Gay Erotic Stories

Begitulah, pada suatu malam minggu aku keliaran naik motor sendirian. Teman-teman cowokku sedang ada acara lain semuanya.Ada yang keluar kota,ada yang neneknya sakit,ada yang harus tunggu rumah disuruh orang tuanya. Aku malas ngapel cewekku, karena memang aku tidak terlalu menikmati "acara pacaran" itu.Meskipun cewekku itu cakep dan jadi bunga SMU tempatku sekolah waktu itu. Maklumlah orientasi sex-ku pada sejenis, yah pada sesama cowok. Bahkan kalau disuruh pilih antara kelonan [tiduran di tempat tidur berduaan] cewek cakep - seksi dengan pelukan dengan cowok sangar-kekar, aku memilih berpelukan dengan cowok yang sangar yang kekar!

Entah apa yang terjadi dan bahkan entah siapa yang salah, tiba-tiba aku merasa ada mobil besar menyerempet. Motorku oleng dan aku jatuh dari motor. Badanku yang ramping tapi atletis itu terhimpit motor. Antara kaget dan merasa nyeri aku berusaha bangkit. Aku takut kalau ada lengan atau tungkaiku yang patah, atau kena gegar otak. Tetapi aku tak apa-apa, mungkin lecet sedikit di sana sini, terasa perih. Tetapi tiba-tiba saja aku melihat beberapa laki-laki berseragam mendatangi aku dengan sangar mereka memaki-maki aku bahkan salah seorang di antaranya meninju daguku sampai aku tersungkur, yang lainnya mulai menendangi aku! Mereka menuduh aku menyerempet truk mereka. Rupanya truk yang menyerempet aku itu truk aparat dan pada zaman orde baru [ yang babi dan sialan itu ] mereka sangat berkuasa.

Sikap dan tindakan mereka selalu menghina "orang sipil". Persis seperti sikap orang kulit putih terhadap penduduk asli di Afrika Selatan zaman apartheid dulu. Pokoknya "orang sipil" goblok semua dan harus ditindas sampai tuntas. Begitu-lah kira-kira cara berpikir mereka yang macam ta'i!

Aku sudah tahu nasibku. Percuma melawan atau berdebat dengan manusia tak berotak. Aku merasa seperti orang Negro di Amerika Serikat sebelum ada persamaan hak antara kulit hitam dan kulit putih. Pokokya semua orang kulit hitam [Negro] dianggap goblok,kriminil dan boleh diperlakukan semaunya oelh orang kulit putih dan penguasa. Ta'i anjing!

Aku tidak mersa perlu mendengarkan omongan dan makian mereka. karean itu aku diam saja!Lalu aku diseret-seret macam anjing dan dipaksa naik ke truk mereka. babinya lagi mereka tidak perduli dengan motorku. Aku pun gengsi, aku tidak mau memperdulikan motorku. Biarlah pikirku! Lebih baik motorku diambil geng curanmor daripada bisa dimanfaatkan aparat biadab itu. Ta'i anjing!

Siapa tahu aku disiksa sampai mati dan tinggal nama. Jangan-jangan orang-tuaku juga tidak akan tahu jenazahku dikubur dimana. Tetapi tak apa. Orang tuaku masih punya anak satu lagi - kakakku yang perempuan. Kakakku lebih pintar dari aku, cantik, dan dia punya pacar dan akan menikah. Bukan seperti aku, cowok homosex sialan! Diam-diam dalam hati aku mengucapkan selamat tinggal pada ayah ibuku yang sangat mencintai aku itu - dan yang sering tidak aku hargai kasih-sayang mau pun jasa-jasanya itu!

Di dalam truk aku jadi sasaran bulan-bulanan. Truk itu memakai tutup kanvas. Aku disuruh duduk di sebelah dalam truk supaya mereka leluasa mengerjai aku. Pakaianku dilucuti sampai aku telanjang bulat sambil tidak putus-putusnya aku disakiti. Salah seorang dari mereka menyalakan rokok, membakar jembutku dengan api rokok dan menyundut bagian perutku dan juga biji pelerku.

Aku dibawa ke markas mereka dan tanpa diperiksa aku dimasukkan ke dalam sebuah sel dalam keadaan telanjang bulat! Pakaianku dirampas!

Selama disiksa di atas truk aku diam saja. Semua rasa nyeri aku tahan. Aku tak mau menyenangkan hati dan memuaskan nafsu sadis mereka dengan merintih kesakitan atau berteriak-teiak minta ampun. Minta ampun? Aku salah apa? Mereka yang menyerempet motorku! Mereka yang harus minta ampun pada Tuhan karena perbuatan biadab mereka. Babi!

