Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Andhika, sepupuku sayang

by Bumi ayudhia


Saat itu aku duduk di kelas dua SMP. Tubuhku masih belum menunjukkan tubuh orang dewasa. Yah, aku memang baru berusia 15 tahun. Masih anak-anak. Bulu jembutku pun belum lebat. Tapi kontolku sudah tumbuh besar. Lebih besar dari kontol teman2 sekelasku. Kami sering menunjukkan kontol kami waktu sedang ngaceng saat berganti pakaian setelah selesai berolah raga di sekolah. Kenakalan anak yang merupakan hal biasa. Tapi terkadang aku agak napsu juga melihatnya. Sejak usia 11 tahun aku sudah terbiasa bermain sex sejenis dengan teman2 tetangga rumahku. Tapi permainan sex kami hanya sebatas telanjang sambil bertindihan sampai ngloco bareng sampai keluarnya sperma. Aku belum mau mengisap kontol mereka walaupun mereka mau mengisap kontolku karena terkadang mereka kutraktir makan ataupun kubelikan sesuatu.Dan itu sangat sering kami lakukan. Kurasa itu hanya sekedar kenakalan kami yang belum begitu tahu tentang sex. Eyang putriku hanya seorang diri sejak eyang kakungku meninggal. Eyang ditemani Oleh Om Koko yang sudah duda dan anaknya Andhika. Andhika saat iru sudah kelas 3 SMA. Suatu saat Om Koko dikirim belajar ke Jepang oleh perusahaannya. Karena di rumah sebesar itu di daerah Tebet hanya dihuni oleh Andhika dan Eyang putri, maka Mama dan Papa memintaku untuk tinggal di rumah Eyang sementara Om koko, adik Mama, ke jepang. Mulanya aku menolak, tapi karena rumah eyang dekat dengan sekolahku, maka aku sulit untuk menolak. Jadi aku bisa bangun agak siang karena jarak ke sekolah hanya 10 menit berjalan kaki. Sebulan pertama aku merasa tak betah. Itu semua gara2 Andhika yang tak pernah mau bicara padaku. Pandangannya sinis setiap kali aku di rumah. Apalagi kalau lagi asyik ngobrol dengan eyang. Maklum aku cucu kesayangannya. ungkin dia iri. Apalaagi aku lebih tampan dan pintar pula di sekolah. Masa bodoh dengan Andhika. Yang penting Eyang suka kepadaku. dan senang dengan kehadiranku. Aku menempati kamar di lantai atas, persis disebelah kamar Andhika. Tapi kamarku lebih besar dan ada balkonnya.Ini tentunya membuat Andhika lebih iri. Mungkin saja demikian, tapi itu cuma asumsiku saja, karena sampai hari ini Andhika sama sekali belum pernah bicara sepatah katapun kepadaku.Aku benci sekali kepadanya. Mungkin dia anggap aku cuma seorang anak kecil. Masa bodoh.Peduli amat dengan Andhika. Padahal diam-diam aku mengagumi dirinya yang jantan dan perkasa. Sering kulihat dia hanya bercelana pendek ketat saat berolah raga di halaman belakang yang luas, atau kalau dia sedang berenang di kolam renang di halaman belakang. Malam itu hujan deras disertai angin kencang. Jam sembilan malam eyang sudah masuk kamarnya.Malas nonton tv sendirian di ruang tamu, maka aku naik ke atas, ke kamarku.Satu jam main Ps membuatku jenuh. Mendadak pikiran iseng muncul. Kuputar VCD bokep milik yono, teman sekelasku. Dia takut menyimpannya di rumahnya, maka dititipkannya padaku. Ada tiga keping semuanya . Pelan2 kubuka pakaianku hingga aku telanjang bulat.Kuelus2 kepala kontolku. Tapi terlalu malas untuk mengocoknya karena rasa kantuk mendadak muncul, dan akhirnya aku tertidur. Entah berapa lama aku tertidur sampai mendadak aku terbangun karena kurasakan ada tangan kekar memelukku dari belakang dan terasa kehangatan tubuh yang telanjang melekat erat ke tubuhku.Aku pikir itu Udin, pembantu eyang. Tapi Udin sudah dua hari pulang kampung karena ibunya meninggal. Memang Udin pernah beberapa kali memijitiku sampai akhirnya berakhir dengan permainan sex. Udin berusia 18 tahun. Sejak kecil dia sudah tinggal