Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Suami-suami Metropolis III : Kisah Luthfi dan Ferry (3)

by Rangga2004


VI

“Kok kamu marah ke gue Rul?” tanya Luthfi tanpa merasa bersalah.

“Pake nanya lagi kenapa gue marah. Kelakuan kamu itu yang bikin gue marah!” sahut Rully dengan suara tinggi. “Gak sopan banget kamu itu. Gini-gini grade gue jauh lebih tinggi dari kamu Luth,” Rully benar-benar berang.

“Sabar Rul, sabar. Gue kirain kamu emang suka maen begituan, maka…,” kata-kata Luthfi terpotong karena langsung disela oleh Rully.

“Suka? Kurang ajar banget sih kamu ini. Kamu minta gue tonjok nih?!” Rully makin marah.

“Eit, kalo mo ngajak berantem boleh aja. Gue gak takut sama kamu Rul. Ini udah diluar jam kantor. Gue gak peduli mau grade kamu setinggi langit juga. Gak ada masalah buat gue. Tapi, sebenarnya gue rasa orang yang paling tepat untuk kamu tonjok duluan bukan gue. Tapi itu tuh, Pak Ferry!,” sahut Luthfi menunjuk ke arah Pak Ferry.

“Kenapa? Kok begitu?!” Rully bingung mendengar kata-kata Luthfi.

“Masak elo gak tau sih? Dari tadi kan dia enak-enakan ngemut kontol kamu. Makanya gue datangin kalian. Gue pikir kamu doyan maen sama cowok,” jawab Luthfi.

“Hah?!!!” Rully terhenyak. Matanya melotot pada Ferry, Rully benar-benar kaget dan bingung. “Kamu jangan ngomong sembarang Luth, yang tadi ngemut gue itu si Vina,” kata Rully pada Luthfi.

“Tanyain aja si Vina, apa benar dia doang yang ngemut kontol kamu? Kalau yang gue liat bersama Yulia dan Mira, Pak Ferry ikutan ngerjain kontol kamu juga,” kata Luthfi.

“Dan kamu keenakan banget Rul,” celetuk Yulia menegaskan kata-kata Luthfi.

Suasana semakin membingungkan buat Rully. Ia tak tahu harus ngomong dan berbuat apa lagi. Dia hanya memandangi wajah Ferry dengan bingung. Kok bisa-bisanya pria sejantan Ferry ini dan diketahuinya sudah menikah bisa melakukan hal yang dikatakan Luthfi tadi. Mengoral kontolnya bergantian dengan Vina.

“App.. apa benar begitu Pak?” tanya Rully terbata-bata pada Ferry.

Ferry tak langsung menjawab. Tatapannya yang bak elang menatap Rully tajam. Rully benar-benar bingung. Tiba-tiba ia merasa grogi karena ditatap oleh Ferry seperti itu.

“Kalo emang bener. Trus kenapa Rul? Ada masalah dengan apa yang saya lakukan ke kamu?” tanya Ferry. Suaranya tanpa ekspresi sama sekali. Sepertinya apa yang dilakukannya pada Rully adalah hal yang wajar saja. Rully semakin bingung. Ferry adalah orang yang diseganinya. Grade Ferry jauh lebih tinggi diatasnya. Dan, kepergian mereka ke Nagoya ini adalah untuk melayani kemauan Ferry, sesuai dengan apa yang diperintahkan Pak Sujono padanya.

“Apapun yang diinginkan oleh Pak Ferry, harus kamu layani Rul. Ini penting. Pak Irawan, Kepala Cabang kita, tidak mau posisinya terganggu hanya gara-gara kita tak bisa melayani Pak Ferry dengan baik,” kata-kata Pak Sujono saat menugaskannya berangkat mendampingi Ferry kembali terngiang jelas dibenaknya.

Rully memang sudah mempersiapkan diri untuk melayani Ferry. Duit segepok dari dana taktis kantor sudah dikantonginya. Duit itu rencananya akan digunakan untuk menservice Ferry. Namun ia tak pernah menduga kalu ternyata service yang diinginkan Ferry akan seperti ini. Tak disangkanya ternyata yang diinginkan Ferry adalah bermain cinta dengan sesama laki-laki juga. Dan sialnya, kok si Luthfi yang playboy itu bisa ikut-ikutan juga. Ngambil kesempatan dalam kesempitan.

