Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

GAY SEX V-MALE: OKTRI

by Gayyaoi


***Cerita ini hanya fiksi, fantasi semata. Namun kisah ini diambil berdasarkan kisah nyata.***

++V-male: pria yang mempunyai fisik dan mental layaknya seorang pria dari atas hingga bawah, dalam dan luar, namun tidak seperti pria umumnya yang mempunyai penis, v-male mempunyai vagina sebagai ganti penis, dan bisa mengalami menstruasi dan hamil (v-male: vagina male). V-male muncul karena wanita sudah punah dan digantikan v-male, yang berfungsi sama seperti wanita. V-male pun bisa membentuk otot hingga seperti binaragawan, seperti pria pada umumnya.

Karena v-male mempunyai vagina, maka male (pria biasa) mempunyai penis yang besar sebagai ganti dari penis yang seharusnya dimiliki v-male. Ukuran minimal penis male adalah 30cm.++

Hari itu hari pertama aku pergi ke gym. Setelah 18 tahun aku hidup sebagai v-male, akhirnya aku bisa juga menikmati yang namanya “ngegym.” Yah, selain menjaga kebugaran tubuh juga sekaligus cuci mata. Siapa tahu ada yang bisa dilihat.

Begitu masuk gym itu, aku sedikit kecewa karena tidak ada yang bisa dijadikan obyek cuci mata. Kecewa, aku langsung menuju ruang loker, ganti baju, dan keluar. Aku pun mulai melakukan latihan cardio selama 15 menit. Setelah berhasil memanaskan tubuh, aku mulai melakukan stretching untuk melatih kelenturan tubuhku. Sebelum stretching, aku menyempatkan diri ke ruang loker untuk buang air kecil.

Sekembalinya dari ruang loker, aku nyaris menabrak seseorang. Ia mengenakan kaus singlet ketat abu-abu yang menonjolkan lekuk-lekuk tubuhnya yang tinggi tegap, terutama dadanya yang tampak terjepit hingga pentilnya sedikit mencuat. Wajahnya cukup tampan dengan kulit berwarna sawo matang, berwajah tegas dan rambut spikenya tertata rapi menggunakan gel rambut. Aku nyaris menabrak dadanya yang kekar itu. Sedikit kaget, aku menghindar darinya, pura-pura tidak terjadi apa-apa, padahal aku sudah horny bukan main.

Untuk menghindari kecurigaan, aku stretching sebentar. Lalu aku pergi ke ruang loker, dan menemukan sang pria tampan di sana. Ia sedang melepas bajunya, sambil memainkan otot-ototnya. Aku melirik ke dadanya yang sangat bulat, padat, dan kekar yang semakin indah dihiasi pentil pink kecoklatan, dan lengan yang kekar serta perut yang rata.

“Sial. Bikin orang ga konsen ngegym.” Umpatku dalam hati, walaupun sebenarnya aku senang.

Aku sengaja mengulur waktu sambil sesekali melirik ke dadanya. Tampaknya ia menyadari aku melirik dadanya berkali-kali. Ia mengganti kaos singlet abu-abunya dengan kaus singlet hitam yang sedikit lebih ketat, yang membuat pentilnya semakin menonjol. Begitu dia keluar, aku mengikutinya dari belakang. Aku mengawasi gerak-geriknya, dari dia mengangkat beban hingga menemani rekan prianya.

“Mas, disini bedanya Personal Trainer dengan Fitness Instructor apa mas?” tanyaku pada penjaga handuk.

“Oh, kalau PT ada kliennya. Kalau FI Cuma mengawasi, tapi gak bisa punya klien.” Terangnya.

“Oh, begitu. Kalau yang pake kaus hitam itu namanya siapa mas? Dia FI atau PT?” tanyaku.

“Namanya Oktri. Dia bukan FI maupun PT. Duty Manager.” Jawabnya.

