Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Andi, My Brother-in-law To Be

by Bumi ayudhia


Minggu siang itu aku dan istriku Karina kedatangan tamu seorang pemuda dari Solo. Andi, nama pemuda itu adalah calon suami Karen, adik Karina. Mereka bekerja di sebuah bank swasta yang sama di kota Solo. Andi mendapat tugas dari kantornya untuk training di kantor pusat di jakarta selama sebulan. Karena Andi tidak punya keluarga di Jakarta, maka kami memintanya untuk tinggal bersama kami selama training. Andi bisa memakai motorku karena aku bisa ikut bus jemputan kantor dari terminal Ciputat. Aku baru mengenalnya hari itu karena waktu acara lamaran di Solo aku tidak hadir. Hanya Karina dan kedua anakku yang pergi ke Solo sambil menjenguk kedua orang tuaku dan orang tua Karina. Andi sangat tampan, typical orang Jawa. Berkulit putih bersih dan bertubuh atletis. Usianya 26 tahun.Tingginya kutaksir sekitar 175 cm. Lebih tinggi sedikit dari aku. Setelah berbaa-basi, kami persilahkan Andi untuk beristirahat dikamarnya, kamar tamu di rumah kami.Mungkin dia lelah setelah perjalanan yang cukup panjang dari Solo ke Jakarta, dan langsung ke rumah kami di Ciputat. Malamnya setelah makan malam,kami mengobrol di ruang tamu sambil menonton TV. Jam sembilan malam Karina pergi tidur karena harus meneteki putra bungsu kami yang baru berusia 10 bulsn. Dua mug kopi susu telah disediakan untuk kami berdua beserta sepiring gorengan pisang dan singkong.Kami mengobrol tentang banyak hal sampai menyinggung ka arah sex. Kuperhatikan wajahnya yang penuh ditumbuhi kumis dan jenggot yang dicukur bersih sehingga hanya tinggal warna kehijauan yang tampak. Sungguh lelaki yang tampan. Kedua tangannya dihiasi bulu2 yang hitam lebat. Otak gayku seketika membayangkan betapa lebat dan hitam bulu jembutnya. Kuintai dadanya yang tertutup kemeja yang tak terkancing di atas, tampak bulu2 halus yang lebat. Jam sepuluh malam Andi minta izin untuk tidur karena besok pagi dia sudah harus mulai training.Padahal aku masih ingin menikmati wajah tampannya. Kubayangkan aku menjilati tubuh berbulunya dan membayangkan betapa keras dan besar kontol Andi, sang calon iparku ini. Andi sudah masuk ke kamarnya. Aku memutar otak bagaimana caranya agar bisa menikmati tubuhnya. Akal gayku muncul dengan ide cemerlang.Kuketuk pintu kamar sambil membawa sarung dan selimut. Andi membukakan pintu. Dia sudah membuka pakaiannya sehingga hanya memakai celana dalam saja. Kuberikan selimut dan sarung gar dia menggunakannya. Aku keluar dan meneruskan menonton Tv. Film di Tv tak kuhiraukan. Hanya wajah tampan Andi yang ada dibenakku. Jam 12 malam aku masih belum mengantuk. Kubayangkan Andi Sedng tidur pulas. Sulit untuk menghilangkan wajahnya dari benakku. Perlahan aku bangkit menuju ke kamarnya. Pelan2 kubuka pintu kamarnya yang sengaja kuambil anak kuncinya sebelum Andi Datang. Lampu tidur terpasang sehingga aku dapat melihatnya tidur dalam keremangan.Sarungku ternyata dipakainya. Mataku terbelalak ketika kutelusuri bagian atas sarungnya tertarik ke bawah sehingga mulai dari paha keatas terbuka. Andi tak memakai apapun selain sarungku. Yang membuatku terbelalak adalah kontolnya yang tegak ngaceng. Besarnya melebihi ukuran rata2 orang Indonesia. Aku memang sangat berpengalaman dalam hal ukuran kontol, karena entah sudah berapa ratus kontol yang telah dicicipi baik ole mulut maupun anusku. Otomatis kontolku ngaceng, napasku memburu, birahiku langsung mencuat di otak gayku.Batang kontolku menyeruak keluar dari balik kimono karena aku memang tak pernah memakai celana dalam kapanpun.Segera kukeluarkan anak kunci dari kantong kimonoku dan mengunci kamar tanpa menimbulkan suara. Aku tak berani berbuat lebih jauh karena dia adalah calon adik iparku.Jadinya aku hanya bisa memandangi tubuh telanjang yang penuh ditumbuhi bulu di mana-mana itu dari kursi sofa dipojok kamar. Lima belas menit berlalu, tanpa aku berbuat apa-apa selain memandangi tubuh telanjang Andi. Kulihat sejak tadi Andi tidur agak gelisah.Tangan dan kakinya bergeser dan mulutnya bergumam tanpa arti.Setelah agak tenang kulihat tangan kekar dan berbulu miliknya merenggut batang kontolnya sendiri. Telapak