Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Sango Island 5

by Fandybottom


Sango Island 5

Begitu sempurna tuhan menciptakan tubuh sang pangeran dari Sango ini. Perlahan-lahan aku coba memasukan benda mulus nan menggoda itu kedalam mulutku. Aku resapi segala kenikmatan yang mulai menjalar di ujung lidahku. Kangen sekali rasanya mencicipi pejuh kak Hoe. Seluruh batang itu telah mendiami rongga mulutku hingga menyentuh kerongkongan. Walau terasa sangat sukar memasukkan pisang ini seluruhnya, tetapi apapun akan kulakukan untuk kak Hoe. Aku tarik keluar perlahan agar memudahkanku menarik nafas. Kemudian aku masukan lagi dengan sedikit menekan benda itu dengan agak menyedotnya. “Hoooooohhh ohhhh sshhhhtttt ohhh”,desah kak Hoe. Kepalanya ditengadahkan kelangit sembari menutup mata. Aku belai-belai kedua pahanya. Tanganku yang lihai sekali memanjakan pria,patut dimiliki oleh orang seperti kak Hoe. Sekarang kontol besar nan berurat itu mulai keluar masuk mulutku. Aku semakin gila menerima ini. Erangan-erangan yang keluar dari mulut kak Hoe semakin keras. Aku sudah tak peduli apabila ada orang yang mendengar atau menyaksikan pergumulan kami. Mulutku mulai terasa pegal dan penat menerima hantaman benda perkasa milik kak Hoe. Genjotan-genjotan yang begitu dahsyat terus diberikan kak Hoe padaku. Aku terengah-engah dan mulai merasakan sedikit perlu udara untuk rongga dadaku. Kak Hoe memang seperti orang kesetanan, nafasnya sedikit memburu. Sungguh percintaan yang indah dipinggir pantai. Aku cabut kontol kak Hoe dari mulutku. Kemudian aku dorong kak Hoe keatas pasir hingga tertelentang. Dengan segera dan agak sedikit liar aku serbu kembali kontol perkasa kak Hoe. Dengan agak cepat aku celemoti benda itu. “sayyyy-hanggg owhhh ohhh arghhh”. Berikutnya aku berhenti melakukan trik ini. Aku lanjutkan dengan cara mengenyot kepala kontol kak Hoe yang merah, seperti mengisap sebuah dot. Sementara bagian batang kontol kak Hoe yang tak terjamah aku belai-belai lembut dengan ujung jariku dan aku kocok-kocok pelan. Sungguh tak terbayar rasanya. DUAAARRRR!!! Sebuah bunyi ledakan menghentikan isapanku pada kontol kak Hoe. Aku melepas isapanku dan tercengang. “Argghhhh sayang”. Kak Hoe kembali menyulumkan kontolnya kemulutku. Aku kembali mengenyot kontol itu dengan kencang. Kenyalnya kepala kontol kak Hoe memang sulit untuk aku lupakan. Tangan ku mulai mempermainkan biji kak Hoe dengan cara ku tarik-tarik manja. Sedikitpun aku tak mungkin bisa melupakan indahnya setiap detail tubuh kak Hoe dari ingatanku. DUUUUARRRR! Kembali ledakan itu terdengar. Semakinmembuat aku tercengang dan segera bangkit untuk mengecek asal suara itu. “Sayangggg… tanggung nih..”, kak Hoe protes sambil mengacungkan kontolnya yang ereksi total. “Nanti kak kita lanjutin lagi. Aku mau ngecek dulu suara apa yang barusan kita dengar”. Aku mengenggam kontol kak Hoe dan memaksanya masuk kebalik celana. “ ayo kak cepat. Aku khawatir dengan keadaan dirumah nih”. Aku tarik tangan kak Hoe agar dia mau bangkit dan berdiri. Memang ada sedikit guratan rasa kecewa yang terlihat diwajah tampannya tapi mau giman lagi kalau ada apa-apa di rumah tuan Hereca, maka aku dan anggota Moikzura yang ditugas mengawasilah yang akan kena hukuman. Aku tarik kak Hoe cepat-cepat menyusuri pinggir pantai dan menuju sumber suara itu. Terlihat kepulan asap muncul dari dalam ruangan. Aku melepaskan pegangan tanganku pada kak Hoe dan bergegas menuju rumah. Kak Hoe mengikuti ku dibelakang. Trangggg!!!! Suara kaca pecah dari