Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

singing in the rain

by Safenias@yahoo.com


Singing In The Rain Perumahan Taman Setiabudi Indah di Medan sedang banyak membangun rumah mewah, bangunan setengah jadi ataupun tahap finishing gentayangan sepanjang jalan. Beberapa bangunan hanya dipagari seng, atau terbuka sama sekali, pemiliknya belum punya cukup dana untuk menyelesaikan rumah tersebut. Di bangunan-bangunan seperti itulah tukang-tukang jualan makanan bergerobak beristirahat melepas lelah atau tukang-tukang beca berkumpul. Rumahku terletak di Taman Setiabudi Indah, dari jalan raya di depan ke rumahku kira-kira satu kilometer lebih sedikit, turun dari kendaraan umum aku jarang naik beca, sering jalan kaki menuju rumahku. Sore itu seperti biasa berawan, tapi aku tetap saja jalan kaki, biasanya hujan selalu turun malam hari. Aku baru saja berjalan sekitar 300 meter dan tiba-tiba breeeeesss… ! Hujan turun dengan deras, aku berjalan lebih cepat dan akhirnya berlari kencang mencari tempat berteduh. Aku melihat sebuah rumah setengah jadi dengan pagar seng tidak terkunci, segera saja aku masuk dalam keadaan basah kuyup. Bangunan itu kosong melompong, lantainya masih tanah, dindingnya belum dilapis semen. Baju dan celana kulepas, kuperas lalu kugantung di sebuah tali yang terpentang di kusen jendela belakang. Aku melihat sebuah sudut tersembunyi dengan talang bercucuran air hujan, aku lantas mandi hujan seperti waktu kecil dulu. Tanpa aku sadari sebuah gerobak ketupat masuk, tukangnya juga mencari tempat berteduh, mungkin dia sudah sering datang dan tahu tempat ini kosong. Hujan semakin deras, suara pagar seng berderit-derit ditimpa angin dan hujan, aku berhenti mandi dan memeras celana dalamku, lantas masuk ke dalam. Betapa terkejutnya aku melihat seorang lelaki sedang telanjang bulat menghadap ke api unggun di lantai tanah, tanpa sadar aku berteriak karena kaget, lelaki itupun jadi kaget ikut berteriak. Akhirnya kami berdua tertawa terbahak-bahak sambil saling menunjuk, karena sama-sama kaget dan telanjang. Lelaki itu lantas mengambil sebuah kardus, merobeknya dan mempersilahkan aku duduk : ”nggak usah malu-malu, udah tanggung Bang” katanya. Kami duduk bersila di depan api unggun kecil menghangatkan badan, aku bersidekap sambil mengepit kontolku yang menciut kedinginan. Aku mulai memperhatikan lelaki ini, rambutnya berantakan basah kuyup, berkulit gelap, badannya agak kurus, mukanya manis tapi tirus, kakinya juga biasa saja, yang istimewa dadanya berbulu halus sampai ke bawah, perutnyapun bagus. Last but not least kontolnya dalam keadaan dingin seperti ini panjang dan lumayan besar. Kami saling berkenalan dan bercerita, namanya Joko, orang Jawa kelahiran Medan, umurnya baru 20, tapi wajahnya kelihatan lebih tua. Ia putus sekolah, pernah jadi kenek bis, tukang bangunan akhirnya jualan ketupat sayur, ia sudah sering mampir di bangunan ini beristirahat. Dari ngobrol sederhana yang sepele kami mulai mengarah pada cerita yang mesum, terlebih aku penggemar kontol yang sangat penasaran ingin melihat perkakas Joko hidup dan membengkak. Angin berdesir kencang sehingga aku menjadi kedinginan, aku menggigil, menekuk lutut bersidekap mendekat ke api “wuih…..anginnya bikin aku menggigil, kamu dekat-dekat sini biar aku hangat” kataku pada Joko, ia tertawa lantas duduk bersila di belakangku “nikh biar lebih anget” katanya sambil memelukku dari belakang “suka pijet nggak” sambungnya. “Pijet boleh, peluk boleh apa aja boleh, asal bikin aku nggak kedinginan” jawabku. Joko