Oktri … Nama yang lucu dan jarang pikirku. Setelah beberapa jam mengawasi sekaligus ngegym, aku selesai berbarengan dengan dia. Kami pun menuju ruang loker, dan disana ia mulai melucuti pakaiannya hingga celana dalam saja. Damn! Celana dalam ketat berwarna hitam tampak tidak muat menampung kontolnya. Aku yang mulai horny, berusaha menggodanya. Aku pun melucuti pakaianku hingga celana dalam. Walaupun tubuhku tidak terlalu berotot (masih 18 tahun), tapi tubuhku lumayan jadi dan cukup bagus, terutama pantatku yang kata teman-temanku besar dan sexy. Aku membuka pakaianku sambil sedikit menggodanya. Dan taktikku berhasil. Ketika aku menoleh, aku memergoki dia memandangi pantatku. Aku segera membalutkan handuk, dan pergi ke ruang sauna. Di sana aku berharap ia akan masuk dan terpancing. Dan ternyata tak lama kemudian ia masuk seorang diri, hanya berbalutkan handuk.

Ia tersenyum, dan kubalas. Ia duduk agak jauh denganku, karena kalau duduk di sampingku, bara api persis didepannya.

“Adek baru ya disini? Saya ga pernah lihat adek.” Tanyanya.

“Iya mas. Saya masih trial. Biar bisa dikira-kira gitu mas. Mas Duty Manager sini ya?” tanyaku.

“Iya saya Duty Manager sini. Lumayan, sesekali bisa ngegym, jaga badan” Jawabnya. “Oya, sebelumnya perkenalkan nama saya Oktri.” Jawabnya.

“Marcel” jawabku singkat sambil menebar senyuman.

“Adek umur berapa?” tanyanya lagi.

“18 mas. Memangnya kenapa mas?” tanyaku.

“Badan adek bagus kalau dibentuk. Udah cukup berotot, tapi kurang ‘wah’ ngeliatnya. Perut udah cukup rata, dada lumayan, tangan udah agak berotot, kakinya juga sudah terbentuk. Jarang ada anak seumuran adek yang badannya kaya adek.” Jelasnya.

Aku pun sedikit tersipu malu dan hanya tersenyum.

“Ah, mas Oktri bisa aja. Badan mas bagus banget lho. Saya pengen punya badan sebagus mas. Kontol mas gede lagi!”

Ups. Aku keceplosan. Entah darimana kata-kata itu bisa keluar. Kami berdua hanya terdiam setelah aku mengucapkan itu. Tiba-tiba mas Oktri tersenyum.

“Kamu mau ini kan? Dari tadi saya mergokin kamu ngeliatin dada dan kontol saya lho. Ternyata kamu mau ini toh. Sini, ambil.” Ujarnya.

Tiba-tiba mas Oktri membuka handuknya, menunjukkan celana dalam sempitnya yang nyaris robek karena kontolnya sudah mengacung dengan sangat keras. Dia membuka celana dalamnya dan menunjukkan kontolnya yang menyebarkan aroma kelaki-lakian yang menggoda, apalagi bagi aku yang masih 100% virgin. Kontolnya tegak, keras dan sangat kekar, berdiri sekitar 60cm, disunat. Kepala kontolnya berwarna pink segar mengkilat terkena lampu sauna yang remang-remang, batang coklatnya yang gemuk, panjang dan tebal dihiasi urat-urat dan buah pelirnya sebesar telur burung onta, dan bulu jembut yang cukup lebat yang berwarna hitam.. Tanpa basa-basi, aku langsung menggenggam kontol kerasnya itu.

“Eits, sabar. Jangan disini, bahaya. Di washing room aja.” Katanya.

Aku yang terlampau nafsu mengangguk mengiyakan saja. Akupun masuk ke wash room paling besar, dan langsung telanjang. Tak lama kemudian, mas Oktri masuk masih mengenakan handuk.

“Wah, kamu v-male ya? Kebetulan sekali! Tampaknya ini hari keberuntunganku.” Kata mas Oktri.

Begitu mas Oktri membuka handuknya, aku langsung menerkam kontol besarnya. Tanpa basa-basi, aku pun langsung mengulum kontolnya. Alhasil, aku tersedak.