lantai tiga. Aku mulai mengeluarkan jurus sirial untuk membuat tiang tanah agar mengangkatku kelantai tiga. Tampak dua orang yang mengenakan penutup wajah mengeluarkan jurus hille berbentuk pusaran angin yang sangat kecil tetapi apabila mengenai tubuh dapat menusuk dan melukai korban. Beberapa serangan dapat dihindari Shero dan Puwre, tetapi sejurus kemudian hille orang itu mengenai leher Shero. Saling balas juruspun tak terelakkan. Apalagi Shero dan Puwre sama-sama telah menguasai jurus omizo. Dengan bantuan air minum, mereka memanfaatkan air yang dapat mereka kendalikan. Berbagai jurus tingkat tinggi diperlihatkan padaku. Aku berfikir sejenak, kira-kira dimana tuan Hereca? Aku menyudahi jurusku dan berlari mencari tuan Hereca bersama kak Hoe. Semua sudut ruangan telah aku periksa tetapi tidak aku temukan tuan Hereca. Aku lanjutkan pencarian ke area halaman belakang dan ternyata benar, tuan Hereca sedang dilindungi oleh Noyi dan Duhei. Di sini hanya ada satu orang musuh, tetapi kelihatannya dia cukup hebat. Ini tampak dari jurus hille nya yang berbentuk pedang. Noyi sudah terluka parah dan Duhei tengah terdesak. Aku menolong teman-temanku dengan menngurung tubuh Sang musuh dengan kurungan tanah. Tentu saja ini hanya strategi. Dengan mudah jurusku dipatahkan. Sementara itu kak Hoe menyelamatkan tuan Hereca dan membawanya menjauh. “Sirial murahan seperti ini hanya membuat aku bosan!”,crap! Sebuah pedang udara mengenai lenganku. Aku berusaha melawan dengan kemampuan yang aku punya. Pertama-tama aku harus menyusun strategi sambil menghindari serangan orang tersebut. “Kak awas!!!”, sebuah hille hampir mengenai tubuh kak Hoe. Sedikit lagi…. Aku pusatkan pikiran untuk membuat sebuah jebakan. Srekk! Sebuah sabetan hille yang cepat tak dapat aku hindari lagi dan mengenai lenganku. “arggghhh!!”. “hahahaha… orang lemah!”. “Dapat!!!!!! Sirial jebakan!”. Tepat dibawah orang itu sebenarnya telah aku buat tanah berongga yang apabila tersentuh akan runtuh. Dengan cepat aku gerakan sebuah ranting dan menusukannya ke bahu orang itu. “arggghhhh!!”. Sekarang dia yang mengerang. Set! Aku kunci pergerakannya dengan sirial… “terkunci”. Aku mendekati orang tersebut dan menlepas penutup wajahnya. “ kau anggota pasukan Sefoug ( pasukan yang derajatnya dibawah Moikzura) kan?”. “apa urusanmu? Hah!”. “masih melawan? Nyawamu ada di tanganku sekarang!”, ancamku. “aku tidak takut mati. Bunuh saja aku.. pengecut!”. Pasukan Sefoug memang terkenal dengan kesetiannya menjalani misi maut dan penting. Orang-orang dipasukan ini sudah siap perang dan bertempur. “aku akan menyerahkanmu ke pasukan keamanan. Agar kau ditahan saja”. Sementara diatas sana,Shero dan Puwre juga berhasil menahan musuhnya. Setelah di bawa dan di introgasi oleh pasukan keamanan, mereka ternyata suruhan dari sugu Eopha. “ ini semakin keterlaluan! Kita harus melakukan sesuatu Fand”, kata kak Hoe. “ Tidak usah kak, toh nanti mereka akan mengalah juga karena bukti kuat sudah ada pada tuan Hereca”. Selasa,24 Januari Aku berklari kencang sekali menembus semak-samak dan belukar. Aku mengejar orang yang telah mencuri dokumen ku. Terus aku kejar dengan sekuat tenaga, tetapi tak kutemukan. Host-host-host “Kemana perginya orang itu”. Aku pun menyerah dan kembali pulang. Sesampainya di rumah keluarga Hereca, aku disambut Shero. “Bagaimana Fand?”. “Tidak ada”. “Ada yang aneh Fand. Tadikan kamu sudah berhasil melukai pahanya. Kok bisa ya orang sakit secepat itu larinya?”