“Kok jadi pada bengong sih? Kalo pada bengong-bengongan kayak gini, mendingan kami balik aja deh,” kata Mira tiba-tiba memecahkan kesunyian.

“Iya. Lagian kami gak mau ikutan kalo kalian pada berantem,” sambung Vina. Ketiga cewek itu lalu bersiap-siap menggenakan pakaian mereka kembali.

Entah kenapa tak satupun dari ketiga cowok itu yang berusaha untuk mencegah kepergian mereka. Masing-masing mereka tetap berdiri saja dalam keadaan telanjang bulat. Tak ada yang berbicara. Hanya saling memandang satu sama lain.

“Ngapain juga kita begini,” kata Luthfi tiba-tiba. Rupanya dia merasa bosan juga dengan kediaman itu. “Gue nanggung nih. Lagian rasa penasaran gue pengen ngentot dengan cowok belum tersampaikan. Gimana Pak Fer? Kalo emang si Rully gak mau, kita maen berdua aja deh,” ajak Luthfi pada Ferry.

Astaga! Rully kaget luar biasa. Si Luthfi kok nekat ngomong begitu sih? Pikirnya. Setan apa yang merasuk ke tubuh cowok playboy sialan ini? Pikir Luthfi lagi.

“Hehehe. Boleh aja. Siapa takut,” sahut Ferry. Ia tertawa kesenangan, akhirnya harapannya untuk bercinta dengan Luthfi kesampaian juga. Dan mungkin nantinya ia bisa juga mendapatkan Rully. Sementara ini Luthfi sajapun sudah cukup. Ia langsung mendekati Luthfi. Kedua tubuh kekar mereka langsung saling merapat. Bibir mereka saling memagut. Jemari mereka saling meraba. Menjelajahi lekuk-lekuk tubuh mereka yang berotot. Dan itu semua mereka lakukan di depan mata Rully.

VII

Luthfi sedemikian beringas mencumbu tubuh kekar Ferry. Ia bagaikan orang kelaparan akan birahi. Tubuh Ferry yang duduk mengangkang di kursi dijelajahinya dengan tangan dan mulutnya. Meskipun Luthfi bukan gay, namun rasa penasarannya akan sensasi bercinta dengan lelaki membuatnya jadi seperti itu. Ternyata, kenikmatan menjilati tubuh lelaki berbeda dengan apa yang dirasakannya saat menjilati tubuh perempuan selama ini. Ia menemukan apa yang tak bisa dinikmatinya saat menjilati tubuh perempuan, otot-otot lelaki yang kencang dan padat. Dan rasanya begitu berbeda.

Rully yang menyaksikan kelakuan bejat Luthfi dan Ferry hanya bisa menahan nafas saja. Perasaan yang dirasakannya membuatnya semakin bingung. Ia merasa aneh, jijik, namun juga seperti terangsang menyaksikan live show yang ditunjukkan oleh Ferry dan Luthfi.

Tingkatan percumbuan Ferry dan Luthfi semakin tinggi. Kini Luthfi asik berkonsentrasi di sekitar selangkangan Ferry. Lidah Luthfi sibuk menjelajahi sudut selangkangan Ferry. Hingga akhirnya tanpa malu-malu lidah Luthfi mulai menjalar ke batang kontol Ferry yang sudah sekeras batu itu.

“Ohhhhh… Luthhh… ohhhh…………..,” Ferry mengerang keras. Terlihat Ferry begitu keenakan oleh lidah Luthfi yang menjilat-jilat batang kontolnya.

Rully merinding menyaksikan keseriusan Luthfi mengerjai kontol Ferry itu. Kok bisa Luthfi yang normal dan selama ini terkenal sebagai pemburu wanita itu bisa sangat menikmati batang kontol laki-laki. Mengapa ia tak merasa jijik sama sekali?

“Mmmhhh.. mmhhmmm….mmggghhhh… sluruppp….sruppp….,” suara mulut Luthfi.

“Ohhh… ohhh… gimana Luthhh ohh…? Enak khannnhhh.. aouhh….,” tanya Ferry meminta komentar Luthfi.