“Wah, perjaka memang beda ya. Jilatin dulu biar basah. Jadinya licin, trus enak.” Ujarnya.

Tapi aku melihat di film porno semduah itu mereka menghisap kontol kuda lawan main mereka. Tapi aku mendengarkan saja saran dari mas Oktri. Aku mengingat-ingat teknik Brent Corrigan (bintang BF) memainkan kontol lawan mainnya dengan mulutnya. Aku pun mulai menjilati kontol mas Oktri dengan lihainya. Setelah yakin cukup basah, aku pun mulai memasukkan kontol sang kuda jantan ke dalam mulutku. Aku terus menerus mendorong kepalaku, hingga terasa jembut mas Oktri menyentuh wajahku. Aku bisa merasakan kontol mas Oktri berdenyut dan kepalanya kini berada di kerongkonganku.

“Wah, baru kali ini ada orang yang bisa deepthroat kontol saya! Sejauh ini, cuma Indra yang bisa. Itu pun cuma sampai ¾ nya.” Katanya.

Aku yang sedikit kaget, berusaha berbicara sambil menunjuk ke arah luar. Yang keluar hanyalah gumam, tapi tampaknya mas Oktri mengerti.

“Kamu sepengen itu ya sama kontol saya, sampe ngomong aja ga mau dilepas? Iya, Indra yang ngejagain handuk tadi.” Katanya.

Aku hanya diam sebentar, dan tidak peduli lagi. Aku pun mulai memaju mundurkan kepalaku, sambil memainkan lidahku pada kontolnya. Mas Oktri yang tampaknya mulai terangsang, sedikit demi sedikit mulai memajukan panggulnya, yang membuatku beberapa kali tersedak. Tapi mungkin karena hobiku menonton BF hingga akhirnya dalam waktu singkat iramaku dan kontol mas Oktri mulai menyatu.

“Yees..fuck…kamu perjaka tapi jago banget ngisepnya…yees..disepong v-male…aagh..Marcel…aku mau ngecret.” Ujarnya tiba-tiba.

Aku merasakan kontol besar mas Oktri semakin menggembung dan tiba-tiba cairan hangat menyemprot kerongkonganku.

CRROOOOOOOTT…CROOOOOOOOOOOOTTT…

2 kali cairan hangat itu menyembur kerongkonganku dalam jumlah yang banyak, langsung menuju perutku yang membuatku sedikit tersedak dan kehilangan nafas. Aku menarik keluar hingga kontolnya sekali lagi menyemburkan sperma dalam jumlah banyak di dalam mulutku sebelum benar-benar keluar. Ternyata begini rasa sperma. Kental, licin, sedikit asin, dan baunya sangat khas. Akhirnya kontolnya keluar dari mulutku dan untuk terakhir kalinya muncrat di wajahku dalam jumlah yang sedikit, diikuti tetesan-tetesannya. Aku mengambil sperma yang menempel di pipiku, dan melihatnya. Warnanya persis seperti di BF. Putih keruh, kental. Aku pun langsung menjilatnya, dan membersihkan kontol mas Oktri dengan menghisapnya. Semakin lama kontol mas Oktri semakin melemas.

“Wow. Kamu hebat ya. 18 tahun tapi kayanya berpengalaman banget.” Ujarnya. Aku cuma tersenyum kecil dan menciumnya, membuat dia merasakan spermanya sendiri.

“Mas, aku pengen coba pentilmu, aku pengen netek di dadamu, boleh gak?” tanyaku menggoda.

Mas Oktri hanya mengangguk tersenyum, dan aku pun mulai melakukan aksiku. Aku yang belum mencapai orgasme langsung melahap pentil kiri mas Oktri yang segar dan keras, yang terletak di atas dadanya yang montok dan bidang. Aku menjilati putingnya, menggigitnya sedikit, dan terus menghisapnya. Aku merasa ada cairan manis yang keluar seiring aku menghisap pentilnya, yang aku jamin bahwa itu adalah air susu. Aku terus menhisap sambil meremas-remas dada kanan mas Oktri. Setelah kupikir cukup, aku melakukan hal yang sama terhadap pentil kanan mas Oktri, dan meremas-remas dada kirinya. Ternyata pentil kanan mas Oktri juga mempunyai air susu semanis pentil kirinya.