. Benar juga apa yang dikatakan Shero. Dengan jurus Ituvelce( jurus pendeteksi gelombang jurus), aku tak menemukan jejak orang itu. Tetapi… “Tidak salah lagi.. gelombang ini…”. “Gelombang apa Fand?”, tanya Shero bingung. “Jurus Najgarfic G”. “sungguh? Kayanya semakin membingungkan kasus ini..”, kata Shero. Untung sebelum itu aku telah memperbanyak dokumen penting tersebut. Tunggu sebentar, jurus Najgarfic G bukannya milik Cerrad 07? Apa hubungannya? Aku teringat dengan pohon Yox yang aku angkat dari dasar danau di Sango beberapa waktu silam. Aku sempat menduga bahwa pohon itu dibawa dengan jurus tingkat tinggi ini. Kalau benar begitu lalau siapa kah anggota Cerrad 07 yang ada dibalik semua ini? Tujuannya apa? Masih ada waktu tiga hari untuk mengungkap sedikit kebuntuan masalah ini. Terpaan angin dari balik jendela kak Hoe dilantai dua terasa sangat membantu untuk mendinginkan pergumulan kami yang memanas di tengah hari ini. Tak henti-hentinya kontol kak Hoe keluar masuk menghantam lubang anusku. “Arhhhhhh Khakkkk Uhhh pakai tubuh kuhhh… shhhttttt”. Aku yang telentang dengan kaki di angkat keatas, mencoba menaikkan temperatur hubungan ini. Aku yakin kak Hoe sangat tidak tahan lagi ingin segera memuncratkan pejuhnya. Maklum karena kemaren malam kami batal melakukan persenggamaan akinat aku yang sibuk mengobati teman-temanku yang terluka. Semakin lama semakin cepat genjotan pinggul kak Hoe. Tubuhnya yang berotot dan putih bersih, dipenuhi butiran-butiran peluh yang membuat tubuhnya basah dan sedikit mengkilap. Dia condongkan badannya kedepan dan menuju bibirku. Kami berciuman mesra… mencoba menurunkan tensi yang ada. Lembut, mesra dan nikmat. Beberapa saat kemudian terasa sekali kak Hoe sudah mencapai batasnya. Suara pertemuan antara paha Kak Hoe dengan Pantatku semakin cepat dan kencang. Hingga… Croooooooottttt croooootttthhhh ccccrrrrrrrrrrrrrrrroooooooooooootttttttttttttttt ccrrrrott crrrrooottt croootttt croothh crooott croot. Pajuh kental yang banyak sekali kini mengisi tubuhku. Lendir dan licin rasanya. Kak Hoe masih menancapkan kontol besarnya didalam anusku. Kembali kami berciuman panas… lidah kami saling beradu trik terbaik yang kami bisa. Ohhhh selang beberapa saat kemudian aku rasakan kontol kak Hoe kembali menegang, ohhhh ronde kedua akan segera dimulai... hot sekali… Kakak pujaan hatiku ini. Matahari mulai agak condong kebarat disapu waktu. Dari arah selatan tampak deretan kapas langit berbaris rapi membawa sebuah pesan pada bumi bahwa ada tetesan air langit yang akan segera tiba. Sementara didalam kamar, kak Hoe baru saja memuncratkan pejuh keduanya dimulutku dan ia tampak lelah sekali. Aku tinggalkan kak Hoe yang berbaring telanjang dengan tubuh basahnya. Aku buru-buru membersihkan tubuh dan mendatangi Shero didepan. “Fand, aku sudah memberi tahukan tentang mungkin terlibatnya Cerrad 07 dalam kasus ini pada markas pusat. Mereka bilang akan mencari bukti kuat mengenai hal ini. Semoga saja cepat berakhir ya fand”. “Ya Shero. Aku lelah menghadapi semua ini. Tapi jurus omizo mu sudah hebat sekali ya.. wahhh tinggal hille saja lagi dan kak akan naik pangkat menjadi Cerrad 07”, pujiku. “Tidak ah Fand. Aku masih betah dengan kamu di Moikzura…”. Dengan senyum menggoda Shero mengatakan hal itu. “haha.. dasar gombal!”. “haha… Fand kamu jujur aja mengenai hubungan mu dengan Hoe…”. Aku terdiam dan terkejut mendengar ucapan dari mulut Shero. “apa an sih? Haha”. “Kamu pacar Hoe kan? Sudahlah… aku tahu semua kok”. “Maksud kamu apa Shero?”