Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Sango Island 3

by Fandybottom


Sango Island 3

Dan tak lama kemudian.. nafas kak Hoe semakin memburu dan… Crrroooottt…crrrooootttt…crooottttt! Menyemburlah pejuh sang pangeran tampanku kedalam anusku. “Kak.. aku mau pejuh mu.. please…ohhh”. “Okkkkhhh”. Kak Hoe Menggenggam erat kontolnya dan mencabut benda itu dari dalam lubangku.. dia mengangkangi wajahku dan mengarahkan kontolnya kedepan mulutku. Aku membukakan mulut dan crott… crooottt… semburan-semburan terakhir yang tak mungkin aku sia-siakan. Pejuh kak Hoe yang masuk kemulut ku aku kulum dan aku resapi rasanya yang sungguh nikmat sekali. Kemudian setelah tetesan pejuh kak Hoe telah habis keluar,tanpa rasa jijik aku kulum kontol kak Hoe untuk membersihkan pisang kesayangan ku itu,sebersih mungkin. “Ohhh sayang kamu memang pantas menjadi pacarku”. Malam yang indah sekali… Jutaan bintang tersenyum di balik jendela yang sedari tadi masih terbuka. Pasti anginpun cemburu padaku yang sudah seutuhnya milik kak Hoe. Aku merasa seperti orang yang sangat sempurna didunia… malam itu aku dan kak Hoe kelelahan dan tertidur pulas sambil tetap telanjang dan berpelukan mesra. Senin, 16 Januari Hari ini aku ditugaskan untuk kembali ke markas besar pasukan Moikzura di pulau Merfghu, jarak dari pulau Sango ke Merfghu sekitar 7 mile. Hari ini aku akan melaporkan hasil pengamatanku,apakah kasus ini sudah berhak masuk Pemutusan Akhir. Dikerajaan Merfghu, persengketaan hanya akan disidangkan apabila salah satu pihak telah mengalami kerugian materi dari harta yang sudah ia miliki sebelum bersengketa akibat pelanggaran Aturan atau karena terlalu banyak mengeluarkan dana perlindungan. Konon kedua belah pihak baik Sugu Hereca maupun sugu Eopha sudah menderita kerugian materi. Aku ditemani kak Hoe ke Merfghu dengan mnumpang kapal bermotor milik keluarga Hereca. Semenjak kejadian disenja itu, aku dan kak Hoe memang semakin dekat bahkan Shero dan Noyi pun sempat bertanya padaku, apakah aku ada hubungan khusus dangan Kak Hoe. Tapi aku hanya tersenyum menanggapinya. Setelah kejadian itu pula hampir setiap malam kami sering mengulangi persenggamaan itu,bahkan ketika aku bertugas mengawasi pulau sendiri, kak Hoe tak segan-segan mengajakku bercinta dialam terbuka.