mulai memijat-mijat tanganku, badannya menempel di punggungku “gawat nikh bisa bangun punyaku” kata Joko sambil terus memijat. “Bangunin aja aku pengen liat segede apa punyamu” sahutku, ia terkekeh, tangannya meraba kontolku “punyaku pasti lebih besar dari ini” kata Joko, darahku berdesir, genggaman tangan Joko membuat kontolku jadi hidup. Aku menjulurkan tanganku ke belakang mencari-cari alat kelamin Joko, tanpa basa-basi Joko mengarahkan tanganku ke kontolnya “nikh…..mulai hidup Bang…..gede khan !!” serunya senang. Burung Joko semakin hidup, semakin keras dan semakin bengkak, tanpa malu-malu aku membalikkan badan dan ngangkang menyelonjorkan kakiku di atas pahanya. “udah sering ya ?” tanyaku pada Joko, yang ditanya dengan enteng menjawab “orang miskin macam aku Bang mana sanggup beli perempuan, kalau mau yang gratis mana ada perempuan nengok ?....yah paling main sama sesama jenis yang sama-sama kesepian” Dalam hatiku pas bener nih, aku penggemar kontol anak muda, nafsu mereka masih menggelegak, alat vital mereka masih kenceng-kenceng, fantasi mereka juga tinggi, pokoke pas deh dengan kebutuhanku. Burung Joko makin keras, rasanya pengen banget aku sedot-sedot, tapi aku jaga gengsi juga, burungku mulai berasa nikmat dikocok-kocok tangan Joko yang kasar. Dengan reflex aku mengocok burung Joko makin cepat, barangnya makin keras, Joko mulai mendesis-desis keenakan. Sedang aku asyiik mengocok sambil melamun Joko berdiri “Bang pindah yuk ke belakang aja, ada bale di sana, enak kita main ! begini tanggung !” tanpa disuruh dua kali aku ikut berdiri dan mengikutinya ke belakang. Di dapur yang seperempat selesai itu ada sebuah bale-bale dari bamboo dan papan triplex, alasnya dilapis kardus. Joko kelihatan sudah bernafsu tapi dia juga agak malu, jadi aku berinisiatif memeluknya berdiri, aku menyuruh dia menjilat pentilku “jilat dulu Jok, bikin aku nafsu, nanti aku puasin kamu” kataku, Joko menurut menjilati pentilku, tanganku mengocok burungnya, lidahku menjilati telinganya. Jilatan Joko semakin ganas, pentilku disedot penuh nafsu, tangannya menggerayangi kontolku, ditarik, diremas, dikocok nggak karuan. “Abang main biasa gaya gimana ?” Tanya Joko sambil menggigit pentilku “sedot-sedotanlah, sodomi mana aja yang pas, terserahlah !” aku menjawab, Joko berhenti mengisap pentilku, ia berdiri menatapku “wah…..mau aku ! sudah lama aku nggak nembak di sini” ujarnya sumringah sambil mengelus pantatku. “hmmmmmm……rejeki nih” sambungnya lagi mesra, Joko memelukku dan mencium bibirku….cup cup cup….lantas bibirnya menggigit bibirku dan saling melumat, berkulumlah kami berdua, berpelukan erat, badan kami saling bergesek, terasa sekali burung Joko ngaceng, hangat keras di perutku. Hujan masih saja turun lebat, angin berderak-derak, bale-bale yang kami naiki juga ikut berderak-derak, aku menindih Joko sambil menggesek-gesekan batang kontolku, Joko mengimbangi pelukanku dengan rangkulan penuh nafsu, bibir kami tetap saling melumat. Joko mengangkang dan menaikkan kedua lututnya, kontolku menyentuh biji pelirnya, lembut dan membuat aku semakin bergelora. Birahiku sudah memuncak, aku berdiri mengangkat paha Joko, kontolku dengan jinak mengarah ke lubang anus Joko, dengan sekali tekan kontolku masuk ke dalam lubang kenikmatan itu, rasanya seperti terbungkus lemak yang bergerigi. Joko mengendurkan dan menyempitkan anusnya…ooooh terasa kontolku seperti digigit dan dikunyah-kunyah, badanku merinding, terlebih ketika Joko menggoyang-goyangkan pantatnya kekiri kekanan, aku semakin