“Wah, mas punya air susu. Aku rela netek di dada mas seumur hidup.” Ujarku.

Lalu aku membenamkan wajahku di belahan dada mas Oktri yang sangat jelas terbentuk karena fitness. Aku membenamkan wajahku sambil meremas kedua dada mas Oktri sambil memainkan pentilnya. Aku juga menggesek-gesekkan memekku ke kontolnya hingga kusadari bahwa mas Oktri kembali horny.

Mas Oktri tiba-tiba mengangkatku dan menelentangkanku di atas lantai kamar mandi, membuka kakiku lebar-lebar. Mas Oktri tampaknya sudah terlalu nafsu, hingga akhirnya dia membuka bibir memekku, mengekspos lubang memekku yang jelas masih sangat sempit dan kecil.

“Wah, kamu memang bener-bener perjaka. Memekmu aja masih sempit begini.” Ujarnya, yang dari nadanya tampak penuh nafsu.

Semua itu terbukti ketika mas Oktri langsung membenamkan wajahnya di memekku. Aku merasakan nafasnya yang hangat di bulu jembutku yang lumayan tebal, dan aku merasakan lidah mas Oktri yang mencoba mempenetrasi lubang memekku. Terasa agak sakit, tapi entah kenapa rasanya nikmat sekali. Aku pun mengerang-erang sebagai tanda sakit sekaligus keenakan.

“Auu..mas..pelan-pelan dong..sakit nih..lidah mas gede juga ya…pantes kontol mas gede..au..mas..masukkin kontol mas aja deh langsung…udah ga sabar pengen dihamilin…” ujarku yang setengah sadar.

Mas Oktri yang masih asyik ngejilatin memekku tampaknya tidak mendengar apa yang kukatakan barusan. Tapi tak lama setelah aku mengatakan hal itu, mas Oktri langsung berhenti dan berlutut di depanku sambil menepuk-nepuk kontol besarnya yang sudah ngaceng di atas memekku.

“Oke, saya penuhin yang kamu minta. Tapi kalau memekmu nanti udah longgar, saya ga tanggung ya.” Kata beliau.

Aku yang sudah dipenuhi hawa nafsu mengangguk saja mengiyakan. Setelah menepuk-nepuk kontolnya di atas memekku, mas Oktri mulai menempelkan kepala kontolnya di lubang memekku. Perlahan-lahan, ia memasukkan kepala kontolnya yang jelas lebih besar dari lidahnya.

PLOP! Bunyi kepala kontol mas Oktri yang berhasil masuk ke memekku. Baru kepalanya saja sudah terasa sakit, gimana batangnya yang gemuk itu?

“Ouch…yeah…fuck me…terus mas…daleman lagi…” ujarku yang bertekad menahan sakit.

Mas Oktri yang juga sudah horny, mulai mendorong kontolnya semakin dalam. Aku hanya meringis kesakitan, dan sedikit mengerang dan mendesis, berusaha supaya tidak terdengar orang di luar yang pada saat itu waktu paling ramai untuk orang ngegym. Pertama kulihat, kontol mas Oktri sudah masuk setengah, tapi itu sudah terasa memenuhi memekku. Mas Oktri benar-benar mendorong terus, tanpa sedikitpun menariknya. Memekku yang rasanya seperti mau dirobek terus dipaksa menelan kontol besarnya. Tapi ternyata perjuanganku berhasil. Akhirnya aku merasakan jembut mas Oktri menyentuh jembutku, dan sebuah benda luar biasa besar bersemayam di memekku. Aku bisa merasakan ujung kepala kontol mas Oktri yang mendorong dinding memekku hingga rasanya memekku melar hingga ingin mencapai paru-paru. Mas Oktri membenamkan kontolnya dalam-dalam di memekku supaya aku terbiasa dulu mungkin. Tampak dari wajahnya yang horny sekaligus kaget.