Kembali ke cerita. Sesampainya di Merfghu, aku dan kak Hoe, kami menuju markas besar Moikzura. Berhadapan dengan Ketua Adenncop sambil menjelaskan situasi, membuat aku sedikit takut. Mengingat ketua Moikzura ini adalah anggota Pasukan Cerrad 07 yang sangar dan sakti. “Laporanmu aku terima. Dengan ini tinggal menunggu laporan dari pasukan Moikzura di Sugu Eopha, maka persengketaan ini akan aku limpahkan ke Ruang Pemutusan”. “Baik ketua. Kalau begitu aku kembali ke Sango lagi. Selamat siang”. Aku bergagas kembali ke Sango. Diperjalanan pulang kak Hoe mengajakku berciuman mesra di dalam kapal. Dasar kak Hoe. Laporan dari Sugu Eopha sudah diterima dan Putusan akan di adakan empat hari lagi. Selama empat hari itu, kami ditugas untuk mencari bukti-bukti yang menguatkan siapa pemilik pulau tersebut. Semua saksi ahli dan dokumen-dokumen pribadi telah aku kumpulkan dan memang tak ada petunjuk pasti siapa pemilik pulau itu. Bahkan salah satu dokumen menyebutkan bahwa pulau itu sebenarnya milik kerajaan. Tetapi ada dua buah dokumen yang memberiku titik terang. Dokumen itu berbunyi,” Golhuf III memberikan salah seorang kaki tangannya sebidang tanah”. Dan salah satu yang lain berbunyi,” Sebagai Tanda terimakasih, Golhuf III memberinya( kaki tangan raja) selembar tanah”. Semoga saja dokumen ini asli. Jumat, 20 Januari Hari ini persengketaan akan diputuskan. Siapa pun pemilik pulau itu maka dialah yang berhakengambil apa saja yang tertanam di atasnya. Pemutusan perkara berlangsung lama an berbelit-belit. Sedikit pun tak ada kata ‘diputuskan’. Aku harus berbuat sesuatu. Aku pun maju ke depan dan mengajukan diri sebagai saksi. “Tuan Deffu( sebutan untuk Pemutus perkara) yang agung, ijinkan aku menjelaskan beberapa fakta”. “Baiklah. Silahkan”,setuju Deffu. Aku berdiri menghadap para peserta Sidang. “Menurut beberapa dokumen Golhuf III, bahwa dikatakan raja telah memberikan sebidang tanah untuk salah seorang kaki tangannya sebagai hadiah. Saya perjelas,’SEBIDANG’. Ini menjelaskan, bahwa dimanapun tanah itu berada yang pasti bukan sebsar pulau Sango melainkan hanya sebidang tanah yang masih perlu pemastian. Dari data ini saya ingin meminta adakah dokumen terkait yang bisa menjelaskan?”,aku membuat semuanya terdiam. “Terimakasih Brifand Ranggau. Baik ada dokumen pendukung yang mungkin sangat membantu usaha Pemutusan?”, tanya tuan Deffu. Salah seorang tetua dari Sugu Eopha menyerahkan dokumen pendukung kedepan. “Baik saya akan bacakan dokumen ini. Atas jasanya kepada penyelamatan putriku, aku memberinya tanah. Sekarang sudah jelas bahwa pemutusan ini tidak akan selesai hari ini. Mengingat siapa orang yang memiliki hak terhadap tanah itu masih samar. Pemutusan akan ditunda satu minggu. Terimakasih”, kata Deffu Para peserta meninggalkan Ruang Pemutusan. Dengan begitu aku berkesempatan untuk mecari dokumen atau bukti-bukti yang kuat untuk memperkuat bukti ku sebelumnya. Pencarian dimulai dengan mempelajari peta kerajaan saat pemerintahan raja Golhuf III. Hanya memiliki sedikit perbedaan antara peta dahulu dengan peta sekarang. Pencarian dokumen berlanjut ke