bernafsu, aku menekan dan menarik kontolku dengan irama tetap, jembutku bergesek dengan bijinya, Joko jadi liar, ia merintih-rintih sambil menarik kedua pantatku. “lebih keras Bang…lebih cepat…..lebih cepat” dan aku menggerakkan pinggulku semakin cepat, tekan tarik tekan tarik sepuas hatiku, kontolku menghujam lubang anus Joko semakin cepat dan semakin kasar “oooooooh……..hhhhhssss……..ooooooh” Joko berkali-kali mengeluh, matanya dipicingkan, badannya bergerak-gerak mengikuti goncangan dan sodokan kontolku. Suara bale-bale semakin ribut berderit-derit seakan mau rubuh. Rasa nikmat menjalar dari ujung kaki sampai kepalaku, jantungku berpacu sangat cepat, aku menggoyangkan pinggulku semakin cepat, tanganku meremas-remas dada dan pentil Joko seperti kucing mencakar tanah. Nikmat……nikmat….sungguh nikmat ngentot berdiri diiringi suara hujan……aku menikmati ekspresi wajah Joko yang kesakitan dan ia menikmati sodokan kontolku. Akhirnya aku tidak tahan lagi, aku menekan kontolku ke dubur Joko sekuat-kuatnya…creeeeet creeeeeeeeeeeet airmaniku menyembur hangat di dubur Joko. “uuuuuuuughhhhhh…….!!!!!!” Aku terpekik keenakan, disaat demikian Joko memainkan otot duburnya, kontolku serasa dijepit gusi dan dikunyah-kunyah…..”aaaaaahhhhhh!” aku menjerit ngilu tapi nikmat. Aku ambruk ke atas dada Joko, aku menciumi bibirnya, mendesakkan lidahku ke rongga mulutnya, iapun membalas penuh semangat. Kini Joko berdiri dan minta dilayani, dengan cepat ia membaringkan aku, kedua kakiku diangkat disandarkan dibahunya, ia meludah dan mengoleskannya di anusku, kontolnya digenggam dan disodokkan ke duburku, tapi terlalu besar, susah masuk, ditekan dua kali tetap susah masuk “Bang nungging saja” perintah Joko si tukang ketupat sayur, aku nurut lantas nungging. Bleeeessss……….bleees dan bleeeebbbeeeeeeeessssssssss…….kontol Joko masuk dengan susah payah. Wuuuiiih……badanku kontan rasanya meriang……kontol Joko terasa sangat besar dan berat dalam anusku, seketika rasanya perutku sesak dan hangat. Perlahan-lahan Joko menggoyang-goyangkan pinggulnya, halus dan hati-hati, aku masih dapat menikmati rasanya, tapi rupanya nafsu Joko semakin tinggi, semakin bergairah, ia bukan saja mempercepat geraknya tapi juga meremas-remas perut dan alat vitalku…..”aaaaauuuuw…!!” jeritku, Joko semakin sinting, gerakannya sekarang seperti jarum mesin jahit…..semakin cepat dan semakin keras, sodokannya membuat aku hampir pingsan. Lubang anusku terasa panas, betul-betul hebat tukang ketupat ini, muda, kuat goyangnya, gede pula kontolnya…..setiap hari seperti ini duburku bisa longgar. Hampir sepuluh menit aku digarap Joko, aku sudah hampir menarik duburku dari sodokan kontol Joko, aku menyerah, kehabisan tenaga, tapi Joko semakin gila “ssssssshhhh …….ssshhhhh…….nikmaaaaaaaaaat………….Baaaaaaaaaannnngggggg !!!!!!!!!” Joko mendesah dan meringkik…….creeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeetttttttttttttttt !!!!!! akhirnya meledak juga pertahanan Joko, dengan pelukan teramat kuat Joko menjepit badanku, kontolnya ditekan habis-habisan di anusku…….”oooooh….oooohhh !! ia mencapai ejakulasi penuh kejantanan. Kami berdua terkulai lesu, nafas kami berdua terputus-putus, kami berpelukan seketat-ketatnya, Joko berbisik “nikmat sekali Bang…..sudah 2 tahun aku nggak nembak di lubang pantat, pantat Abang enak kali, rapat, bisa bikin aku jatuh cinta !” lantas ia menciumku berkali-kali. Hujan masih lebat, kami berdua mandi berdua di bawah talang, tanpa sabun, hanya saling menggosok, saling menggoda dan bercanda. Aku dipeluk-peluk