerry menggesek permukaan liang senggama Ayah angkatnya.

Oom Tommy segera terjaga sambil menjerit jerit kesakitan ketika menyadari tubuhnya yang tengkurap terasa berat ditindih tubuh besar dan kekar anaknya. Sementara itu lubang anusnya juga nyeri dan seperi dirobek robek karena dorongan paksa benda bulat panjang yang yang sangat besar. Ia merasa selangkangannya seperti terbelah oleh benda hangat dan berdenyut-denyut itu. Perutnya agak mulas karena sodokan keras benda itu. Liang anusnya terasa mau jebol karena memuat secara paksa benda besar yang terasa sampai masuk kedalam ususnya itu.

Ketika didapatinya anak angkatnya yang melakukan ini semua terperanjatlah Oom Tommy. Secara panik dia berrusaha mendorong tubuh kekar anaknya yang mendekap erat di atas tubuhnya yang tanpa busana lagi. Kakinya menjejak-jejak kasur dan pinggulnya ia goyang-goyangkan dan hentak-hentakkan untuk melepaskan lubang anusnya dari benda sebesar knalpot motor. Tapi Jerry makin merasa keenakan dengan gerakan meronta-ronta Ayah angkatnya itu karena penisnya menjadi ikut terguncang-guncang di dalam liang anus. Ia merasakan liang itu terasa sangat panas dan berdenyut-denyut memijit kemaluannya. Tubuh kekar Ayah angkatnya yang didekap erat terasa hangat dan menggairahkan.

"Rud apa yang kamu lakukan pada Oom, lepaskan, lepaskan...!" teriak Ayah angkatnya pelan karena takut membangunkan Mbok Inah sambil tetap menggeliat-geliatkan tubuh berusaha melepaskan diri. "Oom, Jerry ingin dikelonin kayak dulu lagi," Jerry merengek sambil makin menekan tubuh atletis Ayah angkatnya. "Rud. Ini nggak boleh Rud. Aku kan Oommu, nak," kata Ayah angkatnya yang kini sudah mulai mengendurkan perlawanannya yang sia-sia.

Posisinya memang sudah kalah. Tubuhnya yang tengkurap sudah ditelanjangi, didekap kuat dari belakng serta kakinya mengangkang lebar sehinnga selangkangannya terkunci oleh benda besar itu. "Oom, Jerry pokoknya ingin dikelonin Oom. Kalau nggak mau berarti Oom nggak sayang lagi sama Jerry," sahut Jerry dengan nada keras. "Jangan, Jerry nggak boleh begini, Oom yang sedih," kata Ayah angkatnya pelan sambil mengusap rambut Jerry perlahan.

"Ya, sudah karena sudah terlanjur malam ini, Jerry Oom kelonin. Tapi jangan beritahu Tante dan Bapakmu, nanti mereka bisa marah-marah," sambung Ayah angkatnya pelan sambil tersenyum penuh kasih sayang. "Jadi Jerry boleh, Oom. Terima ksih Ya, Oom. Jerry sayang sekali sama Oom," kata Jerry sambil mengecup pipi Ayah angkatnya. "Iya, Oom juga sayang sekali sama Jerry. Makanya Jerry boleh sesukanya melakukan apapun pada Oom. Yang penting Jerry nggak mengumbar nafsu ke orang lain. Janji, ya Rud," kata Ayah angkatnya.

"Iya Oom, Jerry juga nggak mau sama yang lain karena nggak ada yang seganteng dan sesayang Oom," kata Jerry dengan mengendorkan dekapan kuatnya sehingga kini Ayah angkatnya tidak merasa terlalu berat lagi menahan beban tubuhnya yang sudah berat itu. "Tapi Jerry harus melakukannya dengan pelan. Sebab punya Jerry terlalu besar, dan Oom seumur hidup belum pernah disodomi oleh laki laki" kata Oom Tommy meminta pengertian Jerry. "Sudah, sekarang punya Jerry digerakkan pelan-pelan naik-turun. Tapi pelan ya Rud!" perintah Ayah angkatnya lembut pada Jerry sambil membelai-belai rambut anaknya penuh kasih sayang.