“Mas…sakit mas..tapi enak..gimana nih?” tanyaku.

“Tahan aja ya Marcel sayang…memang sakit…mas juga tahu kok…tapi mas bingung banget nih sama kamu…kayanya memekmu tuh memang buat mas deh…kontol mas yang kata temen-temen mas ga kira-kira gedenya ini bisa muat di memekmu…mas jadi sayang sama kamu. Mas juga ga pernah ngentot memek sebelumnya. Tapi kamu pasti bisa” Katanya.

Mas Oktri langsung mencium bibirku yang juga masih perjaka, dan kontolnya masih terbenam dalam-dalam di memekku. Kontolnya yang besar, panjang dan gemuk itu berdenyut-denyut di memekku, menebar kehangatan yang tidak pernah aku rasakan.

“Tahan ya…mas siap ngentotin kamu…” katanya.

Mas Oktri tiba-tiba menarik kontolnya. Kekosongan terasa mengisi memekku. Baru saja aku ingin meminta mas Oktri untuk membenamkan lagi, tiba-tiba mas Oktri langsung menghajar memekku dengan kontol raksasanya.

SCHLIKK! Bunyi kontol mas Oktri yang menghujam memekku.

Aku yang kaget setengah mati karena masih terasa sakit, berusah sekuat tenaga menahan untuk tidak teriak, tapi bukannya mengeluarkan erangan, aku malah tersedak. Tenaga mas Oktri sangat besar, sehingga membuatku kaget. Mas Oktri langsung menghentikan entotannya dan menatap wajahku. Aku pun memberi isyarat untuk melanjutkan. Tampaknya aku cuma sedikit kaget.

Mas Oktri tersenyum dan mulai menarik kembali kontolnya, dan langsung menghujamkannya kembali. Tenaga mas Oktri yang besar membuatku sedikit terdorong mundur, namun mas Oktri menahanku tetap di tempat dengan memegangi kakiku sekaligus membuatku mengangkang lebar-lebar.

“Eh, ada darah sedikit. Kayanya selaput daramu pecah. Wah, kamu bener-bener masih perjaka.” Ujar mas Oktri. Beliau pun mengelap darah yang menempel di kontolnya dan di memekku dengan handuknya. Apa yang terjadi kalau nanti orang bertanya? Memang sih darahnya cuma sedikit.

“Tenang saja. Aku bakal bilang ke orang-orang kalau aku mimisan. Trus karena udah gawat, ditahan pake handuk daripada keluar lebih banyak lagi. Aku bakal minta maaf sama mereka.” Ujar mas Oktri yang tampaknya membaca raut wajahku yang bertanya-tanya. Setelah selesai mengelap darahku, mas Oktri kembali melancarkan aksinya dengan mengentot memekku lagi.

Sodokan-sodokan pertama yang terasa sakit membuatku meringis kesakitan. Memekku benar-benar serasa terbakar. Aku mulai merasa memekku mengeluarkan cairan pelumas yang membuat kontol mas Oktri semakin lancar menghajar memekku. Sodokan-sodokan berikutnya mulai menimbulkan sensasi yang nikmat. Tampaknya mas Oktri berhasil menemukan G-spot ku. Semakin lama sodokan kontol mas Oktri semakin keras dan cepat, yang menimbulkan bunyi yang kujamin terdengar hingga keluar. Tapi aku tidak peduli, begitu juga dengan mas Oktri. Mas Oktri terus saja mengentoti memek perjakaku ini, sambil sesekali mengelus perutku yang rata, dan sesekali memeras dadaku yang baru terbentuk, juga sesekali memegang otot lenganku yang lumayan jadi.