ruang arsip kerajaan, aku berpikir kalau memang benar raja Golhuf III memberikan seebidang tanah kepada saalah seorang kaki tangannya tentu ada arsip surat Pemberian. Setelah hampir seharian penuh, aku akhirnya menemukan arsip itu. Hampir berhasil, teman-teman yang lain juga sibuk mencari dokumen-dokumen terkait yang mungkin dibutuhkan untuk memutuskan sengketa ini. Aku lanjutkan penyelidikan tentang siapa orang yang dimaksud dan bagaimana seluk beluk keluarganya. Seharian berjibaku dengan dokumen, aku merasakan lelah yang sangat. Andai saja kak Hoe ada di sini. Tapi tak mungkin rasanya, karena dia sedang mengurus pekerjaannya sebagai kepala perusahaan pengolah kursi milik keluarga Hereca di pulau Allo, berseberangan dengan pulau Sango. Sepi dan kangen rasanya. Aku pun merapikan arsip dokumen dan meminta salinannya kepada penjaga arsip untuk aku pelajari lebih lanjut. Aku keluar ruang arsip dan alangkah kagetnya aku ketika melihat adik dari kak Hoe,Zar Hereca, menungguku di luar ruangan. “Tuan zar? Sedang apa?”,tanyaku. “Nungguin kamu Fand. Aku sengaja kok, mau ngajak kamu ke tempat makan. Kamu pasti dari tadi siang belum makan kan?”. Senyumnya yang manis sangat menawan hatiku. Jujur saja Zar lebih tinggi sedikit dari pada kak Hoe, mungkin tingginya sekitar 185 cm tapi sama-sama tampan. “Iya kebetulan sekali tuan. Ayo”. “Jangan panggil aku tuan ya Fand. Panggil aku Zar aja”. “Baik Zar”. “Sini aku bantuin bawakan barang-barang kamu. Kelihatanya cukup berat juga”. Zar mengambil tumpukan dokumen yang ada di tanganku. “Makasih Zar”. Kamipun berjalan beriringan menuju sebuah rumah makan yang ada di pusat kota Merfghu. Setelah sampai disana, Zar memesan makanan kepada pelayan. Beberapa saat menunggu, akhirnya makanan yang kami pesanpun sudah ada diatas meja. “Ayo Fand, dimakan”. “Iya zar”. Aku mulai mennyuap makanan kemulut ku. Aduh kenapa aku gugup ya. Sedari tadi aku lihat dia memandangi ku terus, apa mungkin ada yang aneh dari diriku. Terus terang aku jadi risih juga dilihat seperti itu, lalu aku beranikan diri bertanya,” Zar kenapa kamu ngeliatin aku seperti itu? Ada yang aneh?”. “Nggak… kamu tuh manis banget ya. Pintar lagi. Aku bangga bisa kenal dengan pasukan Termuda dan paling tampan di Moikzura”. Dia tersenyum manis padaku. Ohhh senyumnya benar-benar membuat aku luluh mencair. “Hahahaha top banget bercandaan kamu Zar. Jangan ngeliatin aku begitu ah, malu”. “Ehhh siapa yang becanda. Aku serius tahu…”. “Iya-iya maksih deh…”. Aku melanjutkan makan ku. “Fand kamu mau nggak jadi pacar aku?”. Aku kaget sekali… sangat sangat kaget. Apa aku salah dengar? Bagaimana mungkin ada dua kakak beradik yang mencintai orang seperti aku. “Fand? Kenapa?”. “Zar… aku… tidak bisa”. “Karena kakak ku ya? Kenapa sih dia sepertinya selalu lebih dulu dari aku”. “Apa? Kamu tahu aku aku berpacaran dengan kakak mu?”, aku kaget. “Ya aku tahu Fand. Aku sering melihat kalian bercinta. Aku mau jadi pacar kedua mu”. “Aku tetap tidak bisa Zar. Aku sangat mencintai kakak mu. Tapi, kita bisa jadi teman. Sahabat mungkin?”