Joko dari belakang, kontolku dimain-mainkannya lagi, akhirnya burungku tegang, aku minta Joko mengisapnya tapi ia menolak “jangan sekarang donk…disimpan buat besok !” katanya, gantian dengan iseng aku jongkok, kontol Joko aku isap-isap, aku jilat-jilat. Di bawah semburan air talang alat vital Joko dengan cepat berdiri lagi, aku semakin jalang, aku klomot kepala kontol Joko, yang punya kontol mengerang-ngerang keenakan, kegelian. Alat vital Joko semakin keras, berdiri tegak, warnanya yang kehitam-hitaman membuatku semakin nafsu, tapi aku menahan diri. Setengah kontol Joko tergenggam dengan telapak tangan, setengah lagi kumasukkan mulut , kumainkan dengan lidah sambil kukocok-kocok dengan cepat. Birahi Joko menjadi-jadi, ia juga menggoyangkan pantatnya maju mundur, aku sengaja membuat Joko terpancing untuk ejakulasi dua kali. Disaat ia makin semangat aku berhenti “Bang….ayolah…..sudah ndak tahan aku nikh !” rengeknya, “simpan donk buat besok…..” balasku menjawab. Aku lari ke dalam menghindarinya, Joko mungkin kesal, ia mengejarku, menangkap lenganku “ayolah Bang…sudah tanggung ! ayo Bang sedikit lagi tumpah air maniku !” ia merengek-rengek minta dilayani. Sementara itu hujan semakin kecil, angin masih bertiup kencang dan hari mulai gelap. Aku kasihan sama Joko, lagipula kapan lagi aku ada kesempatan main sama dia, akhirnya aku jongkok di lantai tanah, kontol Joko yang masih tegak itu aku jilati lagi, aku klomot dan masukkan dalam mulut. Batang kontol itu aku gigit-gigit dan kumainkan dengan lidah “iiiiiiiiiiiih……iiiiiiihhh” Joko mengikik keenakan, lantas dia mengayun badannya maju mundur, kontol itu terasa panjaaaaaaaang dan besaaaaaar dalam mulutku, meski demikian aku juga merasa sangat nikmat dapat mengisap alat vital Joko. Sebentar kemudian Joko memekik panjang “Baang ooooooooohhhhhh……..Baaaaaaang…..!!!!! sperma tukang ketupat sayur meledak di dalam rongga mulutku…..crrreeeeeeeeeeeeeeeeeet…creeeeeeeeeeeeeeeeeeet….ccccreeeeeeeeeeeet !!!!!!! rasanya asam-asam legit kental gurih sangit…..wuih uenak tenan ! kulahap kontol Joko mencari sisa-sisa sperma yang melekat dan batang kontol Joko aku genggam dan kujilat-jilat sampai bersih. Yang punya kontol meringkik kegelian “udah…udah…udah…..geli Bang….geli…..! Aku puas membuat Joko ejakulasi dua kali, Joko juga puas, ia mencium pipiku lantas ia menggeleng-gelengkan kepalanya “mimpi apa aku semalam, dapat teman ngeseks mulus begini, mainnya enak pula…..aku puas kali Bang, aku mau bermalam sama Abang, biar kutiduri badan mulus Abang sampai pagi” ia memujiku, aku sambil tersenyum menjawab : “Kapan-kapan kalau rumahku kosong, aku cari kamu, kamu boleh menginap dan kita main sampai pagi” Kami lantas mengambil pakaian kami yang setengah basah, sambil saling berciuman, mengulum mesra. Kemudian Joko memelukku lagi “indahnya Bang ngeseks sama Abang sambil hujan-hujanan” ia tersenyum manis sekali. Hujan masih rintik-rintik, kami segera berpisah, aku setengah berlari menuju rumahku sambil bernyanyi-nyanyi, Joko menunggu hujan benar-benar berhenti. Ini hari yang indah, teramat indah, aku senang berhubungan badan dengan Joko. Aku masih sempat berhubungan badan lagi dengannya, 3 kali di tempat yang sama dan sekali di kamarku, ketika semua penghuni rumah pergi ke Malaysia. Semenjak aku pergi ke Nias aku tidak lagi bertemu dengan Joko, si tukang ketupat sayur, pemuda yang menggagahiku di bawah hujan lebat, tak akan kulupakan spermanya yang gurih, sangit dan alat vitalnya yang panjang, besar yang sudah membuat anusku longgar.