Waktu terasa terus berjalan. Suara air dari shower tetangga terdengar sangat keras. Tampaknya orang-orang sudah mulai selesai ngegym. Aku menggunakan kesempatan ini untuk mengerang sepuasku. Entotan mas Oktri benar-benar mantap! Benar-benar selaras dengan tubuhnya yang kekar. Sodokan demi sodokannya membuat suasana semakin panas. Aku bisa merasakan dan mendengar nafas kami memburu akibat seks yang kami lakukan. Irama entotan mas Oktri semakin kencang. Setiap entotan mas Oktri yang menyodok dinding memekku membuat nafasku sedikit tersekat karena dorongannya yang kuat serasa ingin menembus sampai ke paru-paruku. Tiba-tiba aku merasa tubuhku merinding, seperti ada sesuatu yang mau keluar. Aku menyadari bahwa ini pertama kalinya aku mengalami ejakulasi.

“Mas Oktri…aku…udah ga tahan…aku…mau ngecret…ooh…” ujarku yang sudah tidak tahan.

CROTTTTTT… CROOOOOOTT… CROTTTTT…

Begitu selesai berbicara, memekku langsung mengeluarkan cairan ejakulasi. Warnanya yang bening sempat membuatku mengira itu kencingku, tapi aku merasa bahwa cairan ini keluar dari memekku. Beberapa cairan itu muncrat ke lantai, ke jembutku, dan ke jembut mas Oktri karena sudah tidak ada ruang yang mampu menampung cairan itu. Mas Oktri masih asyik mengentotku, dan semakin lama entotan mas Oktri semakin kencang dan cepat.

“Marcel…mas udah mau ngecret nih…mas mau hamilin kamu…mas mau ngecret di dalam memekmu boleh ga? Mas mau punya anak dari kamu…” ujar mas Oktri terbata-bata.

“Boleh banget mas…aku mau…punya anak dari mas…pasti anak kita bakal ganteng kaya mas…sembur aja di memekku mas…hamilin aku mas…” jawabku yang sudah ngelantur saking nafsunya. Aku tahu resiko ini sangat besar, tapi apa daya ketika hawa nafsu yang menghantui.

“Oke Marcel...aku…udah ga kuat…terima pejuh…mas…FUCK YEAH!!” jerit mas Oktri di tengah gemuruh air shower.

Mas Oktri lalu membenamkan kontolnya dalam-dalam ke dalam memekku. Kali ini aku benar-benar merasa kontol mas Oktri menusuk memekku lebih dalam dari sebelum-sebelumnya. Ini entotan mas Oktri yang paling dalam, di mana jembut kami beradu dan mas Oktri menarik tubuhku supaya aku tidak terdorong. Aku bisa merasakan kontol mas Oktri yang berdenyut-denyut dan mengembang. Tak lama kemudian, muncratlah sperma mas Oktri di dalam liang keperjakaanku.

CROOOOOTTT…CROOOOTTTT…CROOOOOOOOTTT….

Aku bisa mendengar bunyi sperma yang ditembakkan mas Oktri dalam memekku. Berulang kali aku mendengar bunyi-bunyi semprotan pejuh mas Oktri yang ditembakkan di dalam memekku. Aku mencoba mengitung tembakan spermanya.

2…3…5…8…9…13…14…16...18…

18 kali! Mas Oktri menembakkan spermanya dalam jumlah yang banyak di memekku sebanyak 18 kali! Tembakan mas Oktri melemah di tembakan ke-15, dan akhirnya berhenti total setelah tembakan ke-18. 18. Sama seperti umurku sekarang ini, yang keperjakaannya direnggut oleh seorang Duty Manager tampan sebuah gym.

Setelah selesai menembakkan spermanya pun, mas Oktri tidak langsung mencabut kontolnya. Kontolnya masih tegang sekali, terbenam dalam di memekku. Aku bisa merasakan cairan putih, licin, kental, dan agak asin itu kini berenang-renang di memekku, mencari sel telur untuk dibuahi. Aku merasakan memekku berat dan penuh karena sperma mas Oktri. Mas Oktri yang akhirnya mencapai orgasmenya juga, memelukku erat-erat sembari masih membenamkan kontolnya. Nafas kami yang memburu masih terdengar. Mas Oktri pun mulai menciumku lagi. Kami melakukan French-kiss yang panas di washing room, membiarkan memekku dibuahi sperma mas Oktri.