. Terlihat ada raut kecewa dibalik senyuman di wajah tampannya. “Baik Fand. Menjadi teman mu pun aku mau… Ayo dilanjutin makan nya”. Selesai acara makan, aku dan Zar menuju asrama Moikzura. Jam sudah menunjukan pukul 10:00 pm aku kembali bingung, apakah aku harus mempersilahkan Zar menginap atau mengusirnya dengan lembut. “Zar sudah malam nih… kamu mau tidur dimana?”, tanyaku. “Ga tahu mau tidyr dimana nih Fand. Kira-kira ada ga ya penginapan yang buka di jam segini?”. Mendengar Zar berbicara seperti itu aku jadi tidak tega mengusirnya. Akupun berinisiatif untuk berusaha mencarikan penginapan. Semoga saja ada yang masih mau menerima tamu di jam segini. Setelah satu per satu penginapan yang ada di wilayah Merfghu aku datangi tak ada satupun yang bersedia menerima tamu untuk menginap. Huh… Tapi, apakah penjaga asrama mengijinkan aku membawa seseorang menginap di kamarku. Aku kembali ke asrama. “Zar kamu menginap disini aja ya. Tapi aku harus meminta izin dulu pada penjaga asrama”. “Tidak usah Fand. Biar aku saja yang meminta izin biar dia percaya. Serahkan semuanya padaku”,zar tersenyum dan berlalu pergi. Tak lama kemudian… “Bagaimana kamu di izinkan?”. “Iya aku di izinkan kok. Ayo kita masuk Fand”. Wahhh kok bisa ya, penjaga asrama menyetujui orang asing untuk menginap di asrama ini. Ada yang aneh nih.. Aku mempersilahkan Zar masuk kamar ku. Aku sebenarnya takut mempersilahkan Zar masuk karena dia cinta padaku dan pasti dia ingin melakukan sesuatu pada ku. Dilain pihak, aku sebenarnya juga tergoda Pada Zar yang sangat tampan, setampan kakak nya itu. Aku semakin tak karuan. “Zar kamu tidur aja di tempat tidurku biar aku tidur dikursi aja”. “Kenapa tibdak tidur berdua aja Fand?”. “Nggak usah… kamu tidur di tempaat tidur aja”. Kami mulai mengambil posisi untuk tidur… Aku yang tidur dikursi, merasa sedikit takut kalau-kalau Zar melakukan sesuatu pada ku ketika aku terlelap. Tak terasa mataku sudah terlelap,mungkin akibat terlalu lelah mencari arsip tadi. Deru angin malam yang menerpa ribuan daun diatas pohon-pohon rindang, menimbulkan bunyi yang indah sekali. Semoga saja malam ini kak Hoe memimpikan aku.. Ohhh kak Hoe aku rindu padamu. Maklum sudah dua hari kak hoe tidak mengentot aku. Sabtu, 21 Januari Ada sesuatu yang aneh yang aku rasakan. Aku coba membuka mataku perlahan-lahan. Pagi ini matahari membangunkan ku dari tidur pulas nan panjang. Aku menoleh kesampingku, terlihat sebuah tangan pria merangkul pinggangku. Aku juga merasakan ada sebuah benda bersarang di anusku. Jangan-jangan… “arghhhhh ohhh ohhhh pantesan kak Hoe ketagihan ohhh nikmathhhh!”, Zar mengrang dan crooothhh crooottt croootttt croootttt!!! Terasa hangat dan banyak sekali pejuh milik Zar yang telah mengentotku secara diam-diam. “Zar? Apa yang kau lakukan?”, aku mencopot kontol Zar yang belpotan pejuh dari anusku. “ohhhh Fand aku tidak tahan lagi. Aku benar-benar manyukai mu…”. “Zar… aku kira kamu menghormati aku. Tetapi…”. Aku beranjak dari kursi dan membetulkan celanaku. Kepalaku terasa pusing sekali apa mungkin Zar membius ku? Aku meninggalkan Zar yang masih telanjang dengan Kontol besar yang mengacung berlumuran pejuh.

