Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Sango Island 7

by Fandybottom


Sango Island 7

Kamis, 26 Januari Pelan-pelan aku buka mataku…dari celah kelopak mata ini, tampak sebuah langit-langit ruangan yang putih bersih. Aku coba menolak rasa sakit yang aku derita dan terus membukakan mata. Oh… tidak… aku sekarang tengah terbaring diruang pengobatan. Tubuh ku terasa remuk dan perih. Luka-luka di tubuhku sekarang benar-benar mengaduh. Aku ingin mencari kak Hoe dan Zar. Aku ingin tahu keadaan mereka. Semoga saja mereka selamat. Tak berapa lama kemudian, masuk lah seorang perawat yang menanganiku. “Siang tuan.. Gimana sudah lebih baik?”,tanyanya ramah. “Iya Re(sebutan untuk perawat). Tapi bagaimana dengan keadaan kak Hoe dan Zar?”. “apakah yang anda maksud adalah anak tuan Hereca?”. “Ya Re.. dimana mereka?”. “Mereka sedang dirawat juga tuan… anda tak usah mencemaskan mereka”. Setelah mengecek keadaan ku, Re meninggalkan ku sendiri dikamar. Besok adalah pemutusan akhir. Entah bisa atau tidak aku menghadirinya. Aku yakin semua ini akan segera berakhir kerena aku sendiri tak ingin melihat semuanya terluka. Ada banyak cara untuk menjadi lebih baik dari sekarang namun tak banyak kesempatan untuk merubah kesalahan. Selepas persengketaan ini berakhir, aku akan kembali ke Merfghu dan melanjutkan tugas ku sebagai pasukan kerajaan. Aku teringat dengan kata-kata kak Hoe yang ingin bersamaku di Merfghu. Munginkah? Baru kali ini aku yakin pada perasaanku bahwa kak Hoe benar-benar mencintaiku. Terlepas dari semua masalah ini aku sebenarnya menaruh harapan besar pada kak Hoe… Sepanjang hari yang kulakukan hanya berdiam diri dikamar dan beristirahat. Aku sesekali mencoba bangkit dari tidurku dan bersandar diranjang. Disela-sela pepohonon, sang penguasa langit siang menunjukkan salam berpisahnya di sore hari ini. Warnanya yang jingga menawarkan sebuah keindahan yang menyejukan mataku. Ohhh iya sekarang kami berada di rumah pengobatan di Hitca. Karena jarak dari Sango lebih mudah dan lebih cepat ke pulau ini. Hari ini pun berakhir di ujung senja… Keesokan harinya pemutusan perkara pun telah siap. Dari keluarga Hereca hanya tuan Hereca yang hadir. Semenjak kejadian kemarin malam,sugu-sugu akhirnya sadar bahwa persengketaan bukanlah hal yang baik. Selain itu sugu Eopha dan sugu Hereca semakin akrab saja karena mereka tahu bahwa ternyata mereka masih mempunyai tali persaudaraan. Harapan yang seakan-akan menjadi sebuah akhir yang indah. Putusan apapun yang akan terdengar nanti mereka sudah siap menerimanya dan berharap tuan Hereca masih memegang hak milik yang sah dari tanah di pulau itu. “Baiklah. Setelah mendengar semuanya.. aku putuskan bahwa pemilik sah dari tanah di pualu Sango tetap di pegang oleh Hereca”,kata Deffu.”Dengan demikian tidak adalagi persengketaan yang terjadi di antara kedua belah pihak mengenai status kepemilikan Tanah. Hal-hal lain yang menyangkut kesalah pahaman dan lain-lain sebaiknya diselesaikan secara kekeluargaan. Demikian putusan perkara”. Palu di ketukkan dan wajah-wajah kegembiraan pun menyeruap muncul. Sayang aku masih terbaring di ruang pengobatan. Sebuah pesan muncul dari masalah ini, bahwa perselisihan hanya membuat semuanya bertambah sulit dan rumit. Tak ada yang tak bisa diselesaikan apabila kita ingin menyelesaikannya. Persengketaan ini pun sebenarnya bisa dihindari apabila mereka bisa menangani masalah mereka dengan cara kekeluargaan. Dengan begitu tak akan ada