Kini Jerry mulai menggerak-gerakkan penisnya naik-turun perlahan di dalam liang sempit yang panas itu. Liang itu berdenyut-denyut, seperti mau melumat kemaluannya. Rasanya nikmat sekali. Kini mulutnya ia dekatkan ke mulut Ayah angkatnya. Mereka pun berciuman mesra sekali, saling menggigit bibir, berukar ludah dan mempermainkan lidah di dalam mulut yang lain.

Tangan Jerry mulai menggerayangi tubuh telanjang dan dada berbulu ayah angkatnya. Diremas remasnya keras, sambil sesekali dipiojit-pijitnya bagian puting teteknya. Pinggul ayah angkatnya yang kokoh ia goyang-goyangkan agar anaknya merasakan kenikmatan di dalam selangkangannya. Sementara lubang anusnya mulai berlendir dan gesekan alat kelamin Oom dan anak itu menimbulkan bunyi yang seret-seret basah. "Prrttt... prrrttt... prrttt.. ssrrrtt... srrrttt... srrrrttt... ppprttt... prrrttt..."

Penis besar anak angkatnya memang terasa sekali, membuat anusnya seperti mau robek. Liang dubur itu terasa seperti membengkak kemerah-merahan. Membuat syaraf-syaraf di dalam liang senggamanya menjadi sangat sensirif terhadap sodokan kepala penis anak angkatnya. Sodokan kepala penis itu terasa mau membelah bagian selangkangannya. Belum lagi urat-urat besar seperti cacing yang menonjol di sekeliling batang kemaluan anaknya membuat Oom Tommy mulai merasakan nikmat.

Meski agak pegal dan nyeri tapi rasa enak di lubang anusnya lebih besar. Ia merasakan seperti wanita yang baru diperawani. Agak sakit tapi enak karena rangsangan hebat dari batang kejantanan Jerry. Ketika Jerry membenamkan seluruh batang kemaluannya, Oom Tommy merasakan seperti benda besar dan hangat berdenyut-denyut itu masuk ke perutnya. Perutnya kini sudah bisa menyesuaikan diri tidak mulas lagi ketika saat pertama tadi anak angkatnya menyodok-nyodokkan penisnya dengan keras.

Oom Tommy kini mulai menuju puncak orgasme. anusnya mulai menjepit-jepit dengan kuat penis anaknya. Kakinya dilebarkan memberi jalan pada batang kejantanan anak angkatnya dan tangannya menjambak-jambak kasur dan seprei. Dengan beberapa hentakan keras pinggulnya, muncratlah air mani Ayah angkatya berhamburan keluar menyiram dan mengguyur kasur dan perutnya sendiri. Setelah itu Oom Tommy terkulai lemas di bawah tubuh berat anaknya. Kakinya tetap mengangkang lebar pasrah menerima tusukan-tusukan kemaluan Jerry yang semakin cepat. Tangannya terbuka, memperlihatkan bulu ketiaknya yang tumbuh subur lebat dan panjang.

Mengetahui hal itu Jerry melepaskan kulumannya pada mulut Ayah angkatnya agar ia bisa bernafas lega. Oom Tommy tampak terengah-engah seperti baru lari maraton. "Oom sudah tua, Rud.. Tenaga dan kondisi fisik Oom tidak kuat lagi. Jadi, Oom tidak bisa mengimbangi kamu," bisik Ayah angkatnya sambil mengatur napas. Keringat Oom Tommy nampak bercucuran dari sekujur tubuhnya membuat hawa semakin hangat.

Tanpa merasa lelah Jerry terus memacu penisnya dan sesekali menggoyang-goyangkan pinggulnya. Sepertinya ia ingin mengorek-ngorek setiap relung relung didalam saluran lubang anus bapak angkatnya. Suara bunyi becek makin keras terdengar karena liang itu kini sudah dibanjiri lendir kental yang membuatnya agak lebih licin.