###

20 Gay Erotic Stories from Safenias@yahoo.com

24/7/365

Tinggal di Arab merupakan sebuah kenikmatan, berbagai macam barang ada, harganya murah, bahan makanan dan minuman juga lengkap! dan hampir semua orang di sana yang kutemui baik-baik, terlebih para lelakinya selalu menawarkan kemaluannya dengan penuh keramahan.Setiap saat aku mau, selalu dapat kontol, pagi subuh nemu kontol, sarapan pagi….juga kontol ! jam sepuluh ada kontol, siang bolong

6 jam di jogja

Enam Jam Di JogjaIni bukan kisah sejarah perjuangan Pak Harto dalam masa Revolusi, meski judulnya sama tapi ini sejarah tidur dan bergulat dengan seorang Pakistan di atas kasur. Sama-sama seru ! Pak Harto berjuang mengandalkan pestol, cerita yang ini berjuang mengandalkan kontol.Begini ceritanya : Sebuah hotel baru akan diresmikan di daerah Losari, dekat Magelang, gerombolan kami turut di

A Tale From Arabia

A Tale From ArabiaSelama sebulan lebih aku harus bolak-balik Mecca-Medinah, tamu-tamuku bertebaran di kedua kota tersebut. Ada 36 orang di Mecca dan 54 orang di Medinah. Terus terang lebih banyak tamu-tamu menghabiskan waktu di Medinah, karena suasananya lebih damai dan sejuk. Begitu juga orang di sana jauh lebih ramah. Kotanyapun lebih rapih dan menyenangkan.Jarak Mecca -Medinah kutempuh

AKWANG

AKWANG Bulan September 2004 team kami harus mengunjungi tempat pengungsian minoritas Cina, mereka korban Gerakan Aceh Merdeka, letaknya di daerah perindustrian, kota di mana kami tinggal. Kami siap-siap dengan berbagai kebutuhan pendidikan dan obat-obatan. Hari yang ditentukan tiba, kami datang dan disambut ramah panitia pengungsi, kami langsung membagi diri sesuai tugas masing-masing.

arabian night

Sore itu aku baru saja mendarat di Ngurah Rai International Airport, segera check-in di Grand Bali Beach Hotel yang jauh dari hiruk pikuk, terlebih karena setumpuk pekerjaan yang harus kulakukan berada di daerah Renon, dekat dengan Sanur. Belum sempat beristirahat telponku berdering, rekan bisnisku mengajak makan malam di Jimbaran, segera kami meluncur ke sana. Waktu baru saja menunjukkan pukul 7