“Mmmhhh..mmhhh… enak sekali pakkhh.. mmhhh…mmmm….. enakk…,” sahut Luthfi. Pandangannya di arahkannya pada wajah Ferry. Masih dengan kontol gemuk panjang Ferry dalam mulutnya, Luthfi melemparkan senyum cabul pada Ferry. Dan senyumnya itu berbalas. Ferry tersenyum juga pada Luthfi dengan tak kalah cabulnya.

Ferry kemudian mengangkat kedua kakinya tinggi-tinggi. Ia memamerkan lobang pantatnya yang penuh bulu itu pada Luthfi. “Luthh… jilatin bool saya dong, jilatin Luthh.. sampe becek…ohhh..,” kata Ferry meminta Luthfi melakukan rimming pada lobang pantatnya.

Seperti kerbau di cucuk hidungnya Luthfi langsung menjilati lobang pantat Ferry. Lidahnya menusuk-nusuk ke celah lobang pelepasan Ferry. Sebelumnya Luthfis sudah sering juga melakukan rimming di lobang pantat perempuan. Namun lobang pantat perempuan-perempuan itu sangat berbeda dengan milik Ferry ini. Semua lobang pantat yang pernah di rimmingnya, termasuk istrinya sendiri, selalu halus mulus dan bersih dari bulu. Sedangkan lobang pantat tidak. Lobang pantat itu ditumbuhi dengan bulu-bulu halus yang membuatnya semakin keenakan. Rasa geli di lidahnya saat bergesekan dengan bulu-bulu itu menimbulkan sensasi yang luar biasa. Dengan buas Luthfi merimming lobang pantat Ferry. Wajahnya sampai disusupkannya dalam-dalam ke belahan buah pantat cowok tampan itu.

“Ohhhhhhhhhhhh…………..,” Ferry mendesah keras. Rambut kepala Luhfi diacak-acaknya. “Godhhhh… enaknyahh………..,” kata Ferry lagi. Ia sangat keenakan oleh perlakuan buas Luthfi merimmingnya.

Rully semakin terangsang. Saat ia melirik ke bawah, ke arah kontolnya sendiri, ia kaget. Kontolnya sudah membengkak. Mengacung tegak ke arah atas. Lurus rapat di perutnya yang berotot. Kepala kontolnya yang bulat bak jamur kemerahan terlihat mengkilap. Setitik precum terlihat di ujung kepala kontolnya itu. Keluar dari lobang kencingnya.

“Apa-apaan nih?” pikirnya. Kenapa dia bisa ngaceng total begini.

“Rull.. ohh.. Rull, kemari Rull. Dekat kesini,” kata Ferry diantara erangannya. Ia menyadari perubahan yang terjadi pada pria itu.

“Hehehe. Ayo Rul, kemari. Gabung sama kita. Enak banget ternyata Rul,” kata Luthfi menambah ajakan Ferry.

“Jangan bengong gitu Rul. Ayo sini,” kata Ferry lagi.

Rully ragu. Namun kemudian ia melangkah mendekati kedua cowok yang sedang bercumbu itu. Kontolnya yang keras bergoyang ke kiri dan ke kanan seiring dengan langkahnya mendekat ke Ferry dan Luthfi.

VIII

Hilang sudah perasaan sungkan. Hilang sudah perasaan jijik. Rully telah dibuai oleh nafsu yang tak dimengertinya. Dengan penuh kerelaan diberikannya kontolnya untuk dilahap oleh Ferry.

Rully mengerang keenakan. Dengan mata menyipit menahan nikmat, ditatapnya mulut Ferry yang membulat karena dipenuhi oleh batang kontolnya yang gemuk dan panjang. Ia membiarkan saja Ferry melakukan apa saja yang disukainya terhadap kontolnya itu. Dibelai-belainya rambut hitam Ferry yang ikal pendek itu. Seperti ia membelai-belai rambut Shinta, kekasih tercintanya saat melakukan oral padanya.

Namun Shinta tak bisa memberikan kenikmatan oral sehebat apa yang diberikan Ferry pada Rully. Shinta terlalu cepat merasa capek saat mengoralnya. “Huhhh… kontol sayang gede dan panjang banget sih. Mulut Shinta rasanya jadi keram deh,” komentar Shinta seringkali padanya. Dan karena sayangnya pada Shinta ia tak memaksa kekasihnya itu untuk melanjutkan lagi oral padanya.

