Gay Erotic Stories

Ricky tahu, mengharapkan seorang lelaki seperti Bee untuk jatuh cinta kepada dirinya merupakan hal yang sulit, baik secara logika, norma maupun agama. Tapi Ricky juga tidak bisa menghalau rasa suka ini dalam dirinya. Kalau saja dirinya bisa menghalau sebuah rasa hanya dalam sebuah mantra sihir “sim salabim, pergilah rasa suka ini dalam diri ku dan gantikan dengan rasa suka ku pada jenis yang lain” mungkin dirinya tidak akan kerepotan seperti ini. Tapi apa daya, Ricky hanya orang biasa yang tidak bisa merapal mantra maupun mambacakan doa-doa khusus agar dirinya bisa berubah, dia hanya orang biasa yang kebetulan mempunyai rasa suka pada sesama jenis. Pelampiasan rasa suka ini pun tidak boleh sembarangan, selain hanya berbuat yang terbaik untuk Ruben seperti misalnya membiarkannya 24 jam menonton saluran ESPN padahal dirinya mau menggantinya ke channel E! atau sekedar menanyakan kabar keluarga Ruben. Yang paling sering dilakukan Ricky adalah memandang kagum cowok dengan tinggi 175 ini. Dan bersyukur bahwa dirinya masih bisa diberi karunia tuhan untuk melihat mahluk ajaib ini. Sukar untuk diingat Ricky bahwa dirinya terkadang memimpikan Ruben dalam bentuk dan metafora yang berbeda. Dan dirinya pun hanya bisa bersyukur dia masih bisa diberi mimpi itu. Malam itu Ruben bermimpi menyatakan rasa sukanya sebelum Ruben pergi, dan hal yang tidak disangka Ruben menerima rasa suka itu, Ruben memeluk Ricky, dan aroma badan Ruben menenangkan Ricky. Mereka berpelukan lama, dan Ricky merasa sangat bahagia. Sangat bahagia. Ricky merengkuh sekuat tenaga bahu Ruben, merasakan detail tekstur dada Ruben yang bidang, tonjolan six pack perut Ruben pun bisa ia rasakan, Ricky menengadah, menyaksikan pandangan wajah Ruben yang sayu, menyiratkan sebuah arti, ricky merasakan Ruben mendekatkan bibirnya dan gayung pun bersambut, mereka berciuman, banyak ciuman. Dalam mimpi, Ruben mengelus pipi Ricky, dengan jarinya ia menyentuh bibir Ricky, memasukkan jari telunjuknya, ricky mengecup telunjuk itu dan mengecapnya dalam-dalam, Ricky tahu ini hanya mimpi. Makanya ia benar-benar menikmati setiap memori dalam mimpi ini. Ruben memindahkan Ricky dalam pembaringan, dalam pembaringan itu, Ruben melucuti pakaiannya, Ricky hanya bisa memandang takjub, lelaki yang sedang bercinta dengannya sangat sempurna. Pahatan perut yang sempurna, ditumbuhi bulu-bulu tipis yang menunjukkan satu arah tepat dibawah sana. Ya dibawah sana, harta karun maha mulia. Dada Ruben tidak kalah ajaib, bidang sempurna, bahu yang kekar, otot tangan yang besar, semuanya merangsang setiap inchi tubuh Ricky. Ruben melucuti satu persatu pakaian dalam diri Ricky, mengecap leher, telinga bahkan putingnya. Ricky mendengar deru nafas Ruben yang memburu, detak jantung yang berdebar keras, dan membaui aroma badan Ruben yang jantan. Mereka terus bercumbu dalam pembaringan, saling memagut hingga akhirnya mereka siap untuk memasuki sesi selanjutnya. Ruben membuka celana jeansnya, tampak underwear CalvinKlein membungkus barang berharga itu. Ruben menuntun tangan Ricky untuk membuka underwearnya, Ricky pun menurut dengan perlahan ia bisa menikmati setiap inci kontol Ruben. setelah terbuka barulah, Ricky mengulum benda itu, berhawa panas, dengan panjang 16 cm dengan bentuk panjang yang sempurna, mengulum, ummhhh... selagi menikmati setiap incinya, Ricky menengadah melihat ekspresi nikmat sang lelakinya. Wajah Ruben semakin sayu. Ricky terus mengulum seakan tiada puasnya, kontol itu begitu nikmat. Ruben pun akhirnya kembali membaringkan Ricky, dia kali ini memasukkan kontolnya ke pantat Ricky, mencoba berhubungan anal sex. Ricky hanya bisa pasrah dengan semua ini, ia ingin membuktikan bahwa dirinya untuk Ruben. Kontol sempurna itu kali ini membawa kenimkatan tiada tara, gesekan yang terjadi membuat kontol Ruben menyentuh kelenjar prostat dan itu sangat nikmat. Ricky masih bisa memandang, otot bahu yang kekar, perut sixpack sempurna dan kontol yang hebat semuanya sedang bekerjasama menerobos masuk ke liang pantatnya membuat gerakan nikmat bagi keduanya. Ricky ingin menikmati gesekan kontol itu lebih lama dalam dirinya, Ricky mendekatkan wajahnya ke arah Ricky, sementara sang kontol terus bekerja mencipta gesekan kenikmatan, wajah ganteng itu terus menciumi bibir Ricky, ricky tidak bisa berdaya selain hanya memeluk dan menggerayangi punggung Ruben yang kekar. Sekali-sekali ia menggerayangi perut sang Ruben. Rikcy merasa gesekan-gesekan itu semakin lama semakin panas dan nikmat, pun dengan Ruben, Ricky merasa, tubuh Ruben semakin lama, semakin mengeras, tanda ia menahan sesuatu, lenguhan Ruben dan rintihan Ricky saling bersahutan :akh... akh... akh..” dan ummh... ummmh... ummhh... Ricky hanya bisa berpikir kenapa ada makhluk seajaib Ruben, kenapa tuhan bisa menciptakan Kontol Ruben sebegitu sempurna dan bisa membuatnya semakin mencintai orang ini. Di akhir sesi, saat Ruben semakin cepat menggesekkan kontolnya, Ricky merasa sebuah kedutan yang besar dalam ususnya, tanda bahwa kontol Ruben tengah berejakulasi, dan hal itu juga membuatnya memuncratkan sperma dari kemaluannya “crot... crot... crot...”. akh... mereka sama-sama mengakhri permainan ini dengan imbang. Ricky merasa mimpi ini sempurna.