tangannya mengelus-elus kepala kontolnya sampai kulihat telapak tangannya berlendir oleh cairan precum. Aku bangkit dari sofa mendekatinya.Tangan Andi mulai bergerak keatas dan kebawah pada batang kontol raksasanya. "Mau dibantu,Dik Andi?" tanyaku dengan suara agak bergetar disertai keberanian yang nekat.Aku berharap Andi tidak marah dan malu kepadaku. Kulihat dia membuka matanya dan terkejut melihatku ada disampingnya dan sudah telanjang bulat. "B-boleh, mas!, aku barusan mimpi berpelukan dan berciuman dengan Karen.Rasanya seperti sungguhan dan aku sudah enggak tahan". jawabnya. "enggak apa-apa,kok! Mas juga lagi horny habis nonton bokep sendirian, Lagian Mbak Karina kelihatannya capek sekali,mas enggak tega membangunkannya", kataku berbohong. "Mau kan man bantu?" tanyaku lagi dan tanpa menunggu jawabannya, aku segera menindih tubuhnya setelah menyingkapkan sarungnuya sampai kini kami berdua benar2 talanjang bulat.Kutindihi Andi. Kuserang dia dengan ciuman ganas. Awalnya Andi tak merespon. Tapi karena kepiawaianku berciuman dan bermain lidah, akhirnya Andi membalas ciumanku.Ciumanku turun keleher, kemudian kedua puting susunya, kemudian seputar prutnya, kemudian jembut rimbunnya, dan akhirnya kujilati dan kukulum kontolnya denga penuh napsu namun tetap lembut dan nikmat.Andi mengeliat kenikmatan. Matanya terpejam dan memusatkan saraf rasanya ke kontolnya yang sedang kukulum. Tangannya meremas kepalaku bahkan menjambaki rambutku.Sesaat dia menggelinjang menaikkan pantatnya sehinnga mendorong kontolnya semakin masuk ke mulutku. Tentu saja kontol sebesar itu tak lebih hanya separuhnya yang dapat kutampung di mulutku. Aku merubah posisi. Kuputar badanku mengrahkan kontolku ke mulutnya membuat posisi 69. Sengaja kutekan kontolku yang kers dan panjang ke mulutku. Mulanya dia menghindari kontolku. Tapi lama kelamaan, entah karena dia sudah sangat terangsang oleh suasana ini, akhirnya perlahan dia masukkan kepala kontolku ke mulutnya. Dicobanya untukmelakukan seperi yang kulakukan pada kontolnya. Meskipun tak senikmat mereka yang sudah terbiasa mengulum kontol, tapi aku menikmatinya. Dan, karena aku telah menahan napsu sejak kedatangannya, maka aku tak dapat menahan desakan spermaku untuk memuntahkannya melalui lubang kencing. Andi tak kuasa menhan semburaabn spermaku, lagipula dia tak menyangka aku akan mencapai klimaks dalam mulutnya. Spermaku berhamburan keluar mulutnya. Aku merasa kasihan padanya yang telah memaksakan kehendakku. Kuharap Andi mau memaafkanku dan semoga ia menikmati pelayananku ini. Sementara itu, Mulutku sudah agak kaku mengulum kontolnya. Kini kurubah posisiku menduduki tubuh telanjangnya. Setelah lubang anusku kuolesi spermaku yang melumuri mulut Andi, perlahan kumasukkan kepala kontol Andi ke lubang anusku. Kemudia perlahan kutekan pantatku kebawah sampai akhirnya seluruh batang kontol Andi masuk ke liang anusku. Sesaat kurasa kan sakit, namun sesaat kemudian rasa sakit itu berganti denganrasa nikmat yang luar biasa. Andi pun kulihat mersakan kenikmatan yang sama. Dia menaik turunkan pantatnya seirama dengan goyangan pinggulku. Kemudian Andi bangkit duduk mengganti posisi berbaring. Kini kami berhadap2an sambil terus bergoyang. Kini Andi yang mengambil inisiatif. Dia menyerang ciumnan kepadaku. Bibirnya memagut bibirku.Lidahnya melilit lidahku. Sementara goyanggan panatatnya semakin kencang sampai akhirnya dia menyemn\burkan sperma hangat di liang ansku. Aku menyayangkan semburan spermanya di anusku, karena aku sangat ingin menelan spermanya. Tapi tak apalah. Masih ada satu bulan penuh waktuku bersamanya. Kuharap dia menikmati permainan sex sejenis ini dan melakukannya setiap malam bersamaku. Dan semoga kejadian ini tidak akan mengubah rasa cintanya kepada Karen sampai mereka menikah dan aku akan dapat terus berhubungan dengan Andi tampan, sang calon adik iparku. Kami berdua tergeletak di atas kasur kelelahan.Kuciumi sekujur tubuhnya dari kepala sampai ke kakinya sebelum aku meninggalkan kamarnya. Akupun harus mandi sebelum tidur di samping Karina untuk menghilangkan bau sperma khas lelaki.Terima kasih, Andi.Semoga besok malam kau yang akan memintaku untuk tidur bersamanya.