Bali The Heaven On Earth

Pagi-pagi Tante Ida menelpon dari Jakarta :”Man, anak lelaki sahabat Tante di Denver nanti mendarat jam 11 siang, mau liburan di Bali, maaf ya ! dadakan ! Tante sibuk, lupa kasih tau, nanti sekalian ke kantor, Tante transfer ke rekening BCA kamu buat uang pegangan…...” dan seterusnya…..ia memborong bicara, padahal aku masih ngantuk ! bayangkan aku baru tidur jam 2 dan jam 6 pagi Tante saya

Blitzkrieg !

Blitzkrieg !Halo-halo pencinta cerita homo ! Ini laporan pandangan mata, fresh report dari Dili, “kota sejuta kontol” Sore tadi bersama teman-teman saya pergi ngopi ke Area Branca, atau Pasir Putih, daerah tepi pantai dengan pasir yang warnanya putih. Areanya tidak besar, paling-paling hanya sepanjang 1 km, tapi di sore hari kota Dili tampak cantik dari sana, bukit-bukitnya terlihat biru dan

bread & butter

Pernah suatu kali Iwan Tirta mengatakan kepadaku “relations & sex” ibaratnya seperti bread & butter, tak terpisahkan seperti roti yang harus diolesi mentega. Hmmm….. coba pikirkan ! kata-katanya benar ! Pada pengalamanku, bila seks antara aku dan pasanganku cocok maka hubungan kami menjadi lancar, hal-hal kecil yang bisa menjadi biang keributan akan terselesaikan di atas ranjang. Atau

Dili 2008

Dili 2008Pertama kali aku melihatnya bulan Agustus 2008, di sebuah restoran bagi kalangan menengah di kota Dili, Timor Leste. Aku dan teman-teman sedang makan malam, tidak jauh dari tempat kami duduk rupanya ada perayaan ulang tahun. Sepotong kue taart besar di pasangi lilin digiring ke meja rombongan itu. Suasana penuh senda tawa dan bahagia, tiup lilin dan jepret-jepret mereka berfoto. Yang

Goyang Dombret

Goyang DombretAda sebuah kantor di sebelah ruko aku tinggal. Kalau hari Sabtu, kantor itu setengah hari, setiap Sabtu selewat jam 2 siang selalu kedengaran music dangdut di stel dengan sangat keras dari kantor tersebut, dan baru berhenti Senin pagi saat kantor buka lagi. Bayangkan dari Sabtu siang sampai Senin pagi semua tetangga harus menderita dengan music kampungan yang disetel dengan volume

Jakarta-Bandung-Jakarta

Jakarta-Bandung-JakartaHari Jumat jam 15.15 KA Parahyangan melaju dari Stasiun Gambir menuju Bandung, di atas kereta aku berkenalan dengan seorang pemuda ganteng, alis matanya tebal, bibirnya sexy, kesannya seperti Brad Pitt, tapi Melayu punya. Kami saling memperkenalkan diri, namanya Bagyo, lulusan Universitas Parahyangan, Bandung. Ia sendiri tinggal di Jakarta, tapi karena ada keperluan

Jakarta-Bandung-Jakarta Jilid II

Bagyo menyumpah-nyumpah kegelian “gue udah nggak tahan lagi nikh…..” ia mulai mempercepat goyangannya, maju mundur dengan cepat, gerakannya membuat aku kelabakan, aku mulai mengimbangi dengan menggenggam kontol itu, setengah masuk mulut setengah kujilat sambil kukocok dengan tangan. Bagyo semakin buas, tangannya menjambak rambutku menekannya sekaligus ke selangkangannya “niiiiiiiiikh… rasain