orang yang terluka,tak ada orang yang merasa rugi dan tak akan ada pertaruhan nyawa. Apakah masalah benar-benar telah selesai? Aku rasa tidak. *** Sekarang aku telah kembali ke Merfghu, setelah tiga hari dirawat di rumah pengobatan. Kak Hoe dan Zar pun telah sembuh. Mereka sudah sehat kembali. Seminggu kemudian,kak Hoe benar-benar menepati janjinya untuk pidah tugas ke Merfghu. Aku harus senang atau sedih ya? Karena sebagai pasukan Moikzura, rasanya tidak bebas untuk memiliki kekasih. Pasukan ku sering ditugaskan untuk misi-misi rahasia dan beresiko tinggi oleh karena itu apabila musuh mengetahui kelemahan kami maka dengan mudah mereka akan menyerang celah itu baik melalui keluarga atau kekasih. Maka dari itu di kerajaan Merfghu terdapat badan perlindungan pasukan yang menangani masalah-masalah seperti ini. Disinilah cinta akan diuji……. Beberapa hari tinggal di Merfghu membuat kak Hoe semakin menyayangi ku. Setiap sore dia selalu menjengukku di asrama. Kadang-kadang, kalau memungkinkan, kami juga melanjutkan kearah pergumulan panas diatas ranjang. Seperti malam itu… setelah makan malam kak Hoe duduk di ruang depan sambil membaca. Iseng saja aku godai dengan mengambil bukunya. “Apa sih yang kakak Baca kok serius amat?”. “Buku sejarah sayang… aku ingin mengetahui tentang cerita raja Golhuf III. Hehe…”. “Boleh aku pinjam sebentar kak?”. “Boleh.. apa sih yang ga boleh buat sayang”. Dia mencolek hidung ku. Aku sebenarnya tertarik pada cerita Ginda Golhuf. Mengapa dia hilang secara misterius dan masih hidupkah saat itu? Aku baca bab tentang dirinya dan ada sebuah penjelasan singkat yang perlu penyidikan. Di buku itu tertulis,”Setelah menjadi ratu, Ginda akan di ramalkan menjadi penguasa besar dan mampu memperluas wilayah kerajaan hingga ke timur. Tetapi entah mengapa dia menghilang dan tidak ada yang tahu kemana perginya”. Aku tidak tahu pasti mengapa. Tetapi aku yakin Dinda tidak diculik atau dibunuh, dia hanya menghindar dari tugas beratnya. “terima kasih ya kak”. “sama-sama”. Kak Hoe mengambil buku yang aku serahkan kembali padanya. “Fand… ada apa tuh di leher kamu?”. “Mana?”. Aku berusaha mengusap-usap nya. “Masih ada.. sini kakak buangin”. Kak Hoe mendekatiku dan mengambil sesuatu yang aku juga tidak tahu apa. Namun… ketika kak Hoe mendekatiku, yang bergerak bukan tangannya melainkan bibirnya. Dia mengecup leherku dan menggigitnya mesra. Aku tahu sekarang maksud kak Hoe. Gigitan dan isapan-isapan lembutnya semakin menjalar hingga dagu ku. Aku resapi apa yang dia berikan pada tubuhku. Aku menukmati bibir kak Hoe. Dagu ku masih jadi lokasi permainan bibirnya. “kak Jangan digigit. Aku ga mau teman-temanku curiga”,tolakku ketika kak Hoe ingin menggigit daguku. Hangat sekali rasanya. Bibir kak Hoe naik ke atas dan menyentuh bibirku. Cup!! Kamipun beradu bibir dan lidah. Lihai sekali lidah kak Hoe menari-nari di dalam mulutku. Aku pun tak mau kalah dalam pertarungan ciuman. Dengan cekatatan aku mainkan lidahku seakan memberikan perlawanan untuk lidah kak Hoe. Benar-benar semakin liar. Bibirku yang tipis dan manis memang terlihat menggoda bagi kak Hoe. Tak henti-hentinya kakak ku ini menarik-narik bibirku dengan bibirnya. Takkan ada rasa apapun yang paling nikmat selain bibir kak Hoe. Kelembutannya, kepandaiannya dan keperkasaannya sangat menakjubkan. Terus dengan ciuman panas dan memburunya ini,kak Hoe seolah-olah sungguh merindukan saat-saat seperti sekarang. Aku sedikit demi sedikit mulai