###

9 Gay Erotic Stories from Bumi ayudhia

Abi si biang keladi

Hari itu aku sungguh merasa amat bete sekali.Mbak mega ,kakakku dan suaminya yang ganteng merangkap kekasih gelapku ,mas Guntur sedang melancong ke China selama dua minggu.Mereka memboyong pula kedua orang tuaku ikut serta. Tinggallah aku seorang diri di rumah mewah mas Guntur. Padahal ini baru hari kedua mereka pergi. Aku memang tidak kesepian di rumah karena pembantu mas Guntur yang juga

Aku dan budi

Malam itu aku merasa gelisah sekali. Aku di rumah sendirian lagi. Kakakku, mbak mega dan mas Guntur suaminya sedang berlibur ke Bali selama seminggu.Ini baru malam kedua aku sendirian. Tak ada lagi yang hendak kukerjakan. Menonton TV malas.Mau makan, di freezer banyak makanan. Lagipula aku tidak merasa lapar. Mau belajar, sekolah sedang libur panjang.Aku coba menghubungi teman2, tapi mereka semua

aku mencari pekerjaan.

Sudah 2 bulan ini aku menganggur. Sebelumnya aku bekerja di sebuah perusahaan swasta besar sebagai graphis disainer.Sebenarnya aku juga sudah mulai bosan dengan pekerjaan ini karena sudah lima tahun aku bekerja di perusahaan itu. Untunglah aku diberi pesangon yang lumayan besar, sehingga aku tidak terlalu berat menjadi pengangguran. Aku di pecat oleh atasanku, Mr. Anil yang berkebangsaan India.

An Unexpected Guest

Dengan dibantu oleh 3 pekerja bangunan yang sedang bekerja membangun rumah mungilku, akhirnya tenda berukuran cukup besar telah berdiri tegak tepat di samping bedeng tempat para pekerja tidur dan istirahat.Dengan sisa tabunganku ditambah pinjaman dari kantor, aku dapat mewujudkan keinginanku untuk memiliki rumah sendiri. Sejak aku menikahi Karina 6 tahun yang lalu, kami hanya mampu mengontrak

Andhika, sepupuku sayang

Saat itu aku duduk di kelas dua SMP. Tubuhku masih belum menunjukkan tubuh orang dewasa. Yah, aku memang baru berusia 15 tahun. Masih anak-anak. Bulu jembutku pun belum lebat. Tapi kontolku sudah tumbuh besar. Lebih besar dari kontol teman2 sekelasku. Kami sering menunjukkan kontol kami waktu sedang ngaceng saat berganti pakaian setelah selesai berolah raga di sekolah. Kenakalan anak yang

Andi, My Brother-in-law To Be

Minggu siang itu aku dan istriku Karina kedatangan tamu seorang pemuda dari Solo. Andi, nama pemuda itu adalah calon suami Karen, adik Karina. Mereka bekerja di sebuah bank swasta yang sama di kota Solo. Andi mendapat tugas dari kantornya untuk training di kantor pusat di jakarta selama sebulan. Karena Andi tidak punya keluarga di Jakarta, maka kami memintanya untuk tinggal bersama kami selama

bumi

s Saat itu aku duduk dibangku kelas tiga SMP. Usiaku menginjak limabelas tahun.Aku termasuk murid yang paling tinggi dan besar di kelas,pandai dalam semua pelajaran dan jago basket. Itu sebabnya banyak murid dan gauru2 yang sayang kepadaku. Tentunya kedua orang tuaku sangat bangga kepadaku. Apalagi aku anak tunggal.Walau mereka tidak terlalu memanjakanku, tapi semua kebutuhanku disediakan meski

My brother in law, Budi and me

Aku terbangun.Ternyata aku tidak sendirian.Mas Guntur masih erat memelukku. Tubuh kami yang telanjang bulat setelah beberapa saat yang lalu saling isap mengisap kontol cukup melelahkan. Kupandangi wajah mas Guntur yang ganteng.Agaknya dia juga ketiduran. Jam didinding menunjuk angka satu. Berarti kami tertidur kira2 dua jam. tanganku mencari-cari kontol mas Guntur. Kugenggam kontolnya yang masih

My Brother-in-law and Me

Namaku Bumi. Saat itu usiaku 16 tahun duduk di bangku kelas satu SMU terfavorit di Jakarta. Aku tinggal bersama kakak perempuanku mbak Mega dan suaminya yang sangat ganteng bernama Mas Guntur.Mereka hampir dua tahun menikah tetapi belum dikaruniai anak karena saat itu Mbak Mega sedang menyelesaikan skripsi untuk mencapai gelar S1 di bidang disain interior. Sedangkan Mas Guntur adalah seorang

###

Web-01: vampire_2.0.3.07
_stories_story