Tetapi Ferry tidak demikian. Meskipun mulutnya harus membulat selebar-lebarnya, ia tetap giat mengoral kontol Rully. Tak ada kata-kata capek. Malahan dengan segenap daya upaya Ferry mencoba memasukkan seluruh kontol Rully dalam mulutnya. Dan Rully menjadi sangat keenakan karena itu. Ia sampai kelojotan saking enaknya, saat kepala kontolnya dirasakannya menembus kerongkongan Ferry dan bibir tipis Ferry bertemu dengan jembutnya yang lebat di pangkal kontolnya.

“Ohhhhhh… Pak Feryyyhhhhhh enak bangethhh… ohhhhhhhhhh……….,” erang Rully. Saking enaknya ia tak mau menyudahinya. Ditekannya kepala Ferry kuat-kuat. Dan itu membuat Ferry susah untuk bernafas jadinya.

Ferry benar-benar memuaskan hasrat kedua laki-laki normal itu akan pengalaman baru mereka. Usai ketiganya orgasme dalam sesi oral yang mereka lakukan Ferry mengajak mereka untuk melanjutkan ke sesi selanjutnya di kamar hotel mereka. Sesi anal sex antar lelaki jantan.

Di dalam kamar hotel yang ditempati Ferry, di atas ranjang single bed yang besar, kedua pegawai muda dan jantan itu diberikan kesempatan oleh Ferry untuk mereguk kenikmatan dengan memasuki lobang pantatnya bergantian.

Seperti kesetanan Luthfi dan Rully menyodomi Ferry berkali-kali malam itu. Pengalaman baru yang sangat nikmat itu membuat mereka ketagihan. Setelah Luthfi lemas usai menumpahkan spermanya Rully gantian menunggangi Ferry. Habis Ferry kembali Luthfi mengulang. Begitu terus sampai kedua pegawai muda itu kelelahan dan tertidur pulas diatas ranjang yang sudah kusut masai oleh persetubuhan buas mereka.

Ferry yang sangat kesakitan namun juga terpuaskan birahinya itu hanya bisa memandang lemas pada kedua pegawai muda yang tertidur lelap itu. Sejenak ia tersenyum melihat kontol keduanya yang basah belepotan lendir kental sperma. Keduanya tak sempat membersihkan diri lagi karena sudah sangat kelelahan. Ferry menyempatkan untuk membersihkan badannya dan lobang pantatnya di kamar mandi sebelum kemudian ia pun jatuh tertidur di samping Rully dan Luthfi. Namun sebelum tidur ia bertekad akan melanjutkan lagi pergumulan sejenis mereka esok hari. Keinginannya untuk menikmati keperjakaan kedua pegawai tampan itu belum bisa direalisasikannya malam ini. Karena itu, esok hari ia harus bisa memperolehnya.

IX

Tak banyak uang yang dikeluarkan oleh Rully untuk membiayai perjalanan refreshing itu jadinya. Mulai keesokan harinya tak ada lagi acara jalan-jalan keluar mereka lakukan. Ketiganya hanya berkumpul di dalam kamar hotel. Ketika lapar mereka memesan makanan agar di antar ke kamar. Sepanjang hari hingga kemudian kembali pulang ke Pekanbaru mereka mengisi hari dengan mengentot sesama mereka. Berulang-ulang. Berganti-ganti.

Atas ijin Ferry uang kelebihan biaya perjalanan itu mereka bagi bertiga. Sepulang acara refreshing kedua pegawai ganteng itu mengantongi uang dalam jumlah cukup banyak jadinya. Namun dalam acara refreshing itu juga keduanya harus merelakan hilangnya harta mereka yang paling berharga. Yaitu hilangnya keperjakaan lobang pantat mereka direnggut oleh Ferry. Untuk pertama kali dalam hidup mereka keduanya merasakan batang kontol menembus lobang pantat mereka. Batang kontol yang gemuk dan panjang, yang membuat dinding lobang pantat mereka terasa perih sekaligus geli-geli enak dan kepala kontolnya mentok hingga menyodok prostat mereka.