membaringkan badan ke kursi sementara kak Hoe berada diatasku. Setelah posisiku sudah sempurna, kak Hoe seakan-akan menggesekan kontol ngacengnya yang masih rapi terbalut celana ke selangkangan ku. Mulai dari gerakan menekan-nekan kontol perkasanya keselangkanganku, kak Hoe mencoba mengeraskan batangnya agar semakin kokoh. Ahhh terasa sekali diameternya yang aduhai membuat aku bergidik dan tak sabar ingin mencicipinya. “Kak… aku keluarin ya?”,aku meminta izin untuk membuka retsleting celananya. “Oke.. sayang”. Kembali ia mencium bibirku. Tanpa buang waktu lagi aku langsung mengarahkan jari-jariku untuk mengambil benda surga yang tercipta untuk ku. Aku keluarkan benda yang telah ereksi sempurna itu dari dalam kopernya. Benar-banar memukau mataku. Urat-uratnya yang bermunculan dan ditambah warnanya yang kuning langsat sangat indah untuk dipandang. Benda yang telah disunat ketat dan memiliki panjang yang memang tak perlu diragukan ini, terus menantang tanganku agar mengocoknya pelan-pelan. Aku mulai membelai batang itu dengan lembut. Sentuhan ujung jariku mencoba mendramatisir gejolak yang ada di ujung kepalanya yang agak memerah. Lembut dan hangat sekali pisang tanduk milik kak Hoe ini. Saking hot nya, aku tak ingin melepaskan kontol itu begitu saja dari genggaman tanganku. Aku putar-putar kepalanya telapak tanganku dan sesekali aku usap kepalanya seperti mengusap kepala bayi. Tak puas disitu saja, aku juga mengerayangi biji kak Hoe yang besar bag bola pimpong. Aku tarik-tarik seperti gerakan memerah susu sapi. Ohhh… setelah puas memainkan biji kak Hoe, aku lanjutkan dengan mengocok batang nan panjang itu selembut mungkin. Pelan-pelan tapi dengan agak sedikit menekan aku kocok kontol kak Hoe. Hangat sekali… “Hoooohhh Fanddddd arghhhh.. aku mau langsung nih. Kita kekamar saja yukhh.. ohhh”. “Ayuh…”. Tanpa basa-basi lagi kak Hoe langsung menggendong tubuhku dan membawanya keatas tempat tidur. Disana dia langsung melucuti semua kain yang melekat ditubuh berototnya. Aku pun berlaku sama supaya nanti tidak susah apabila ingin hal yang lebih khusus. Hehehe… kak Hoe mengangkangi wajahku. Ini berarti dia ingin aku memanjakan kontolnya terlebih dahulu. Aku ambil benda itu dan aku genggam erat. Aku kocok-kocok pelan… aku kocok lagi dan lagi… kontol kak Hoe yang lurus mengacung keatas memang pas untuk dikocok dan dipegang. Dengan jempolku, aku putar-putar dilubang kencing kak Hoe. Aku dekatkan mulutku dan aku gelitiki dengan ujung lidah percis di lubang saluran kencingnya. Hmmmppp rasanya ada sesuatu yang enak sekali menyentuh ujung lidahku. Pasti precum kak Hoe. Aku terus permainkan alur dengan menjilati lubang ini. Cup! Aku emut kepalanya yang indah, seperti mengemut sebuah lolipop. Aku putar-putar emutanku dan aku sedot kencang sekali. “Arghhhhhh ohhh Fand.. Mulut mhu.. ahhh ohhh shhttt ahhhh”,kak Hoe mulai meracau tak karuan. Aku gigit lembut lubang kencingnya sambil tanganku terus mengocok batang kontol kak Hoe. Seperti memutar kran air, aku gerakan tangan ku di batas sunatan kak Hoe. Sekarang aku kerok bagian bawah kontol kak Hoe yang keras sambil ujung-ujung jariku aku usapkan di kepala kontolnya. Aku jilati bagian bawah pisang kak Hoe. Lidahku sudah berperingkat master kalau urusan seperti ini. Turun.. turun… dan sampailah mulutku pada biji kak Hoe. Aku kulum satu persatu secara bergantian. Berhenti sejenak untuk mengumpulkan nafas yang masih bertebaran di udara. Sudah cukup rasanya. Aku mulai memasukan