dengan eyang dan di biayai sekolahnya. Sekarang Udin sudah kuliah , juga atas biaya eyang.Aku balikkan badanku untuk melihat siapa yang memelukku. Ternyata Andhika. Kudorong tubuhnya yang telanjang. Tapi dia tetap berusaha memelukku terus. Semakin aku berontak, semakin erat dia memelukku. Tenaganya jauh lebih kuat dariku. Maklum karena dia rajin berolah raga, dan dia karateka pemegang ban hitam. Aku tak berdaya melawannya lagi apalagi waktu dia mulai mencium bibirku dengan bibirnya. Lidahnya melanglang buana didalam mulutku, membuat birahiku memuncak, ditambah dengan kehangatan tubuhnya yang kekar, dan terutama hangatnya kontol Andhika yang ngaceng beradu dengan kontolku. "maaf, bumi.Tadi kulihat pintu kamarmu terbuka sedikit. Aku intip dan kulihat kamu tidur telanjang. Film bokep masih berputar. Untung bukan eyang yang melihat ini. Aku tidak tahan melhat kamu telanjang". Andhika terus mengoceh. Aku jadi malu sendiri. Tapi kurasa aku tadi sudah mengunci pintu kamarku. Aku yakin sekali. "Aku harap kamu mau memaafkan sikapku selama ini, Bumi. Sebenarnya aku pingin akrab denganmu, tapi aku cemburu waktu kebetulan aku lihat kamu sedang tidur berpelukan telanjang dengan Udin".lanjutnya.Aku terkejut mendengar pengakuannya. Jadi selama ini dia memperhatikanku, bahkan sampai tahu aku tidur dengan Udin. Bagaimana mungkin? Padahal aku selalu mengunci kamar setiap kali Udin tidur di kamarku.Bahkan kalau sedang sendirianpun aku selalu mengunci kamarku. jangan-jangan..... ah, malas aku memikirkannya. Yang penting sekarang aku sudah dalam pelukannya. Karena aku diam saja dan menyambut serangan ciuman dan pelukannya. maka dia semakin gencar menyerangku. Kontolku yang tidak sebesar kontolnya dilahap sampai masuk seluruh batang kontolku ke mulutnya. begitu hangat dan lembut mulut Andhika. Akupun tak kalah napsu. dalam posisi69. kurenggyt kontlonya, kurebakkan bulu jembutnya yang lebat. Hanya setengah kontolnya yang bisa kukulum ke dalam mulut. Lidahku berputar2 menyapu ujung kontolnya. Andhika memejamkan mata menikmati permainan lidahku pada kontolnya.Begitu pula sebaliknya. Akhirnya kami hampi berbarengan menyemprotksn sperma. Kami menelan cairan hangat yang nikmat itu dengan lahap. Ternyata Andhika masih belum puas. Hanya lima menit berselang dia mengentoti lubang anusku. Perlahan dan lembut dia menindih tubuhku dari atas tubuhku yang tertelungkup. Terasa sakit pada awalnya, tapi rasa nikmat menyusul sesaat kemudian. Aku telah terbiasa dientot lubang anusku, dan aku menikmatinya.Apalagi bila yang mengentotiku adalah para lelaki muda dan gagah yang memang jadi idamanku. Andhika mengangkat tubuhku dengan mudah. Dia duduk dipinggir tempat tidur dan aku duduk dipangkuannya. Makin terasa seluruh batang kontolnya mendesak lubang anusku, dan semakin nikmat kurasakan. Pantatnya bergoyang seirama dengan goyanganku. Tangannya mengocok kontolku. Sepuluh menit berjalan sampai akhirnya untuk kedua kalinya kami menyemburkan sperma hangat. Kali ini spermanya berhamburan di lubang anusku, sementara spermaku muncrat membasahi kaki kami, dan sebagian berceceran di karpet. Perlahan dicabutnya kontolnya dari anusku. Selanjutnya kami tertidur berpelukan. Kurasakan ciumannya di seluruh wajahku. Sampai akhirnya kami lelap. Hari demi hari kami lalui malam2 kami hanya dengan sex. Sering juga Udin kami ajak bergabung. Kalau tahu begini sejak dulu aku mau tinggal di rumah eyang. Makin hari cintaku makin besar kepada Andhika dan begitu pula sebaliknya. Ahhh, aku bersyukur menjadi gay. Bisa merasakan puluhan bahkan ratusan kontol dari lelaki2 yang kuinginkan. Aku bahagia menjadi seorang gay.