Detik-detik penetrasi pertama itu membuat Luthfi dan Rully merinding karena menahan sakit diantara rasa nikmat. Dengan gentle mereka menahan rasa sakit itu sekuat tenaga. Hanya jeritan-jeritan tertahan dari mulut mereka saja yang menjelaskan betapa sakitnya penetrasi itu. Namun Ferry tak merasa perlu untuk mengurungkan niatnya menggarap kedua pegawai ganteng itu hanya karena sakit yang mereka rasakan. Dirinyapun sudah pernah mengalamai rasa sakit itu saat pertama kali disodomi. Namun setelah itu tak ada lagi rasa sakit yang ada hanya nikmat. Dan ia mengulang kalimat Kamal, sahabatnya yang sekaligus orang pertama yang menyodominya, pada kedua pemuda ganteng itu, “Sakitnya hanya sebentar, nanti juga enak kok. Tahan ya.”

Kalimat itu sekaligus permohonan ijin untuk Ferry memperlakukan Luthfi dan Rully sekehendak nafsunya. Tanpa peduli dengan jeritan-jeritan tertahan keduanya Ferry menyodomi mereka dengan segala keperkasaan yang dimilikinya. Pantatnya bergerak mantap menghentak sekuat tenaga. Mengaduk-aduk lobang pantat mereka dengan batang kontolnya. Hingga spermanya luber memenuhi lobang pantat sempit yang memberikannya sejuta rasa nikmat itu.

Kembali ke Jakarta usai refresing di Batam itu meninggalkan kenangan indah bagi Ferry, Luthfi, dan Rully. Ferry merasa puas karena keinginannya untuk merengkuh kenikmatan bersama kedua pegawai ganteng itu bisa kesampaian. Sedangkan bagi Rully dan Luthfi pengalaman baru bersama Ferry merupakan awal dari babak baru kehidupan seksual mereka. Jenis kelamin tak lagi menjadi halangan bagi mereka memuaskan birahi. Hanya kepuasan yang dicari. Karena itu melakukannya bisa dengan siapa saja yang mereka kehendaki. Tak peduli apakah dia perempuan atau laki-laki.

Tamat

###

19 Gay Erotic Stories from Rangga2004

Aladin II : Pembalasan Jafar (1)

Pernikahan Aladin dengan Putri Jasmin menorehkan luka di hati Jafar. Setiap kali melihat pasangan pengantin baru itu bermesraan, hati Jafar terasa sangat perih. Keinginannya untuk bisa mempersunting Putri Jasmin kandas karena Aladin. Sejak pernikahan Aladin dan Putri Jasmin tak ada yang dipikirkan oleh Jafar selain bagaimana cara untuk memisahkan keduanya. Jafar mulai menyusun rencana untuk

Cerita Remaja, Part 1

BAB I PERKENALAN Siapa yang tak kenal Andre? Si cowok populer di SMU Dwi Warna. Tinggi, ganteng, atletis, ramah, kaya namun tidak sombong. Jabatannya banyak mulai dari Ketua OSIS, Komandan Paskriba, Ketua PMR, sampai Ketua Kelas pun dia pegang. Andre jago segala jenis olah raga yang ada di sekolah. Basket dia bisa, voli juga, sepak bola apalagi, renang top, dan, belum pernah ada yang sanggup

Cerita Remaja, Part 2

Setiba di rumahnya, Calvin tak mampu memandang wajah Andre saat menyuruhnya masuk. Ia takut Andre menyadari perbesaran ukuran kontolnya sepanjang perjalanan mereka. Andre sendiri kelihatan sangat cuek. Sepertinya ia tak menyadari apa yang terjadi dengan Calvin sepanjang perjalanan tadi. Seperti juga kemaren sore. Rumah Calvin terlihat sepi. Saat itu jam menunjukkan pukul 18.30 wib. Pada Andre,

Konsekuensi : Behind The Scene II (1)

Scene 01 Aditya memperhatikan layar atm. Senyumnya langsung mengembang. Saldo tabungan dollarnya bertambah lagi bulan ini. Ada transfer baru dalam jumlah yang cukup besar. Transfer yang Aditya tahu persis darimana datangnya. Darimana lagi kalo bukan dari Praha. Tepatnya dari International Male Video, produsen film porno yang pernah mengontrak Aditya untuk membintangi beberapa judul film