benda besar, panjang dan perkasa itu kedalam mulutku. Aku paksa untuk menekan hingga ke dalam kerongkongan ku. Aku rasakan kehangatannya untuk beberapa saat, lalu aku keluarkan secara perlahan. Aku masukan lagi dan sekarang dengan tambahan sensasi gerakan lidahku yang mengenai bagian bawah kontol kak Hoe. Kak Hoe terpejam dengan kepala yang menengadah keatas. Aku lepaskan lagi sambil aku bersihkan tetesan air ludah yang terbawa di batang kontol kak Hoe. Tampak mengkilap batang kak Hoe yang basah akibat ludahku. Menit-menit berikutnya mulutku sudah tak bisa berkata-kata lagi karena aku semakin gila mengulum batang milik kak Hoe. Keluar masuk kontol kak Hoe aku kulum,isap,emut,kocok.. ohhh perasaan ku saat itu bahagia sekali. Tak ada benda apapun yang pernah masuk kemulutku seperfect milik kak Hoe. Kak Hoe agak pasif hari ini. Aku membiarkannya begitu karena sekali-kali aku yang harus aktif. Tak ada rasa penat dimulutku. Terus dan terus melayani kontol kak Hoe. Butiran peluh telah menjagung, membasahi sekujur tubuh kami berdua. Sementara dibawah, aku masih mengulum kontol kak Hoe dengan rakusnya. Kontol sebesar itu tak membuatku kesulitan untuk mengasah trik-trik mulutku. Maju mundur kepalaku mencoba melayani pisang tanduk milik kak Hoe. “Argghhhh.. ohhhh Fffffaaannndddd ahhhh… oh oh oh ahhhh ohhhohhhh di mana khamu belajharrrr awhhh nkhmathhh say-hanggg,,, ahhhhh”,racau kak Hoe. Aku kocok pelan. Kepala kontol kak Hoe aku putar-putar dilidahku. Saat ini aku mencoba memanjakan benda itu lebih dari biasanya. Aku sedot kepalanya kuat-kuat. “OHHHHHHHHH…”. Jari-jariku sudah terlalu mahir untuk memijit kontol kak Hoe yang sangat menawan itu. Kepala kontolnya terlihat agak memerah akibat sedotan ku. Kembali aku gelitiki lubang kencingnya dan tes! Sebuah precum kembali menjamah lidahku. Aku gigit dengan mulut bagian samping kontol kak Hoe agar ada sensasi sela yang mungkin akan menambah rileks tubuh kak Hoe yang mulai memanas. Nafasku sudah terengah-engah. Tapi malam ini aku yang harus aktif. Aku sekali lagi mengulum kontol kak Hoe sampai kepangkalnya. Keluar-masuk-keluar-masuk… gerakan yang sangat erotik bagiku. Sekejap kemudian mulutku telah mengulum biji kak Hoe dan tanganku mengurut-urut kontolnya. Aku memijat batang kak Hoe seperti orang yang memegang rokok. Otot-otot lenganku harus ekstra fit malam ini mengingat benda yang ada digenggamanku saat ini bukanlah benda biasa, tapi luar biasa. “kak istirahat dulu ya?”. Kak Hoe paham diapun memposisikan tubuhnya berbaring disamping ku. Agar tidak terlalu capek kak Hoe mengarahkan ku untuk melumat pentilnya. Aku pun memulai sesi ini dengan memilin kedua puting yang coklat menyembul itu menggunakan tanganku. Aku plintir manja dan hap! Salah satu puting masuk kedalam mulutku. Tetekan di mulai… kenyal sekali… asin-asin gimana gitu. Rasa asin diakibatkan oleh keringat yang membasahi dada kak Hoe.namun rasa itu tak membuat aku merasa aneh, malah rasa itu lah yang membuat aku semakin bergairah. Pesona tubuh telanjang kak Hoe memang patut aku acungkan dua jempol tanganku. Kak Hoe mengangkat lengannya dan menyilangkannya di bawah kepala. Ohhh tuhan pemandangan yang teramat sangat memikat nafsu siapa saja. Aku semakin gila mengenyot pentil kak Hoe Sementara tanganku yang satunya terus meremas-remas dada bidangnya. Sesekali aku raba perutnya yang six packs dan aku masukan ujung jariku di pusernya. Ketiak kak Hoe pun tak luput dari jamahan mulutku. Aromanya