###

9 Gay Erotic Stories from Bumi ayudhia

Abi si biang keladi

Hari itu aku sungguh merasa amat bete sekali.Mbak mega ,kakakku dan suaminya yang ganteng merangkap kekasih gelapku ,mas Guntur sedang melancong ke China selama dua minggu.Mereka memboyong pula kedua orang tuaku ikut serta. Tinggallah aku seorang diri di rumah mewah mas Guntur. Padahal ini baru hari kedua mereka pergi. Aku memang tidak kesepian di rumah karena pembantu mas Guntur yang juga

Aku dan budi

Malam itu aku merasa gelisah sekali. Aku di rumah sendirian lagi. Kakakku, mbak mega dan mas Guntur suaminya sedang berlibur ke Bali selama seminggu.Ini baru malam kedua aku sendirian. Tak ada lagi yang hendak kukerjakan. Menonton TV malas.Mau makan, di freezer banyak makanan. Lagipula aku tidak merasa lapar. Mau belajar, sekolah sedang libur panjang.Aku coba menghubungi teman2, tapi mereka semua

aku mencari pekerjaan.

Sudah 2 bulan ini aku menganggur. Sebelumnya aku bekerja di sebuah perusahaan swasta besar sebagai graphis disainer.Sebenarnya aku juga sudah mulai bosan dengan pekerjaan ini karena sudah lima tahun aku bekerja di perusahaan itu. Untunglah aku diberi pesangon yang lumayan besar, sehingga aku tidak terlalu berat menjadi pengangguran. Aku di pecat oleh atasanku, Mr. Anil yang berkebangsaan India.

An Unexpected Guest

Dengan dibantu oleh 3 pekerja bangunan yang sedang bekerja membangun rumah mungilku, akhirnya tenda berukuran cukup besar telah berdiri tegak tepat di samping bedeng tempat para pekerja tidur dan istirahat.Dengan sisa tabunganku ditambah pinjaman dari kantor, aku dapat mewujudkan keinginanku untuk memiliki rumah sendiri. Sejak aku menikahi Karina 6 tahun yang lalu, kami hanya mampu mengontrak

Andhika, sepupuku sayang

Saat itu aku duduk di kelas dua SMP. Tubuhku masih belum menunjukkan tubuh orang dewasa. Yah, aku memang baru berusia 15 tahun. Masih anak-anak. Bulu jembutku pun belum lebat. Tapi kontolku sudah tumbuh besar. Lebih besar dari kontol teman2 sekelasku. Kami sering menunjukkan kontol kami waktu sedang ngaceng saat berganti pakaian setelah selesai berolah raga di sekolah. Kenakalan anak yang

Andi, My Brother-in-law To Be

Minggu siang itu aku dan istriku Karina kedatangan tamu seorang pemuda dari Solo. Andi, nama pemuda itu adalah calon suami Karen, adik Karina. Mereka bekerja di sebuah bank swasta yang sama di kota Solo. Andi mendapat tugas dari kantornya untuk training di kantor pusat di jakarta selama sebulan. Karena Andi tidak punya keluarga di Jakarta, maka kami memintanya untuk tinggal bersama kami selama

bumi

s Saat itu aku duduk dibangku kelas tiga SMP. Usiaku menginjak limabelas tahun.Aku termasuk murid yang paling tinggi dan besar di kelas,pandai dalam semua pelajaran dan jago basket. Itu sebabnya banyak murid dan gauru2 yang sayang kepadaku. Tentunya kedua orang tuaku sangat bangga kepadaku. Apalagi aku anak tunggal.Walau mereka tidak terlalu memanjakanku, tapi semua kebutuhanku disediakan meski

My brother in law, Budi and me

Aku terbangun.Ternyata aku tidak sendirian.Mas Guntur masih erat memelukku. Tubuh kami yang telanjang bulat setelah beberapa saat yang lalu saling isap mengisap kontol cukup melelahkan. Kupandangi wajah mas Guntur yang ganteng.Agaknya dia juga ketiduran. Jam didinding menunjuk angka satu. Berarti kami tertidur kira2 dua jam. tanganku mencari-cari kontol mas Guntur. Kugenggam kontolnya yang masih

My Brother-in-law and Me

Namaku Bumi. Saat itu usiaku 16 tahun duduk di bangku kelas satu SMU terfavorit di Jakarta. Aku tinggal bersama kakak perempuanku mbak Mega dan suaminya yang sangat ganteng bernama Mas Guntur.Mereka hampir dua tahun menikah tetapi belum dikaruniai anak karena saat itu Mbak Mega sedang menyelesaikan skripsi untuk mencapai gelar S1 di bidang disain interior. Sedangkan Mas Guntur adalah seorang

###

Web-02: vampire_2.0.3.07
_stories_story