Suami-suami Metropolis I : Kisah Indra (1)

I Adalah Indra. Seorang suami baik hati. Saking baiknya, segala kemauan istrinya dituruti. Mirna, istri Indra, emang terkenal garang dan ceriwis. Segala urusan Indra diaturnya. Bila Indra tak mengikuti aturannya, maka Mirna akan betah untuk ngomelin suaminya itu seharian. Daripada pusing dengerin omelan istrinya yang bak radio rusak itu, Indra akhirnya lebih memilih untuk mengalah dan

Suami-suami Metropolis I : Kisah Indra (2)

IV “Mir, gue harus ke luar kota Jum’at depan. Mungkin baru pulang hari Minggu sore,” katanya dengan suara pelan pada istrinya yang sedang ngos-ngosan usai “memperkosanya”. “Mau ngapain emangnya?” tanya Mirna mendelik sewot. “Bos nyuruh gue ikutan out bond. Dengan temen-temen sekantor,” sahut Indra. Itulah alasan yang diciptakannya dalam beberapa minggu ini. “Apa gak bisa nolak?”

Suami-suami Metropolis II : Kisah Kamal (1)

I “Ouhhh… ahhhh…… ahhhhhh…….ahhhhhhhh………. goddhhhhhh…,” tubuh sintal Yayuk menggelepar. Kedua lengannya mengepit erat-erat punggung lebar berotot milik Yosep, laki-laki muda yang sedang menyenggamainya dengan liar. Jemari Yayuk mencakar punggung bersimbah keringat itu. Matanya terpejam. Selangkangannya ditekannya sekuat tenaga ke atas. Menyatukannya dengan selangkangan milik Yosep. “Ohhh..

Suami-suami Metropolis II : Kisah Kamal (1)

I “Ouhhh… ahhhh…… ahhhhhh…….ahhhhhhhh………. goddhhhhhh…,” tubuh sintal Yayuk menggelepar. Kedua lengannya mengepit erat-erat punggung lebar berotot milik Yosep, laki-laki muda yang sedang menyenggamainya dengan liar. Jemari Yayuk mencakar punggung bersimbah keringat itu. Matanya terpejam. Selangkangannya ditekannya sekuat tenaga ke atas. Menyatukannya dengan selangkangan milik Yosep. “Ohhh..

Suami-suami Metropolis II : Kisah Kamal (2)

III “Mas, gue pergi dulu ya,” kata Budi pamit pada Kamal. Ia terlihat rapi dengan setelan jean, kaos oblong, plus jaket kulit yang ngepas ditubuhnya yang ramping berotot. “Mo kemana kamu?” tanya Kamal yang sedang asik menonton siaran berita di televisi. “Biasa mas, ngapel ke rumah Fiona,” sahut Budi cengengesan. “Jangan kemalaman pulangnya,” pesan kamal. “Beres boss,” sahut Budi

Suami-suami Metropolis III : Kisah Luthfi dan Ferry (3)

VI “Kok kamu marah ke gue Rul?” tanya Luthfi tanpa merasa bersalah. “Pake nanya lagi kenapa gue marah. Kelakuan kamu itu yang bikin gue marah!” sahut Rully dengan suara tinggi. “Gak sopan banget kamu itu. Gini-gini grade gue jauh lebih tinggi dari kamu Luth,” Rully benar-benar berang. “Sabar Rul, sabar. Gue kirain kamu emang suka maen begituan, maka…,” kata-kata Luthfi terpotong karena

Suami-suami Metropolis III: Kisah Luthfi dan Ferry (1)

I Wajah Luthfi keruh saat keluar dari ruangan Pak Sujono, kepala bagian umum kantor tempatnya bekerja. Berjalan menuju basement gedung kantor ia terus terdiam. Rekan-rekan sekantornya yang menegur tak dihiraukannya. Termasuk Grace, sekretaris Kepala Cabang yang sexy. Padahal. Kalau suasana hatinya sedang senang, sekretaris ini tak pernah luput dari godaan mesumnya. Sehari tak ngobrol jorok

Suami-suami Metropolis III: Kisah Luthfi dan Ferry (2)

III Ferry membereskan berkas-berkas hasil pekerjaannya dan mengumpulkannya semua ke dalam satu map. Berkas-berkas itu adalah data-data keuangan dan kegiatan usaha kantor cabang yang sedang diperiksanya. Sebagai pemeriksa internal, setiap akhir tahun ia memang bertugas untuk memeriksa perkembangan usaha dan keuangan kantor cabang perusahaan mereka yang bergerak di bidang jasa konstruksi.