yang wangi sangat maskulin. Aku benar-benar merasa seperti terbang ke atas langit ketujuh. “Arggghhhh… pintar shekalihhh ohhhh”. Aku sekarang sudah siap kemballi menggerayangi kontol kak Hoe. Aku turun keselangkangan nya. Aku kuak kedua paha berotot kak Hoe dan mengacunglah benda kesukaan ku. Ada satu cara lagi yang harus aku coba untuk memberikan kepuasan pada kekasih ku ini. Aku raih benda keras itu lalu aku taruh dilidahku. Sekarang kedua tangan ku telah siap pada posisinya masing-masing. Saatnya…. Aku giling baatang kontol kak Hoe layaknya menggiling sebatang rokok. Sementara batang nya aku kerjai, kepalanya dengan santai menyentuh lidahku dengan tetesan precum segarnya. Giling dan terus giling…. Benar-benar hot batang ini. “ARGGHHHHHH OHHHHH OHHHH “. Tak henti-hentinya mulut kak Hoe mengucapkan kata-kata ekspresi kenikmatannya. Aku tersenyum melihatnya berlaku demikian. Terkadang kepala kontol kak Hoe juga aku emut dan aku isap agar tidak terkesan monoton tatkala tanganku sedang kerepotan menggiling batang kak Hoe yang besar sekali. Aku tekankan tanganku sekencang-kencangnya kedasar batang milik kak Hoe. Tampak kepalanya yang memerah dengan lubang kencing basah yang menganga sangat menakjubkan. Tunggu apa lagi, kan lubang kencingnya sudah terbuka. Langsung saja aku gelitiki lubang itu sejadi-jadinya. Rasa precum kak Hoe membuat kau gila… kepala kontol kak Hoe benar-benar merah menggoda. Aku gerakan lidah manis ku mengelilingi tepi kepala kontol kak Hoe. Terkadang aku katup dengan bibirku agar ada variasi gerakan. Mataku terpejam mencoba meresapi semuanya. Aroma, rasa, kehangatan, kekerasan, keperkasaan, kekenyalan dan kelembutan pusaka sang pangeran hatiku ini. “Fand… lubang kamu… lubang sayanghhhh… ohhh”. “sabar…”. Aku tahu kak Hoe mulai tak sabar ingin segera menyapa lubang ku yang katanya masih tetap seret walau sering di masuki benda milik kak Hoe. Tapi itu kan kata kak Hoe. Aku rasa lubangku sudah tidak sesempit dulu. Karena hampir setiap malam aku di masuki benda raksasa surga itu. Hohohoho Sekarang kontol kak Hoe aku sisipkan di sela gigi gerahamku seperti sebuah permen. Tekstur gigi yang memiliki permukaan licin dan agak keras bagi sebagian orang tak enak apabila mengenai kontol. Tetapi dengan perlakuan yang tepat dan timing yang pas akan menimbulkan sensasi baru yang luar biasa. Cukup sulit memang melakukan gerakan seperti ini pada kontol sebesar milik kak Hoe. Berjuang! Aku terus berusaha membuat kak Hoe gelojotan terserang syndrom nikmat yang langka. Rasanya mimpiku pun tak seindah ini. Bercinta dan menikmati pejuh kak Hoe adalah kenyataan terindah dalam hidupku.. Rasanya seperti mendapatkan sebuah kunci surga yang sangat sulit aku dapatkan. Kalau bagi aku, tubuh kak Hoe hampir tak ada cela sedikit pun. Sangat sempurna dan lebih dari yang aku harapkan. Andai ada sebuah pilihan kak Hoe atau bumi? Aku akan memilih kak Hoe saja… oh tuhan apakah ini surga yang kau janjikan.. begitu indah dan sempurnanya orang ini. Tak henti-hentinya mulutku menjejal kontol kak Hoe. Kiri kanan menyentuh dinding pipi bagian dalam dan gusiku. “Kak Capek…”. “Capek ya sayanggg kuuuu… kacian… ohhhhh…hohhhhh… sini kakak entotin kamu. Sekarang kamu diam aja ya…”. Terpaksa aku menuruti permintaan kak Hoe, karena aku benar-benar kecapean. Aku membaringkan tubuhku dengan posisi miring kekanan. Semantara kaki kiriku aku tekuk sedikit agak naik agar memudahkan kak Hoe untuk memposisikan kontolnya nanti.