. Aku pura-pura tidak paham. “Aku tadi melihat persenggamaan kalian didalam kamar. Kalian lupa mengunci pintu kan? Sudah… jujur aja. Aku nggak bakalan cerita kesiapa- siapa kok..”. “apa?!! Aduhh ketahuan deh hehe.. ya aku memang pacaran dengan kak Hoe…”, jawabku singkat. “sudah ku duga”. Shero mendekatkan bibirnya kewajahku dan cuphhh! Sebuah kecupan mendarat dipipiku. “Shero?”. “mau tidak kamu melayani aku seperti kamu melayani kak Hoe, Fand?”. “tidak bisa Shero”. Aku menolaknya. “sekali saja Fand… itung-itung sebagai penutup mulutku”. Wah… Shero kelihatannya mengancam aku. “Kamu mangancam aku, Shero?”. “Tidak.. aku hanya ingin menjaga mulutku dari salah bicara kok Fand”. “Maaf ya Shero. Aku harus memeriksa pulau sekarang”. Aku berusaha mengalihkan pembicaraan. “Oke oke… aku ikut kamu deh”. Aku dan shero berkeliling pula. Usaha untuk merayu ku masih saja dia lakukan. Kadang dia seperti merangkul aku atau dengan sengaja tanganku diarahkan pada kontolnya yang besar. Shero sebenarnya ganteng dan menarik. Di usianya yang sudah matang ini, dia tampak memukau para wanita dengan wajahnya yang memiliki jambang tipis bekas cukuran. Kulitnya agak kecoklatan dan sangat mengiurkan. Aduh aku mulai takut dengan Shero yang bertingkah seperti ini. Langkah ku aku percepat agar semakin cepat selesai pula acara godaan Shero. Aduh gawat nih… Rabu, 25 Januari Hari ini zar akan pulang kerumah. Aku, kak hoe, teman-temanku dan tuan Hereca mempersiapkan acara penyambutan kecil-kecilan untuk Zar. Sebentar lagi aku akan menghadapi masalah baru yang sulit untuk aku selesaikan. Bagaimana hubunganku dengan zar? Aku rasa pasti ada jarak antara aku Zar. Antara marah dan bersalah, aku semakin bingung harus seperti apa jika menghadapi Zar dirumah ini. 11:12 am Nyonya Hereca, Inbi Hereca dan Zar Hereca tiba di rumah. Kamipun menyambut kedatangan Zar dengan memberinya ucapan-ucapan hangat. Tiba saat giliranku memberikan ucapan. “Zar… emmmm Selamat datang ya. Cepat sembuh”. “ya Fand. Aku akan merasa sembuh kalau kau mencintaiku”. Aku hanya tersenyum paksa,mencoaba menimbulkan kesan baik di moment yang baik ini. Aku menyingkir mendekati kak Hoe. Kak Hoe seakan mengerti apa yang aku rasakan. Dia mengusap punggung ku seolah berkata.” Sabar Sayang…”. Aku pandangi wajah tampan kak hoe dan memang aku temukan kata itu di cahaya matanya. Aku pun kembali tersenyum pada kak Hoe. Setelah acara penyambutan kami mengadakan acara makan siang bersama. Aku agak sedikit risih dengan pandangan Zar ke aku yang makan bersama kak Hoe. Aduhhh benar-benar tak dapat aku nikmati makanan ku ini. Rasanya aku seperti makan kerikil saja. Apa yang harus aku lakukan? Harus kah aku berpura-pura suka pada Zar? Atau aku mendekatinya dan mengajaknya makan bersama itung-itung menebus kesalahan yang aku lakukan padanya. Hebat sekali Zar memutar balikkan keadaan. Sekarang aku merasa seperti orang yang paling bersalah didunia. Menatap mata Zar pun aku tak bisa. Sebenarnya aku yang harus berlaku demikian padanya, tetapi kini aku benar-benar bingung. Huh! Sudahlah aku lanjutkan makan didampingi kak hoe saja. Sesekali kak Hoe menyuapkan makanan nya padaku. So sweet sekali sih kak Hoe… aku pun tak mau kalah, aku juga menyuapi makanan ke mulutnya. Kami terlihat seperti pasangan yang paling bahagia. Walau di sebelah sana, mata Zar yang tidak bersahabat terus memandangi kami. Sudahlah… Kalau aku terus memikirkan Zar, bisa-bisa nanti aku tidak bisa makan. Lagian siapa yang salah? Tak mungkin aku berbalik arah dan mencintai Zar begitu saja. Apapun yang terjadi nanti, aku akan siap menerimanya.