Suami-suami Metropolis IV : Cerita Yona (1)

I “Ohhhh… paaa.. pahh.. ohhh… ohhh… aku nyampe pahh.. ohh..,” aku mengerang keras. Seluruh tubuhku bergetar hebat. Orgasmeku meledak sudah. Sementara itu Hendra, suamiku, terus saja menggenjotkan pantatnya turun naik dengan cepat dan menghentak-hentak. Ia belum juga menyudahi aksinya mengentotiku. Padahal sudah hampir satu jam kami melakukan persenggamaan ini, tubuhku sudah dibolak-balik

Suami-suami Metropolis IV : Cerita Yona (2)

VII Berkali-kali aku dan Yasmin sudah orgasme. Namun suami-suami kami masih juga perkasa. Yah inilah akibat obat perangsang itu. Selama ini tidak pakai obat perangsang saja meraka sudah perkasa. Apalagi ditambah obat seperti ini. Tubuhku dan Yasmin sudah terasa remuk. Rasanya aku pengen segera menyudahinya. Namun kedua suami kami sepertinya masih ingin terus dan terus. akhirnya pada pukul

Suami-suami Metropolis V : Rahasia Hendra dan Vito (1)

I Hendra segera meninggalkan kantor setelah jam kerjanya usai. Istri tersayangnya, Yona, hari ini berulang tahun. Sesuai dengan pesan istrinya tadi pagi, ia harus pulang segera malam ini karena ada pesta kecil-kecilan yang akan diadakan nanti malam. Sepasang suami istri, sahabat istrinya akan datang juga untuk ikut merayakan ulang tahun istrinya malam ini. “Kok buru-buru sih pak? Mau

Suami-suami Metropolis V : Rahasia Hendra dan Vito (2)

V Yona dan Yasmin sudah sangat lelah. tubuh meraka terasa remuk dientoti oleh Vito dan Hendra tanpa henti. Sementara itu suami-suami mereka masih belum terpuaskan juga. masih ingin lagi dan lagi. “Udah mas, udah. Capek nih,” kata Yasmin menghiba pada Vito yang masih menggenjot memeknya. Padahal saat itu Hendra sudah berdiri di samping mereka minta gantian setelah dia berhasil mengalahkan

Suami-suami Metropolis V : Rahasia Hendra dan Vito (3)

VII Yasmin sudah tertidur lelap. Sementara itu, Yona merasa matanya berat. Meski sangat ingin menyaksikan juga bagaimana keperkasaan suaminya menggempur Vito, namun ia sudah tak sanggup lagi menahan kantuknya. Tak lama kemudian, Yona jatuh tertidur. Vito masih rebahan diatas tubuh Hendra. Entah mengapa Hendra merasa nyaman dalam posisi seperti itu bersama Vito. Apalagi setelah mengetahui

Suami-suami Metropolis VI : Cerita Merry (1)

I Sebenarnya aku sangat malu menceritakan hal ini. Karena apa yang akan kuceritakan nantinya adalah aib bagi diriku. Selama ini cerita itu aku simpan saja di batinku yang membuatku akhirnya jadi tertekan batin seperti ini. Aku tak tahu harus bagaimana. Aku benar-benar bingung. Sebelumnya kuperkenalkan dulu diriku. Namaku Merry. Usiaku dua puluh empat tahun. Aku menikah pada usia dua puluh

Suami-suami Metropolis VI : Cerita Merry (2)

III Aku benar-benar tak habis pikir mengapa mereka bisa melakukannya. Kok bisa-bisanya suami melakukan sodomi pada Darwin dan keponakanku itu bersedia. Malah kulihat dia sangat menikmatinya. Apa tuh bocah gak kesakitan lobang pantatnya diobok-obok kontol suamiku yang gemuk panjang bak timun itu? Kepalaku jadi pusing. Tapi meski begitu aku tetap terus mengintip apa yang mereka lakukan. Aku

###

Web-01: vampire_2.0.3.07
_stories_story