###

9 Gay Erotic Stories from Fandybottom

Sango Island

Sango IslandCerita fiktif ini adalah sebuah Imajinasi yang berdasarkan cerita nyata ku, hanya saja ada hal-hal khusus sebagai petunjuk yang memang benar-benar ada termasuk beberapa seorang yang menjadi tokoh utama cerita ini.Senin,12 DesemberAwan putih begitu cantik menaungi tepian langit gugusan kepulauan Merfghu. Terdapat sekitar 22 pulau kecil yang sangat menakjubkan. Sentuhan agung

Sango Island 2

Sango Islaand 2Aku mencoba meresapi tekstur keras senjata milik kak Hoe. Ohhh… Pisang surga itu mulai menjadi-jadi di bawah pantat ku. Semakin liar dan memburu. Walau batang itu masih tersembunyi dibalik celana Kak hoe,tetapi sodokannya begitu terasa di daerah sensitif ku.. aku sangat terangsang dan menikmati perlakuan kak Hoe pada ku. Sekujur tubuh ini rasanya sudah pasrah jika kak Hoe

Sango Island 3

Sango Island 3Dan tak lama kemudian.. nafas kak Hoe semakin memburu dan…Crrroooottt…crrrooootttt…crooottttt! Menyemburlah pejuh sang pangeran tampanku kedalam anusku.“Kak.. aku mau pejuh mu.. please…ohhh”.“Okkkkhhh”.Kak Hoe Menggenggam erat kontolnya dan mencabut benda itu dari dalam lubangku.. dia mengangkangi wajahku dan mengarahkan kontolnya kedepan mulutku. Aku membukakan mulut

Sango Island 4

Sango Island 4Dengan suasana hati yang kacau aku kembali ke Ruang arsip pagi-pagi sekali. Aku harus senang atau sedih? Kalau aku senang berarti aku telah mengkhianati kak Hoe. Kalau aku sedih berarti aku telah menyia-nyiakan kesempatan itu. Antara berkhianat atau cinta… terus terang kepala ku terasa berat, aku yakin ada yang aneh dari diriku. Mungkinkah tadi malam Zar sempat membiusku?

Sango Island 5

Sango Island 5Begitu sempurna tuhan menciptakan tubuh sang pangeran dari Sango ini. Perlahan-lahan aku coba memasukan benda mulus nan menggoda itu kedalam mulutku. Aku resapi segala kenikmatan yang mulai menjalar di ujung lidahku. Kangen sekali rasanya mencicipi pejuh kak Hoe. Seluruh batang itu telah mendiami rongga mulutku hingga menyentuh kerongkongan. Walau terasa sangat sukar memasukkan

Sango Island 6

Sango Island 6Malam hari ini suasana semakin dingin. Pijarnya lampu di gang-gang rumah tuan Hereca semakin menimbulkan efek menegangkan. Sementara diluar hujan gerimis mulai menyapa. Aku sekarang berkeliling untuk mengecek keadaan, jam pada saat itu menunjukan pukul 10:34 pm. Lantai demi lantai aku jajaki. Di sekitar pantaipun terlihat dari lantai tiga rumah ini.“siapa itu?”. Aku melihat

Sango Island 7

Sango Island 7Kamis, 26 JanuariPelan-pelan aku buka mataku…dari celah kelopak mata ini, tampak sebuah langit-langit ruangan yang putih bersih. Aku coba menolak rasa sakit yang aku derita dan terus membukakan mata. Oh… tidak… aku sekarang tengah terbaring diruang pengobatan. Tubuh ku terasa remuk dan perih. Luka-luka di tubuhku sekarang benar-benar mengaduh. Aku ingin mencari kak Hoe dan

Sango Island 8

Sango Island 8Tubuhku tampak begitu memikat sekali. Kak Hoe mulai menepuk-nepuk pantatku, mungkin supaya aku merasa lebih siap untuk menerima kontolnya sebentar lagi. Pertama-tama kak Hoe menyapukan air ludahnya yang kental ke permukaan batang perkasa itu. Dia usap rata kesetiap sisi kontolnya. Beberapa kali dia ulangi hal tersebut agar kontol kak Hoe benar-benar licin da siap menyentuh

Sango Island 9

Sango Island 9“Aku akan membunuh pria ini kalau kalian berani macam-macam terhadapku. Serhu memang sangat bodoh! Tak bisa aku andalkan”. Wanita itu semakin menekankan pisaunya keleher kak Hoe.“Tolong… lepaskan kak Hoe…”,aku mulai memelas.“Siapa anda? Apa tujuan anda mengambil arsip kerajaan?”,tanya tuan Zanu.“Tujuan ya? Hmmmpp.. Aku Nareda Nujuvu,sang Acellour (sebutan untuk pahlawan

###

Web-01: vampire_2.0.3.07
_stories_story