kenangan di masa lalu

Kenangan Di Masa Lalu (I)Hingga aku SMA, aku tinggal bersama orangtuaku di jantung kota Jakarta. Di sebuah rumah lama, peninggalan jaman colonial, rumah itu bagiku sangat besar, luas tanahnya saja 2000 meter. Rumah induk tempat keluarga kami tinggal membuat pembantu ngos-ngosan, karena sehari ia harus menyapu dan mengepel 2 kali. Karena terlalu besar, pavilion di sayap kanan disewakan

kisah cinta nan jauh di rantau

Mungkin aku pacaran sudah lebih dari 19 kali, maksudku pacaran yang serius, bukan sekedar hubungan badan biasa. Kadang menjelang tidur aku membuka-buka buku catatanku dan mengenang pacar-pacarku dulu. Salah satu diantaranya bernama Gandhi, karena ia paling romantic dan paling berbakti. Gandhi adalah salah satu pacar yang paling tidak akan kulupakan.Aku berkenalan dengannya tahun 1996, ketika

Kontol di Museum

Kontol di MuseumKalau kita pergi ke Museum Pusaka Nias, di Gunung Sitoli, kita akan terpesona melihat patung-patung batu berserakan di halaman Museum, di depan, ditengah, di belakang. Rata-rata semua punya gaya yang sama, seorang lelaki dengan kostum traditional berdiri tegap dengan buah dada besar dan alat kelamin berdiri tegak, semua terbuat dari batu.Sudah dua kali aku kesana, hari Sabtu

magnum force jilid I

Magnum ForceDi ujung Jalan Kajeng sedang dibuat Bale Banjar yang baru, tukang-tukangnya sebagian besar dari Jawa. Agak lebih jauh sedikit di teras sawah, tinggal temanku Yoko, seorang perempuan Jepang yang sedang belajar menari di Peliatan. Pondok Yoko bergaya Jepang dikelilingi kolam Lotus…romantis sekali, kalau bulan purnama aku selalu ke sana, mendengarkan music, minum brem atau arak atau

MANDREHE

MandreheMandrehe adalah sebuah desa kecil, di tengah Pulau Nias. Saya menyukai desa tersebut, letaknya tinggi di perbukitan, cuacanya sejuk, dari sebuah tempat di sana kita bisa memandang Pulau Sirombu dan birunya Samudra Hindia yang seolah tak berbatas. Indah !Pertama kali ke sana, saya tercengang melihat tempat saya harus menginap, sebuah kamar di Seminari yang tidak terurus. Perlu 3 jam

Nias Pulau Seribu Kontol Jilid II

Nias - Pulau Seribu Kontol Jilid IIBetul saja, jam 8 lebih sedikit Fasi datang naik sepeda, wajahnya cerah sumringah, ia menyandarkan sepedanya di tiang rumahku. “Bang perutku sakit, habis makan aku langsung ngebut naik sepeda” katanya manja, ia langsung menghempaskan pantatnya ke kursi rotan. Celana pendeknya sudah robek sebelah depan dekat selangkangan, aku perhatikan kakinya panjang dan

singing in the rain

Singing In The RainPerumahan Taman Setiabudi Indah di Medan sedang banyak membangun rumah mewah, bangunan setengah jadi ataupun tahap finishing gentayangan sepanjang jalan. Beberapa bangunan hanya dipagari seng, atau terbuka sama sekali, pemiliknya belum punya cukup dana untuk menyelesaikan rumah tersebut. Di bangunan-bangunan seperti itulah tukang-tukang jualan makanan bergerobak beristirahat

wayan

WayanSebulan sudah aku menetap di daerah Petitenget, Seminyak. Duapuluh tahun lalu tempat ini begitu sepi dan mungkin sebagian besar orang tidak tertarik berkunjung kesini. Tapi Petitenget kini berubah menjadi surga kaum pelancong bule kelas atas. Coba saja lihat Potato Head, W Hotel, Metish, Sardin, Bali Bakery dan semua tempat yang terbilang mahal ada di lokasi ini.Banyak hotel dan

###

Web-02: vampire_2.0.3.07
_stories_story