Oom Tommy mulai merasakan pegal lagi di otot otot duburnya karena gerakan anaknya yang bertambah liar dan kasar. Tubuhnya ikut terguncang-guncang ketika Jerry menghentak-hentakkan pinggulnya dengan keras dan cepat. "Plok.. plokk... ploll.. plookk... crrppp... crrppp... crrrppp... srrrpp... srrppp..." Bunyi keras terdengar dari persenggamaan Oom dan anak itu. "Rud pelan, Rud...!" desis Ayah angkatnya sambil meringis kesakitan. anusnya terasa nyeri dan pinggulnya pegal karena agresivitas anaknya yang seperti kuda liar. Jerry yang merasakan dalam selangkangannya mulai terkumpul "bom" yang mau meledak tidak menyadari Ayah angkatnya sudah kewalahan, malahan terus mempercepat gerakannya.

Oom Tommy hanya bisa pasrah membiarkan dirinya diperlakukan seperti itu oleh anak angkatnya sendiri. Ia tidak ingin mengganggu kesenangan anaknya. Baginya yang lebih penting hanyalah bisa memberikan tempat penyaluran kebutuhan biologis yang aman dan nyaman untuk anak yang disayanginya. Kakinya menjejak-jejak kasur dan pinggulnya yang besar disentak-sentakkannya perlahan untuk mengimbangi rasa nyeri dan pegal. Napasnya mendesah-desah seperti orang kepanasan habis makan cabai dan tangannya menjambak rambut anaknya.

Kini Jerry sudah mencapai klimaks. Dipagutnya tengkuk Ayah angkatnya dan ditekankannya badannya kuat-kuat sambil menghentakkan pinggulnya keras berkali-kali membuat tubuh Ayah angkatnya ikut terdorong. "Jrott..!, jrott..!, jrott..!" Muncratlah air mani dari penisnya mengguyur liang anus dan rahim Ayah angkatnya. Karena banyaknya sampai-sampai ada yang keluar membasahi permukaan sprei.

Sementara Oom Tommy merasakan tulang-tulang di daerah pinggulnya seperti rontok, karena sodokan bertenaga dari anaknya. Tapi ia bahagia karena anak angkatnya bisa mendapatkan kepuasan dari tubuhnya yang sebenarnya sama sama berjenis kelamin laki laki. Jerry akhirnya terbujur lemas di atas tubuh Ayah angkatnya dengan keringat bercucuran membasahi tubuh keduanya. Dikecupnya lembut bibir Ayah angkatnya. "Oom, terima kasih, yaa. Jerry sayang sekali dengan Oom," bisik Jerry terengah-engah mengatur napasnya kembali. "Oom juga, sayang," desah Oom Tommy pelan sambil membelai rambut anak semata wayangnya.

TAMAT

###

2 Gay Erotic Stories from Robin_gayner

3 Some bersama istri dan seorang gigolo

Ternyata Jakarta ini serba ada dan serba mudah. Besoknya baru jam 5 sore kami bisa ke hotel PP. Seharian tadi aku mesti selesaikan tugasku di kantor, walaupun aku kesulitan berkonsentrasi. Hampir seharian itu aku merindukan kentalnya sperma Thomas untuk bisa kukunyam-kenyam lagi... Begitu masuk kamar, aku langsung nelpon ke panti pijat agar Thomas kekamar kami. Ketika Thomas datang

Nikmatnya Pantat Oom Tommy

Nikmatnya Pantat Oom Tommy Oom Tommy berusia 37 tahun, pekerjaannya sebagai karyawan perusahaan minyak di kota Jakarta. Penampilannya sangat menarik. Wajahnya masih ganteng karena ia adalah seorang peranakan Arab-Sunda-Jawa. Postur tubuhnya tinggi, atletis dan berisi. Dadanya bidang dan berbulu, pinggangnya ramping dan bokongnya keras dan mantap. Gerak-geriknya penuh percaya diri, amat

###

Web-01: vampire_2.0.3.07
_stories_story