Setelah sekitar 10 menit kami melakukan rehat, dan berciuman beberapa kali, akhirnya mas Oktri menarik kontolnya keluar, yang sekarang sudah lemas. Begitu keluar, aku melihat kontol mas Oktri bergelimang cahaya akibat campuran sperma dan cairanku yang ditimpa sinar lampu. Anehnya, aku sama sekali tidak merasakan ada setetes pun sperma yang lolos dari memekku, bahkan tidak satu sel sperma pun lolos dari memekku, kecuali yang menempel di kontol mas Oktri. Tampaknya, memekku sangat luas untuk ditampungi sperma mas Oktri yang begitu banyak. Aku juga tidak rela membiarkan satu sel sperma pun lolos dari memekku.

“Kamu benar-benar hebat. Baru kali ini saya merasakan hebatnya ngeseks. Memekmu bener-bener mantap. Dalam, dan luas. Liat aja. Ga ada satu sel sperma pun yang lolos dari memekmu.” Kata mas Oktri.

Aku cuma tersenyum kecil, masih merasakan efek entotan mas Oktri. Agak susah untuk bangun, karena memekku rasanya sangat nyeri. Aku berusaha sekuat tenaga meraih kontol mas Oktri yang sudah lemas itu. Aku tidak mau menyia-nyiakan sperma mas Oktri yang sangat berharga, jadi aku pun langsung melahap kontol mas Oktri. Tujuanku bukan membuat mas Oktri horny lagi, tapi hanya untuk membersihkan sperma yang menempel di kontol mas Oktri. Melalui beberapa hisapan saja kontol mas Oktri sedikit tegang lagi. Benar-benar cocok menjadi Duty Manager!

“Eits. Kamu hebat juga ya bisa bikin kontolku naik lagi. Jangan ya anak manis. Cukup ya. Aku udah ga punya stok lagi, sudah habis buat hamilin kamu. Aku mau mandi dulu, cari ruangan lain. Kamu hebat banget, sayang.” Ujar mas Oktri, sambil menciumku yang tentu aku balas.

Mas Oktri segera keluar dari washing room kami. Aku masih telentang di atas lantai sekitar 30 menit, memikirkan kejadian tak terlupakan tadi. Lalu, aku pegang memekku yang kering, dan merasakan sperma mas Oktri tampaknya sudah menemukan sel telur untuk dibuahi. Aku pun segera mandi untuk pulang ke rumah.

Setelah selesai, aku pun keluar dari gym itu. Di depan, aku menemukan mas Oktri sudah rapi, sedang menghadapi klien. Tidak tampak bahwa dia habis ngesex denganku. Tiba-tiba mas Oktri menoleh, dan mengedipkan mata sambil memberi isyarat untuk meneleponnya nanti malam. Aku hanya tersenyum dan membalasnya kembali dengan kedipan mata.

***

9 bulan kemudian, aku melahirkan anak kembar pria yang tampan dari hasil hubungan seksku dengan mas Oktri. Aku beruntung sekali tinggal sendiri, karena keluargaku ada jauh di kampung halaman, sehingga mereka tidak tahu bahwa aku sudah mempunyai anak di usiaku yang ke-18. Mas Oktri pun mempertanggungjawabkan tindakannya, dan kami pun tinggal serumah dan mengasuh anak kami berdua.

***FIN***

###

1 Gay Erotic Stories from Gayyaoi

GAY SEX V-MALE: OKTRI

***Cerita ini hanya fiksi, fantasi semata. Namun kisah ini diambil berdasarkan kisah nyata.***++V-male: pria yang mempunyai fisik dan mental layaknya seorang pria dari atas hingga bawah, dalam dan luar, namun tidak seperti pria umumnya yang mempunyai penis, v-male mempunyai vagina sebagai ganti penis, dan bisa mengalami menstruasi dan hamil (v-male: vagina male). V-male muncul karena wanita

###

Web-01: vampire_2.0.3.07
_stories_story