Aku duduk di lantai sel yang dingin, sempit dan lembab, telanjang bulat! Tiba-tiba pintu sel itu dibuka. Seorang pria berseragam - dengan pangkat perwira di bahunya - berwajah tampan, kekar dan simpatik masuk.Dia menutup pintu sel, berjongkok di sampingku yang sedang duduk telanjang bulat di lantai - lalu dia mewawancarai aku.

Karena dia menanyai aku baik-baik,aku jawab baik-baik. Seandainya dia menanyai aku dengan kasar pasti aku akan tutup mulut! Tapi dia ramah sekali!

Selesai menanyai aku dia kembali lagi dengan membawa pakaianku. Dia juga membawa handuk basah dan segayung air. Dia membersihkan luka-lukaku dan bahkan dia keluar lagi dan kembali dengan obat merah untuk mengobati luka-lukaku dengan obat merah. Lalu aku disuruh berpakaian. Selama aku berpakaian,dia mengawasi aku sambil sekali-sekali membantu aku seperti seorang ayah atau kakak yang sedang membantu anak atau adiknya yang masih kecil berpakaian!Meskipun masih kesal dan merasa sakit di berbagai bagian tubuhku tapi sikapnya yang simpatik dan wajahnya yang tampan membikin aku jatuh cinta pada sang perwira.Kalau disiksa sama cowok seperti itu, aku rela, sampai mati pun aku mau. Begitulah otak homoku mulai berpikir!

Selesai aku berpakaian, aku dibawa keluar sel ke sebuah ruangan. Mungkin ruang piket.Dia menyuruh aku duduk!Aku baru sadar bahwa kedua sepatuku tertinggal, entah dimana, waktu aku ditelanjangi di atas truk tadi!Si perwira memberi aku segelas air. Aku merasa haus dan juga lapar. Air segelas itu aku habiskan. Kemudian siperwira memberi aku nasi bungkus dan menyuruh aku makan. dalam hati aku berpikir, apakah setelah makan, aku akan disiksa lagi? Agh! Apa perduliku di zaman orde baru ta'i babi, iblis, sialan itu apa saja bisa terjadi.Pikirku,pasrah! Kalau sudah masuk markas seperti itu jangan harap akan bisa keluar lagi. Kecuali kalau punya keluarga yang jadi perwira tinggi atau keluarga orang berkuasa lainnya atau kerabat konglomerat [setelah membayar jutaan tentu!]. Dasar pemerintahan orde baru ta'i!

Aku jadi ingat - desperados - orang hilang - di Argentina yang diculik tanpa sebab oleh aparat keamanan dan dibuang ke laut dengan helikopter dalam keadaan tangan dan kaki diikat dengan kawat duri bertelanjang bulat! Ribuan orang laki-laki Argentina yang tak berdosa dibunuh setelah jadi pemuas nafsu sadis dan penyiksaan aparat keamanan Argentina yang terkenal sebagai salah satu yang paling biadab di dunia itu! Iblis!

Ternyata aku tidak disiksa, malahan dia tanya sepatuku kemana.Aku bilang terus terang - sudah dibuang waktu aku ditelanjangi di atas truk. Dia mengambil sandal jepit dan menyuruh aku memakai-nya, sandal jepit warna biru itu.Agak kekecilan, tapi tak apa. Dari pada nyeker, telanjang kaki!

Kemudian sang perwira ganteng itu menanya-nanyai pribadiku, sekolahku, pacarku, kemudian aku diajak ke ruangan lain yang ada tempat tidurnya dan aku digagahi di sana. Aku bangga! Itulah untuk pertama kalinya aku berhubungan sejenis!

Aku serahkan seluruh jiwa ragaku kepada sang perwira pujaan yang tampan, jantan dan harum itu. Acara indah itu berlangsung dua jam saja, pukul 20:00 - 22:00. Aku tidak mau cerita pada Pembaca MOTN apa saja yang kami lakukan. Karena aku merasa itu milik kami berdua saja. Anda tidak boleh tahu! Pokoknya nikmatt dehh! Itulah pertama kali aku merasakan nikmatnya pejuh!

Rasanya aku mau tinggal di markas itu untuk melayani sang perwira, tapi tentu saja itu tak mungkin. Selesai main gila, sang perwira memberi tahu bahwa dia telah menyuruh anak buahnya untuk mengambil motorku. Untung belum diambil geng curanmor. Motorku tidak rusak hanya agak penyok sedikit, tapi masih bisa jalan. Aku disuruh pulang. Sebelum pulang aku melirik ke sel tempat aku dikurung tadi aku lihat ada dua sel, yang satu bernomor 01 dan satunya 02. Itulah cerita sialan yang berakhir nikmat juga! Ta'i!

[Ngentot]