###

9 Gay Erotic Stories from Fandybottom

Sango Island

Sango IslandCerita fiktif ini adalah sebuah Imajinasi yang berdasarkan cerita nyata ku, hanya saja ada hal-hal khusus sebagai petunjuk yang memang benar-benar ada termasuk beberapa seorang yang menjadi tokoh utama cerita ini.Senin,12 DesemberAwan putih begitu cantik menaungi tepian langit gugusan kepulauan Merfghu. Terdapat sekitar 22 pulau kecil yang sangat menakjubkan. Sentuhan agung

Sango Island 2

Sango Islaand 2Aku mencoba meresapi tekstur keras senjata milik kak Hoe. Ohhh… Pisang surga itu mulai menjadi-jadi di bawah pantat ku. Semakin liar dan memburu. Walau batang itu masih tersembunyi dibalik celana Kak hoe,tetapi sodokannya begitu terasa di daerah sensitif ku.. aku sangat terangsang dan menikmati perlakuan kak Hoe pada ku. Sekujur tubuh ini rasanya sudah pasrah jika kak Hoe

Sango Island 3

Sango Island 3Dan tak lama kemudian.. nafas kak Hoe semakin memburu dan…Crrroooottt…crrrooootttt…crooottttt! Menyemburlah pejuh sang pangeran tampanku kedalam anusku.“Kak.. aku mau pejuh mu.. please…ohhh”.“Okkkkhhh”.Kak Hoe Menggenggam erat kontolnya dan mencabut benda itu dari dalam lubangku.. dia mengangkangi wajahku dan mengarahkan kontolnya kedepan mulutku. Aku membukakan mulut

Sango Island 4

Sango Island 4Dengan suasana hati yang kacau aku kembali ke Ruang arsip pagi-pagi sekali. Aku harus senang atau sedih? Kalau aku senang berarti aku telah mengkhianati kak Hoe. Kalau aku sedih berarti aku telah menyia-nyiakan kesempatan itu. Antara berkhianat atau cinta… terus terang kepala ku terasa berat, aku yakin ada yang aneh dari diriku. Mungkinkah tadi malam Zar sempat membiusku?

Sango Island 5

Sango Island 5Begitu sempurna tuhan menciptakan tubuh sang pangeran dari Sango ini. Perlahan-lahan aku coba memasukan benda mulus nan menggoda itu kedalam mulutku. Aku resapi segala kenikmatan yang mulai menjalar di ujung lidahku. Kangen sekali rasanya mencicipi pejuh kak Hoe. Seluruh batang itu telah mendiami rongga mulutku hingga menyentuh kerongkongan. Walau terasa sangat sukar memasukkan

Sango Island 6

Sango Island 6Malam hari ini suasana semakin dingin. Pijarnya lampu di gang-gang rumah tuan Hereca semakin menimbulkan efek menegangkan. Sementara diluar hujan gerimis mulai menyapa. Aku sekarang berkeliling untuk mengecek keadaan, jam pada saat itu menunjukan pukul 10:34 pm. Lantai demi lantai aku jajaki. Di sekitar pantaipun terlihat dari lantai tiga rumah ini.“siapa itu?”. Aku melihat

Sango Island 7

Sango Island 7Kamis, 26 JanuariPelan-pelan aku buka mataku…dari celah kelopak mata ini, tampak sebuah langit-langit ruangan yang putih bersih. Aku coba menolak rasa sakit yang aku derita dan terus membukakan mata. Oh… tidak… aku sekarang tengah terbaring diruang pengobatan. Tubuh ku terasa remuk dan perih. Luka-luka di tubuhku sekarang benar-benar mengaduh. Aku ingin mencari kak Hoe dan

Sango Island 8

Sango Island 8Tubuhku tampak begitu memikat sekali. Kak Hoe mulai menepuk-nepuk pantatku, mungkin supaya aku merasa lebih siap untuk menerima kontolnya sebentar lagi. Pertama-tama kak Hoe menyapukan air ludahnya yang kental ke permukaan batang perkasa itu. Dia usap rata kesetiap sisi kontolnya. Beberapa kali dia ulangi hal tersebut agar kontol kak Hoe benar-benar licin da siap menyentuh

Sango Island 9

Sango Island 9“Aku akan membunuh pria ini kalau kalian berani macam-macam terhadapku. Serhu memang sangat bodoh! Tak bisa aku andalkan”. Wanita itu semakin menekankan pisaunya keleher kak Hoe.“Tolong… lepaskan kak Hoe…”,aku mulai memelas.“Siapa anda? Apa tujuan anda mengambil arsip kerajaan?”,tanya tuan Zanu.“Tujuan ya? Hmmmpp.. Aku Nareda Nujuvu,sang Acellour (sebutan untuk pahlawan

###

Web-01: vampire_2.0.3.07
_stories_story