###

9 Gay Erotic Stories from Fandybottom

Sango Island

Sango IslandCerita fiktif ini adalah sebuah Imajinasi yang berdasarkan cerita nyata ku, hanya saja ada hal-hal khusus sebagai petunjuk yang memang benar-benar ada termasuk beberapa seorang yang menjadi tokoh utama cerita ini.Senin,12 DesemberAwan putih begitu cantik menaungi tepian langit gugusan kepulauan Merfghu. Terdapat sekitar 22 pulau kecil yang sangat menakjubkan. Sentuhan agung

Sango Island 2

Sango Islaand 2Aku mencoba meresapi tekstur keras senjata milik kak Hoe. Ohhh… Pisang surga itu mulai menjadi-jadi di bawah pantat ku. Semakin liar dan memburu. Walau batang itu masih tersembunyi dibalik celana Kak hoe,tetapi sodokannya begitu terasa di daerah sensitif ku.. aku sangat terangsang dan menikmati perlakuan kak Hoe pada ku. Sekujur tubuh ini rasanya sudah pasrah jika kak Hoe

Sango Island 3

Sango Island 3Dan tak lama kemudian.. nafas kak Hoe semakin memburu dan…Crrroooottt…crrrooootttt…crooottttt! Menyemburlah pejuh sang pangeran tampanku kedalam anusku.“Kak.. aku mau pejuh mu.. please…ohhh”.“Okkkkhhh”.Kak Hoe Menggenggam erat kontolnya dan mencabut benda itu dari dalam lubangku.. dia mengangkangi wajahku dan mengarahkan kontolnya kedepan mulutku. Aku membukakan mulut

Sango Island 4

Sango Island 4Dengan suasana hati yang kacau aku kembali ke Ruang arsip pagi-pagi sekali. Aku harus senang atau sedih? Kalau aku senang berarti aku telah mengkhianati kak Hoe. Kalau aku sedih berarti aku telah menyia-nyiakan kesempatan itu. Antara berkhianat atau cinta… terus terang kepala ku terasa berat, aku yakin ada yang aneh dari diriku. Mungkinkah tadi malam Zar sempat membiusku?

Sango Island 5

Sango Island 5Begitu sempurna tuhan menciptakan tubuh sang pangeran dari Sango ini. Perlahan-lahan aku coba memasukan benda mulus nan menggoda itu kedalam mulutku. Aku resapi segala kenikmatan yang mulai menjalar di ujung lidahku. Kangen sekali rasanya mencicipi pejuh kak Hoe. Seluruh batang itu telah mendiami rongga mulutku hingga menyentuh kerongkongan. Walau terasa sangat sukar memasukkan

Sango Island 6

Sango Island 6Malam hari ini suasana semakin dingin. Pijarnya lampu di gang-gang rumah tuan Hereca semakin menimbulkan efek menegangkan. Sementara diluar hujan gerimis mulai menyapa. Aku sekarang berkeliling untuk mengecek keadaan, jam pada saat itu menunjukan pukul 10:34 pm. Lantai demi lantai aku jajaki. Di sekitar pantaipun terlihat dari lantai tiga rumah ini.“siapa itu?”. Aku melihat

Sango Island 7

Sango Island 7Kamis, 26 JanuariPelan-pelan aku buka mataku…dari celah kelopak mata ini, tampak sebuah langit-langit ruangan yang putih bersih. Aku coba menolak rasa sakit yang aku derita dan terus membukakan mata. Oh… tidak… aku sekarang tengah terbaring diruang pengobatan. Tubuh ku terasa remuk dan perih. Luka-luka di tubuhku sekarang benar-benar mengaduh. Aku ingin mencari kak Hoe dan

Sango Island 8

Sango Island 8Tubuhku tampak begitu memikat sekali. Kak Hoe mulai menepuk-nepuk pantatku, mungkin supaya aku merasa lebih siap untuk menerima kontolnya sebentar lagi. Pertama-tama kak Hoe menyapukan air ludahnya yang kental ke permukaan batang perkasa itu. Dia usap rata kesetiap sisi kontolnya. Beberapa kali dia ulangi hal tersebut agar kontol kak Hoe benar-benar licin da siap menyentuh

Sango Island 9

Sango Island 9“Aku akan membunuh pria ini kalau kalian berani macam-macam terhadapku. Serhu memang sangat bodoh! Tak bisa aku andalkan”. Wanita itu semakin menekankan pisaunya keleher kak Hoe.“Tolong… lepaskan kak Hoe…”,aku mulai memelas.“Siapa anda? Apa tujuan anda mengambil arsip kerajaan?”,tanya tuan Zanu.“Tujuan ya? Hmmmpp.. Aku Nareda Nujuvu,sang Acellour (sebutan untuk pahlawan

###

Web-01: vampire_2.0.3.07
_stories_story